Sore itu lagit terlihat mendung awan hitam menghalangi sinar senja hingga membuat langit lebih gelap dari biasanya. Pagar hitam yang berdiri kokoh dengan dua pohon beringin besar berdiri di kedua sisi pagar tersebut. Ray masuk ke dalam area pemakaman itu dengan membawa Kanaya untuk memperkenalkanya pada seseorang yang sangat penting dalam hidupnya.
Langkah Ray berhenti di sebuah makam dengan nisan bertuliskan Annisa. Makam yang terlihat bersih dan terawat meskipun sudah sangat lama.
Ray berjongkok di sisi makam dengan menatap nanar gundukan tanah di depannya itu.
" Ini makam siapa? "
Tanya Kanaya setelah ikut berjongkok di samping Ray.
Ray mengusap lembut nisan tersebut seakan menyampaikan rasa rindunya yang teramat dalam. Lalu Ray menoleh ke arah gadis di sampingnya.
" Ini makam ibu kandung gue " ucapnya dengan tersenyum samar.
Kanaya sempat terpaku sesaat lalu mengusap bahu Ray memberi kekuatan pada pria tampan di sampingnya. Kanaya melihat sisi lain dari diri Ray, pria yang selalu terlihat dingin dan arogan hari ini wajah tampannya terlihat sendu.
Ray dan Kanaya menaburkan bunga di atas gundukan tanah itu, lalu mendoakan sang ibu yang sudah tenang di alam sana. Baru saja Ray selesai berdoa suara gadis di sampingnya mengalihkan perhatiannya.
" Pulang yuk, udah gelap banget " ajak Kanaya pada Ray , karena jujur saja ia takut gelap.
" Ada gue, ga usah takut " Ray bangkit dari posisinya seraya mengulurkan tangan pada Kanaya.
Kanaya menyambut uluran tangan Ray dengan malu malu seraya bangkit dari posisinya.
Beru saja mereka melangkah rintik hujan yang sangat deras mengguyur mereka. Di tambah suara gemuruh petir yang saling bersahutan membuat Kanaya bsemakin takut. Ray berlari ke arah parkiran bersama Kanaya dengan jari saling bertautan. hingga sampai di parkiran Ray langsung membuka pintu mobil itu agar Kanaya segera masuk, lalu ia berputar mambuka pintu kemudi dan langsung menutup pintu itu.
Ray melepaskan jaket denim yang ia pakai lalu memakainya pada Kanaya " Lo pake, biar gak kedinginan "
" Buat kamu aja, nanti kamu sakit gimana? Kanaya melepaskan jaket itu namun dengan getakan cepat tangan Ray menahan tangan Kanaya.
" Gue gak papa "
Demi apapun Ray tidak sanggup melihat baju kanaya yang basah terkena hujan. Hingga memperlihatkan lekuk tubuh gadis itu dengan nyata. Ya Tuhan! cobaan macam apa ini, berdua di dalam mobil dengan gadis cantik dan terjebak hujan. Ray memalingkan wajahnya sembari tangannya menstater mobil hitamnya keluar area pemakaman.
Sementara Kanaya merasa gugup melihat pria di sampingnya yang hanya memakai kaos hitam polos. Terlihat jelas otot pria itu yang timbul dari balik bajunya.
Tidak ada obrolan selama perjalanan menuju apartemen, hanya terdengar tetesan deras yang menimpa atap mobilnya. Sesampainya di parkiran apartemen suara petir masih terdengar.
Duarr
Kanaya reflek memeluk lengan kekar Ray, Gadis itu menyembunyikan wajahnya di balik bahu Ray karena suara petir yang memekakkan telinga membuat gadis itu ketakutan. Dan sumpah demi apapun Ray seperti terkena aliran listrik tegangan tinggi. Akibat sentuhan kulit Kanaya di lengannya.
" Aku takut "
Ray menghela napas panjang untuk menetralisir gelenyar aneh yang menjalar di seluruh syaraf tubuhnya.
" mau disini aja? "
Kanaya mendongak lalu melepaskan pelukannya sontak membuat gadis itu semakin salah tingkah. Tatapan Ray yang tajam membuat Kanaya salah tingkah dan mengalihkan pandangannya, ia mencoba membuka safety beltnya. Tapi, sialnya benda itu seperti ingin menambah rasa malu Kanaya. Ia sangat kesusahan melepaskan benda itu.
" Kenapa? "
" Ga bisa di buka " ucapnya dengan wajah polos.
Ray melihat ke arah safety belt itu yang sedikit bermasalah. Damn! Jarak yang begitu dekat hingga hembusan nafas gadis didepannya itu terasa menerpa sebagian wajahnya. Ray mendongak dan tidak sengaja melihat mata teduh Kanaya.
Entah bisikan dari mana yang membuat Ray mengabaikan niat awalnya, mata itu seakan menghipnotisnya. Ray mendekatkan wajahnya di depan wajah Kanaya tanpa basa basi Ray langsung mengecup pelan bibir ranum milik gadis di depanya.
Kanaya membelalakan matanya, ia merasa dunianya terengut habis. Kecupan ringan berubah menjadi *******, Naya tak bisa berbuat apa-apa ia hanya terdiam bagai batu. Menikmati segala sentuhan lembut dari Ray. Hingga dering telfon membuat ******* itu terhenti dan Ray kembali ke posisinya tanpa kata. Sedangkan Kanaya hanya bisa menyentuh dadanya yang berdetak kencang.
Kanaya mengambil benda pipih itu dari dalam tas kecilnya dan langsung menggeser tombol hijau.
L**o dimana?
" Hmm a...aku di parkiran Ay, kenapa ? "
gue cuma mau ngasih tau, malem ini gue gak balik, Lo ati ati ,bye!.
Kanaya meletakan ponselnya kembali ke dalam tas setelah Ayrin mematikan sambungan telponnya. Dan bergerak membuka pintu mobil, Namun Ray mencekal pergelangan tangannya. Kanaya terdiam sesaat lalu menoleh ke arah Ray.
" Sorry..."
Kanaya hanya mengangguk lemah, jujur saja ia bingung harus menjawab apa. Karena ini pertama kali baginya.
Kanaya melangkahkan kakinya keluar dan menutup pintu mobil itu pelan. Ia berjalan pelan sembari menyentuh bibirnya yang basah akibat perbuatannya Ray. Pipinya merona merah ketika mengingat kejadian tadi, ia senang bercampur malu dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
Sementara Ray menatap gadis itu dari balik kemudinya yang mulai menjauh dari pandangannya. Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi sambil memejamkan matanya.
" Pasti dia mikir yang enggak-enggak tentang gue. Beg* "
Umpatnya sembari memukul stir mobil itu dengan keras. Ia merasa bersalah karena mencium gadis itu tanpa izin.
Ray menstater mobilnya untuk pergi meninggalkan gedung apartemen ini. Ia butuh istirahat untuk meredakan ketegangan yang baru saja terjadi.
Sesampainya di rumah ia langsung membanting tubuhnya di atas kasur king size miliknya. Ray menatap langit-langit kamarnya sembari menyentuh bibirnya, gadis itu benar benar membuatnya candu.
Ray beranjak dari tempat tidurnya berjalan gontai menuju kamar mandi. Tapi, tiba tiba ponselnya berdering. Dengan gerakan malas pria itu mengambil benda pipih itu di atas nakas.
Sebuah rekaman video dari nomor tidak di kenal terlihat di layar ponselnya. Ray menautkan kedua alisnya bingung, siapa yang mengirimnya video.
Ray menekan tombol play pada video tersebut, matanya terbelalak melihat seseorang yang berada di dalam rekaman tersebut. Kanaya tengah terkulai lemas di atas ranjang dengan posisi tangan dan kakinya terikat.
" Brengsek!! "
Ray mengumpat seraya meremas ponselnya keras. Detik kemudian seseorang memakai jaket hodi berjalan mendekat ke arah ranjang tersebut.
wohoo Rayhan Febriano lama gak jumpa bro. Lo masih ingetkan sama gue?
seseorang itu menjeda kalimatnya seraya memainkan jari telunjuknya di wajah mulus Kanaya serta mengecup kening itu pelan.
kalo Lo berani Dateng sendiri kesini, gue tunggu sebelum matahari terbit. Lo telat sedikit aja, cewe Lo yang cantik ini jadi milik gue.
Ujar seseorang di balik rekaman video itu dengan nada mengancam. Lalu tergelak kencang sebelum menghentikan rekaman tersebut.
" Bang***! Kali ini gue abisin Lo! "
Setelah seseorang dalam video itu mengirim lokasi keberadaan Kanaya Ray langsung menyambar kunci mobilnya di atas nakas dan berjalan cepat menuju mobilnya. Ray melajukan mobil hitam itu dengan kecepatan penuh bagai kesetanan. Ia berharap tidak terjadi sesuatu terhadap gadisnya.
🍁🍁🍁
hajar Ray jangan kasih kendor 😂
wah udah masuk konflik panas nih,,siapkan hati kalian yaww...😌
jangan lupa tinggalin jejaknya kak,,karena dukungan kalian bikin aku semangat... semangat bikin Ray bucin 😂
sampai jumpa di next chapter 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Etik Widarwati Dtt Wtda
haduh semoga g terkena jebakan
2022-12-20
0
MandaNya Boy Arbeto❤️
babang bright hati Eneng mw copot liat Abang😂😂
semoga si Ray GK terjebak ya sama akal akalanny si Nino
2021-11-21
0
Andi Arif official
hajar...hajar ,,hajar
2021-05-29
1