Buakkk...!
Pukulan dadakan yang Brondy lakukan berhasil mengenai Alvin.
Namun, tidak seperti yang Brondy sangka, Alvin ternyata masih berdiri tegak di tempatnya semula dan tidak terpental seperti yang dibayangkannya. Tubuhnya hanya sedikit miring akibat pukulan tersebut.
["Tuan, apakah Anda pernah belajar seni bela diri?"]
"Aku pernah belajar tinju," sahut Alvin.
Mendengar Alvin tiba-tiba menggumam, Brondy pun tertawa.
Ia sempat terdiam ketika melihat Alvin tidak terpental akibat pukulannya, juga terkejut oleh tubuhnya yang sedikit kokoh dari biasanya.
Brondy tahu seberapa kuat daya tahan tubuh Alvin karena dulu sering memukulinya, jadi dia tahu seberapa lemahnya tubuh Alvin yang sangat kurus itu.
"Tinju? Kau ingin bertinju denganku, hah?!"
.........
["Sejauh mana Anda mempelajarinya?"]
"Cuma dasar-dasarnya saja."
["Baiklah. Tolong fokus pada apa yang saya katakan. Saya akan membantu Anda mengalahkannya asalkan lawan Anda tidak menggunakan energi Mana dan menyerang Anda dengan menggunakan sihir."]
"Ap..."
Wushhh...
Brondy yang sangat kesal melihat Alvin berbicara sendiri dan mengabaikannya, kembali menyerang.
Namun, serangannya kali ini dapat Alvin hindari saat Sistem meminta Alvin untuk menggeser sedikit posisi kepalanya ke arah kiri.
Lalu...
["Straight kanan."]
Wushhh... Bukkkk...!
Dengan arahan Sistem, Alvin berhasil memukul Brondy di dadanya.
Selama hidupnya, baru kali ini Brondy mendapatkan pukulan dari Alvin. Sebelum-sebelumnya, saat ia mengganggu Alvin, hanya terjadi pemukulan sepihak tanpa Alvin pernah bisa membalasnya.
Karena itulah, Brondy semakin marah dan kembali menyerang Alvin.
Mereka bertarung tanpa menggunakan sihir. Penggunaan sihir untuk perkelahian di luar Dungeon yang dilakukan sesama hunter, akan mendapatkan sanksi pendisiplinan dari Asosiasi yang melarang keras semua hunter melakukannya.
Asosiasi akan membekukan izin raid seorang hunter jika mereka melanggarnya.
.........
Brondy terus berusaha menyerang Alvin, namun Alvin selalu dapat menghindari serangan-serangan itu dengan cepat berkat bantuan Sistem.
Sistem yang berada di tubuh Alvin terus memintanya untuk bergerak mundur sembari menghindari pukulan asal-asalan penuh amarah yang Brondy lakukan.
Saat Sistem menilai posisi kedua kaki Alvin sangat bagus dan Brondy lengah, Sistem memberikan instruksi untuk menyerang balik.
["Jab ke wajah bagian kiri...]
Bukk...!
[Straight ke perut...]
Baaakkk...!
[Uppercut! Hajar dagunya sekarang!]
Buakkk...!
[Tendang perutnya!"]
Bakkkk...!
Sistem memberikan arahan dengan suara yang terdengar sangat bersemangat, melebihi Alvin yang sedang berhadapan langsung dengan lawan.
Semua pukulan yang Alvin lakukan sesuai instruksi Sistem, berhasil mengenai Brondy tanpa meleset sekalipun.
Mendapatkan beberapa pukulan telak, Brondy terhuyung dan hampir saja jatuh jika ia tidak segera menggunakan sihir untuk memperkuat fondasi kuda-kuda di kedua kakinya.
.........
Melihat lawannya tidak langsung jatuh setelah ia memberikan pukulan telak, membuat Alvin merasa sedikit frustasi.
'F**k! Dia sangat kuat!'
["Tidak apa-apa. Otot-otot Anda belum terlalu kuat. Dengan serangan simpel seperti itu, Anda pasti sudah membuatnya pingsan saat pembentukan tubuh Anda sudah berhasil."]
"Tapi, aku harus lolos sekarang," protes Alvin.
["Yah, Anda bisa melarikan diri dulu hari ini."]
"... Aku tidak ingin lari hanya dari brengsek ini saja. Tolong!"
Brondy kembali menyerang dengan amarah yang semakin menjadi-jadi. Namun, Alvin selalu dapat menghindari semua pukulan dan tendangannya dengan mudah.
.........
Di tempat yang tidak terlalu jauh dari lokasi perkelahian dua pria itu, security Akademi yang menyaksikan perkelahian mereka melalui CCTV tampak kebingungan saat ingin melaporkan kejadian itu pada pihak Akademi.
Ia tahu, salah satu yang berkelahi di sana adalah anak dari pejabat penting Kota S ini, yang bisa saja membuatnya di pecat jika melaporkannya sembarangan.
Dengan pertimbangan matang, demi masa depannya sendiri, security tersebut akhirnya membiarkan perkelahiannya saja.
"Selama tuan Lewis menang, ku rasa tidak masalah," pikirnya.
......................
Alvin berhasil melancarkan 5 pukulan lagi yang selalu tepat mengenai bagian wajah Brondy.
Untuk pertama kalinya, Alvin bahkan berhasil membuat bibir Brondy pecah saat Sistem mengarahkannya untuk memberikan beberapa dari pukulan tersebut, telak ke mulut Brondy.
Brondy yang merasa bingung dengan kekalahan dari adu fisik yang mereka lakukan, akhirnya memutuskan untuk menggunakan sihir tanpa memerdulikan lagi sanksi yang akan ia dapatkan.
Ia berpikir bahwa ayah dan saudarinya pasti akan membantu meloloskan dirinya dari hukum yang berlaku.
Brondy mulai menyalurkan energi Mana ke kedua tangannya. Pada saat yang bersamaan, asap hitam tipis mulai menyelimuti kedua tangan Brondy yang terkepal.
Kali ini, jika ia menyerang, kecepatan dan kekuatan pukulannya akan meningkat berkali-kali lipat dibandingkan yang sebelumnya.
.........
Melihat lawan sudah menggunakan energi Mana untuk melancarkan serangan, Sistem meminta Alvin untuk segera melarikan diri.
Namun, Alvin lambat meresponnya karena Brondy sudah menerjang maju untuk menghajarnya.
Pukulan itu sangat cepat. Alvin bahkan hampir tidak bisa melihat tangan yang sedang melaju tepat menuju wajahnya.
Tapi, di saat-saat terakhir, tepat ketika tinju Brondy hanya berjarak beberapa inchi lagi dari hidungnya, sosok tangan menangkap pergelangan tangan Brondy dan menghentikan serangannya.
Tappp...!
"Kau sudah melanggar aturan, sobat," ucap seorang pria yang kemudian mendorong Alvin untuk menjauh dari Brondy.
Alvin menatap wajah penolongnya dan sedikit terkejut ketika ia mengenal orang itu sebagai orang yang pertama kali memberikannya kartu nama di gym. Alvin juga mengingat namanya saat ia membaca kartu nama tadi.
"Kau tidak apa-apa?" tanya pria itu pada Alvin.
"Ya. Terima kasih, tuan Lawrence."
"Kau tahu nama ku?!" Lawrence terkejut, "Panggil Lawrence saja, kawan," pintanya kemudian.
Di depan kedua hunter itu, Brondy tampak memerhatikan Lawrence. Seperti biasa, dia agak berhati-hati dengan orang yang belum ia kenal. Apalagi ketika bisa merasakan aura berbahaya dari orang tersebut.
Namun demikian, Brondy juga berniat untuk berusaha menggertaknya terlebih dahulu. Jika orang itu termakan gertakannya, barulah dia mengintimidasi lebih jauh.
Jika tidak, dia biasanya akan mundur dan mengingat orang itu untuk dilaporkan pada anggota geng keluarga Lewis dan saudarinya.
"Kau berani menghentikanku?! Kau tidak tahu siapa aku?!" Umpat Brondy, memulai gertakkannya.
Lawrence mendongak menatap bagian atas gerbang Akademi, lalu menunjuk pada kamera CCTV yang berada di sana.
"Kau lihat itu, kan? Kenalanku saat ini sedang berada di ruang keamanan untuk meminta rekaman CCTV," ucap Lawrence tanpa memerdulikan ancaman Brondy. Ia kemudian melanjutkan kalimatnya, "Aku tahu kau adalah salah satu anak manja dari ketua Asosiasi Hunter Kota S. Aku tidak segan-segan untuk mengunggah rekamannya ke media sosial ku karena aku tahu Asosiasi pasti akan melindungimu jika aku melaporkan ke sana."
"Apa kau bilang?!" Brondy terkejut saat pria itu ternyata mengenalnya, terutama saat ia malah mengancam balik.
"Kau tinggal menghentikan semua ini dan pergi dari sini. Aku tidak akan melanjutkan masalah ini jika kau menuruti apa yang kukatakan barusan," ucap Lawrence dengan tenang.
Brondy yang sebelumnya ingin menggertak, mengurungkan niatnya.
Bukan karena ancaman pria itu saja, ia juga tahu bahwa bakal lawannya kali ini mungkin berada di peringkat yang sama dengannya. Dan lagi, pria itu bukanlah seorang Healer seperti Alvin. Jadi Brondy memilih untuk mundur.
Brondy menatap lurus pada Alvin dengan sorot mata penuh kemarahan. "Kali ini kau selamat. Tapi tidak untuk lain kali," ancam Brondy, yang kemudian pergi meninggalkan mereka begitu saja dengan bibir yang bengkak dan berdarah.
......................
"Terima kasih sudah menolongku," ucap Alvin sekali lagi pada Lawrence.
"Tidak masalah. Aku kebetulan masih berada di sekitar sini dan melihatnya," sahut Lawrence. Tatapannya kemudian turun, melihat tangan Alvin yang dipenuhi luka lecet, "Kau sepertinya mahir bertinju tapi kurang latihan?"
Alvin menganggkat salah satu tangan lalu mengepalkannya untuk melihat lecet-lecet di sana. Ia kemudian menggunakan healing skill untuk menghilangkan bekas-bekas luka kecil akibat pukulannya yang tidak sengaja mengenai gigi Brondy yang kokoh.
"Ngomong-ngomong, aku ingin agar kau mempertimbangkan tawaranku lagi, kawan."
"Aku sebenarnya masih sedikit trauma untuk kembali ke Dungeon."
"Kita hanya melakukan penambangan kristal sihir. Kita akan menghindari wilayah yang ada monster-monsternya," Lawrence berusaha meyakinkan.
Karena baru saja di tolong oleh pria itu, Alvin akhirnya memberikan sedikit janji, "Aku akan mempertimbangkannya. Kapan raidnya?"
"Satu minggu dari sekarang. Kau masih punya banyak waktu untuk memikirkannya, ok?"
Setelah berbicara sedikit lebih lama lagi dan saling bertukar kontak, Alvin yang sudah sangat kelaparan akhirnya pamit terlebih dahulu untuk pulang ke rumahnya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Harman LokeST
kuuaaaaaaaaaaaaaaaaaaattkkaaaannnnnnn teeeeeeeeerrrrrrrrrrruuuuuuuusssssssss teekaaaaaaaaaaaaaaaayaaaaaddmuuuuu Alvin
2023-11-11
2
Zoelf 212 🛡⚡🔱
sip
2023-07-25
3
Jimmy Avolution
Nice...
2023-07-06
1