...Bagian 1 : Perjalanan Menuju Level 21...
...☆ ☆ ☆...
Alvin baru saja keluar dari komplek perumahannya saat secara tidak sengaja bertemu dengan Shiva, yang sepertinya baru saja pulang dari mini market dengan membawa dua kantongan besar di kedua tangannya.
Biasanya, salah satu dari mereka akan langsung menyapa saat melihat terlebih dahulu. Namun, untuk pertama kalinya Alvin merasa tidak senang saat ia bertemu dengan teman masa kecilnya itu.
'Yah, tentu saja kami bisa bertemu di sini. Apartemennya kan tidak jauh dari sini.'
["Saya tidak mengetahuinya. Anda perlu meningkatkan level untuk mendapatkan skill untuk melacak lokasi tempat tinggal seseorang."]
"... Aku tidak sedang berbicara pada mu."
["..."]
"Tapi, apa kau bisa melacak seseorang saat aku sudah naik level nanti?"
["Pada waktunya, Anda akan mendapatkan sistem navigasi yang bisa Anda gunakan untuk melacak lokasi monster dan melacak apa pun yang Anda inginkan."]
"Itu terdengar sangat keren!"
Sementara ia berbicara pada Sistem, Alvin terus berlari tanpa menoleh pada Shiva, yang terkejut saat melihat Alvin melewatinya.
"Alvin?!"
Shiva langsung berteriak memanggil, namun Alvin mengacuhkannya dan malah mempercepat larinya.
Entah apa yang berada di dalam pikiran gadis itu. Ia langsung berlari mengejar Alvin tanpa merasa sungkan atau malu, saat Alvin jelas-jelas sedang mengabaikannya.
Padahal, dia sudah meninggalkan temannya itu saat ia sedang dalam bahaya. Lebih parah lagi, terakhir kali, Shiva juga memfitnahnya sebagai seorang hunter yang serakah.
"Sistem, apakah aku tidak memiliki sejenis skill untuk mempercepat lari?" tanya Alvin pada Sistem saat ia menyadari Shiva mengejarnya.
["Saat Anda mencapai level tertentu setelah menyelesaikan beberapa hari quest harian, Anda akan mendapatkan status itu."]
"Aku bertanya untuk saat ini."
["Stamina Anda bahkan akan terkuras habis saat Anda berlari lebih cepat dari ini."]
Sigh...
Tidak ada pilihan lain, Alvin akhirnya berhenti dan memilih untuk menghadapinya saja.
.........
"Sialan. Aku sudah memanggil mu sejak tadi. Kenapa kau tidak berhenti?" tanya Shiva di sela nafas nya yang tersengal.
Alvin tidak menjawabnya. Ia diam untuk mengatur nafas seraya menatap Shiva dengan tatapan tajam.
Sebenarnya, tatapan itu adalah tatapan normal Alvin. Ia memang memiliki tatapan normal yang tajam, yang sebenarnya sangat di benci orang-orang di Akademi dulu.
Tatapan matanya yang tidak bersahabat itu jugalah yang sebenarnya menjadi salah satu penyebab kenapa Brondy sangat membencinya.
Brondy merasa bahwa hunter lemah sepertinya, tidak layak memiliki tatapan mata seperti tatapan seekor elang.
Terlebih lagi, Alvin juga lumayan tampan. Itu adalah 'nilai tambah lain', yang membuat kebencian Brondy dan rekan-rekan pria di Akademi semakin menumpuk.
.........
"Bagaimana kabar mu?" tanya Shiva lagi, setelah Alvin terlihat tidak ingin menjawab pertanyaannya tadi.
Alvin mendengus pelan, lalu memalingkan wajahnya, menatap kendaraan yang berseliweran di jalan.
"Hei. Apa kau marah?"
Mendengar kalimat itu, Alvin akhirnya menoleh untuk menatap Shiva kembali.
"Ku rasa, kau harus memikirkan apa yang seharusnya kau katakan terlebih dahulu, saat lain kali kau bertemu dengan ku lagi." Ucap Alvin, yang kemudian berbalik dan pergi melanjutkan larinya tanpa menunggu tanggapan Shiva atas ucapannya.
'Bukannya seharusnya dia merasa menyesal dan minta maaf? Apakah dia memang sudah seperti itu sejak dulu?'
Tidak seperti dugaan Alvin yang mengira Shiva akan tetap diam di sana, ternyata Shiva malah mengejarnya lagi.
'Apa dia gila?! Kenapa dia masih mengejar ku?'
["Saya tidak tahu, tuan. Anda bisa mengetahui mental seseorang saat Anda sudah mencapai level tertentu."]
"Apa?!"
["Anda akan mengetahuinya nanti..."]
"Baiklah. Tapi..., aku sebenarnya tidak sedang bertanya pada mu. Aku tadi hanya sedang bertanya-tanya pada diri ku sendiri dan terkejut dengan apa yang kau katakan."
["..."]
"Bisakah kau membedakan saat aku sedang bertanya dengan saat aku sedang berpikir untuk diri ku sendiri?"
["Saat Anda berada pada level 21, Sistem bisa memilah hal itu."]
"Yah, sudahlah..." sahut Alvin, ingin menyudahi pembicaraan saat ia merasa lebih cepat kehabisan nafas saat harus berbicara sambil berlari. Apalagi, Shiva juga sudah mempercepat larinya.
Saat ia masih berlari, sebuah suara mekanik yang berbeda dari suara Sistem Hunter terdengar di kepalanya. Itu adalah suara notifikasi yang ia dengar untuk kelima kalinya dalam hari ini.
["Selamat tuan, Anda telah mencapai level 5. Anda telah membuka dua status baru."]
"Benarkah?"
["Anda bisa mengeceknya."]
Alvin menoleh sebentar dan melihat Shiva masih berada beberapa meter di belakangnya.
"Nanti saja. Aku tidak mau ada orang lain yang melihatnya."
["Anda tidak perlu mengkhawatirkan hal itu. Suara Sistem dan jendela Sistem itu hanya Anda sendiri yang bisa mendengar dan melihatnya."]
"Benarkah?"
["Ya."]
"Jendela status."
Setelah Alvin memanggil jendela statusnya, lembaran hitam transparan muncul di hadapannya. Lembaran itu tetap berada di depannya dan mengikuti kecepatan lari Alvin untuk tetap berada di depan matanya.
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
...Level : 5...
...Experience Point : 15.010/25.000...
...Mana Point : 7.500/7.500...
...Stamina : 7.500/7.500...
...▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎...
...Health Point : 15.000/15.000...
...Attack Power : 1.500...
...Defence Power : 15.000...
...Recovery System : 10 p/s...
...■▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎■...
"Stamina? Apakah itu stamina tambahan?"
["Benar, tuan. Mulai saat ini Anda akan bisa menambah kapasitas stamina Anda juga setiap kali Anda naik level. Anda juga akan lebih mudah mengetahui berapa banyak stamina yang masih Anda miliki."]
"Lalu, apa itu sistem pemulihan?"
["Sistem pemulihan adalah poin yang akan membantu pemulihan energi Mana, stamina, dan kesehatan Anda, saat Anda mendapatkan penurunan pada status-status tersebut. Poin pemulihan Anda saat ini berada pada angka sepuluh poin per detik. Jadi, semua status yang berkurang akan di pulihkan sebanyak sepuluh poin per detik."]
"Jadi, aku tidak perlu mengosumsi health dan mana potion lagi?"
["Anda benar."]
"Wow, itu sangat keren. Aku akan lebih menghemat pengeluaran karena tidak perlu membeli dua ramuan itu lagi."
["Lebih cepat Anda berada di level 21 akan lebih baik. Anda akan membuka beberapa status penting."]
Alvin tidak menanggapinya. Jika ia mencapai level 21 artinya ia akan berpisah dengan Sistem tutorial ini, yang mungkin akan membuatnya sedikit sedih.
["Anda tidak perlu bersedih. Sistem yang akan menggantikan saya jauh lebih baik."
"Ah..., aku lupa kalau kau adalah seorang 'penguping' yang handal."
["Terima kasih."]
"..."
Alvin menoleh kembali untuk mengecek seberapa jauh ia telah meninggalkan Shiva. Walaupun dia seorang Warrior berperingkat D, dengan bawaan banyak dan berat seperti itu, tentu dia akan berlari dengan hati-hati.
Namun, Alvin agak terkejut saat sudah tidak melihat Shiva berada di belakangnya lagi.
Ia kemudian menoleh ke berbagai arah untuk melihat apakah Shiva telah merubah haluan untuk mencegatnya, namun ia tidak melihat gadis itu berada di sekitarnya lagi.
"Apa dia menyerah?"
......................
Alvin baru tiba di Akademi Hunter 1 jam kemudian.
Saat itu, ada banyak siswa yang sedang menggunakan gym sebagai tempat latihan untuk pembentukan tubuh.
Siswa-siswi Akademi biasanya memang berlatih di gym saat malam hari setelah pelajaran teori dan praktek selesai.
Para siswa yang sedang berlatih di sana, langsung menoleh ke arah Alvin yang sangat mencolok di antara orang-orang yang sedang berada di tempat itu.
Selain karena tubuhnya yang tinggi dan sangat kurus, juga karena wajahnya yang sudah lumayan terkenal setelah beberapa hari belakangan muncul di berbagai jam tayang berita di website resmi Asosiasi Kota S akibat kegagalan raid yang terjadi beberapa hari lalu.
Setelah hampir semua orang mengenalinya, Alvin langsung dapat mendengar siswa-siswi itu mulai berbisik-bisik membicarakannya. Ada yang bersimpati padanya, namun tak sedikit yang mencemoohnya.
Dengan tatapan tajam, Alvin langsung menoleh dan menatap ke beberapa orang yang menurutnya mengatainya dengan kata-kata yang sangat tidak respek pada seseorang yang hampir saja mati dalam sebuah musibah yang bukan diakibatkan oleh keteledoran orang itu sendiri.
Namun, saat Alvin mencoba mendengar lagi dengan jelas apa yang sedang mereka bicarakan, ia akhirnya memilih untuk tidak memerdulikan mereka lagi.
'Ternyata mereka menyindir ku karena mengira aku hampir mati karena serakah. Yah, aku mungkin akan berpikir seperti mereka juga jika mendengar berita yang sama pada orang lain.'
Ia langsung mengingat Brondy dan Shiva, yang kakaknya ceritakan telah mengatakan hal itu saat di wawancara.
"Mereka memang brengsek," gumam Alvin, mengutuk dua orang itu dengan perasaan mendongkol.
......................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 231 Episodes
Comments
Harman LokeST
laaaaaaaaaaaaaajjjjjjjjuuuuuuuuuuuutttttt
2023-11-10
0
Donita S
ga tau malu sih nih cewek
2023-08-17
5
Donita S
di pelintir aja dong mulutnya 😡
2023-08-17
6