Ucapan Ares membuat Tania sedikit takut, namun gadis itu menghalaunya dan menganggap kalau Ares hanyalah sedang membual.
"Baiklah, persiapkan telinga dan tanganmu! Aku akan membaca dengan cepat dan tulislah semua yang aku katakan. Kita buktikan semuanya." Ujar Tania siap membaca.
Sejenak Tania melihat kacamata yang dirinya kenakan. Kacamata baru itu sudah terjatuh beberapa kali, beruntung tidak pecah namun rasanya gadis itu sudah merasa tidak nyaman mengenakannya.
Ares menoleh pada Tania karena gadis itu tidak mulai membaca dan sedang sibuk memperhatikan kacamatanya.
"Ada apa? Kenapa tidak membacanya? Aku sudah menunggumu membaca." Protes Ares karena tidak sabar memulai tantangannya.
Tania langsung mengenakan kacamatanya. Segera gadis itu membaca buku catatan Biologi miliknya sedangkan Ares langsung mencatat semua yang dikatakan Tania. Dengan sangat sengaja Tania membaca dengan sangat cepat agar Ares tidak bisa menulis apa yang dibacanya.
Hingga beberapa menit berlalu, Tania berhenti membaca karena materi yang akan dijadikan bahan test besok sudah habis.
"Sudah selesai?" Ares menoleh melihat Tania dengan menarik pulpen yang ada di genggamannya.
Tania hanya mengedipkan matanya untuk menjawab pertanyaan pemuda itu.
"Kalau begitu Pak Guru, cepat nilai tulisanku. Apa ini terbaca atau tidak?" Seru Ares melihat pada Kayden yang sejak tadi memperhatikan kedua muridnya itu. "Astaga, sudah sangat lama sekali aku tidak menulis cepat seperti ini." Keluh Ares sambil meregangkan kedua tangannya setelah meletakan pulpen.
Kayden berjalan ke meja makan dan langsung mengambil buku milik Ares untuk menilai hasil catatan yang ditulis Ares.
Tania memperhatikan Kayden yang membaca catatan tangan Ares. Terlihat wajah pria itu tamoak aneh, bahkan dia melirik pada Ares dengan tatapan terlihat heran.
"Bagaimana?" Tanya Ares dengan sebuah senyuman.
"Ada apa, Kay? Apa kau tidak bisa membaca tulisannya?" Tanya Tania semakin penasaran karena Kayden tidak langsung menjawabnya.
"Jujur saja, tulisanmu sangat bagus. Ini terlihat sangat indah." Seru Kayden tidak percaya pada Ares. "Dia tidak berbohong, selain dia bisa menulis cepat... Tulisannya sangat rapi." Kali ini Kayden menatap pada Tania.
Merasa tidak percaya pada yang diucapkan Kayden, Tania segera beranjak dan menuju arah Kayden yang sedang memegang buku catatan Ares. Tanpa mengatakan apapun, gadis itu merampas buku tersebut dari tangan gurunya.
Tania sontak kaget karena benar yang dikatakan Ares, tulisan pemuda itu sangat indah, hal itu membuat Tania menjadi heran pada kemampuan pemuda yang dianggapnya bodoh itu.
"Kau lihat kan? Aku bisa menulis dengan sangat cepat dan tulisanku juga bagus. Ya, bisa dibilang kemampuan itu aku dapatkan dari ayahku." Ucap Ares dengan tersenyum miring, menyombongkan dirinya. "Jadi apa aku menang, Pak Guru?"
"Katakan saja, apa yang kau inginkan?" Tanya Tania sambil meletakkan buku milik Ares ke hadapan pemuda itu dan dirinya kembali duduk di meja makan.
Kayden yang masih berdiri melihat kedua orang itu, ingin tahu apa yang hendak dikatakan Ares. Sebagai wali kelas tentu saja dirinya ingin memastikan apa yang diinginkan Ares dari Tania bukanlah sesuatu yang tidak-tidak.
"Ada apa Pak Guru? Kenapa ku melihat padaku seperti itu?" Tanya Ares yang menyadari tatapan Kayden tampak sangat tajam menantikan apa yang hendak keluar dari mulutnya. "Ya, ampun sepertinya kau khawatir aku meminta hal macam-macam ya? Apa kau menganggapnya serius ucapanku tadi?"
"Ya, kau harus ingat untuk tidak meminta hal-hal yang tidak pantas kau minta dari seorang gadis." Jawab Kayden.
Mendengarnya, Ares mendengus pada Kayden.
"Astaga, kau curiga padaku? Kau pikir apa yang akan aku minta dari wanita culun seperti dia?" Seru Ares menunjukkan raut wajah tidak tertariknya pada Tania. "Kau juga tahu kan kalau selama ini dialah yang mengejar-ngejarku dan bahkan menciumku waktu itu."
"Apa yang kau katakan? Aku mengejarmu hanya karena ingin mempertahankan reputasi sekolah. Aku tidak ingin hanya karena satu orang bodoh nama sekolah jadi rusak. Dan mengenai ciuman itu—"
"Sudahlah, lebih baik kalian mulai belajarnya agar saat makanannya jadi kita makan bersama." Sambar Kayden menghentikan perkataan Tania yang ingin mengatakan mengenai ciuman antara gadis itu dan Ares. "Aku ini wali kelas kalian berdua, aku hanya ingin memastikan anak muridku tidak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan seorang pelajar."
Ares tertawa kecil mendengar ucapan Kayden, namun segera menahannya untuk mengatakan apa yang terlintas di pikiran pemuda itu.
"Pak Guru, apa jangan-jangan kau menyukainya?" Tanya Ares menatap lekat pada Kayden yang masih berdiri di hadapannya.
Kayden tidak menjawabnya dan terpaku pada pertanyaan yang diberikan Ares padanya.
Tiba-tiba Tania memukul kepala Ares menggunakan buku yang dipegangnya hingga pemuda itu meringis kesakitan.
"Kenapa kau memukulku?" Geram Ares sangat kesal karena rasa sakit yang dia rasakan.
"Katakan saja apa yang kau inginkan dariku setelahnya kita bisa langsung melanjutkan belajarnya." Seru Tania dengan nada dingin.
Ares tampak berpikir sesaat. Pemuda itu belum terpikirkan apapun saat ini.
"Aku akan memintanya lain waktu." Jawab Ares.
"Oke, sekarang buka bukumu. Kita mulai belajarnya." Ujar Tania seperti tidak memikirkan apa yang akan Ares minta dari dirinya. "Cepat buka bukumu! Kita tidak punya banyak waktu lagi."
Dengan enggan Ares mengeluarkan buku lain miliknya untuk melanjutkan sesi belajar dirinya bersama dengan Tania.
Sedangkan Kayden kembali memasak, meski sesekali pria itu melirik pada kedua muridnya yang sedang belajar bersama.
Selama hampir empat puluh menit Ares dan Tania belajar bersama. Kayden yang sedang memasak untuk makan malam pun juga sudah hampir menyelesaikan masakannya berupa Mie Goreng Seafood.
"Aromanya sangat lezat. Ini sangat mengganggu konsentrasiku." Gumam Ares yang sudah merasakan sangat lapar. "Pak Guru, apa sudah matang? Aku sangat lapar."
Tania merasa kesal pada Ares yang langsung menghentikan fokus belajarnya.
"Lima menit lagi jadi, sebaiknya kalian singkirkan buku-buku kalian dari meja. Kita akan makan malam dulu." Jawab Kayden setelahnya mematikan kompor karena Mie Goreng Seafood yang dibuatnya sudah matang.
Dengan cepat Ares membereskan buku-bukunya di atas meja karena tidak sabar ingin makan malam.
Sedangkan Tania hanya menatap kesal pada Ares, meski begitu dirinya juga melakukan hal yang sama, yaitu merapikan buku miliknya dari atas meja.
Tidak berapa lama, Kayden membawa masakannya ke meja makan dan duduk di hadapan Ares untuk makan dengan pemuda itu dan Tania.
"Akhirnya aku bisa makan juga, perutku sangat lapar sekarang." Oceh Ares dengan tidak sabar saat melihat mie goreng yang sudah ada di hadapannya.
Akan tetapi pemuda itu melihat porsi yang diberikan Kayden padanya lebih sedikit dibanding dengan porsi milik Tania.
"Kenapa punyaku lebih sedikit darimu?" Tanya Ares menoleh pada Tania. "Pak guru, kenapa kau memberikan porsi yang lebih banyak padanya?" Ares menatap Kayden.
"Itu karena ini adalah makanan favoritnya. Mie Goreng—"
Tiba-tiba Tania menukar piringnya dengan milik Ares. Melihat yang dilakukan Tania membuat Kayden menghentikan ucapannya.
"Kau berisik sekali! Hanya karena makanan, kau meributkan hal-hal sepele yang seharusnya bukanlah masalah." Seru Tania. "Sebaiknya kita makan dan jangan banyak bicara."
"Oke, aku juga memang sudah sangat lapar, jadi aku akan memakannya." Ujar Ares siap menyantap makanannya.
Ketiga orang di meja makan tersebut, menikmati makan malam mereka bersama.
"Pak Guru, ini sangat lezat. Aku tidak mengira kalau kau bisa memasak dan selezat ini masakanmu." Komen Ares sehabis menelan yang ada di mulutnya. "Kau tahu ayahku juga sangat pandai memasak, bahkan ibuku sudah belajar masak pun tetap tidak bisa menandingi masakannya. Selain ayahku, pamanku Lion juga bisa memasak, ya... Dia selalu berada di rumah, dia ayah rumah tangga jadi pastinya dia bisa memasak."
"Ya, aku juga tahu itu." Jawab Kayden.
"Tahu? Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya Ares heran dengan sambil berpikir. "Oh iya, selain itu... Salah satu sepupuku dari The Three Musical juga sangat pandai memasak. Apa kau tahu kalau kembaran sahabatmu yang perempuan juga sangat pandai memasak? Hany... Maksudku Harmony. Kau pasti mengenalnya juga kan?"
Kayden hanya diam saja saat mendengar sebuah nama yang diucapkan Ares.
"Tunggu dulu... Sepertinya aku merasa teringat sesuatu." Ucap Ares sambil berpikir. "Sekitar lima tahun lalu, aku pernah melihat sepupuku itu bersama seorang pria yang merupakan teman sekolahnya. Mereka memasak bersama disaat aku sedang berada di rumahnya. Pak Guru, apa itu kau?"
Tania menjadi menatap Kayden saat mendengar pertanyaan Ares tersebut.
...–NATZSIMO–...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rina👻ᴸᴷOFF
waduh kayden ada punya hubungan sama sepupu Ares kah🤔🤔
2023-11-29
1
ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊
lumrah sih orang malas belajar biasanya lebih condong ke bakat klo tidak olahraga pasti Seni nya yg bagus.... sampe sini paham yah manusia itu memiliki kelebihan masing-masing ☺️
2023-09-10
1
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Menarik juga kisah Kayden, apakah Harmony itu masa lalunya Kay? 🤔🤔
2023-08-05
2