DKS ^ Bab 3

Kabar kehamilan Aize sampai juga ke telinga mertuanya. Orang tua Cakra itu datang jauh-jauh untuk melihat langsung keadaan putra dan menantunya.

“Aize, kamu sungguh sedang hamil?” tanya mama Cakra begitu Aize membukakan pintu rumahnya.

“Mama! Masuk dululah, kita bicarakan di dalam!” sela Cakra yang sengaja mendampingi Aize saat membukakan pintu untuk orang tuanya.

Mama Cakra langsung merangkul lengan menantunya itu masuk karena sudah tidak sabar ingin mendengar langsung berita tentang kehamilan Aize. “Kamu maklum aja dong, Cakra. Mama kan menanti kabar ini udah tiga tahun. Wajar dong kalau mama mau pastikan langsung!”

Cakra hanya bisa menghela napas dengan pasrah dan mengusap pundak istrinya yang berusaha tersenyum menghadapi sikap mama Cakra. Sebagai suami, laki-laki itu sangat tahu bagaimana Aize merasa tidak nyaman karena sikap sang ibu yang selalu menuntutnya untuk segera hamil.

Cakra membawa bukti tes kehamilan dan juga gambar USG yang mereka dapat dari dokter. Hal itu semata-mata dia lakukan untuk membuat mamanya bungkam dan mempercayai kehamilan Aize yang masih sangat muda.

“Wah! Ternyata kalian benar-benar mau kasih mama cucu!” seru mama Cakra dengan senyum bahagia. Wanita itu langsung merangkul menantunya dan mengucapkan terima kasih, tak lupa dia juga mengusap perut Aize yang masih sangat rata.

Aize sendiri juga sangat bahagia karena sekarang mertuanya tidak akan menganggapnya sebagai wanita mandul lagi. Aize sekarang sedang mengandung darah daging mereka yang akan melengkapi keluarga kecil Cakra dan Aize.

*

*

Tanpa terasa, waktu berlalu begitu cepat. Sekarang, kandungan Aize sudah memasuki usia empat bulan. Demi mengumumkan kabar bahagia tentang kehamilan Aize, orang tua Cakra mengadakan syukuran untuk kehamilan Aize yang sudah dinanti selama tiga tahun.

Tentu saja Aize dan Cakra tidak keberatan sama sekali. Mereka malah senang menyambut niat baik orang tua Cakra yang ingin mengadakan syukuran untuk calon buah hati mereka.

“Selamat ya, Aize. Jadi nggak sabar mau lihat anak kalian lahir nanti. Apa seganteng Cakra, atau secantik kamu!” ucap salah seorang kerabat yang turut menghadiri acara syukuran di rumah orang tua Cakra itu.

Cakra merangkul Aize dengan penuh kasih dan membalas ucapan kerabatnya itu. “Mau ganteng atau pun cantik. Yang penting bayinya sehat, Aize juga sehat!”

“Hem, iya deh yang lagi menanti anak pertama. Kalau aku jadi kamu ya, Ai. Aku pasti minta hal yang macam-macam karena kehamilan itu momen langka yang belum tentu terulang lagi loh!”

Cakra dan Aize sama-sama tertawa mendengar usulan kerabat mereka itu. Bagi Cakra, dia sama sekali tidak akan keberatan sekali pun harus mendaki gunung dan menyeberangi lautan jika memang Aize mengidamkan sesuatu.

“Apa kamu berencana untuk ngidam, Sayang?” goda Cakra yang kemudian mengusap lembut perut sang istri yang mulai terlihat buncit.

Aize mengusap wajah suaminya, lalu tiba-tiba menarik hidung mancung Cakra yang membuatnya gemas. “Mana ada orang berencana ngidam, Mas?” tanya Aize yang kemudian berjalan keluar rumah untuk menghirup udara segar. Juga sedikit menepi dari keramaian saudara dan kerabat yang datang untuk mengucapkan doa terbaik untuknya dan bayinya.

Cakra mengikuti istrinya keluar. Dia tiba-tiba memeluk Aize dari belakang dan mendaratkan kecupan mesra di leher Aize. Kemudian, laki-laki tampan itu mengusap perut buncit sang istri sambil berkata, “Sayang, apa pun yang kamu minta, papa akan usahakan semuanya. Kamu harus sehat-sehat ya di perut Mama!”

Aize memang sangat beruntung memiliki Cakra yang sangat mencintainya. Namun, dia tidak sadar ada takdir besar yang menantinya dan mungkin akan menggoyahkan rumah tangganya kelak.

Sementara itu, dari kejauhan tampak seseorang sedang mengintip kebahagiaan Aize dan Cakra. Laki-laki itu memiliki wajah dan postur tubuh yang terlihat sangat mirip dengan Cakra.

“Kalian bisa bersenang-senang sekarang. Tapi, kita lihat setelah anak itu lahir. Apa kalian masih bisa tertawa bahagia?” ucapnya dengan senyum menyeringai yang terlihat menakutkan.

“Apa kamu masih bisa tertawa setelah tahu aku meniduri istrimu, Cakra? Bagaimana kalau kamu tahu anak di kandungan Aize itu adalah anakku? Aku yang selama ini kalian anggap tidak ada!”

**

Kembang kopinya jangan lupa 😘😘😘

Terpopuler

Comments

Pia Palinrungi

Pia Palinrungi

waduhhh jgn sampai kembaran aska datang mengganggu walaupun itu anaknya biar gak ketahuan sampai anak otu besar

2024-01-04

0

Ersa

Ersa

kembaran Cakra ini dulu "di buang kah? atau diculik kah"

2023-06-17

1

Neulis Saja

Neulis Saja

dianggap tdk ada lantaran hilang atau diculik ?

2023-06-15

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 71 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!