Sepanjang rapat OSIS Tania sedikit tidak fokus. Dirinya yang sangat merasa kesal pada Ares yang tidak menepati perkataannya, membuat gadis itu ingin segera pergi menemuinya.
Namun tanggungjawabnya sebagai ketua OSIS harus dia lakukan. Hal itu membuat Tania tidak bisa langsung pergi mencari Ares.
Rapat OSIS berlangsung sangat lama, dan selesai saat malam hari. Itu pun mau tidak mau Tania akhiri karena waktu sudah semakin larut.
"Rapatnya baru selesai?" Tanya Kayden saat berjalan melintas di depan ruang OSIS.
Saat yang bersamaan, Tania baru saja keluar dari ruangan itu dan hendak mengunci pintu.
"Ya, aku harus mengakhirinya karena yang lain sudah tampak kelaparan, itu membuat mereka tidak fokus." Jawab Tania setelah mengunci pintu dan berbalik melihat pada Kayden. "Tumben sekali kau juga belum pulang jam segini?"
"Ya, aku harus memeriksa test tadi. Ngomong-ngomong, selamat ya... nilaimu sempurna lagi. Kau pasti senang, kan?" Senyum Kayden.
"Biasa saja. Aku selalu mendapatkan nilai sempurna jadi perasaanku biasa saja." Sahut Tania tanpa ekspresi.
"Ya ampun, kau sombong sekali." Ujar Kayden memicingkan matanya pada Tania. "Oh iya, pasti kau juga sudah lapar kan? Ini sudah jam delapan malam. Bagaimana kalau aku traktir makan? Sekalian kita pulang bersama."
"Tidak ada waktu. Aku harus menemui si berandal berengsek itu dan menyeretnya ke sekolah besok." Jawab Tania sambil berjalan meninggalkan Kayden.
Melihatnya Kayden menghela napas karena mendapatkan penolakan dari ajakannya tersebut.
"Kau akan ke rumahnya? Dia pasti tidak ada di sana sekarang ini." Seru Kayden.
Namun Tania tidak menjawab. Gadis itu tetap berjalan pergi.
Untuknya tak ada tempat lain yang bisa dia tuju untuk mencari Ares. Satu-satunya hanya rumah pria itu. Setidaknya itu tempat pertama yang harus dirinya tuju, dan jika memang Ares tidak ada, maka selanjutnya Tania berniat mencarinya di tempat lain di tiap sudut kota.
Hanya itu yang terpikirkan olehnya saat ini.
Tidak berapa lama, Tania sampai di rumah Ares. Hanya kedua adik kembar Ares yang menemuinya. Dan seperti dugaan gadis itu, pemuda yang dia cari tidak ada di sana.
"Sudah aku katakan ucapan pria tidak ada yang bisa dipegang. Kecuali papa kami." Ujar Athena.
"Nomernya tidak aktif. Sepertinya baterai ponselnya habis." Ucap Aphrodite mencoba menghubungi Ares.
"Baiklah, kalau begitu akan aku cari saja langsung."
Setelah berkata begitu, Tania melangkah keluar dari rumah megah nan mewah milik keluarga Sanzio tersebut.
Ketika gadis itu keluar dari pintu gerbang rumah itu, sebuah mobil melintas masuk. Tania menoleh pada kehadiran seorang pria di dalam mobil.
Melihatnya, Tania tahu kalau orang yang menyetir mobil itu adalah salah satu dari kembaran ayah Ares, yaitu mantan kekasih dari ibu gadis itu. Seorang aktor senior yang sangat terkenal dan berjaya selama bertahun-tahun di masa mudanya. Si tampan Musketeers, Prothos.
"Dia adalah orang itu." Gumam Tania saat mobil yang dilihatnya berlalu begitu saja.
Gadis itu mengalihkan tatapannya dan berniat untuk kembali fokus pada tujuannya. Segera dia melangkah pergi dari sana.
Lebih dari satu jam Tania mencari Ares dan mencoba menelepon ponsel pemuda itu. Aphrodite memberikan nomer ponsel kakaknya pada Tania tadi.
Namun tak ada sosok Ares di manapun dan ponsel pemuda itu memang tampaknya sedang tidak aktif saat ini.
Rasa lapar sudah menyerang gadis itu. Untuk mengisi perutnya, Tania membeli mie instan di sebuah minimarket dan beristirahat sebentar.
Sambil menikmati makan malamnya, dia membuka akun media sosial dan melihat akun milik Ares. Tujuannya agar dirinya tahu tempat mana saja yang biasa dikunjungi pemuda itu.
Ares lumayan sering mengunggah foto di akun media sosialnya. Tania terus saja menggulir ponselnya, melihat uanggahan-unggahan pemuda itu.
Sebuah motor melintas di depan minimarket di mana Tania sedang duduk mengarah ke jendela. Suara kenalpot motor tersebut sangat keras hingga mengalihkan pandangan gadis itu.
Motor merah dengan seorang pria mengenakan jaket kulit melintas dengan sangat cepat. Meski begitu, Tania bisa melihat sebuah gambar bunga mawar merah menjadi motif jaket lengan pria itu.
"Bunga mawar? Pria itu sangat aneh. Melihatnya jadi membuatku teringat pada Kay." Guman Tania. "Aku harap pria itu terjatuh karena mengebut."
Kayden yang selalu bersantai di pekarangan rumahnya duduk dengan menikmati pemandangan tanaman bunga mawar yang pria itu tanam. Kayden memang sangat menyukai bunga itu sejak lama.
Tania kembali memfokuskan pandangannya ke layar ponsel dan kembali memperhatikan akun media sosial Ares. Dilihatnya sebuah foto yang sedang berada di atas motornya dengan helm yang masih terpasang di kepalanya.
"Dia pasti sama saja dengan pria tadi. Ya, pria seperti mereka sangat suka bergaya dengan motor seperti itu. Ck!"
Tiba-tiba ponselnya masuk sebuah panggilan telepon. Nama Kayden tertera di layar ponsel gadis itu.
"Ada apa? Aku sedang makan sekarang." Ujar Tania menerima panggilan telepon Kayden.
"Sebaiknya jangan makan mie instan terus. Belilah makanan yang lebih bergizi." Seru Kayden di ujung telepon.
"Dari mana kau tahu aku makan mie instan?" Tanya Tania sedikit bingung.
"Bu—bukannya seperti itu terus? Se—setiap kali kau tidak makan di rumahku, kau selalu makan mie instan. Bahkan aku yakin saat ini kau ada di minimarket kan?" Tanya Kayden.
"Kay, kau ada di luar? Kenapa berisik sekali?" Tania balik bertanya saat mendengar suara ribut di telepon.
"A—aku... Ya, aku sedang berjalan kaki keluar dari sekolah menuju rumah."
"Bukannya tadi kau sudah akan pulang?" Tanya Tania sedikit heran.
"Tiba-tiba saja aku teringat ada sesuatu yang masih harus aku kerjakan, makanya aku kembali bekerja." Jawab Kayden. "Sudahlah, sekarang kau di mana? Apa sudah menemukan anak nakal itu?"
"Aku akan mencarinya sebentar lagi. Ya sudah kalau begitu. Aku harus pergi sekarang." Ucap Tania.
"Tunggu dulu! Sebaiknya kau datang ke kawasan perkantoran di dekat danau buatan. Tempat itu biasa di jadikan tempat balap liar. Sepertinya anak nakal itu sering balap liar di sana." Seru Kayden.
Tania mencerna informasi yang diberikan Kayden padanya, dan itu adalah informasi yang sangat bagus. Dia yakin kalau Ares memang sedang berada di sana saat ini.
"Baiklah, aku sudah sampai rumah. Sebaiknya kau segera pulang." Ujar Kayden setelahnya menutup telepon.
"Dasar aneh, bukannya dia naik mobil. Dan jalanan dari sekolah ke rumah sangat sepi, aku yakin dia berbohong." Oceh Tania sambil memasukkan ponselnya ke tas. "Anehnya, seharusnya dia yang langsung mencari anak nakal itu kalau dia tahu di mana dia."
Gadis itu langsung bergegas keluar dari minimarket untuk segera ke tempat yang diberitahukan Kayden padanya.
Ternyata tepat seperti yang di katakan Kayden padanya. Ketika Tania tiba di sebuah jalanan di kawasan perkantoran, terlihat belasan pria dengan motor besar berada di sana. Dan salah satunya adalah pemuda yang sedang dirinya cari.
Tania langsung berdiri di hadapan pria yang sedang ada di tengah jalan, di dekat motornya yang terparkir di jarak kurang lebih sepuluh meter.
Rasa kesalnya langsung memuncak ketika Ares juga melihat kehadirannya. Dengan langkah cepat, Tania bergegas mendekati Ares Dan berdiri di hadapan pemuda itu.
Tatapan semua pemuda yang adalah anggota kelompok The Black Hole mengarah pada Tania Dan Ares.
Wajah Ares tampak panik karena tidak tahu harus bagaimana mengahadapi Tania di hadapan para teman-temannya. Hal itu membuatnya menjadi terdiam dengan kebingungan.
Karena rasa kesal dan merasa dipermainkan oleh Ares, Tania mengepalkan tangannya dan mendaratkan sebuah pukulan pada pemuda itu.
Keadaan menjadi dingin karena semua pemuda di sana terdiam saat melihat pimpinan mereka mendapatkan sebuah bogem mentah dari seorang gadis. Hanya Anton yang menahan tawanya saat melihat sahabatnya ditunjukkan oleh gadis yang Ares bilang tergila-gila padanya.
"Apa yang kau lakukan?!" Geram Ares tersulut emosi namun pemuda itu langsung teringat perkataan ibunya yang melarang dirinya berteriak pada seorang wanita.
"Sekarang aku akan membunuhmu!!" Geram Tania mengambil sebuah gunting yang gadis itu sudah persiapkan di dalam tas.
Melihatnya Ares beserta semua pemuda di sana sontak terkejut.
Anton menahan lengan Tania saat gadis itu mengarahkan gunting yang dibawanya pada Ares.
"Sabar, tenang dulu!" Seru Anton memegang lengan Tania. "Jangan melakukan hal-hal buruk." Anton langsung merebut gunting dari Tania.
Ares yang tadi tampak terkejut dan takut merasa lega saat Anton berhasil membuat Tania tidak menusuknya.
"Kenapa kau tidak datang ke sekolah hari ini?" Tanya Tania dengan nada dingin. "Kau bilang akan datang."
"Kau yang memaksaku mengatakannya, aku tidak benar-benar ingin datang ke sekolah!!" Seru Ares tanpa sadar berbicara dengan nada kesalnya.
Tania terdiam sesaat mendengar ucapan Ares. Gadis itu sangat kesal karena rasa lelah dirinya juga.
"Tampaknya... Memang sudah sifat keluargamu tidak pernah menepati janji. Aku tidak heran karena omongan semua pria di keluargamu memang tidak pernah bisa dipercaya. Dasar keluarga pembohong!!" Kali ini Tania berbicara dengan penuh emosi pada Ares.
Melihatnya Ares terdiam karena biasanya gadis itu selalu tampak dingin saat berbicara, namun kali ini Tania seperti terbakar amarah hingga berteriak sangat lantang. Ditambah apa yang dikatakannya menyinggung mengenai keluarga dirinya dengan mengatakan keluarganya adalah keluarga pembohong.
"Apa yang kau katakan?" Tanya Ares heran. "Kenapa kau mengatakan hal buruk mengenai keluargaku? Tidak ada kaitannya keluargaku dengan aku yang membohongimu."
Kali ini Ares yang menatap lekat pada Tania karena merasa tersinggung dengan perkataan gadis itu mengenai keluarganya.
...–NATZSIMO–...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rina👻ᴸᴷOFF
kayaknya ada something tentang kayden.. apa dia juga spt Ares yang suka balap liar
2023-11-29
1
༄༅⃟𝐐Dena🌹
Ini bukan anak sekolahan lagi jika pola pikirnya sdh seperti ini😁😁
2023-08-03
2
¢ᖱ'D⃤ ̐NOL👀ՇɧeeՐՏ🍻
nah kan, bikin esmoni sih Ares!!!
2023-06-18
1