PANGLIMA PERANG VS AMBITIOUS GIRL
Matahari siang yang sangat terik di tengah kota membuat siapa saja enggan untuk berada di bawahnya. Siapapun akan lebih untuk memilih bersembunyi dari silaunya sang surya. Mencoba mencari keteduhan yang membuat hati dan jiwa merasa nyaman.
Namun tidak dengan seorang pemuda bertubuh tinggi yang memakai seragam sekolah. Dia bersama dengan gerombolan teman-temannya yang memakai seragam berbeda-beda, berdiri menanti kereta yang melintas di hadapan mereka.
Mereka yang jumlahnya lebih dari sekitar dua puluh orang itu terlihat amat sangat serius menunggu kereta yang berjalan sangat cepat. Mata mereka bahkan tidak berkedip dan tubuh mereka tampak terlihat siaga.
"Dengar, habisi mereka semua dan jangan beri ampun. Kita harus membalas dendam karena mereka sudah memandang rendah pada kita." Seru si pemilik julukan Panglima Perang.
Ares Wyman Sanzio, pemuda berusia 17 tahun yang memiliki tinggi tubuh 183 cm merupakan pimpinan dari para berandal suatu kelompok yang di kenal dengan julukan The Black Hole. Rata-rata kehadiran di sekolah dirinya hanyalah 1%, semua itu akibat hampir setiap hari ia membolos sekolah.
Dan saat ini pemuda berwajah tampan dengan tatapan sangar itu sedang bersiap siaga untuk melawan para musuh genk-nya yang berada di seberang rel sana. Ya, mereka berniat saling berkelahi dengan kelompok lainnya. Kereta yang berlalu akan menjadi tanda dimulainya perkelahian. Begitu yang biasanya terjadi.
"Berapa jumlah mereka, Es?" Tanya salah satu tangan kanannya yang merupakan sahabatnya, Anton Pratama Yudha.
Tatapannya menajam mencoba memperhatikan jumlah musuhnya dari celah dua kereta yang melintas di rel. Terlihat pemuda itu sangat fokus untuk menghitung semuanya seperti keahliannya yang dijuluki Panglima Perang.
"Dua puluh tiga orang. Kalian semua tidak perlu takut. Aku yakin kita akan menang. Aku akan mengalahkan setengah dari mereka dengan cepat dan sisanya urusan kalian." Ujar Ares dengan penuh percaya diri. "Bersiaplah, keretanya akan habis."
Setelah bersiaga selama beberapa menit menunggu kedua kereta yang melintas di kedua rel yang berlawanan akhirnya kereta tersebut lewat dan palang pintu kereta otomatis terangkat.
Ketika Ares hendak memberikan aba-aba untuk segera menyerang, tiba-tiba muncul seorang gadis berkacamata di hadapan para lawan mereka. Yang membuat dirinya menahan perintahnya untuk menyerang karena gadis tersebut memakai seragam sekolah yang sama dengan dirinya.
"Siapa si kacamata itu?" Tanya Ares heran.
Akan tetapi musuh mereka langsung berlari hendak menghampiri kelompoknya, sehingga mau tidak mau Ares harus memulai perang.
"SERANG!!" Seru Ares dan diikuti para teman-temannya berlari menghampiri para musuh yang sudah siap saling memukul.
Fokus Ares terpecah pada gadis berkacamata yang berada di tengah kekacauan. Anehnya gadis itu bukannya menghindar dan pergi dari tempat ini, ia malah seperti memperhatikan para pemuda yang sedang saling serang tersebut.
"Mau apa dia?" Ares terus memperhatikan gadis tersebut meski dirinya sedang berkelahi.
"Ar, awas!!" Seru Anton pada Ares yang tampak lengah saat seseorang hendak menendangnya.
Ares yang menguasai beberapa ilmu bela diri mampu lebih dulu menghindar dan menahan kaki musuhnya dengan langsung menyerang balik.
Ketika ia menoleh ke arah gadis yang masih berada di jarak sekitar sepuluh meter darinya itu, gadis tersebut terdorong oleh seseorang yang sedang sibuk berkelahi hingga hampir saja terjatuh. Beruntung dia berhasil menyeimbangkan tubuhnya dan tidak jadi terjatuh. Akan tetapi kacamata gadis itu terjatuh ke tanah.
Ares yang sibuk mengalahkan musuh-musuhnya melihat pada gadis yang sedang berusaha mengambil kembali kacamata miliknya. Namun sayangnya mereka yang sedang baku hantam tanpa sengaja membuatnya terus bergeser.
Meski begitu, gadis yang terlihat sedikit sulit melihat tanpa bantuan kacamata itu berusaha menggapai kacamatanya. Ia tidak memedulikan walau beberapa kali dirinya terkena tubuh dari mereka yang sedang berkelahi.
"Gadis aneh! Kenapa dia di sana?" Oceh Ares berusaha untuk segera mengalahkan lawannya dengan langsung memberikan pukulan keras.
Ares melihat bagaimana gadis yang sedang mencari kacamatanya itu beberapa kali terkena serangan hingga beberapa kali dia tersungkur. Melihatnya membuat Ares berniat untuk menghampiri gadis itu.
"Hey kau!! Bangun dan pergi dari sini!!" Seru Ares masih berusaha mendekati tempat gadis itu.
Semua tidak mudah untuk Ares menuju tempat gadis itu, karena musuh-musuhnya pasti akan terus menyerang dirinya.
Seruan Ares seperti tidak didengar gadis itu. Masih saja gadis itu berusaha mengambil kacamatanya meski dirinya beberapa kali menjadi sandungan para pemuda yang sedang berkelahi.
Akhirnya tangan gadis itu berhasil meraih kacamatanya akan tetapi tentu saja benda itu sudah rusak karena tanpa sengaja seseorang menginjaknya sebelum ia mengambilnya.
Ares bisa melihat bagaimana wajah gadis itu terlihat kesal karena mengetahui kacamatanya rusak.
Ketika gadis yang entah siapa itu bangkit berdiri tiba-tiba seseorang melepaskan pukulan salah sasaran yang langsung mengenai pipi gadis itu. Ares langsung berlari untuk menopang tubuhnya yang hendak terlempar ke bawah.
"Kau baik-baik saja?" Tanya Ares pada gadis itu.
Gadis itu menatap wajah Ares yang terlihat sangat dekat karena posisi dirinya yang berada di pelukan pemuda itu.
"Apa kau Ares Wyman Sanzio?"
Pertanyaan gadis yang baru saja ditolongnya membuat Ares langsung tahu apa tujuan gadis itu berada di sana saat ini.
"Ikutlah denganku ke sekolah!!" Ujar gadis itu tidak memedulikan pipinya yang sudah terlihat membiru karena pukulan tadi.
Tiba-tiba seseorang mencoba menyerang Ares, secepatnya pemuda itu melawan dengan keahliannya dan dengan mudahnya menumbangkannya.
Tanpa ia tahu lengannya disambar oleh gadis yang berada di sana dan dirinya langsung ditarik begitu saja olehnya. Cengkraman gadis itu lumayan kuat sehingga Ares mau tidak mau mengikuti langkah gadis itu untuk menjauh dari sana.
Beberapa musuhnya mencoba mengejar, namun dengan bantuan sahabatnya—Anton, Ares bisa pergi dari sana.
Gadis yang menyeret Ares berhenti ketika mereka berdua sampai di sebuah gang sempit untuk bersembunyi.
"Kenapa kau menarikku?" Ujar Ares dengan nada kesal sambil menarik lengannya dengan sangat kuat hingga terlepas dari genggaman gadis itu.
"Aku adalah Natania Prasasti, ketua OSIS di mana kau sekolah. Sekarang juga kau harus datang ke sekolah." Jawab gadis yang terlihat menyipitkan matanya karena dirinya sulit melihat tanpa kacamata.
Mendengarnya Ares mendengus dengan sedikit tawa geli. Ia tidak percaya gadis itu berada di tengah-tengah tawuran hanya untuk mencari dirinya.
"Pergilah, jangan datang temui aku lagi! Tidak akan ada yang bisa mengaturku!!"
"Tidak!! Aku akan membuatmu masuk ke sekolah! Aku tidak akan kembali ke sekolah sampai kau setiap hari hadir ke sekolah!! Mau tidak mau kau akan ke sekolah sekarang."
Perkataan gadis yang berbicara dengan nada dingin itu membuat Ares menjadi kesal. Selama ini tidak ada yang bisa mengatur hidupnya, bahkan kedua orang tua pemuda itu pun tidak bisa.
Sebagai pria yang terkenal dengan tatapan iblisnya, membuat Ares ingin mengakhiri percakapan yang menurutnya sia-sia tersebut dengan membuat gadis yang ada di hadapannya menjadi takut pada dirinya.
Ares mendekati gadis bernama Natania itu dengan mendorongnya hingga terpojok di tembok gang yang sempit. Lalu mendekati wajahnya ke wajah gadis yang terdiam dengan perlakuannya.
Dengan perlahan bibir Ares mendekati bibirnya dengan harapan gadis itu akan mendorongnya sebelum ia menciumnya. Namun itu tidak terjadi sehingga pemuda itu menghentikan rencananya yang ingin menggertak gadis itu dengan berniat menciumnya.
"Sebaiknya pergi dan jangan pernah muncul dihadapanku lagi!!" Ucap Ares menatap tajam pada gadis yang memiliki tatapan datar itu.
"Sudah aku bilang aku akan membuatmu masuk sekolah lagi dan belajar seperti murid lainnya. Aku tidak akan membiarkanmu tidak lulus sekolah." Jawab gadis itu dengan penuh keyakinan. "Aku tidak ingin orang sepertimu mencoreng nama sekolah dengan tidak lulus. Kau tahu kan kalau sekolah kita selama berpuluh-puluh tahun tidak ada yang tidak pernah lulus sekolah."
"Siapa yang peduli!!" Seru Ares terlihat sangat kesal menatap gadis yang tak tampak takut sedikit pun itu.
"Aku akan menghantuimu siang dan malam sampai di dalam mimpi pun kau akan melihatku. Aku akan melakukannya hingga kita berdua lulus sekolah." Ucap gadis bertinggi badan hanya 159 cm tersebut dengan tatapan dingin yang kaku.
"Lakukan saja apa yang kau mau." Jawab Ares ketus. "Tapi tidak ada yang bisa kau lakukan—"
Tanpa Ares duga gadis itu menarik tengkuknya dan langsung mencium bibirnya dengan berjinjit.
...–NATZSIMO–...
Kisah ini akan ada kaitannya dengan salah satu The Three Musketeers ya, bisa dilihat kan dari nama keluarganya yang merupakan nama keluarga Melody dan ketiga kakak kembarnya.
Yup, Ares Wyman Sanzio adalah anak dari salah satu The Three Musketeers.
Untuk yang belum tahu siapa The Three Musketeers bisa baca novel author Melody 911 With The Three Musketeers (jilid pertama) dan MELODY MUSKETEERS (jilid kedua) .
Jangan lupa follow IG author untuk Visual Character ya @natzsimo.author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
🎀RINA🆁🅰🅹🅰❀∂я👻ᴸᴷOFF
cerita yang menarik aku suka cew yang agresif drpd yang lemah lembut😅😅
2023-11-28
1
☠ᵏᵋᶜᶟ❤️⃟Wᵃfe£HIAT🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀
Buset tak kira nak naik kereta hilih hilih ternyata
2023-09-11
1
𝚃𝙷𝙴 𝚀𝚄𝙴𝙴𝙽 R
Buset kok bisa kagak berkedip
2023-09-11
1