Alvin juga hendak tertawa saat Miranda dan 19 hunter Asosiasi yang berada di sekitar wanita itu menertawakannya.
Dari tatapan mereka, Alvin bisa menebak apa yang sedang mereka pikirkan.
'Mereka pasti mengira aku datang karena bodoh, kan?'
Dan tebakannya itu memang tepat adanya, karena salah satu hunter yang menghampirinya langsung mengejeknya sesuai dengan apa yang ia pikirkan.
"Jika aku jadi kau, aku mungkin akan menggali sebuah terowongan dan bersembunyi di sana sepanjang sisa hidup ku di bandingkan harus memenuhi panggilan raid ini," ucapnya dengan setengah berbisik. Ia tidak mau para jurnalis yang juga sudah berkumpul di sekitar gerbang mendengar apa yang ia katakan.
Sejak media mengetahui bahwa Miranda dan tim nya akan melakukan raid, mereka berbondong-bondong mendatangi lokasi gerbang Dungeon di hari jadwal raid berlangsung.
Meliput kegiatan hunter Asosiasi yang sangat terkenal di Kota S itu adalah salah satu tujuan hidup para jurnalis. Mereka akan mendapat banyak keuntungan dengan melakukannya.
.........
"Aku memang hunter peringkat F. Tapi aku bukanlah seorang pengecut seperti mu," sahut Alvin yang kemudian tersenyum sinis padanya.
"Kau berani sekali..."
Alvin yang memiliki tubuh lebih tinggi dari hunter itu langsung mendekat dan berbisik di telinganya, "Siapa yang pengecut di sini? Lihat berapa banyak orang yang kalian butuhkan untuk menjerat seorang hunter peringkat F."
Hunter itu sangat geram hingga ia hampir saja menendang perut Alvin dengan lututnya.
Namun, Alvin yang sudah memiliki status sensitivity yang baru ia dapatkan setelah level 40, langsung bisa merasakan niat serangan itu. Ia pun buru-buru mundur dan menjauhinya.
"Kalian mengundang ku untuk mengajak ku berkelahi di depan gerbang atau untuk melakukan raid? Jika tujuan mu untuk berkelahi di sini, maka aku akan pulang sekarang," ucap Alvin lagi, setelah ia mundur sekitar 3 meter dari hunter itu.
Interaksi kedua hunter itu mengundang perhatian para jurnalis yang langsung mengarahkan kamera pada mereka berdua.
Miranda menyadari bahwa emosi anak buahnya telah terpancing oleh tingkah laku Alvin yang sangat santai, ia pun segeta datang mendekat dan mendelik marah pada hunter yang hampir saja membuat keributan itu.
"Jangan buat keributan disini," Miranda mengingatkannya.
Wanita itu kemudian menatap Alvin lalu tersenyum sinis sebelum akhirnya berbalik pergi meninggalkannya.
"Ayo kita masuk sekarang," ucap Miranda pada seluruh anggota raid.
Dengan diiringi oleh hujan cahaya blitz dari kamera para jurnalis, tim raid akhirnya memasuki gerbang Dungeon.
......................
Hanya sesaat saja setelah semua hunter itu memasuki Dungeon, para jurnalis dikejutkan oleh kedatangan dua hunter ternama di kota mereka.
Melihat hunter-hunter yang berada dalam daftar raid resmi sudah tidak berada lagi di sana, kedua hunter itu langsung berlari pergi menuju ketua tim pengawas gerbang.
"Apa mereka sudah masuk?" tanya hunter pria yang datang bersama saudarinya itu.
"Tuan Xavier, nona Xavier, kenapa Anda berada di sini?" ketua tim pengawas yang terkejut dengan kehadiran dua hunter itu, bertanya balik.
"Kami mencari Alvin Rufino. Di mana dia?"
Ketua tim menunjuk ke arah gerbang sembari menjawab pertanyaan itu.
"Tuan Rufino dan tim sudah masuk ke dalam gerbang."
Robert Xavier menatap gerbang itu dengan khawatir. Padahal ia dan adiknya sudah mengendarai mobil mereka dengan sangat cepat saat Vina Rufino meminta bantuan mereka karena ia curiga bahwa Miranda Lewis akan mencelakai adik nya di dalam Dungeon.
"Tuan hunter, apa kami bisa mendapatkan izin untuk masuk menyusul mereka," tanya Erfhina Xavier dengan cepat. Sama seperti kakaknya, ia juga mengkhawatirkan kondisi Alvin yang mungkin akan dicelakai Miranda dan para anak buahnya.
Melihat gelagat aneh kedua hunter itu, ketua tim pengawas sebenarnya ingin menghubungi kantor pusat untuk memintakan izin bagi mereka.
Namun, seseorang yang jauh lebih berpengaruh dibandingkan kedua hunter itu tiba-tiba sudah berada di antara mereka.
Gerakannya sangat senyap. Walaupun ia sebenarnya hunter dengan tipe Mage dan bertubuh gemuk, dengan peringkatnya yang sangat tinggi pria paruh baya itu bisa bergerak sehalus seorang Assassin peringkat B.
Robert dan Erfhina langsung mundur beberapa langkah akibat keterkejutan mereka melihat kehadiran pria bertubuh tambun itu.
Hanya dari tatapan matanya saja, ia sudah bisa mengintimidasi siapapun yang berada di situ.
Melihat kehadiran ketua Asosiasi Kota S di sana, semua orang tertegun. Sangat jarang ia mau keluar ke publik seperti saat ini, kecuali ada Dungeon peringkat tinggi yang muncul di Kota S.
"Tuan Lewis?" suara Robert Xavier hampir tidak keluar saat menyebut nama ketua Asosiasi itu.
Norman Lewis yang mendapat kabar bahwa putra Bungsunya telah dicelakai seseorang, telah diminta Miranda untuk datang.
Miranda bisa menebak bahwa Alvin mungkin akan meminta bantuan pada keluarga Maxwell yang merupakan bos tempat dimana ayahnya, Marco Rufino, bekerja.
Dugaan Miranda memang tepat karena Robert dan Erfhina Xavier yang merupakan dua orang kepercayaan keluarga Maxwell telah muncul di sana.
Norman Lewis melirik sebentar pada Robert sebelum akhirnya menatap ketua tim pengawas dan memberikan perintah padanya.
"Tidak ada yang boleh memasuki gerbang ini selain anggota raid yang sudah terdaftar dan sudah masuk ke dalam gerbang. Jika ada yang memaksa, mereka akan berurusan dengan Asosiasi." Ucap Norman Lewis seraya menatap ketua tim pengawas dengan tatapan dingin.
Setelalah mengucapkan kalimat itu Norman, satu dari 3 hunter peringkat S di Kota S langsung pergi meninggalkan lokasi gerbang Dungeon tersebut tanpa memerdulikan Xavier bersaudara.
......................
Dari aura sihirnya saja, tim raid langsung tahu bahwa Dungeon yang mereka masuki bukanlah Dungeon peringkat D seperti yang telah petugas pendeteksi identifikasi.
Mengetahui hal itu, Miranda yang memang biasa membawa alat pendeteksi setiap melakukan raid, langsung meminta bawahannya untuk memeriksa ulang energi sihir gerbang.
"Pergi ke gerbang dan deteksi ulang level Dungeon nya," perintah Miranda dengan suara setengah berbisik.
Miranda tahu, petugas pendeteksi biasanya tidak memeriksa sihir gerbang dengan benar. Ia dapat memakluminya karena tahu bahwa gaji mereka biasanya selalu di korupsi oleh para bawahannya juga bawahan kakaknya.
Untuk mendeteksi energi sihir gerbang dengan alat pendeteksi Asosiasi Kota S yang sudah ketinggalan zaman, biasanya membutuhkan sampai 3 kali percobaan yang memakan waktu sampai 30 menit lebih. Karena itulah petugas-petugas itu malas melakukannya dengan bayaran mereka yang selalu di potong, sedangkan mereka harus memeriksa lebih dari 30 gerbang Dungeon setiap harinya.
30 menit kemudian, hunter yang baru saja memeriksa energi sihir gerbang telah kembali. Wajahnya tampak pucat.
Kemudian, dengan berbisik ia menyampaikannya pada Miranda. "Ini Dungeon peringkat B, nona Lewis."
Deg...
Jantung Miranda tiba-tiba berdetak lebih kencang setelah mendengar informasi itu.
Dungeon peringkat B adalah Dungeon dengan peringkat yang lumayan tinggi. Mereka sangat jarang muncul.
Biasanya akan di butuhkan minimal 5 hunter peringkat A dan 15 hunter peringkat B untuk mengatasi Dungeon tersebut.
Namun, debaran yang Miranda rasakan bukan karena ia takut. Wanita itu malah sangat senang saat tahu bahwa tempat dimana mereka berada ini sangatlah berbahaya.
Lalu, tanpa bisa menutupi rasa bahgianya itu, Miranda tersenyum licik lalu menoleh pada Alvin.
"Tuan Rufino, saya memiliki sedikit tugas untuk Anda."
Alvin tadi sempat melihat layar alat pendeteksi. Ia tahu bahwa ini adalah Dungeon peringkat B.
"Tugas?"
"Ya. Pergilah ke area bos monster dan selidiki monster apa yang akan kita hadapi."
"Aku? Bukankah biasanya kapten dan wakil kapten yang melakukannya?"
"Sebagai kapten, saya meminta bantuan pada Anda. Apa Anda tidak merasa terhormat?"
'Sistem, apakah akan baik-baik saja jika aku bsrkeliaran di Dungeon peringkat B ini?'
Sambil bertanya pada Sistem dengan memikirkan kalimat itu, Alvin berbicara pada Miranda, "Bagaimana kalau aku tidak mau? Bukankah aku memiliki hak untuk menolak?"
Miranda tiba-tiba tertawa.
"Jika kau menolaknya, kali ini kakak mu bukan hanya akan di culik. Aku akan membunuh kakak dan juga ayah mu!" Ancam Miranda.
Pada saat yang hampir bersamaan dengan ucapan Miranda, Sistem juga berbicara pada Alvin.
["Wanita busuk ini peringkat B. Jika kau ingin mengalahkannya, akan lebih baik jika kau berkeliling Dungeon dan menghabisi monster-monsternya terlebih dahulu. Ku rasa kau akan mendapatkan kenaikan level dan bisa mengalahkannya."]
'Baiklah, aku akan memasuki jebakannya dengan senang hati.'
Alvin tiba-tiba menyeringai. Saat ini ia sudah berada di level 44 dan itu sama dengan dia berada di sekitar peringkat C akhir. Hanya butuh dua level lagi, maka ia akan berada di peringkat B awal.
Walaupun nantinya dia memiliki peringkat yang sama dengan Miranda, namun ia yakin akan bisa menang jika harus berduel, karena ia sekarang memiliki perlengkapan yang bagus dan juga Sistem yang membantunya.
"Aku akan pergi." Sahut Alvin yang langsung melengos pergi tanpa memerdulikan 20 hunter yang menatap kepergiannya dengan heran.
"Dia tadi tersenyum kan?" ucap seorang hunter.
"Tsk... Dia tidak tahu ini Dungeon peringkat B?" sahut hunter lain.
"Dia bahkan akan mati walaupun ini Dungeon peringkat E."
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Qin
Siap² Keluarga Lewis Hancur
2024-02-24
2
system
thor kalo bisa kota'ny d kasih nama jangan cuma d kasih huruf S aja biar lebih mantap 👍👍👍
2023-08-23
4
Jimmy Avolution
Nice...
2023-07-06
0