Ares meninggalkan sekolah setelah Tania memintanya untuk menunggunya di rumah, namun bukannya pulang ke rumah, pemuda itu menuju ke suatu tempat.
Di hentikan motor miliknya di depan sebuah rumah. Rumah yang dua hari kemarin pemuda itu selalu datangi. Ya, Ares pergi ke rumah Kayden. Dia berencana menunggu Tania di sana untuk melancarkan rencananya dalam mencari tahu dugaannya mengenai The Bloody Rose adalah wali kelasnya sendiri, Kayden.
Saat yang bersamaan, Karen baru saja keluar dari rumah itu dan berjalan menuju pekarangan rumahnya. Wanita itu hendak pergi ke reuni sekolahnya hari ini.
Tatapannya terarah pada salah satu murid si sekolahnya yang berdiri di depan rumahnya. Segera Karen menghampiri Ares yang juga melihatnya.
"Bukannya kau Ares? Si murid berandal yang tidak pernah masuk ke sekolah dan hari ini baru saja masuk?" Tanya Karen dengan heran.
Mendengarnya Ares merasa menjadi canggung karena kepala sekolahnya melihat kehadirannya, ditambah perkataannya membuat pemuda itu sedikit malu.
"Mau apa kau ke sini? Apa kau ingin menemui wali kelasmu? Bukannya dia masih berada di sekolah?" Tanya Karen lagi dengan bingung.
"Tidak bu, aku datang karena Tania menyuruhku untuk menunggunya di sini. Saat ini dia sedang rapat OSIS dan nanti kami akan belajar bersama. Sepertinya bu kepala sekolah juga sudah tahu kan, kalau dia berencana untuk membantuku belajar." Ujar Ares sedikit berbohong.
"Ya, tapi dari mana kau tahu kalau Tania tinggal di sini?" Tanya Karen penasaran karena yang dia tahu kalau Tania merahasiakan hal tersebut dari siapapun yang berada di sekolah.
"Dia sendiri yang mengatakannya padaku." Jawab Ares berbohong.
Karen tahu kalau pemuda itu mengatakan kebohongan namun dia merasa itu bukan sesuatu yang harus diributkan sehingga wanita itu tidak membahasnya.
"Aku akan pergi dan di rumah tidak ada siapapun."
"Aku bisa menunggunya di luar saja." Ujar Ares dengan penuh keyakinan dan mengumbar senyumnya.
"Ya, tentu. Tunggulah dia di luar. Biasanya rapat OSIS akan selesai setelah dua jam atau lebih. Tapi wali kelasmu kemungkinan akan pulang lebih cepat dari itu." Seru Karen.
"Tidak masalah, aku akan menunggunya." Senyum Ares memperlihatkan keyakinannya.
Setelah Karen memberikannya ijin untuk menunggu di pekarangan rumahnya, Ares menuju di meja besar yang terbuat dari kayu, meja tersebut merupakan tempat favorit Kayden. Beruntung hari ini matahari tertutup awan sehingga dirinya tidak perlu merasakan teriknya sang surya.
Sepeninggalan kepala sekolah, Ares merebahkan tubuhnya dengan menggeliatkannya. Di ambilnya buku catatan milik Tania yang diberikannya padanya. Dengan gerakan cepat, pemuda itu membuka satu per satu tiap halaman buku catatan tersebut.
"Ya ampun, tulisannya tidak terbaca." Ares berkomentar saat melihat isi buku catatan milik Tania. "Apa dia bercita-cita menjadi dokter? Kalau begini dia sangat cocok sekali."
Ares terus membolak-balikan halaman tiap halaman dan bahkan mengambil buku catatan lainnya yang diberikan Tania.
"Kalau begini bagaimana bisa aku membacanya?" Tanya Ares heran dan tidak percaya karena tulisan Tania sama sekali tidak bisa dirinya baca.
Sambil berdecak, Ares meletakkan buku tersebut di sampingnya. Tiba-tiba rasa mengantuk menyerangnya. Pemuda itu menguap sambil menggeliatkan tubuhnya di atas meja kayu besar yang hanya beralaskan tikar tipis.
"Padahal tadi sudah tidur saat jam pelajaran, kenapa rasanya aku masih mengantuk?" Gumam Ares sambil mengambil posisi nyaman untuk dirinya tidur.
Setelah dua jam pemuda itu terlelap, Ares membuka mata. Masih sambil menguap pemuda itu bangkit duduk dan melihat ponselnya yang sudah menunjukkan pukul lima sore.
"Ini sudah sore, kenapa rapat OSIS selama itu?" Oceh Ares merasa tidak sabar menunggu. "Wali kelas juga kenapa belum pulang? Katanya tadi sebentar lagi dia akan pulang?"
Ares mengalihkan tatapannya pada tanaman bunga mawar yang ada di hadapannya. Bunga mawar merah dan mawar hitam. Melihat itu membuatnya teringat pada The Bloody Rose. Hal itu membuatnya semakin yakin mengenai dugaannya.
"Aku sangat yakin kalau dia adalah The Bloody Rose." Ujar Ares dengan penuh keyakinan.
Tiba-tiba terdengar langkah dua orang mendekat ke arah rumah itu. Ares menoleh ke arah pagar yang hanya setinggi satu meter dan melihat Tania bersama dengan Kayden berdiri berhadapan, tampak sedang mengobrol.
"Itu mereka... Mereka pulang bersama?" Bisik Ares heran. "Apa yang mereka bicarakan?"
Sejenak pemuda itu memperhatikan kedua orang itu. Bisa dia lihat kalau Tania dan Kayden tampak serius saat mengobrol hingga tidak menyadari keberadaannya yang ada di dalam pekarangan tempat tinggal mereka.
"Akhirnya kau pulang juga." Seru Ares setelah tidak sabar menunggu.
Kedua orang di luar pekarangan menoleh padanya dengan tatapan terkejut, dan itu membuatnya menjadi senang.
"Kenapa lama sekali? Sudah dua jam lewat aku menunggu di sini. Kenapa kau baru pulang? Eh, pak guru? Kau tinggal di sini juga ya? Ah, tidak... Ini kan rumahmu." Ares melambaikan tangan kanannya dengan sebuah senyuman, seperti menggoda kedua orang yang melihatnya terkejut.
"Ke—kenapa dia di sini?" Tanya Tania dengan sangat terkejut dan langsung kembali menoleh pada Kayden.
Kayden hanya sedikit mengangkat pundaknya karena dirinya pun juga tidak mengerti mengenai keberadaan Ares.
Segera Tania berjalan masuk ke dalam pekarangan dan mendekati Ares. Gadis itu sangat penasaran kenapa pemuda itu seperti tahu di mana tempat tinggalnya.
Kayden berjalan perlahan mengikuti langkah Tania di belakangnya.
"Kenapa kau di sini? Dari mana kau tahu aku tinggal di sini?" Seru Tania penasaran.
"Jadi benar kau tinggal di sini?" Ares memasang wajah terkejut yang dibuat-buat.
"Dari mana kau tahu?" Sekali lagi Tania bertanya karena gadis itu menjadi sedikit takut kalau di mana dirinya tinggal akan menyebar ke semua murid di sekolah.
"Tadi saat ingin meninggalkan sekolah aku bertemu kepala sekolah dan dia mengatakan di mana kau tinggal. Dia menyuruhku untuk menungguku di—"
"Kau tidak perlu berbohong." Sela Kayden yang mengetahui kalau apa yang dikatakan Ares sebuah kebohongan. "Kepala sekolah meninggalkan sekolah saat jam istirahat berakhir. Bagaimana mungkin dia bertemu denganmu saat jam pulang tadi."
Ares tidak mengira kalau kebohongannya langsung ketahuan. Pemuda itu hanya tertawa untuk menutupi rasa kesal sekaligus malu.
"Jangan bilang kalau waktu itu kau mengikutiku?!" Seru Tania yang menyadari beberapa hari lalu saat Ares mengantarnya pulang.
Menyadari hal tersebut, Tania menahan napasnya untuk meredam rasa kesal karena dirinya waktu itu tidak berpikir kalau Ares akan mengikutinya pulang.
"Kenapa sepertinya kau kesal?" Tatap Ares penuh selidik. "Apa jangan-jangan, kau tidak mau siapapun tahu kalau kau tinggal dengan mereka?"
Tania kembali menahan napasnya dan berdecak semakin kesal.
"Kau tenang saja aku akan tutup mulut." Ares memberikan gestur seperti sedang menarik zipper di mulutnya dengan senyuman.
Entah kenapa Tania tidak yakin akan hal tersebut. Pemuda seperti Ares pasti akan berulah, apalagi saat mengetahui hal yang disembunyikan olehnya. Sudah barang tentu itu akan dijadikan senjatanya kelak.
...–NATZSIMO–...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rina👻ᴸᴷOFF
wah bakal datang trus gak nih si Ares kayak nya sih iya🤔🤔
2023-11-29
1
ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊
nah kan habis lah diakau tania, jangan sampai ini jadi senjata buat Ares untuk bolos lagi 🤭
2023-09-10
1
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Astagaa Bu Kareenn😑. Manggil nama orang dg benar napa🙄. Manggil orang dg label berandal, bagus gitu?🙄 maluu Buu dg profesimu sbg kepala sekolah, tak patut🚶♀🚶♀
2023-08-05
2