Bab 16 - Bertambah Kuat

"Kenapa dia kuat sekali? Bukankah kau mengatakan bahwa Dungeon ini hanya sejenis Dungeon uji coba saja karena aku baru naik level?"

["Dia memang kuat. Tapi kau tidak akan terlalu sulit mengalahkannya andai kau tadi lebih tenang."]

Baaakkkk!!!

Bos monster terus menyerang Alvin yang tetap berdiri kokoh menangkis semua serangan monster dengan kedua tangannya yang dilindungi perisai sihir transparan.

["Kau harusnya sudah menghancurkan tubuhnya saat kau melakukan serangan tadi."]

"Lalu, kenapa aku tidak bisa menghancurkannya?"

["Kau masih dalam mode Tank."]

"... Ah, aku lupa."

["Kau panik."]

"..."

.........

Melihat lawannya tampak tidak terpengaruh oleh serangan-serangannya, bos Dungeon itu akhirnya menggunakan serangan yang jauh lebih kuat.

Kedua tangan lenturnya membesar, otot-ototnya juga ikut mengembang. Lalu, dengan kekuatan penuh, monster itu kembali menyerang Alvin.

Danngg!

Mendapatkan serangan sekuat itu, Alvin yang sudah bertahan dengan maksimal, akhirnya terseret mundur sampai beberapa meter.

'Gila! Apa itu serangan pamungkasnya?'

["Pedang mu sudah selesai. Ambil di jendela inventory."]

"Bagus! Terima kasih."

Sambil berusaha menjaga jarak dari serangan monster, Alvin membuka jendela inventory dan mengambil sebuah pedang dari sana.

"W-wow... Pedang ini sangat keren!"

["Nanti saja mengaguminya! Ganti job mu dan aktifkan skill mu."]

"Aktifkan Melee Mastery."

Sementara notifikasi itu mengoceh di dalam kepalanya, Alvin melompat dan berguling untuk menghindari serangan monster yang terus memburunya, seperti tidak ingin memberikan Alvin kesempatan untuk mengatur strategi menyerang lagi seperti sebelumnya.

Setelah jarak mereka cukup dekat, Alvin akhirnya menebaskan pedang bermata duanya sebanyak 2 kali pada tubuh monster, lalu menusukkan pedang itu tepat ke leher monster tersebut.

Slash... Slash... Stab!!!

Hanya dengan 3 kali serangan cepat, monster yang sejak tadi membuatnya khawatir itu akhirnya binasa.

Melihat tubuh monster yang tiba-tiba retak di sana-sini setelah ia berhasil menancapkan pedang di lehernya, kedua mata Alvin melebar.

"Efeknya luar biasa," gumam Alvin mengagumi pedang yang digunakannya.

Ia ingat pedang milik goblin yang di pakainya di awal Dungeon. Pedang itu memiliki status cukup bagus, namun langsung hancur saat digunakan untuk menyerang golem di area ketiga tadi.

"Yosh! Dua level sekaligus!" Alvin berseru senang sambil meninju tangannya yang tidak memegang pedang ke udara.

["Sudah ku katakan, kau hanya perlu lebih tenang saja. Kau sebenarnya bisa membunuhnya bahkan tanpa pedang itu andai tadi mengganti job mu dengan cepat."]

Alvin mengabaikan apa yang Sistem katakan. Ia lebih memerhatikan pedang pendek berwarna putih gading di tangannya. "Pedang ini keren," gumam Alvin, memuji lagi pedang bermata dua yang terbuat dari tulang serigala tersebut.

"Cek status pedang."

...◇◇◇...

...Item Name : Wolf Sword...

...Level : E...

...Attack Power : +50.000...

...Defence Power : +3.000...

...°°°...

...Rarity : None...

...Critical Damage : +25.000...

...◇◇◇...

Melihat status pedang tersebut, Alvin bahkan lebih kagum lagi.

"Ini benar-benar pedang yang hebat!" Puji Alvin, saat mengingat pedang dengan status seperti itu biasanya di jual cukup mahal di hunter store. "Tapi, kenapa level pedangnya E? Bukankah biasanya pedang dengan status seperti ini di luaran sana sudah berperingkat D atau C?"

Sistem tertawa mendengarnya.

["Itu pedang jelek."]

"Apa?!"

["Pedang ini bahkan sangat jelek. Tunggulah saat kau berburu di Dungeon peringkat tinggi. Aku akan membuatkan mu senjata yang sangat bagus."]

"Y-ya..."

Tapi, walaupun Sistem mengatakan pedang itu jelek, Alvin tetap bangga pada pedang pertamanya tersebut.

.........

"Tapi...," Alvin kemudian mengingat bagaimana banyaknya notifikasi Sistem di dalam kepala yang tadi hampir mengganggu konsentrasinya, "Apakah notifikasi seperti itu akan terus berbunyi saat aku menggunakan skill?"

["Ya. Notifikasi itu sangat penting agar kau tahu jangka waktu penggunaan skill dan tahu sebanyak apa penggunaan energi Mana untuk mengaktifkannya, juga kapan kau bisa mengaktifkan ulang skill tersebut."]

"Ku rasa notifikasi seperti itu akan mengganggu jika muncul di kepala saat aku sibuk bertarung."

["Kau benar. Tapi, jika kau sudah memiliki nilai status tinggi pada sense dan intelegence, juga meningkatkan pelatihan penguasaan energi Mana dan menaikkan skill pasif dan aktif semua job mu, suatu saat nanti kau bisa mengaktifkan skill secara otomatis saat kau membutuhkannya. Insting mu akan langsung mengaktifkannya."]

Alvin mengangguk pelan, memikirkan dan memahami apa yang Sistem katakan padanya.

'Aku harus cepat naik level.'

Ia tiba-tiba mengingat Brondy Lewis lagi. Menyingkirkan gangguan itu dari hidupnya adalah tujuan awalnya sebelum memikirkan langkah apa yang harus dilakukannya dengan memiliki Sistem Pemburu dalam dirinya.

Saat Alvin masih memikirkan hal itu, ia melihat tubuh bos Dungeon yang sudah retak-retak dan tergeletak di rerumputan, terbelah dengan sendirinya.

Dari dalam tubuh monster itu kemudian mencuat sebuah batu seukuran kepalan tangan orang dewasa yang berwarna hijau lumut.

"Apa itu?" tanya Alvin pada Sistem, sembari berjongkok untuk memerhatikan benda yang baru saja keluar dari tubuh monster tersebut.

["Item yang kau dapatkan setelah membunuh bos Dungeon."]

"Apakah monster dari masa depan biasanya mengeluarkan item saat mereka mati?"

["Ya. Ambil saja dan lempar ke inventory."]

"Kau akan mengolahnya?" tanya Alvin lagi, sembari mengambil benda yang mirip sebuah batu itu.

Saat ia baru menyentuh item tersebut, jendela status dari item itu muncul di hadapannya.

...°•°•°•°•°•°•°...

...Item Name : Goblin Heart...

...Rarity Level : E...

...Unlocked Condition : Lv. 46...

...•°•°•°•°•°•°•...

["Kau baru bisa melihat status dan kegunaan item ini saat sudah berada di level 46 nanti. Simpan saja dulu."]

"Ya."

......................

Alvin masih dalam perjalanan pulang ke rumahnya saat ia mendapat pesan singkat dari nomor kakaknya.

Melihat isi pesan yang aneh itu, Alvin mengerutkan keningnya. Di dalam pesan, Vina memintanya untuk pergi ke sebuah taman, namun ia meminta Alvin untuk meneleponnya terlebih dahulu agar Vina memberitahukan lokasi pastinya.

"Untuk apa dia mengajak ku bertemu di luar rumah?"

Saat Alvin masih bingung memikirkan hal yang tidak biasa itu, sebuah nomor tak di kenal menghubunginya.

《"Alvin. Akhirnya nomor mu aktif juga. Aku sudah menghubungi mu sejak tadi. Dari mana saja kau?"》

Suara wanita yang sudah sangat ia kenal terdengar di sisi lain panggilan.

"Untuk apa kau menghubungi ku?"

《"Tsk, kenapa kau kasar sekali? Baiklah dengarkan saja apa yang ku katakan. Aku sekarang sedang terburu-buru. Pesan dari nomor kakak mu itu aku yang mengirimkannya. Dia sedang berada di tangan Brondy dan teman-temannya."》

"Apa?! Di mana mereka?!"

《"Hei, jangan meninggikan suara mu pada ku, ok? Aku hanya ingin menolong mu! Aku..."》

"Tidak usah berbasa-basi! Cepat beritahukan pada ku lokasinya."

《"Aku hanya ingin membantu mu! Kalau kau berbicara kasar seperti ini, kau pikir aku akan memberitahunya?"》

Alvin menjauhkan ponsel itu dari telinganya, lalu mengecek lokasi keberadaan ponsel kakaknya.

《"Alvin?"》

Tuuuuttt...

Alvin langsung memutuskan sambungan telepon saat sudah menemukan lokasi yang tadi dicarinya.

"Brengsek! Kenapa harus sampai menyandera kakak ku?"

Saat Alvin masih dalam perjalanan menuju lokasi keberadaan ponsel Vina, Shiva masih terus berusaha menghubunginya kembali.

......................

Sihva terkejut saat melihat Alvin sudah berada di hadapannya, padahal ia belum memberitahukan lokasinya sama sekali yang kini sedang berada di taman komplek apartemennya.

“Alvin?”

“Di mana mereka?!” Bentak Alvin yang sangat mengkhawatirkan kakaknya.

“Alvin, duduk dulu kita bicara…”

“Aku tidak memiliki waktu! Aku tidak tahu apa yang akan bajingan itu lakukan pada kakak ku.”

“Aku ingin membantu mu!”

“Kalau begitu cepat katakan di mana mereka!"

Karena Shiva tak kunjung menjawab pertanyaannya, Alvin akhirnya menyambar leher gadis itu. Mencekiknya erat, lalu mengangkat tubuhnya.

“Katakan sekarang atau akan ku remukkan leher mu,” ancam Alvin.

Shiva merasakan energi sihir yang sangat kuat mengekang lehernya. Ia bahkan sudah berusaha melepaskan cengkeraman itu dengan kedua tangannya sekuat tenaga, namun ia bahkan tidak bisa melepaskan satu jari Alvin sekalipun.

[“Dia akan mati sebelum bisa menjawab pertanyaan mu.”]

Mendengar ucapan Sistem, Alvin akhirnya mengurangi sedikit energi sihirnya.

Pada saat itulah Shiva yang sudah ketakutan, menjawabnya.

“D-dia ada di bangunan tua di dekat rumah kita…”

Alvin tahu tempat yang Shiva maksud. Mereka sering menggunakan tempat itu untuk berlatih bersama saat sedang malas pergi jauh ke tempat pelatihan di Akademi.

Alvin melepaskan cengkeramannya pada leher Shiva lalu mengambil ponsel kakaknya yang Shiva letakkan di bangku taman, kemudian pergi dengan terburu-buru menuju tempat keberadaan Vina.

Shiva menatap kepergian Alvin dengan tatapan ngeri sembari memegangi kulit lehernya yang terkelupas oleh cengkraman tangan Alvin.

“Bagaimana dia bisa sekuat itu?”

......................

Alvin langsung menendang pintu bangunan dengan sangat keras begitu ia tiba di sana.

Brondy dan 6 anak buahnya yang sedang bersendau gurau sambil menunggu kedatangan Alvin, tentu saja terkejut saat melihat pintu tua bangunan itu tiba-tiba hancur, terutama saat melihat Alvin langsung berlari menuju Vina yang terikat dalam keadaan pingsan di tiang bangunan.

“Hadang dia!” Teriak Brondy pada para anak buahnya.

Alvin menatap Hunter-hunter yang sudah ia kenal itu.

Mereka adalah Hunter-hunter terbaik yang biasa mengawal dan menjaga Brondy saat pria itu sedang melakukan raid di Dungeon yang peringkatnya agak tinggi.

Brondy selalu membawa mereka untuk melindunginya sehingga ia akan tetap aman.

Mereka juga sangat terkenal karena sudah terlalu sering masuk di berbagai berita lokal.

"Subquest? Aktifkan subquest."

[“Ini kesempatan bagus. Gunakan mereka juga untuk menambah jam berlatih di quest bulanan mu,”] suara Sistem tiba-tiba terdengar.

"Aktifkan quest bulanan."

Alvin angsung menyerang 4 pria yang berdiri menghadangnya.

Keempat hunter itu awalnya tertawa saat melihat Alvin memasang kuda-kuda bertarung dengan gaya kick boxing. Namun, saat mereka sudah mulai bertarung, hunter yang rata-rata berperingkat D itu terkejut saat tahu kekuatan fisik dan kecepatan Alvin berada di atas mereka.

Buakkk… Buakkk… Buakkk…

Alvin langsung berhasil mendaratkan tinjunya pada seorang hunter yang ia lihat paling lengah.

Serangan kejutan itu berhasil membuat hunter tersebut terkapar pingsan sesaat setelah ia mendapatkan serangan tadi.

Ia kemudian bergerak menuju hunter kedua. Menyerang dengan tendangan rendah dan terus menyasar ke kedua kakinya.

Mendapatkan serangan bertubu-tubi seperti itu, tentu saja membuat hunter itu kelabakan dan akhirnya kedua kakinya tersandung dan ia pun akhirnya terjatuh.

Melihat kesempatan itu, Alvin langsung menerjangnya dan menendang kepalanya dengan sangat keras.

Bletakkkk!!! Krakkk!

Di tendang sekeras itu pada batok kepalanya, tentu saja membuat hunter itu langsung pingsan seketika.

Berbeda dengan Alvin yang sudah siap bertarung sejak awal, hunter itu sama sekali tidak siap bertarung hingga ia tidak sempat memperkuat pertahanannya dengan sihir.

"Hati-hati, energi sihirnya tidak seperti seorang Healer!" seseorang yang berdiri di depan Brondy mengingatkan.

Mereka tahu seberapa lemahnya Alvin. Jadi, sejak awal mereka sudah meremehkannya dengan tidak menggunakan energi sihir untuk bertarung, karena mereka pikir akan dapat meringkus hunter tipe Healer itu dengan sangat mudah.

Namun, karena terlalu menganggap remeh lawan, mereka akhirnya menderita kerugian.

......................

Baru saja dua hunter itu ingin menyerang, Alvin yang sejak awal memang sudah berniat menghabisi mereka semua, sudah lebih dulu mengambil langkah menyerang.

Ia sudah merasakan di keroyok puluhan slime tidak normal dan golem tidak normal. Jadi, saat ia menghadapi para pengeroyok yang lebih lemah dibandingkan monster-monster tersebut, Alvin bisa bertarung dengan sangat tenang, walaupun emosinya saat ini sedang tidak stabil.

Bukkk… Krakkk…!

Satu hunter lagi terjatuh dan muntah darah saat Alvin berhasil menyarangkan tinjunya di ulu hati pria itu dan meremukkan tulangnya.

Melihat kawannya terkena serangan dengan sangat mudah, hunter yang hendak maju menyerang menjadi ragu dan menatap Alvin dengan takut.

Melihat kesempatan dari keraguan lawan, Alvin langsung menyerang hunter itu dan memecahkan dagunya saat ia meninjunya dengan sangat keras.

Krakkkkk!!!

Semua pergerakan yang Alvin lakukan sangat cepat.

Setelah merobohkan 4 hunter yang ingin mengeroyoknya, Alvin langsung maju menghampiri dua hunter yang berdiri di depan Brondy.

Alvin mengenal mereka sebagai dua hunter peringkat C yang sangat terkenal di Kota S. Mereka adalah hunter-hunter dari Asosiasi, para bawahan saudari Brondy.

Alvin melihat seringai lebar di bibir kedua hunter tersebut saat ia mendekatinya.

Mereka juga memasang kuda-kuda bertinju saat Alvin sudah maju menyerang, yang hanya untuk mengoloknya saja.

Mereka berpikir, walaupun Alvin tadi bisa merobohkan 4 hunter peringkat D, tapi untuk merobohkan hunter peringkat C adalah hal yang sangat mustahil bagi seorang peringkat F.

Namun, mereka sangat terkejut saat Alvin menyerang bukan hanya dengan tinjunya saja.

Ia memiliki sebuah pisau kecil di tangannya yang baru saja Sistem tempa dan berikan padanya.

Srattt…

Serangan itu langsung menyasar dan melukai leher hunter pertama.

Melihat leher kawannya terluka dan darah bercucuran dari sana, hunter kedua yang masih mengumpulkan energi Mana di tangannya terkejut.

Stab…!

Ia terlambat untuk bereaksi. Alvin sudah menusuk dadanya dengan pisau kecil di tangannya.

Sebenarnya, selain ia sudah bertambah kuat, Alvin juga beruntung karena sudah mengenal mereka dan tau job yang mereka miliki. Karena itulah dia memilih untuk menyerang hunter bertipe Warrior terlebih dahulu sebelum menyerang Mage.

......................

Kini hanya tersisa Alvin dan Brondy yang saling berhadapan.

Melihat Alvin yang tiba-tiba saja kuat, Brondy mulai ketakutan

Alvin menatapnya dan tersenyum sinis. Ia sudah sangat mengenal sifat Brondy yang pengecut. Brondy akan menindas orang yang lebih lemah darinya dan akan ketakutan jika berhadapan dengan orang yang lebih kuat darinya.

.........

Brondy mencabut pedangnya. Namun, Alvin yang bertindak lebih cepat sudah menerjangnya dan membanting Brondy ke lantai.

Alvin kemudian menekan leher Brondy dengan kuat, lalu memukuli wajahnya dengan sangat brutal.

Buakk… Buakkk… Buakk… Buakkk…!!!

Alvin terus meninju wajahnya dengan sangat keras hingga Brondy akhirnya tak sadarkan diri dengan wajah yang di penuhi darah akibat luka menganga dan lebam yang di deritanya.

Setelah ia berhasil merobohkan semua lawan, Alvin akhirnya pergi untuk membebaskan Vina. Ia sangat bersyukur karena Vina tampaknya baik-baik saja. Ia hanya pingsan karena obat tidur.

...****************...

Terpopuler

Comments

Harwi

Harwi

hahahaha ! ini yg komen lebih psikopat dari jagoan kita nih kayaknya

2023-10-06

8

Aster

Aster

mending lu diem deh drpd w pukul nih

2023-08-25

7

Aster

Aster

membantu? membantu menculik maksudnya? kyknya ada yg salah sama otaknya

2023-08-25

5

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 - Alvin Rufino
2 Bab 2 - Di Dalam Dungeon
3 Bab 3 - Sekarat Dan Ditinggalkan
4 Bab 4 - Hunter System
5 Bab 5 - Quest Harian
6 Bab 6 - Quest Harian (2)
7 Bab 7 - Kau Ingin Mencelakai Ku?
8 Bab 8 - Perkelahian Di Gerbang Akademi
9 Bab 9 - Quest Mingguan
10 Bab 10 - Kembali Ke Dungeon
11 Bab 11 - Gerombolan Serigala
12 Bab 12 - Menaklukkan Dungeon
13 Bab 13 - Menaklukkan Dungeon (2)
14 Bab 14 - Penculikan Vina
15 Bab 15 - Quest Utama
16 Bab 16 - Bertambah Kuat
17 Bab 17 - Panggilan Dari Asosiasi
18 Bab 18 - Memasuki Jebakan Dengan Senang Hati
19 Bab 19 - Bertarung Di Dungeon Peringkat B
20 Bab 20 - Selamat Tinggal
21 Bab 21 - Penyintas Dungeon
22 Bab 22 - Pembalasan
23 Bab 23 - Pemboikotan Pada Alvin
24 Bab 24 - Memulai Sebuah Bisnis
25 Bab 25 - Memulai Sebuah Bisnis (2)
26 Bab 26 - Bergabung Dengan Tim Penjarah Kristal Sihir
27 Bab 27 - Berburu Di Dungeon Peringkat C
28 Bab 28 - Rekan Bisnis Kedua
29 Bab 29 - Insect Conqueror
30 Bab 30 - Tutorial Boss
31 Bab 31 - Peringkat E Yang Tangguh
32 Bab 32 - Aku Menyerah!
33 Bab 33 - Pusat Pengolahan
34 Bab 34 - Peta Lagi?!
35 Bab 35 - Hasil Penjualan
36 Bab 36 - Bertemu Hunter Peringkat A
37 Bab 37 - Mendirikan Perusahaan
38 Bab 38 - Perusahaan Rufino
39 Bab 39 - Diawasi Oleh Asosiasi Kota T
40 Bab 40 - Raid Guild Flames
41 Bab 41 - Raid Guild Flames (2)
42 Bab 42 - Pembalasan Pada Joey dan Edmund
43 Bab 43 - Batu Memang Seharusnya Keras
44 Bab 44 - Menjalin Persahabatan
45 Bab 45 - Kota T Dalam Ancaman Bahaya
46 Bab 46 - Melihat Peluang Bisnis Baru
47 Bab 47 - Informasi Dungeon Peringkat A
48 Bab 48 - 5 Pekerjaan Hunter
49 Bab 49 - 5 Pekerjaan Hunter (2)
50 Bab 50 - 5 Pekerjaan Hunter (3)
51 Bab 51 - 5 Pekerjaan Hunter (4)
52 Bab 52 - 5 Pekerjaan Hunter (5)
53 Bab 53 - 5 Pekerjaan Hunter (6)
54 Bab 54 - 5 Pekerjaan Hunter (7)
55 Bab 55 - 5 Pekerjaan Hunter (8)
56 Bab 56 - 5 Pekerjaan Hunter (9)
57 Bab 57 - Bisnis Baru. Lagi?
58 Bab 58 - Sepatu Pemburu
59 Bab 59 - Adanya Bakal Dungeon Peringkat A Lagi
60 Bab 60 - Pria Dari ZC Group
61 Bab 61 - Pria Dari ZC Group (2)
62 Bab 62 - Toko Perlengkapan Hunter
63 Bab 63 - Menyiksa Dengan Uang
64 Bab 64 - Kemarahan CEO ZC Group
65 Bab 65 - Permintaan Jack Dan Ivory
66 Bab 66 - CEO ZC Group
67 Bab 67 - Cara Menghina Yang Menyakitkan
68 Bab 68 - Berita Mengejutkan Bagi Keluarga Cruz
69 Bab 69 - Pertarungan Berat Melawan Assassin
70 Bab 70 - Penyesalan Zayn Cruz
71 Bab 71 - Gerbang Di Depan Mansion
72 Bab 72 - Apakah Aku Sudah Cukup Kuat?
73 Bab 73 - Lawan Yang Membuat Frustasi
74 Bab 74 - Lawan Yang Membuat Frustasi (2)
75 Bab 75 - Lawan Yang Membuat Frustasi (3)
76 Bab 76 - Airbender
77 Bab 77 - Tamu Tak Diundang
78 Bab 78 - Rimi Item
79 Bab 79 - Penolakan
80 Bab 80 - Pertemuan Dengan Duncan Lewis
81 Bab 81 - Penggertak Yang Ketakutan
82 Bab 82 - Gadis Manis Dari Masa Lalu
83 Bab 83 - Kastil Maximus
84 Bab 84 - Keluarga Maxwell
85 Bab 85 - Raid Pertama Bersama Cyntia
86 Bab 86 - Dimulainya Perseteruan
87 Bab 87 - Rencana Jahat George
88 Bab 88 - Pertemuan Di Depan Kastil
89 Bab 89 - Acara Penyambutan Cyntia
90 Bab 90 - Gerombolan Bertopeng
91 Bab 91 - Gerombolan Bertopeng (2)
92 Bab 92 - Gerombolan Bertopeng (3)
93 Bab 93 - The Destroyer
94 Bab 94 - Quest Level 91
95 Bab 95 - Membaca Gerak
96 Bab 96 - Kekuatan Tersembunyi Hunter Equipment
97 Bab 97 - Rencana Mark Friedl
98 Bab 98 - Item Yang Dibuang
99 Bab 99 - Dungeon Break Di Pusat Kota S
100 Thank You Guys
101 Bab 100 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (2)
102 Bab 101 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (3)
103 Bab 102 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (4)
104 Bab 103 - Seseorang Yang Berbeda
105 Bab 104 - Mana Point Alvin
106 Bab 105 - Apa Lagu Favoritmu?
107 Bab 106 - Orang Yang Disukai
108 Bab 107 - Physical Education
109 Bab 108 - The Brain Dance
110 Bab 109 - Surat Ancaman
111 Bab 110 - Memutuskan Hubungan
112 Bab 111 - Hunter Kota T Yang Frustasi
113 Bab 112 - Gerbang Dungeon Peringkat S
114 Bab 113 - Dungeon Peringkat S
115 Bab 114 - Mempelajari Cara Memilah Sihir
116 Bab 115 - Bos Dungeon Yang Tak Terlihat
117 Bab 116 - Monster Magma
118 Bab 117 - Kembali
119 Bab 118 - Rasa Cemas Hunter Di Depan Gerbang
120 Bab 119 - Para Pembuat Dungeon
121 Bab 120 - Wanita Cantik Dan Pria Bermata Merah
122 Bab 121 - Pahlawan Tanpa Nama
123 Bab 122 - Penyergapan Di Kota S
124 Bab 123 - Para Perekrut Dari Guild Besar Kota T
125 Bab 124 - Benteng Keluarga Lewis
126 Bab 125 - Benteng Keluarga Lewis (2)
127 Bab 126 - Monster Berwujud Manusia
128 Bab 127 - Pembantaian
129 Bab 128 - Norman Yang Tak Kenal Takut
130 Bab 129 - Akhir Dari Kehidupan Sang Diktator
131 Bab 130 - Lowe Frostman
132 Bab 131 - Informasi Mengejutkan Dari Mina
133 Bab 132 - Pemilik Sistem Lain?
134 Bab 133 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru
135 Bab 134 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru (2)
136 Bab 135 - Kota S Yang Kacau Balau
137 Bab 136 - Para Pemburu Yang Terinfeksi
138 Bab 137 - Pasukan Selatan
139 Bab 138 - Serangan Di Benteng Maxwell
140 Bab 139 - Pinguin
141 Bab 140 - Akhir Kehidupan Dari Seluruh Hunter Selatan
142 Bab 141 - Kota C
143 Bab 142 - Makhluk Purba
144 Bab 143 - Tiga Pencipta Dungeon
145 Bab 144 - Wujud Asli Dua Pencipta Dungeon
146 Bab 145 - Makhluk Mitos
147 Bab 146 - Menggunakan 12% Dari Kapasitas Sihir
148 Bab 147 - Para Hunter Kota C
149 Bab 148 - Laboratorium Di Bawah Dasar Laut
150 Bab 149 - Scamra & Alcamtar
151 Bab 150 - Kekhawatiran Rimi
152 Bab 151 - Terdampar Di Planet Monster
153 Bab 152 - Kembali Ke Zaman Dahulu
154 Bab 153 - Dunia Para Dewa
155 Bab 154 - Dewi Ann
156 Bab 155 - Berpindah Planet
157 Bab 156 - Wanita Berambut Pirang-Platinum
158 Bab 157 - Pertemuan Dengan Dewi Ann
159 Bab 158 - Keadaan Darurat Di Depan Tembok
160 Bab 159 - Menyelamatkan Kota T Dalam Sekejap
161 Bab 160 - Menyelamatkan Kota S Dalam Sekejap
162 Bab 162 - Identitas Sistem
163 Bab 163 - Identitas Sistem (2)
164 Bab 164 - Identitas Sistem (3)
165 Bab 165 - Gerbang Raksasa Di 5 Kota
166 Bab 166 - Malaikat Dari Pusaran Ungu
167 Bab 167 - 50% Kekuatan
168 Bab 168 - Awal Dari Pertempuran Besar
169 Bab 169 - Berhadapan Langsung Dengan Sistem
170 Bab 170 - Ujian Terakhir
171 Bab 171 - Ujian Terakhir (2)
172 Bab 172 - Ujian Terakhir (3)
173 Bab 173 - Akhir Dari Ujian
174 Bab 174 - Masa Lalu Mina
175 Bab 175 - Masa Lalu Mina (2) - Sebuah Cerita
176 Bab 176 - Masa Lalu Mina (3) - Sebuah Cerita (2)
177 Bab 177 - Masa Lalu Mina (4) - Sebuah Cerita (3)
178 Bab 178 - Kristal Biru
179 Bab 179 - Inti Mana Lorelei
180 Bab 180 - Gerbang Cincin
181 Bab 181 - Pasukan Monster Merah
182 Bab 182 - Kemunculan Beelzebub
183 Bab 183 - Alvin Vs Beelzebub
184 Bab 184 - Alvin Vs Beelzebub (2)
185 Bab 185 - Alvin Vs Beelzebub (3)
186 Bab 186 - Gerbang Cincin Hitam
187 Bab 187 - Sang Pembuka Gerbang Hitam
188 Bab 188 - Dewa Perang Dari Pusaran Ungu
189 Bab 189 - Dewa Zei
190 Bab 190 - Dipermainkan Lawan
191 Bab 191 - Kemarahan Dewa Zei
192 Bab 192 - Pasukan Roh Monster
193 Bab 193 - Serangan Balik
194 Bab 194 - Misi Terakhir
195 Bab 195 - Janji Dewa Voxa
196 Bab 196 - Kembali Ke Planet Monster
197 Bab 197 - Dewan Pengawas Para Dewa : Re
198 Bab 198 - Alvin Vs Dewan Pengawas Re
199 Bab 199 - Reno Paul
200 Bab 200 - Kejutan Dari Rimi
201 Bab 201 - Akhir Pertarungan
202 Bab 202 - Akhir Pertarungan (2)
203 Bab 203 - Menjadi Seorang Penjahat?
204 Bab 204 - Hasil Pertarungan Di Area Bunker
205 Bab 205 - Kembali Ke Bumi
206 Bab 206 - Sesuatu Yang Belum Berubah
207 Bab 207 - Kehidupan Sang Pahlawan
208 Bab 208 - Raid Di Era Baru
209 Bab 209 - Cerita Yang Tidak Bermanfaat
210 Bab 210 - Planet Asing
211 Bab 211 - Desa Makhluk Campuran
212 Bab 212 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir
213 Bab 213 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir (2)
214 Bab 214 - Neraka
215 Bab 215 - Pertempuran Di Depan Benteng Desa
216 Bab 216 - Lari Dan Diburu
217 Bab 217 - Cara Bertarung Mina
218 Bab 218 - Mengambil Quest
219 Bab 219 - Rencana Mina
220 Bab 220 - Quest Pertama
221 Bab 221 - Quest Kedua
222 Bab 222 - Malaikat Penjaga
223 Bab 223 - Dewa Penguasa
224 Bab 224 - Rumah Sang Serafim
225 Bab 225 - Dewa Roa Bazlar
226 Bab 226 - Gerombolan Dewa Di Celah Dimensi
227 Bab 227 - Tanpa Perlawanan
228 Bab 228 - Menghilangnya Calon Pengantin
229 Bab 229 - Perpisahan
230 Bab 230 - Sampai Akhir
231 Thank You!!!
Episodes

Updated 231 Episodes

1
Bab 1 - Alvin Rufino
2
Bab 2 - Di Dalam Dungeon
3
Bab 3 - Sekarat Dan Ditinggalkan
4
Bab 4 - Hunter System
5
Bab 5 - Quest Harian
6
Bab 6 - Quest Harian (2)
7
Bab 7 - Kau Ingin Mencelakai Ku?
8
Bab 8 - Perkelahian Di Gerbang Akademi
9
Bab 9 - Quest Mingguan
10
Bab 10 - Kembali Ke Dungeon
11
Bab 11 - Gerombolan Serigala
12
Bab 12 - Menaklukkan Dungeon
13
Bab 13 - Menaklukkan Dungeon (2)
14
Bab 14 - Penculikan Vina
15
Bab 15 - Quest Utama
16
Bab 16 - Bertambah Kuat
17
Bab 17 - Panggilan Dari Asosiasi
18
Bab 18 - Memasuki Jebakan Dengan Senang Hati
19
Bab 19 - Bertarung Di Dungeon Peringkat B
20
Bab 20 - Selamat Tinggal
21
Bab 21 - Penyintas Dungeon
22
Bab 22 - Pembalasan
23
Bab 23 - Pemboikotan Pada Alvin
24
Bab 24 - Memulai Sebuah Bisnis
25
Bab 25 - Memulai Sebuah Bisnis (2)
26
Bab 26 - Bergabung Dengan Tim Penjarah Kristal Sihir
27
Bab 27 - Berburu Di Dungeon Peringkat C
28
Bab 28 - Rekan Bisnis Kedua
29
Bab 29 - Insect Conqueror
30
Bab 30 - Tutorial Boss
31
Bab 31 - Peringkat E Yang Tangguh
32
Bab 32 - Aku Menyerah!
33
Bab 33 - Pusat Pengolahan
34
Bab 34 - Peta Lagi?!
35
Bab 35 - Hasil Penjualan
36
Bab 36 - Bertemu Hunter Peringkat A
37
Bab 37 - Mendirikan Perusahaan
38
Bab 38 - Perusahaan Rufino
39
Bab 39 - Diawasi Oleh Asosiasi Kota T
40
Bab 40 - Raid Guild Flames
41
Bab 41 - Raid Guild Flames (2)
42
Bab 42 - Pembalasan Pada Joey dan Edmund
43
Bab 43 - Batu Memang Seharusnya Keras
44
Bab 44 - Menjalin Persahabatan
45
Bab 45 - Kota T Dalam Ancaman Bahaya
46
Bab 46 - Melihat Peluang Bisnis Baru
47
Bab 47 - Informasi Dungeon Peringkat A
48
Bab 48 - 5 Pekerjaan Hunter
49
Bab 49 - 5 Pekerjaan Hunter (2)
50
Bab 50 - 5 Pekerjaan Hunter (3)
51
Bab 51 - 5 Pekerjaan Hunter (4)
52
Bab 52 - 5 Pekerjaan Hunter (5)
53
Bab 53 - 5 Pekerjaan Hunter (6)
54
Bab 54 - 5 Pekerjaan Hunter (7)
55
Bab 55 - 5 Pekerjaan Hunter (8)
56
Bab 56 - 5 Pekerjaan Hunter (9)
57
Bab 57 - Bisnis Baru. Lagi?
58
Bab 58 - Sepatu Pemburu
59
Bab 59 - Adanya Bakal Dungeon Peringkat A Lagi
60
Bab 60 - Pria Dari ZC Group
61
Bab 61 - Pria Dari ZC Group (2)
62
Bab 62 - Toko Perlengkapan Hunter
63
Bab 63 - Menyiksa Dengan Uang
64
Bab 64 - Kemarahan CEO ZC Group
65
Bab 65 - Permintaan Jack Dan Ivory
66
Bab 66 - CEO ZC Group
67
Bab 67 - Cara Menghina Yang Menyakitkan
68
Bab 68 - Berita Mengejutkan Bagi Keluarga Cruz
69
Bab 69 - Pertarungan Berat Melawan Assassin
70
Bab 70 - Penyesalan Zayn Cruz
71
Bab 71 - Gerbang Di Depan Mansion
72
Bab 72 - Apakah Aku Sudah Cukup Kuat?
73
Bab 73 - Lawan Yang Membuat Frustasi
74
Bab 74 - Lawan Yang Membuat Frustasi (2)
75
Bab 75 - Lawan Yang Membuat Frustasi (3)
76
Bab 76 - Airbender
77
Bab 77 - Tamu Tak Diundang
78
Bab 78 - Rimi Item
79
Bab 79 - Penolakan
80
Bab 80 - Pertemuan Dengan Duncan Lewis
81
Bab 81 - Penggertak Yang Ketakutan
82
Bab 82 - Gadis Manis Dari Masa Lalu
83
Bab 83 - Kastil Maximus
84
Bab 84 - Keluarga Maxwell
85
Bab 85 - Raid Pertama Bersama Cyntia
86
Bab 86 - Dimulainya Perseteruan
87
Bab 87 - Rencana Jahat George
88
Bab 88 - Pertemuan Di Depan Kastil
89
Bab 89 - Acara Penyambutan Cyntia
90
Bab 90 - Gerombolan Bertopeng
91
Bab 91 - Gerombolan Bertopeng (2)
92
Bab 92 - Gerombolan Bertopeng (3)
93
Bab 93 - The Destroyer
94
Bab 94 - Quest Level 91
95
Bab 95 - Membaca Gerak
96
Bab 96 - Kekuatan Tersembunyi Hunter Equipment
97
Bab 97 - Rencana Mark Friedl
98
Bab 98 - Item Yang Dibuang
99
Bab 99 - Dungeon Break Di Pusat Kota S
100
Thank You Guys
101
Bab 100 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (2)
102
Bab 101 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (3)
103
Bab 102 - Dungeon Break Di Pusat Kota S (4)
104
Bab 103 - Seseorang Yang Berbeda
105
Bab 104 - Mana Point Alvin
106
Bab 105 - Apa Lagu Favoritmu?
107
Bab 106 - Orang Yang Disukai
108
Bab 107 - Physical Education
109
Bab 108 - The Brain Dance
110
Bab 109 - Surat Ancaman
111
Bab 110 - Memutuskan Hubungan
112
Bab 111 - Hunter Kota T Yang Frustasi
113
Bab 112 - Gerbang Dungeon Peringkat S
114
Bab 113 - Dungeon Peringkat S
115
Bab 114 - Mempelajari Cara Memilah Sihir
116
Bab 115 - Bos Dungeon Yang Tak Terlihat
117
Bab 116 - Monster Magma
118
Bab 117 - Kembali
119
Bab 118 - Rasa Cemas Hunter Di Depan Gerbang
120
Bab 119 - Para Pembuat Dungeon
121
Bab 120 - Wanita Cantik Dan Pria Bermata Merah
122
Bab 121 - Pahlawan Tanpa Nama
123
Bab 122 - Penyergapan Di Kota S
124
Bab 123 - Para Perekrut Dari Guild Besar Kota T
125
Bab 124 - Benteng Keluarga Lewis
126
Bab 125 - Benteng Keluarga Lewis (2)
127
Bab 126 - Monster Berwujud Manusia
128
Bab 127 - Pembantaian
129
Bab 128 - Norman Yang Tak Kenal Takut
130
Bab 129 - Akhir Dari Kehidupan Sang Diktator
131
Bab 130 - Lowe Frostman
132
Bab 131 - Informasi Mengejutkan Dari Mina
133
Bab 132 - Pemilik Sistem Lain?
134
Bab 133 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru
135
Bab 134 - Orang Yang Pantas Sebagai Ketua Asosiasi Baru (2)
136
Bab 135 - Kota S Yang Kacau Balau
137
Bab 136 - Para Pemburu Yang Terinfeksi
138
Bab 137 - Pasukan Selatan
139
Bab 138 - Serangan Di Benteng Maxwell
140
Bab 139 - Pinguin
141
Bab 140 - Akhir Kehidupan Dari Seluruh Hunter Selatan
142
Bab 141 - Kota C
143
Bab 142 - Makhluk Purba
144
Bab 143 - Tiga Pencipta Dungeon
145
Bab 144 - Wujud Asli Dua Pencipta Dungeon
146
Bab 145 - Makhluk Mitos
147
Bab 146 - Menggunakan 12% Dari Kapasitas Sihir
148
Bab 147 - Para Hunter Kota C
149
Bab 148 - Laboratorium Di Bawah Dasar Laut
150
Bab 149 - Scamra & Alcamtar
151
Bab 150 - Kekhawatiran Rimi
152
Bab 151 - Terdampar Di Planet Monster
153
Bab 152 - Kembali Ke Zaman Dahulu
154
Bab 153 - Dunia Para Dewa
155
Bab 154 - Dewi Ann
156
Bab 155 - Berpindah Planet
157
Bab 156 - Wanita Berambut Pirang-Platinum
158
Bab 157 - Pertemuan Dengan Dewi Ann
159
Bab 158 - Keadaan Darurat Di Depan Tembok
160
Bab 159 - Menyelamatkan Kota T Dalam Sekejap
161
Bab 160 - Menyelamatkan Kota S Dalam Sekejap
162
Bab 162 - Identitas Sistem
163
Bab 163 - Identitas Sistem (2)
164
Bab 164 - Identitas Sistem (3)
165
Bab 165 - Gerbang Raksasa Di 5 Kota
166
Bab 166 - Malaikat Dari Pusaran Ungu
167
Bab 167 - 50% Kekuatan
168
Bab 168 - Awal Dari Pertempuran Besar
169
Bab 169 - Berhadapan Langsung Dengan Sistem
170
Bab 170 - Ujian Terakhir
171
Bab 171 - Ujian Terakhir (2)
172
Bab 172 - Ujian Terakhir (3)
173
Bab 173 - Akhir Dari Ujian
174
Bab 174 - Masa Lalu Mina
175
Bab 175 - Masa Lalu Mina (2) - Sebuah Cerita
176
Bab 176 - Masa Lalu Mina (3) - Sebuah Cerita (2)
177
Bab 177 - Masa Lalu Mina (4) - Sebuah Cerita (3)
178
Bab 178 - Kristal Biru
179
Bab 179 - Inti Mana Lorelei
180
Bab 180 - Gerbang Cincin
181
Bab 181 - Pasukan Monster Merah
182
Bab 182 - Kemunculan Beelzebub
183
Bab 183 - Alvin Vs Beelzebub
184
Bab 184 - Alvin Vs Beelzebub (2)
185
Bab 185 - Alvin Vs Beelzebub (3)
186
Bab 186 - Gerbang Cincin Hitam
187
Bab 187 - Sang Pembuka Gerbang Hitam
188
Bab 188 - Dewa Perang Dari Pusaran Ungu
189
Bab 189 - Dewa Zei
190
Bab 190 - Dipermainkan Lawan
191
Bab 191 - Kemarahan Dewa Zei
192
Bab 192 - Pasukan Roh Monster
193
Bab 193 - Serangan Balik
194
Bab 194 - Misi Terakhir
195
Bab 195 - Janji Dewa Voxa
196
Bab 196 - Kembali Ke Planet Monster
197
Bab 197 - Dewan Pengawas Para Dewa : Re
198
Bab 198 - Alvin Vs Dewan Pengawas Re
199
Bab 199 - Reno Paul
200
Bab 200 - Kejutan Dari Rimi
201
Bab 201 - Akhir Pertarungan
202
Bab 202 - Akhir Pertarungan (2)
203
Bab 203 - Menjadi Seorang Penjahat?
204
Bab 204 - Hasil Pertarungan Di Area Bunker
205
Bab 205 - Kembali Ke Bumi
206
Bab 206 - Sesuatu Yang Belum Berubah
207
Bab 207 - Kehidupan Sang Pahlawan
208
Bab 208 - Raid Di Era Baru
209
Bab 209 - Cerita Yang Tidak Bermanfaat
210
Bab 210 - Planet Asing
211
Bab 211 - Desa Makhluk Campuran
212
Bab 212 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir
213
Bab 213 - Tempat Semua Makhluk Ciptaan Berakhir (2)
214
Bab 214 - Neraka
215
Bab 215 - Pertempuran Di Depan Benteng Desa
216
Bab 216 - Lari Dan Diburu
217
Bab 217 - Cara Bertarung Mina
218
Bab 218 - Mengambil Quest
219
Bab 219 - Rencana Mina
220
Bab 220 - Quest Pertama
221
Bab 221 - Quest Kedua
222
Bab 222 - Malaikat Penjaga
223
Bab 223 - Dewa Penguasa
224
Bab 224 - Rumah Sang Serafim
225
Bab 225 - Dewa Roa Bazlar
226
Bab 226 - Gerombolan Dewa Di Celah Dimensi
227
Bab 227 - Tanpa Perlawanan
228
Bab 228 - Menghilangnya Calon Pengantin
229
Bab 229 - Perpisahan
230
Bab 230 - Sampai Akhir
231
Thank You!!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!