DKS ^ Bab 18

Perkelahian antara Cakra dan Birru tidak dapat dihindari lagi. Setelah Cakra melayangkan boogem mentah ke wajah Birru, saudara kembarnya itu malah tersenyum seolah tak merasakan sakit sama sekali.

“Kalau kamu nggak peecaya sama omonganku. Kamu bisa tanya langsung sama istrimu tercinta!”

Tentu saja hal itu membuat Cakra kian tersulut emosi. Sekali lagi dia melayangkan sebuah pukulan di wajah Birru hingga membuat darah segar mengalir di sudut bibirnya.

Laki-laki itu hanya mengusap darahnya dengan ibu jari, lalu tersenyum menyeringai dan membalas pukulan Cakra. Mereka saling memukul dan membabi buta, sampai akhirnya Birru berhasil membuat Cakra tersungkur dan suami Aize itu habis babak belur.

Aize mendengar suara keributan dan keluar ke balkon untuk melihat apa yang terjadi. Saat tahu Cakra dan Birru berkelahi sampai salah satunya terluka parah, dia langsung berlari turun untuk melerai.

Wanita itu memperhatikan betul-betul penampilan keduanya yang sangat-sangat mirip. Akan tetapi, Aize mampu membedakan dua orang kembar itu lewat tanda lahir Birru di bawah telinga. Dia langsung memeluk Cakra yang saat ini jatuh tersungkur.

Melihat rasa peduli Aize pada Cakra, membuat hati Birru semakin terbakar. Dia tidak mungkin bisa kembali memukul Cakra karena terhalang oleh Aize, dan akhirnya dia pun mengurungkan niatnya itu.

Namun, niat Aize menolong Cakra, rupanya tidak mampu memadamkan emosi suaminya itu. Cakra justru menepis tangannya dan menatap Aize dengan marah.

“Jelaskan apa yang sudah terjadi!” sentak Cakra dengan nada tinggi.

Aize memejamkan mata. Sekarang, di hadapannya sudah ada Cakra, dan juga Birru yang tidak akan tinggal diam. Aize sudah terjebak. Jadi, mau tidak mau dia harus mengakui semuanya.

“Aku sama dia nggak berselingkuh, Mas. Sungguh! Aku sangat yakin kalau Arka itu anakmu!” jelas Aize dengan air mata yang tak bisa terbendung lagi.

Bulir bening itu meluncur deras di pipi Aize. Hatinya telah hancur, rumah tangganya sudah di ujung tanduk. Entah dia dan Cakra bisa mempertahankannya atau tidak, nasibnya akan ditentukan oleh sikap Cakra hari ini.

“Kamu emang wanita munafik, Aize. Kamu sangat menikmati permainan kita malam itu. Saat suamimu pergi ke luar negeri dan aku datang untuk menghamilimu. Kamu menyembunyikan hasil pemeriksaan dari Cakra dan memilih untuk tetap mempertahankan anak dari laki-laki lain,” sahut Birru yang langsung mencuri kesempatan untuk memprovokasi Cakra.

“Diam kamu!” Tatapan mata Aize beralih pada Birru yang berdiri tak jauh darinya. Wanita itu lalu kembali menatap suaminya dan berkata, “Aku beneran nggak selingkuh, Mas. Aku juga nggak tahu awalnya. Maafin aku, tapi aku sangat yakin kalau Arka itu anak Mas Cakra, anak kita, Mas!”

Entah kenapa kepala Birru terasa mau pecah saat mendengar Aize berkata dengan lembut pada suaminya. Dia kembali mengucapkan kata-kata yang bermaksud untuk mengacaukan hubungan Aize dan Cakra, dan juga membuat Cakra yakin bahwa Arka bukanlah anaknya, tapi anak kandung Birru.

“Arka bahkan punya mata dan alis yang sama denganku. Dia juga punya tanda lahir di bawah telinga sama denganku, ‘kan?”

“Birru, diam!” Aize berteriak dengan keras.

“Cukup!” sentak Cakra. “Kalian berdua udah menghancurkan perasaan dan kepercayaanku!”

“Kamu emang layak dapat semua ini, Cakra. Sekarang kita impas karena sejak kecil aku yang dibuang dan aku sendirian yang hancur menderita,” balas Birru yang akhirnya meninggalkan Cakra dan Aize.

***

Humm makin tegang gaess 🙈🙈

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***