"Apa yang kau katakan? Apa hubungannya The Bloody Rose dengan gadis itu? Kenapa dia meminta agar kau mengikuti semua perkataan si kacamata itu?" Tanya Anton pada Ares.
Ares dan Anton mengobrol sesaat setelah The Bloody Rose atau Kayden pergi dari sana. Kedua pemuda itu masih berada di atas motor mereka masing-masing, dan bersebelahan.
Baru saja Ares mengatakan apa yang diinginkan The Bloody Rose pada Ares setelah pria itu mengalahkan dirinya dalam balap motor.
"Itu sangat aneh. Padahal dia tidak tahu apapun yang terjadi pada kau dan gadis kacamata itu kan? Lalu kenapa dia memintamu begitu? Apa jangan-jangan sebenarnya dia kenal dengan gadis itu?"
"Entahlah... Aku juga tidak—" Perkataan Ares terhenti dengan mata yang menerawang.
"Ada apa?" Tanya Anton karena sahabatnya itu tampak berpikir.
Ares diam saja, dirinya baru saja memikirkan sesuatu. Tiba-tiba saja pikirannya terlintas pada sosok pria yang dia lihat saat membuntuti Tania pulang. Pria yang dilihatnya bersama gadis itu, dan membuatnya merasa tidak asing.
"Apa yang kau pikirkan?"
"Apa jangan-jangan dugaanku benar?" Tanya Ares yang masih berpikir keras hingga tidak menghiraukan pertanyaan Anton.
"Dugaan apa yang benar?" Anton semakin penasaran.
Ares menopang dagunya dengan tangan kanan seraya berpikir dan terus berkutat pada benaknya.
Baru saja pemuda itu berasumsi kalau pria yang bersama dengan Tania kemarin itu adalah wali kelasnya. Akan tetapi itu saja tidak cukup untuknya.
"Apa yang kau pikirkan?" Anton terus saja bertanya meski Ares tidak menggubrisnya.
Ares masih tidak menjawab. Pemuda itu masih berpikir dan mencari kecocokan dengan apa yang mengganggu dirinya.
"Katakan padaku, apa yang kau pikirkan?"
"Diamlah!! Kau berisik sekali, berengsek!!" Kesal Ares pada Anton yang terus menerus mengganggu dirinya yang sedang sibuk berpikir.
"Aku kan hanya ingin tahu apa yang kau pikirkan." Jawab Anton yang terkejut dengan bentakan sahabatnya.
"Sepertinya aku tahu siapa The Bloody Rose." Seru Ares menatap pada Anton dengan serius.
"A—apa kau bilang? Kau tahu siapa pria misterius itu?" Wajah Anton tampak terkejut dengan pernyataan Ares.
"Sepertinya ucapanmu tadi benar."
"Ucapanku yang mana? Apa yang benar?" Tanya Anton semakin penasaran karena Ares tidak mengatakan semuanya dengan jelas.
"Si kacamata itu dan The Bloody Rose... Ah, maksudku, wali kelas kami... Sepertinya mereka berdua memiliki hubungan." Jawab Ares.
"Hubungan? Tunggu-tunggu!! Apa maksudmu wali kelas kami?" Tatap Anton dengan wajah heran.
"The Bloody Rose... Dia adalah wali kelasnya. Ma—maksudku wali kelasku dan si kacamata itu." Jawab Ares dengan penuh keyakinan. "Kau tahu kan kalau sepupuku memiliki sahabat yang aku ceritakan kalau sahabatnya itu adalah wali kelasku?"
"Sepupumu Symphony?" Tanya Anton.
"Aku rasa itu sangat mungkin karena hanya Symphony yang bisa merahasiakan siapa itu The Bloody Rose dengan rumus pertemanan yang dibuat pamanku Lion." Jawab Ares mengangguk.
"Apa itu mungkin?"
Ares menatap sahabatnya dengan lekat. Dirinya ingin mempunyai sebuah ide yang ingin dia lakukan bersama Anton saat ini.
"Bagaimana kalau kita pastikan sekarang?" Ujar Ares.
Selang sekitar tiga puluh menit, kedua sahabat itu tiba di depan sebuah rumah.
Setelah mengatakan apa yang ingin dia lakukan, Ares mengajak Anton ke rumah yang kemarin malam pemuda itu datangi juga. Rumah tersebut adalah rumah Kayden, di mana Tania juga tinggal di sebuah ruangan di luar rumah itu.
"Kenapa kita harus ke sini?" Tanya Anton heran pada Ares.
Saat ini mereka berdua berdiri di balik tiang listrik yang kemarin juga menjadi tempat Ares bersembunyi. Kedua pemuda itu memperhatikan rumah yang pekarangannya di penuhi dengan tanaman bunga.
"Aku yakin kalau pria misterius itu adalah wali kelas kami, pasti saat ini dia belum berada di rumahnya. Dan sepertinya si kacamata juga tidak tahu menahu mengenai orang yang bernama The Bloody Rose. Kau lihatkan bagaimana gadis itu terlihat kesal saat tidak sengaja dia menabrak pria yang berdiri di belakangnya?" Seru Ares.
"Ya tentu saja, dia merahasiakannya dari siapapun, itu sudah pasti juga dia rahasiakan pada anak muridnya." Jawab Anton. "Tapi kenapa gadis itu tinggal dengannya? Apa mereka bersaudara?"
"Entahlah, itu juga yang ingin aku tahu. Setahuku wali kelasku adalah anak kepala sekolah di sekolah kami. Dan kepala sekolah itu hanya memiliki seorang anak saja, jadi dia tidak mungkin adiknya."
"Es, ada yang datang." Seru Anton melihat ke arah belakang.
Anton menoleh ke arah masuk gang tersebut dan melihat seorang pria berjalan di jarak yang cukup jauh. Melihatnya dia sangat yakin kalau pria itu adalah wali kelasnya.
"Cepat sembunyi, itu pria yang aku maksud." Ucap Ares berbisik sambil berlari dari tempatnya menuju sebuah gang kecil yang berada di depan sana.
Berdua dengan sahabatnya, Ares memperhatikan pria yang ternyata memanglah Kayden—wali kelasnya. Pria itu masuk ke dalam pagar dan bersamaan dengan Tania keluar dari ruangan tempat tinggalnya.
"Bukannya itu si kacamata?" Tanya Anton mendelik kaget.
"Sudah aku bilang, gadis itu tinggal bersama dengannya. Tapi dia keluar dari ruangan kecil itu. Apa dia hanya menyewa saja?" Ares tampak berpikir.
Ares dan Anton memperhatikan Kayden dan Tania hingga kedua orang itu berpisah dan masuk ke tempat tinggalnya masing-masing.
"Tetap tidak ada bukti wali kelasmu adalah The Bloody Rose." Ujar Anton keluar dari gang yang menjadi tempat persembunyiannya dengan Ares.
"Aku yakin dia adalah The Bloody Rose, karena itu dia memintaku untuk mengikuti apa yang dikatakan si kacamata itu. Dan bagaimanapun dia juga wali kelasku, pastinya dia juga ingin aku masuk sekolah lagi." Jawab Ares.
"Jadi, apa yang akan kau lakukan sekarang?"
"Aku ingin mencari tahu kebenarannya. Aku akan ke sekolah besok. Ya, aku akan mendekati si kacamata untuk meyakinkan kalau pria itu adalah The Bloody Rose." Ares berbicara masih dengan berpikir mengenai apa yang akan dirinya lakukan.
"Apa? Apa kau serius, bodoh?" Anton yang mengenal Ares tampak tidak percaya dengan perkataan pemuda itu yang mengatakan akan masuk sekolah dan ditambah sahabatnya itu berniat mendekati Tania. "Kau hanya bergurau kan?"
"Aku tidak pernah seserius ini." Jawab Ares sambil maju selangkah mendekat Anton.
Benar saja, apa yang dikatakan Ares benar-benar pemuda itu lakukan. Keesokan harinya, Ares memacu motornya masuk ke dalam sekolah yang sudah sangat lama tidak dirinya jejaki.
Saat turun dari motornya, pemuda itu membelah kerumunan dan dikejutkan dengan keberadaan Tania yang melihatnya. Meski begitu dirinya tidak ingin mundur dan merasa harus melakukan apa yang sudah dia katakan pada Anton.
Matanya berputar ketika Tania menanyakan kenapa dirinya tiba-tiba saja datang ke sekolah. Namun tatapannya mengarah pada sosok pria yang berdiri jauh di belakang Tania.
Ares melihat Kayden menatap pada kehadirannya juga. Hal itu membuat Ares melangkah maju untuk menjawab pertanyaan Tania.
""Aku menyukaimu, karena itu aku datang hari ini ke sekolah." Jawab Ares.
Suara riuh murid lain yang bersorak karena ungkapan rasa suka pemuda yang banyak memiliki penggemar itu terdengar di penjuru sekolah.
Ares menyunggingkan senyumnya pada Tania yang terdiam pada pernyataan cintanya barusan. Pemuda itu sangat yakin kalau gadis yang pernah menciumnya itu terpukau dengan ungkapan palsu yang terumbar dari bibirnya.
Namun siapa sangka, tiba-tiba Tania menginjak kaki Ares dengan sangat keras hingga pemuda itu meringis kesakitan, namun karena banyaknya murid lain di sana, Ares menahan rasa sakitnya.
"Kenapa kau menginjak kakiku?" Seru Ares yang tidak sengaja kelepasan berbicara agak keras namun seperti biasa pemuda itu langsung menahan dirinya agar tidak berbicara keras pada seorang wanita. Seperti yang sering dikatakan ibunya pada padanya.
"Siapapun tidak akan ada yang percaya pada yang kau katakan." Ujar Tania mendengus.
"Aku serius." Jawab Ares dengan wajah kesal yang tertahan karena usahanya menyatakan cinta dengan sungguh-sungguh menjadi sia-sia.
Saat yang bersamaan bel masuk berbunyi.
"Kau hanyalah seorang pembohong, hanya itu yang aku percaya." Tandas Tania sambil berjalan pergi untuk masuk ke kelasnya bersama dengan murid lainnya.
Kayden yang sejak tadi berada di sana hanya memberikan senyumnya pada para murid yang melewati keberadaannya, begitu juga pada Tania, meski gadis itu hanya memberikan wajah dingin padanya.
"Ares!!" Panggil Kayden saat Ares berjalan hendak melewatinya.
"Ya ada apa? Ah, aku lupa... Bukannya kau wali kelasku?" Ares menghentikan langkahnya dan menghadap pada Kayden.
"Ikutlah ke kantor. Kau sudah sangat lama tidak masuk sekolah. Kenapa tiba-tiba kau datang sekarang?" Tanya Kayden.
"Seperti yang kau tahu, aku harus melakukan apa yang diminta padaku karena aku sudah kalah, kan?" Jawab Ares sambil berjalan namun tidak jauh langsung berhenti dan menoleh kembali pada Kayden yang masih menatapnya dengan tidak bergeming. "Maksudnya, seseorang memintaku untuk masuk sekolah, karena itu aku berada di sini sekarang. Ah sudahlah, itu bukan urusanmu pak guru. Yang terpenting aku sudah masuk sekolah dan akan mulai datang ke sekolah sekarang."
Setelah berkatan seperti itu, Ares melangkah pergi meninggalkan Kayden.
Sedangkan Kayden masih terpaku pada kehadiran muridnya yang benar-benar mengikuti apa yang dimintanya semalam.
...–NATZSIMO–...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
🍒⃞⃟🦅Rina👻ᴸᴷOFF
sudah ketauan kayden sayang.. kedook mu sudah diketahui Ares😅😅
2023-11-29
1
ẅ͜͡üɭäN⃟●⃝ғғ♕︎٭ཽ࿐🐊
hilih ku sumpahi ku jatuh cinta beneran Ares, untung Tania bukan cewek yg menye menye....
2023-09-09
1
💦 maknyak thegech 💦✔️
awak suka kayden yg dewasa
2023-08-17
1