DKS ^ Bab 16

Setiap kali membuka pimtu rumah, jantung Aize berpacu dengan sangat cepat. Wanita itu merasa resah dan gelisah jika yang muncul di balik pintu adalah Birru, bukannya Cakra.

Lama-lama kegelisahan Aize itu rupanya membuat Cakra curiga. Pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh istrinya itu.

“Mas Cakra!” sapa Aize yang kini merasa lega setelah memastikan bahwa yang datang adalah suaminya.

Melihat wajah gugup Aize, Cakra pun tak tahan lagi untuk menanyakan kecurigaannya. “Kamu kenapa sih? Setiap kali buka pintu, kamu pasti kayak syok gitu? Ada apa?”

Aize menelan ludah dengan kasar sambil membuang muka dari Cakra. Sebenarnya dia sangat ingin mengatakan semua tentang Birru, tapi Aize belum siap unyuk mengatakannya sekarang. Apalagi, saat ini Arka sedang sakit dan tentunya Aize tak mau membuka obrolan yang akan memancing keributan.

“Aku … aku belum siap cerita, Mas. Maaf!”

Cakra pikir, Aize mungkin sedang bertengkar dengan mamanya. Sebagai seorang suami yang baik, Cakra tidak akan memaksakan istrinya itu untuk bercerita kalau memang belum siap.

“Nggak apa-apa kalau kamu belum siap. Besok aku mau ke luar kota dua hari buat cek usaha kita di kota lama. Kamu nggak apa-apa aku tinggal? Arka lagi sakit juga!”

Cakra menghela napas berat. Rasanya tidak tega meninggalkan sang istri dalam keadaan seperti ini. Namun, kunjungan ke luar kota itu sudah menjadi kegiatan rutin Cakra untuk mengontrol cabang-cabang bisnisnya.

Aize sebenarnya sangat khawatir ditinggal Cakra pergi. Hal itu pasti membuat Birru leluasa untuk datang berkunjung ke rumahnya, dan pastinya itu akan membuat Aize semakin tertekan.

Aize pikir, mungkin sebaiknya dia bilang semuanya ke Cakra setelah suaminya itu kembali dari pekerjaannya di luar kota. Wanita itu tidak mau membuat Cakra khawatir, dan sekaligus dia juga menyiapkan diri juga mental untuk menghadapi reakso Cakra nanti.

“Nggak apa-apa, Mas. Aku bisa jaga Arka kok, kalau ada apa-apa, rumah sakit juga dekat. Kamu nggak usah khawatir ya! Nanti aku bantu siapkan baju ganti kamu, Mas!” balas Aize dengan suara lembut.

*

*

Keesokan harinya, Cakra berangkat ke luar kota. Dengan berusaha menyembunyikan kegugupannya, Aize mengantarkan sang suami ke pintu depan.

Cakra sebenarnya tidak tega meninggalkan sang istri yang tengah dilanda masalah yang dia sendiri tidak mengerti itu apa. Apalagi, Arka saat ini juga tengah sakit, makin bimbanglah hati Cakra.

“Kamu beneran nggak apa-apa aku tinggal, Sayang?” tanya Cakra memastikan.

Wanita itu tersenyum pada Cakra untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja. Sambil menggendong putranya, Aize pun menjawab, “Nggak apa-apa, Mas. Kamu nggak usah khawatir, Arka akan aku jaga kok. Nanti kita bisa telfonan juga.”

Tega tidak tega, akhirnya Cakra pun meninggalkan istri dan anaknya itu. Sementara Aize langsung mengunci pintu dan semua jendela setelah memastikan suaminya pergi.

Birru tentu tahu kabar mengenai Cakra yang pergi ke luar kota. Baginya, ini adalah kesempatan besar untuk bisa bermain dengan Arka, putra kandungnya.

Laki-laki itu kembali mendatangi rumah Cakra dan Aize. Namun, berkali-kali mengetuk pintu, Aize tak kunjung keluar membuat Birru dilanda emosi.

“Aizena keluar! Aku mau ketemu Arka!” teriak Birru sembari menggedor-gedor pintu rumah saudara kembarnya.

Aize meminta Arka agar tidur dan menyalakan musik agar putranya itu tidak mendengar suara teriakan Birru. Sesekali wanita itu juga mengintip dari balkon untuk memastikan Birru tak membuat kerusakan pada rumahnya.

Perasaan Cakra yang tidak tenang, membuat laki-laki itu memutuskan untuk kembali pulang karena dompetnya juga tertinggal. Saat mobilnya sampai di halaman rumah, Cakra memicingkan mata melihat sosok laki-laki yang terus mengetuk-ngetuk pintu rumahnya sambil sesekali memanggil nama putranya.

“Maaf, ada apa ya?” tanya Cakra saat belum melihat wajah Birru yang sama dengannya.

Seketika itu Birru pun menoleh dan melihat kehadiran Cakra. Cakra sendiri sangat syok melihat wajah yang sama persis dengannya. Tinggi mereka sama, suara pun hampir sama.

“Ka-kamu siapa?” tanya Cakra dengan bingung. Selama ini dia hanya tahu bahwa saudara kembarnya telah meninggal saat mereka dilahirkan. Namun, laki-laki yang ada di hadapannya saat ini sangat mirip dengannya.

Apa dia sungguh-sungguh saudara kembarku?

***

Kembang kopinya banyakin, jangan lupa like dan komennya ya 🙃🙃🙃

Terpopuler

Comments

Pia Palinrungi

Pia Palinrungi

alhamdulillah akhirnya ketemu jg, biar selesai masalahnya aize

2024-01-07

1

Yuli Silvy

Yuli Silvy

syukur balik LG

2023-08-23

1

Febby Fadila

Febby Fadila

ya ampun aku yg dek dekan ni

2023-08-22

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 71 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!