S2 - Eps 17

Jefri POV.

"Sayangg, baju nya udah aku siapin diatas ranjang ya?" ucap Tika tiba-tiba membuka pintu kamar mandi saat aku sedang asik mandi.

"Iyaa. Makasih ya." sahutku yang sudah terbiasa dengan kelakuannya yang satu ini.

Semenjak menikah dengannya sering sekali dia seperti ini. Awal-awal aku kaget dan kurang nyaman dengan dia yang sering tiba-tiba membuka pintu dan mengajak ku mengobrol dengan santai nya sambil memperhatikan ku mandi. Namun akhirnya aku terbiasa dan kadang aku tertawa geli dengan tingkahnya ini.

"Kamu mau sarapan apa? Biar aku siapin sekarang." tanyanya sambil merapikan lipstick di cermin.

"Terserah kamu aja, apapun yang kamu siapin aku makan kok." jawabku santai sambil menarik handuk dan mengeringkan tubuh ku.

"Kamu berangkat kerja bareng aku kan?" tanyaku sambil mendekatinya dan memeluknya dari belakang.

"Enggak lah, aku naik mobil sendiri aja." jawabnya santai.

"Kok gitu sih? Apa gunanya aku?" protesku.

Dia berbalik menghadapku, mengalungkan kedua lengannya di pundak ku, tersenyum, "Kamu itu gunanya buat ngebahagiain aku, bukan buat jadi supir aku sayaang."

"Masa supir tidur seranjang sama majikannya sih?"

Dia tertawa, "Ya bisa aja, kalo majikannya khilaf? Ngajakin supir nya deh main di ranjang." sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Pikiran kamu tuh nakal banget ya." sambil ku cubit pinggangnya pelan.

"Tapi kamu suka aku nakal kan?" dikecupnya bibirku kilas.

"Asal nakalnya sama aku aja, ga boleh sama yang lain." tegasku.

"Oke siap bos! Tenang aja." jawabnya tegas.

Ku cium sebentar bibir seksi nya, dia hanya membalas mengikuti gerakkanku. Tidak ada cengkraman jemarinya disela rambut belakangku. Ku lepaskan ciuman kami lalu ku tatap wajah cantiknya yang sudah dilapisinya dengan makeup tipis.

"Kenapa cuti kita cepet banget habis nya sih? Padahal kan...." belum sempat aku mengakhiri kalimatku tiba-tiba dia mengecup bibirku kilas.

"Udah waktunya sarapan, cepetan sana siap-siap," titahnya lalu melepaskan lenganku dari pinggangnya kemudian keluar dari sini.

Aku hanya menghembuskan nafasku kasar, disetiap pagi dia selalu mampu meningkatkan libido ku. Entah itu saat bangun tidur dengan lingerie nya, piyama nya atau bahkan seperti pagi ini saat ia sudah siap dengan pakaian kantor nya yang terlihat seksi dimata ku. Aku harus menahan hasratku, jika tidak, bisa-bisa kami akan terlambat ke kantor untuk hari pertama kami kembali bekerja.

Setelah aku selesai berpakaian, aku segera merapikan rambutku dan segera menyusul istri ku ke dapur untuk sarapan.

"Pagi Mah," sapaku pada Mamah yang terlihat sedang menuangkan secangkir teh.

"Pagi, kamu mau teh Nak?" tawar Mamah padaku.

"Enggak Mah, aku air putih aja." sahutku sopan sambil menunjuk ke arah Tika yang sedang mengambilkan ku segelas air putih dan meletakkannya di samping sepiring sandwich dihadapanku.

Aku langsung melahap sepotong sandwich itu tanpa berpikir panjang lagi.

"Sayang, kamu beneran mau pergi sendiri?" tanyaku disela kunyahan mulutku.

"Iya, aku bisa berangkat sendiri kok." sahutnya santai kemudian menyeruput blackcoffee nya.

"Bareng aku aja yaa, pleasee..."

"No, i can go alone."

"Kalian lagi berantem ya?" seru Mamah tiba-tiba.

Aku langsung menoleh melihat Tika, begitu pun sebaliknya, Tika juga menatapku.

"Enggak Mah, kami baik-baik aja kok. Kenapa Mamah mikirnya gitu?" sahut Tika sambil tertawa kecil.

Aku tidak bisa segera menjawab pertanyaan Mamah karena dimulutku masih penuh dengan sandwich yang baru saja ku masukkan ke dalam mulutku.

"Trus kenapa kami berangkat nya jadi gak mau diantar sama suami sendiri?" tanya Mamah lagi.

Dengan santai Tika menjawab, "Aku gak mau jadiin suami aku sebagai supir. Ntar kualat."

Aku tersedak, "Uhuukk uhuukk uhuukk..."

Tika segera meraih segelas air putih ku lalu menyodorkannya padaku.

Dengan sedikit bantuan tangan ku, ku hirup seteguk demi seteguk air pitih itu.

"Kamu kenapa sih?" seru Tika sambil menatapku dengan raut wajah bingungnya.

"Ya keselek lah, malah masih nanya." protes Mamah.

"Iya tau Mah keselek, tapi kenapa?"

"Ya kecepetan ngunyahnya, apa lagi?" Mamah ngotot.

Aku tersenyum setelah selesai meminum setegah gelas air putih, "Ga papa kok."

"Pelan-pelan dong makan nya." tegurnya padaku.

"Iya.." sahutku kalem.

Selesai sarapan, Tika kembali ke kamarnya untuk mengambil tas dan coat nya. Sedangkan aku sudah lebih dulu ke kamar untuk mengambil ponselku yang sejak semalam ku charger.

"Kamu aku antar aja, gak usah ngeyel mau pergi sendiri!" ucapku tegas.

Refleks Tika langsung menoleh pada ku dan menatapku tajam.

"Aku bisa naik mobil sendiri." jawabnya manja.

"Enggak enggak enggak, pokoknya aku antar kalo kamu masih gak mau aku bakalan minta supir sama Papa nih?" ancamku.

"Kenapa mesti diantar sih? Kenapa juga mesti pake supir? Aku masih bisa nyetir sendiri."

"Kamu ga nurut?"

"Bukannya ga nurut, kan kantor aku nyimpangnya lumayan jauh dari kantor kamu, ntar kamu telat loh? Lagian klo diantar kamu mulu, ntar aku bisa lupa loh caranya nyetir mobil gimana.." rengeknya.

Ku hampiri dia yang berdiri didepan lemari. Aku mendekat, dia mundur selangkah.

"Aku tau bukan itu alasan kamu sebenernya, apa yang kamu sembunyiin dari aku?" bisikku.

"A-aku eng-gak ada, eng-gak papa." gugupnya.

Ku sipitkan mataku, ku tatap matanya lekat. Ku condongkan kepalaku pada telinganya. Ku kecup pipinya kilas, lalu turun ke tengkuk dan ku kecup lama pangkal tengkuk lehernya. Dia melenguh.

"Emmmh..."

Ku pegang pinggangnya lembut, lalu ku sentuh pula sebelah pipinya untuk menahan kepalanya agar tidak menjauh dari kecupan bibirku.

"Kamu horny ya?" bisikku di sela-sela kecupanku.

Karena dari desahan yang ia keluarkan mengisyaratkan seperti itu. Biasanya pun jika ku sentuh dan dia sedang tidak ingin ya tidak akan terjadi seperti ini.

"Hm?" dehemanku pada telinganya, seolah meminta jawaban.

"Iya, please, aku pergi sendiri aja ya?" rengeknya lagi.

"Apa hubungannya diantar sama horny?" tanyaku kilas lalu kembali menghamburkan kecupanku di segala tengkuk lehernya.

"Emh.. Ga papa, ntar kamu telat aja."

Ku hentikan gerakkanku mengecup lehernya, lalu ku pandangi kedua bola mata nya.

"Tetep aku yang antar. Ayo berangkat sekarang!" ucapku lebih tegas dari sebelumnya sambil ku tarik lengannya yang penuh dengan tas dan coatnya.

Dia tidak lagi menjawabku dan tidak juga mengelak. Kami keluar dari kamar dan segera turun untuk menghampiri Mamah dan berpamitan.

"Kalian hati-hati dijalan ya? Kamu jangan ngebut bawanya." pesan Mamah sambil menepuk pundakku.

"Iya Mah, pergi dulu ya, bye." ucapku.

"Aku ngantor dulu ya Mah? Kalo ada apa-apa telepon, jangan lupa!" titah Tika.

"Iya, udah sana." sahut Mamah saat aku membukakan pintu mobil untuk Tika.

Di perjalanan aku asik memperhatikan tingkah istriku. Sekali-sekali ku lirik dia yang duduk disebelah ku, dia asik memandang keluar jelndela. Terkadang dia menggigit bibir bawahnya, lalu membasahi kedua bibirnya. Namun terkadang juga dia mengisap jempolnya atau jari manisnya dan menggigiti kukunya.

"Kamu lagi mikirin apa?" tanyaku.

Dia menatapku, ku balas tatapannya kilas lalu kembali fokus menyetir mobil.

"Ntar kamu telat loh?" jawabnya.

"Dari tadi perasaan itu mulu yang kamu komat kamitin. Ada apaan sih?" aku semakin penasaran.

Tapi tetap dia tidak merespon apa-apa, sampai saat memasuki wilayah kantornya.

"Antar aku ke basement." pinta nya.

Aku langsung mengarahkan mobilku menuju basement kantornya. Basement ini memang terlihat jarang di gunakan. Hanya beberapa orang saja yang masih menggunakannya untuk keperluan drop barang. Dia mengarahkan letak pemberhentian mobilku, aku menurutinya. Setelah mobil berhenti, tiba-tiba dia menatapku lalu tersenyum.

Dia meraih tuas di bawah depan kursiku, membuat kursiku mundur beberapa jengkal dari setir mobil. Kemudian tiba-tiba dia menaiki pangkuanku, menghadapku sambil menangkupkan kedua tangannya pada pipiku.

Dikecupnya bibirku kilas, "Kamu terlalu menggoda imanku." bisiknya sambil menggerakkan alisnya.

Tanpa menunggu kalimat balasan dari ku. Dia langsung mencium bibirku, menyelipkan lidahnya di sela kedua bibirku dan membelit lidahku disana, menyusuri setiap jengkal mulut dalamku. Aku membiarkan aksinya itu sampai akhirnya ia kehabisan nafas sendiri menghadapiku.

Dia ngos-ngosan sambil menatapku. Aku kembali melakukan aksi ku yang pernah kami lakukan sebelumnya. dalam mobil dan di basement.

Ya aku sangat menyadari situasi ini. Public area. Dan kami nekat melakukan ini hanya untuk menyalurkan hasrat kami. Bukan karena tidak ada tempat atau tidak ada waktu. Tapi lebih karena aku merasa kali ini aku bisa bebas mengeksplor diriku. Adrenalin yang ku rasakan bahkan jauh lebih terpacu dibandingkan dulu saat kami melakukan ini juga.

Tika memang selalu membuatku terkaget-kaget dengan ide ****-nya. Bahkan dia mampu membuatku menikmatinya disegala situasi.

Aku tersenyum puas melihat tingkahnya setelah aktivitas kami selesai.

"Jadi kamu kepingin berangkat sendiri tadi kenapa?" tanyaku.

Dia menatapku, "Tadinya mau ngehindarin ini. Tapi sekarang malah keenakkan."

Kami membereskan pakaian kami masing-masing. Tika kembali ke tempat duduknya. Merapikan pakaiannya sambil menatapku dan tersenyum. Aku pun melakukan hal yang sama, membersihkan dengan tissu dan merapikan pakaianku kembali. Ku tatap ia dengan senyuman terbaikku.

Lalu ku betulkan kursi ku, ku condongkan tubuhku padanya, ku tarik dagunya lalu ku kecup keningnya lama, "Makasih ya sayang!"

Spontan setelah itu Tika melirik jam tangannya, "Tuh kan dua menit lagi jam delapan pas, kamu pasti telat."

"It's ok, ga papa kok. Nanti siang aku jemput ya? Kita ke rumah Mama aja, kan lebih deket." tawarku.

"Iya. Sekalian jengukin Mama?"

"Sekalian aku ambil beberapa kemeja buat ngantor."

"Ya udah, kamu hati-hati di jalan ya, jangan ngebut, awas kalo ngebut trus sampe dapet sms tilang!" sewotnya.

"Iya sayang, ntar biar aku telepon Brandy, buat izinin masuk telat." ku kecup kembali bibirnya kilas, "bye.."

"Bye," ucapnya lalu mengecup pipiku kilas kemudian turun dari mobil.

Membuka pintu belakang, mengambil tas dan coatnya.

"Jangan nakal ya?" titahku lagi sebelum ia menutup pintu belakang.

Ku turunkan kaca jendela pintu depan, "Iya!" sahutnya sambil berjalan melirik ke arahku, kemudian dia berjalan menuju pintu lift basement dan menghilang di balik pintu itu.

Ada perasaan lega, bahagia, namun begitu dia menghilang dari mata ku muncul rasa khawatirku, was-was seakan takut dia mempermainkanku, but entahlah, aku harus bisa menguasai dan mengontrol perasaanku sendiri, batinku.

Segera ku tancapkan pedal gas mobil ku untuk keluar dari basement dan pergi meninggalkan wilayah itu untuk menuju ke kantorku. Di perjalanan aku menghubungi Brandy namun sayangnya Brandy tidak mengangkat telepon ku.

Terpopuler

Comments

Vennha C'eNna

Vennha C'eNna

sekarang namanya Welly ya c perkasa bkn Jerry hehe
takut ketuker sama adenya kali

2019-11-21

1

Anjelo,,JJ

Anjelo,,JJ

kirain apa alsan ny gk mau brngkat breng eeh rupanya ada udang dibalik batu toh🤦‍♀🤦‍♀🤣🤣🤣🤣

2019-11-20

4

Pemain Cinta 🌹

Pemain Cinta 🌹

author nya gimana ya waktu nulis ini novel. bisa detail gitu yak.

2019-11-15

5

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 S2 - Eps 14
15 S2 - Eps 15
16 S2 - Eps 16
17 S2 - Eps 17
18 S2 - Eps 18
19 S2 - Eps 19
20 S2 - Eps 20
21 S2 - Eps 21
22 S2 - Eps 22
23 S2 - Eps 23
24 S2 - Eps 24
25 S2 - Eps 25
26 S2 - Eps 26
27 S2 - Eps 27
28 S2 - Eps 28
29 S2 - Eps. 29
30 S2 - Eps 30
31 S2 - Eps 31
32 S2 - Eps 32
33 S2 - Eps 33
34 S2 - Eps 34
35 S2 - Eps 35
36 S2 - Eps 36
37 S2 - Eps 37
38 S2 - Eps 38
39 S2 - Eps 39
40 S2 - Eps 40
41 S2 - Eps 41
42 S2 - Eps 42
43 S2 - Eps 43
44 S2 - Eps 44
45 S2 - Eps 45
46 S2 - Eps 46
47 S2 - Eps 47
48 S2 - Eps 48
49 S2 - Eps 49
50 S2 - Eps 50
51 S2 - Eps 51
52 S2 - Eps 52
53 S2 - Eps 53
54 S2 - Eps 54
55 S2 - Eps 55
56 S2 - Eps 56
57 S2 - Eps 57
58 S2 - Eps 58
59 S2 - Eps 59
60 S2 - Eps 60
61 S2 - Eps 61
62 S2 - Eps 62
63 S2 - Eps 63
64 S2 - Eps 64
65 S2 - Eps 65
66 S2 - Eps 66
67 S2 - Eps 67
68 S2 - Eps 68
69 S2 - Eps 69
70 S2 - Eps 70
71 S2 - Eps 71
72 S2 - Eps 72
73 S2 - Eps 73
74 S2 - Eps 74
75 S2 - Eps 75
76 S2 - Eps 76
77 S2 - Eps 77
78 S2 - Eps 78
79 S2 - Eps 79
80 S2 - Eps 80
81 S2 - Eps 81
82 S2 - Eps 82
83 S2 - Eps 83
84 S2 - Eps 84
85 S2 - Eps 85
86 S2 - Eps 86
87 S2 - Eps 87
88 S2 - Eps 88
89 S2 - Eps 89
90 S2 - Eps 90
91 S2 - Eps 91
92 S2 - Eps 92
93 S2 - Eps 93
94 S2 - Eps 94
95 S2 - Eps 95
96 S2 - Eps 96
97 S2 - Eps 97
98 S2 - Eps 98
99 S2 - Eps 99
100 S2 - Eps 100
101 S2 - Eps 101
102 S2 - Eps 102
103 S2 - Eps 103
104 S2 - Eps 104
105 S2 - Eps 105
106 S2 - Eps 106
107 S2 - Eps 107
108 S2 - Eps 108
109 S2 - Eps 109
110 S2 - Eps 110
111 S2 - Eps 111
112 S2 - Eps 112
113 S2 - Eps 113
114 S2 - Eps 114
115 S2 - Eps 115
116 S2 - Eps 116
117 S2 - Eps 117
118 S2 - Eps 118
119 S2 - Eps 119
120 S2 - Eps 120
121 S2 - Eps 121
122 S2 - Eps 122
123 S2 - Eps 123
124 S2 - Eps 124
125 S2 - Eps 125
126 S2 - Eps 126
127 S2 - Eps 127
128 S2 - Eps 128
129 S2 - Eps 129
130 S2 - Eps 130
131 S2 - Eps 131
132 S2 - Eps 132
133 S2 - Eps 133
134 S2 - Eps 134
135 S2 - Eps 135
136 S2 - Eps 136
137 S2 - Eps 137
138 S2 - Eps 138
139 S2 - Eps 139
140 S2 - Eps 140
141 S2 - Eps 141
142 S2 - Eps 142
143 S2 - Eps 143
144 S2 - Eps 144
145 S2 - Eps 145
146 S2 - Eps 146
147 S2 - Eps 147
148 Eps 148
149 S3 - Eps 149
150 S3 - Eps 150
151 S3 - Eps 151
152 S3 - Eps 152
153 S3 - Eps 153
154 S3 - Eps 154
155 S3 - Eps 155
156 S3 - Eps 156
157 S3 - Eps 157
158 S3 - Eps 158
159 S3 - Eps 159
160 S3 - Eps 160
161 S3 - Eps 161
162 S3 - Eps 162
163 S3 - Eps 163
164 S3 - Eps 164
165 S3 - Eps 165
166 S3 - Eps 166
167 S3 - Eps 167
168 S3 - Eps 168
169 S3 - Eps 169
170 S3 - Eps 170
171 S3 - Eps 171
172 S3 - Eps 172
173 S3 - Eps 173
174 S3 - Eps 174
175 Eps 175
176 Eps 176
177 Eps 177
178 Eps 178
179 Eps 179
180 Eps 180
181 Eps 181
182 Eps 182
183 Eps 183
184 Eps 184
185 Eps 185
186 Eps 186
187 Eps 187
188 Eps 188
189 Eps 189
190 Eps 190
191 Eps 191
192 Eps 192
193 Eps 193
194 Eps 194
195 Eps 195
196 Eps 196
197 Eps 197
198 Eps 198
199 Eps 199
200 Eps 200
201 Eps 201
202 Eps 202
203 Eps 203
204 Eps 204
205 Eps 205
206 Eps 206
207 Eps 207
208 Eps 208
209 Eps 209
210 Eps 210
211 Eps 211
212 Eps 212
213 Eps 213
214 Eps 214
215 Eps 215
216 Eps 216
217 Eps 217
218 Eps 218
219 Eps 219
220 Eps 220
221 Eps 221
222 Eps 222
223 Eps 223
224 Ending Part
225 The End
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
S2 - Eps 14
15
S2 - Eps 15
16
S2 - Eps 16
17
S2 - Eps 17
18
S2 - Eps 18
19
S2 - Eps 19
20
S2 - Eps 20
21
S2 - Eps 21
22
S2 - Eps 22
23
S2 - Eps 23
24
S2 - Eps 24
25
S2 - Eps 25
26
S2 - Eps 26
27
S2 - Eps 27
28
S2 - Eps 28
29
S2 - Eps. 29
30
S2 - Eps 30
31
S2 - Eps 31
32
S2 - Eps 32
33
S2 - Eps 33
34
S2 - Eps 34
35
S2 - Eps 35
36
S2 - Eps 36
37
S2 - Eps 37
38
S2 - Eps 38
39
S2 - Eps 39
40
S2 - Eps 40
41
S2 - Eps 41
42
S2 - Eps 42
43
S2 - Eps 43
44
S2 - Eps 44
45
S2 - Eps 45
46
S2 - Eps 46
47
S2 - Eps 47
48
S2 - Eps 48
49
S2 - Eps 49
50
S2 - Eps 50
51
S2 - Eps 51
52
S2 - Eps 52
53
S2 - Eps 53
54
S2 - Eps 54
55
S2 - Eps 55
56
S2 - Eps 56
57
S2 - Eps 57
58
S2 - Eps 58
59
S2 - Eps 59
60
S2 - Eps 60
61
S2 - Eps 61
62
S2 - Eps 62
63
S2 - Eps 63
64
S2 - Eps 64
65
S2 - Eps 65
66
S2 - Eps 66
67
S2 - Eps 67
68
S2 - Eps 68
69
S2 - Eps 69
70
S2 - Eps 70
71
S2 - Eps 71
72
S2 - Eps 72
73
S2 - Eps 73
74
S2 - Eps 74
75
S2 - Eps 75
76
S2 - Eps 76
77
S2 - Eps 77
78
S2 - Eps 78
79
S2 - Eps 79
80
S2 - Eps 80
81
S2 - Eps 81
82
S2 - Eps 82
83
S2 - Eps 83
84
S2 - Eps 84
85
S2 - Eps 85
86
S2 - Eps 86
87
S2 - Eps 87
88
S2 - Eps 88
89
S2 - Eps 89
90
S2 - Eps 90
91
S2 - Eps 91
92
S2 - Eps 92
93
S2 - Eps 93
94
S2 - Eps 94
95
S2 - Eps 95
96
S2 - Eps 96
97
S2 - Eps 97
98
S2 - Eps 98
99
S2 - Eps 99
100
S2 - Eps 100
101
S2 - Eps 101
102
S2 - Eps 102
103
S2 - Eps 103
104
S2 - Eps 104
105
S2 - Eps 105
106
S2 - Eps 106
107
S2 - Eps 107
108
S2 - Eps 108
109
S2 - Eps 109
110
S2 - Eps 110
111
S2 - Eps 111
112
S2 - Eps 112
113
S2 - Eps 113
114
S2 - Eps 114
115
S2 - Eps 115
116
S2 - Eps 116
117
S2 - Eps 117
118
S2 - Eps 118
119
S2 - Eps 119
120
S2 - Eps 120
121
S2 - Eps 121
122
S2 - Eps 122
123
S2 - Eps 123
124
S2 - Eps 124
125
S2 - Eps 125
126
S2 - Eps 126
127
S2 - Eps 127
128
S2 - Eps 128
129
S2 - Eps 129
130
S2 - Eps 130
131
S2 - Eps 131
132
S2 - Eps 132
133
S2 - Eps 133
134
S2 - Eps 134
135
S2 - Eps 135
136
S2 - Eps 136
137
S2 - Eps 137
138
S2 - Eps 138
139
S2 - Eps 139
140
S2 - Eps 140
141
S2 - Eps 141
142
S2 - Eps 142
143
S2 - Eps 143
144
S2 - Eps 144
145
S2 - Eps 145
146
S2 - Eps 146
147
S2 - Eps 147
148
Eps 148
149
S3 - Eps 149
150
S3 - Eps 150
151
S3 - Eps 151
152
S3 - Eps 152
153
S3 - Eps 153
154
S3 - Eps 154
155
S3 - Eps 155
156
S3 - Eps 156
157
S3 - Eps 157
158
S3 - Eps 158
159
S3 - Eps 159
160
S3 - Eps 160
161
S3 - Eps 161
162
S3 - Eps 162
163
S3 - Eps 163
164
S3 - Eps 164
165
S3 - Eps 165
166
S3 - Eps 166
167
S3 - Eps 167
168
S3 - Eps 168
169
S3 - Eps 169
170
S3 - Eps 170
171
S3 - Eps 171
172
S3 - Eps 172
173
S3 - Eps 173
174
S3 - Eps 174
175
Eps 175
176
Eps 176
177
Eps 177
178
Eps 178
179
Eps 179
180
Eps 180
181
Eps 181
182
Eps 182
183
Eps 183
184
Eps 184
185
Eps 185
186
Eps 186
187
Eps 187
188
Eps 188
189
Eps 189
190
Eps 190
191
Eps 191
192
Eps 192
193
Eps 193
194
Eps 194
195
Eps 195
196
Eps 196
197
Eps 197
198
Eps 198
199
Eps 199
200
Eps 200
201
Eps 201
202
Eps 202
203
Eps 203
204
Eps 204
205
Eps 205
206
Eps 206
207
Eps 207
208
Eps 208
209
Eps 209
210
Eps 210
211
Eps 211
212
Eps 212
213
Eps 213
214
Eps 214
215
Eps 215
216
Eps 216
217
Eps 217
218
Eps 218
219
Eps 219
220
Eps 220
221
Eps 221
222
Eps 222
223
Eps 223
224
Ending Part
225
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!