Ray yang terbawa suasana menatap mata Naya dalam diam, seketika jantung Ray berdetak tidak beraturan, setan dalam dirinya mendominasi hingga tanpa sadar menyentuh pipi Naya dan mendekatkan wajahnya,lalu….
"Ikannya!"
Ray kembali tersadar setelah mendengar teriakkan gadis di depannya, dan mematung di tempat.
"cut!"
gelak tawa dari arah pintu dapur membuat Ray menoleh dan menatap penuh ancaman seraya melempar serbet ke arah Edo.
" Setan! "
Tanpa memperdulikan Ray dan Edo Kanaya lebih fokus mengangkat ikan dari penggorengan yang nyaris gosong lalu mematikan kompornya.
"kamu tuh, hampir aja ikan aku gosong tau!" kesal Kanaya memaki seraya berjalan mendekati Ray.
"salah gue?!" balas Ray tak kala sengit.
"iya, coba kamu tadi gak__"
"gak apa?!" sela Ray sebelum gadis itu melanjutkan kalimatnya, dan semakin membuat Ray malu, karena hampir saja ia mencium gadis itu.
Edo yang sedari tadi menyaksikan drama ikan gosong itu hanya tertawa, baru kali ini dia melihat tampang bodoh sahabatnya itu. Ray yang selalu di puja gadis di kampusnya dan selalu berakhir dengan Ray menolaknya. Tapi, kali ini Ray justru di maki maki, pesona seorang Rayhan febriano sang idola kampus luntur seketika.
Setelah selesai drama memasak di dapur, mereka bertiga makan bersama di meja makan. Tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara, hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring dan sesekali Edo melirik Ray sambil menahan tawanya.
Sedangkan Ray hanya terdiam menikmati masakan Kanaya, walaupun hanya sekedar sayur dan ikan goreng baginya itu cukup nikmat, karena rasa masakan yang gadis itu pas sesuai seleranya.
"Masakan Lo enak juga, bakal sering numpang makan gue disini" celetuk Edo.
Ray mengangkat wajahnya menatap Edo tajam " Gak bisa!"
penolakan dari Ray membuat Edo menutup mulut nya karena tersedak, dia tidak sanggup lagi menahan tawanya. Ray yang selalu terlihat cuek dan masa bodoh, kini terlihat seperti cemburu.
" Kalo udah selesai lo boleh pulang "
Titah Ray sambil melirik ke arah Naya.
Kanaya mengangguk lemah, dan segera membereskan meja makan lalu mencucinya terlebih dulu sebelum ia pulang. Kemudian ia berjalan menghampiri Ray di ruang tengah untuk berpamitan.
" Mas Ray, aku pamit pulang "
Ray yang sedang sibuk dengan ponselnya-pun menoleh, ia memasukan ponselnya ke dalam saku celananya lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mendahului Kanaya.
" Ciieeee " ejek Edo .
Ray mengabaikan ejekan dan gelak tawa Edo, ia keluar dengan Kanaya yang mengekor di belakangnya, ketika sampai di halaman depan Ray berbalik badan namun justru bertabrakan dengan tubuh gadis itu.
"aduh" pekik Kanaya seraya melangkah mundur kebelakang.
" Lo tuh jalan matanya di pake! "
" Mas Ray yang berhenti ga bilang bilang! "
ucap Kanaya membela diri.
"Panggil gue Ray, jangan pake mas! Ngerti!"
bentaknya dengan nada menginterupsi.
"Iya iya, mas Ray, eh...R-Ray."
Kanaya sedikit gugup karena merasa canggung memnggilnya hanya dengan nama tanpa embel embel, tapi ia tidak bisa berbuat apa apa selain menuruti kemauan Ray. Kanaya segera melanjutkan langkahnya keluar pagar.
"tunggu!"
Kanaya berbalik menghadap Ray dengan raut bingung, apa lagi sih ya Tuhan? gerutunya.
"mana HP Lo!"
"Buat apa?"
"Buruan!"
Kanaya merogoh saku celana jeansnya dan menyerahkan benda pipih itu pada Ray.
Dengan cepat Ray mengetikan nomornya disana dan menekan tombol hijau, begitu panggilan tersambung ia langsung mematikan panggilan tersebut dan menyerahkan benda pipih itu pada Kanaya.
Kanaya menghela napas pelan, mendapat perlakuan Ray yang seenaknya. "ngeselin"
"gue masih bisa denger." sahut Ray kemudian.
Kanaya melanjutkan langkahnya dengan berlari kecil, ia ingin segera pergi dari hadapan cowo rese itu sebelum langkahnya di hentikan kembali.
" Ish ngeselin,tukang maksa! " gerutunya di sepanjang jalan pulang.
***
"Lo ga nganterin dia?"
Edo melirik sekilas lalu fokus kembali pada layar ponselnya.
Tidak ada jawaban, Ray hanya duduk di sofa single dan menyandarkan kepalanya di punggung sofa menatap ke atas dengan pandangan kosong. Ray tidak peduli seperti ini sebelumnya dengan wanita, ya wanita yang sekali mendapat perhatian akan salah paham lalu mengejarnya, dan itu membuat Ray malas. Tapi, aahh ia juga bingung, kenapa tadi ia mengantar gadis itu kedepan, bahkan meminta nomornya. shit!!
"Lo tau siapa namanya?" tanya Edo penasaran dengan tanpa memalingkan pandangannya dari layar ponsel.
"Ga penting!" jawab Ray malas, padahal ia sudah tau nama gadis itu sebelum bekerja di rumah ini. Dia gadis yang sudah dua kali mengganggu dirinya dalam satu waktu.
"Ga penting, tapi lu sosor!" ucap Edo terkekeh geli.
"Ga usah di bahas Anj*iing!"
" Tapi nanggung banget sumpah!"
Ray pun bangkit dari tempat duduknya dan menyerang Edo, ia pun tidak kalah sengit membalas serangan Ray memukul dan menjambak nya lalu di balas dengan gelak tawa oleh mereka berdua, itu lah cara mereka bercanda saling pukul seperti anak kecil yang berebut mainan.
🍁🍁🍁
Kanaya berjalan menyusuri jalanan komplek yang mulai sepi hanya terlihat beberapa kendaraan lalu-lalang dan di temani lampu penerangan jalan. Naya tidak sadar dari jauh sepasang mata memperhatikan nya dari dalam mobil.
Seseorang dengan pakaian serba hitam itu terus mengikutinya perlahan, bahkan hingga masuk kedalam gang sempit pria itu terus mengekor di belakangnya hingga tiba di depan rumah kanaya.
Pria itu terus memperhatikan sampai Naya masuk kedalam rumahnya,setelah masuk pria berbaju hitam itu terlihat menghubungi seseorang.
tok tok tok
"Assalamualaikum"
Pintu terbuka dan Yuni sudah berdiri di depan pintu dengan wajah sinis nya, menyilangkan kedua tangan nya di depan dada. Matanya menatap penuh selidik dari atas sampai bawah.
Kanaya mengerutkan dahinya bingung, ia menilik tubuhnya sendiri, tidak ada yang aneh.
Yuni melihat memar di dahi serta jari Kanaya yang di balut plaster, bibirnya tertarik membentuk sebuah senyuman, senyuman mengejek.
"Kamu kenapa Yun?"
"Ga papa! kayanya Lo pantes gantiin ibu"
kanaya tidak mengerti maksud dari ucapan Yuni, nada sindiran itu membuat ia merasa asing dengan Yuni yang sekarang di hadapannya.
"Mulai besok Lo gantiin ibu seterusnya, biar ibu istirahat di rumah"
" Tapi kan aku ada kerjaan di kafe! "
" Lo berenti aja! Sekarang gantian Lo balas budi sama ibu! "
Ucapan Yuni memang benar, Kanaya termangu sesaat mengingat dia sudah banyak berhutang budi pada ibu kandung Yuni. Ibu yang sudah mau menampungnya dan merawat dia, jika bukan karena kebaikan ibunya Yuni, entah sekarang ia menjadi apa. Kedua orang tua Kanaya sudah meninggal akibat kecelakaan tunggal dan merenggut nyawa kedua orangtuanya, Dengan berbesar hati ibu kandung Yuni mau merawat Kanaya yang saat itu tempat tinggal mereka bersebelahan dengannya. Merawat dan membesarkan Kanaya dan menganggap dirinya seperti anak kandungnya sendiri.
" Yaudah, besok aku resign "
Ujar Naya pasrah dan sambil berjalan ke kamarnya dengan langkah gontai, tidak bisa di bayangkan jika dia bekerja di rumah makhluk gila yang tukang maksa itu setiap hari.
Yuni tersenyum penuh kemenangan, baginya Naya gak boleh bahagia, karena Naya udah merenggut semua perhatian dan kasih sayang orang terdekat nya.
Naya membuka pintu lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur tipis nan lusuh,kemudian ia menyambar boneka beruang kesayangannya, membenamkan wajahnya disana, ia menangis lirih mengingat kejadian dimana dia harus kehilangan kedua orang tuanya.
ting!
Bunyi pesan masuk.
Naya menyambar ponselnya yang ia letakkan di atas nakas,membuka aplikasi chat ,tertera disana nama kaka tampan,Naya tersenyum sembari mengusap butiran bening di ujung matanya.
kaka tampan :"kamu udah tidur?"
naya :"belum,kamu kapan pulang?"
Kaka tampan :"Minggu depan, disana udah malem kan, tidur sana"
Naya :"iya ,iya ,tapi janji ya Minggu depan kamu pulang"
Kaka tampan :"iya ,bawel!".
Naya kembali meletakan ponselnya setelah membaca chat terakhir dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Selesai melakukan kegiatan bersih-bersihnya ia langsung merebahkan diri dan mulai memejamkan matanya sambil memeluk boneka beruangnya.
Sepertinya malam ini ia akan bermimpi indah,semoga luka di hatinya dapat terobati dengan cinta yang tulus dari seseorang yang menerima dia apa adanya.
🍁🍁🍁
makasih yang udah baca
jangan lupa vote ,like, komen dan rate 5,
biar lancar up nya😂
sampai jumpa di chapter selanjutnya 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Cicih Sophiana
Yuni kamu ga tau aja... Rey memperlakukan nya dgn baik...
2023-08-21
0
Etik Widarwati Dtt Wtda
pengganggu
2022-12-17
0
VS
kenalin dg kaka tampan donk Kanaya 😁
2021-12-17
0