DKS ^ Bab 15

Dalam hati Birru bersorak penuh kemenangan saat ibunya meminta dirinya yang mengaku sebagai Cakra itu untuk menceraikan Aize. Namun, tujuannya sekarang bukanlah itu.

Laki-laki tampan itu menatap sang ibu dan menggenggam kedua tangannya dengan lembut. “Ma, kayaknya Mama datang di waktu yang nggak tepat. Aku mohon sama Mama, aku sangat menyayangi Aize dan Arka. Mama pulang dulu ya, biar aku selesaikan masalah aku sama Aize,” pintanya dengan raut wajah yang sedih.

Mama Cakra melirik menantunya sekilas. Aize tengah menatapnya dengan kepala menggeleng lemah seakan tidak mempercayai apa yang dilihatnya saat ini.

“Tetap saja, Cakra. Dia nggak tahu malu kalau sampai ngusir kamu dari rumah. Mama masih nggak terima lihat dia taampar kamu!” balas mama Cakra.

Birru menciumi kedua tangan ibunya dan sekali lagi memohon agar wanita itu bersedia meninggalkan rumah itu. Sampai akhirnya, mertua Aize itu mau meninggalkan rumah putranya meski dalam keadaan kesal.

Setelah mama Cakra pergi dengan taksi, Birru menatap Aize dan tersenyum licik. Dia tahu sekarang Aize sudah berada dalam genggamannya.

“Ini belum seberapa, Aize. Saat aku punya kesempatan, aku akan mengambil Arka darimu. Lalu, aku akan mengungkapkan siapa ayah kandung Arka. Aku sangat yakin, Cakra akan merasa hancur karena istrinya tidak bisa menjaga kehormatan dan hamil denganku, saudara kembarnya sendiri. Setelah itu, Cakra akan menceraikanmu dan aku akan membuatnya masuk ke rumah sakit jiwa.”

Ancaman Birru sama sekali tidak membuat Aize gentar. Dia tertawa terbahak-bahak di hadapan Birru yang baru saja mengancamnya.

“Aku dan Mas Cakra sudah banyak melewati asam manis kehidupan rumah tangga. Aku sangat yakin, Mas Cakra sangat mencintaiku dan dia tidak akan meninggalkanku, apalagi ini sama sekali bukan kesalahanku. Mas Cakra nggak akan mungkin menceraikanku, Birru. Kamu salah!”

Namun, Birru juga tidak mau kalah. Dia mengancam Aize dengan berbagai cara.

“Kamu terlalu percaya diri, Aize. Kamu sudah membohonginya selama ini. Kamu hamil anakku dan bersikap seolah-olah anak itu adalah anak Cakra. Kamu memang wanita paling egois!”

Birru terus berusaha membuat Aize terpancing emosi. Dia ingin Aize terus dirundung ketakutan dan akhirnya kalah.

“Kamu yang bajiingan, Birru! Kamu datang dan menodai aku. Tanpa aku tahu kalau Mas Cakra punya saudara kembar. Aku cuma korban, kenapa aku yang egois? Aku nggak akan pernah biarkan kamu mengambil Arka dari kami, Arka itu anakku dan Mas Cakra!” balas Aize dengan napas tersengal-sengal dan mata yang mulai berkaca-kaca.

Birru tersenyum licik melihat bendungan bening di mata Aize. “Kalau aku gagal mengambil Arka dari kalian, tidak masalah! Aku bisa menghancurkan Cakra lewat Arka. Dia adalah putraku, dan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Aize, kamu sangat paham apa yang aku maksud, ‘kan?”

Aize membisu mendengar ucapan Birru. Dia tentu saja sangat mengerti apa yang Birru maksud. Bagaimana kalau memang itu sampai terjadi? Bagaimana kalau Arka mewarisi sifat jahat Birru?

“Aku harap setelah ini kamu tidak akan menghalang-halangi bertemu dengan Arka lagi, karena aku akan melakukan segala cara untuk menghancurkan kalian kalau kamu mengulangi kesalahan ini! Ini peringatan dariku Aize, aku bisa melakukan apa pun yang tidak pernah kamu kira sebelumnya!” Birru langsung meninggalkan Aize begitu saja

Sementara Aize merasakan sesak di dadanya karena masalah yang dia hadapi semakin rumit sekarang.

***

Kembang kopinya jangan lupa gaess, triple up nih😘😘😘

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***