Eps 4

Still Tika POV.

"Kamu mau aku gosokin juga gak?" tawarku pada Jefri.

"Enggak usah, aku aja yang gosokin badan kamu," jawabnya sambil mengecup telingaku dari belakang.

Aku menyanderkan tubuhku tepat di dada bidangnya. Sambil perlahan mencari posisi nyaman disana.

"Sayang, kalo nanti kita punya anak, kamu mau nya cewe apa cowo?" tanya Jefri membuatku membuka mata.

Tadinya aku ingin santai didekapnya sambil berendam. Tapi begitu mendengar pertanyaannya itu aku jadi agak sedikit risih, "Kita ga usah mikirin itu dulu ya, aku mau istirahat bentaaar aja disini," pintaku.

"Hm. Ya udah," jawabnya singkat membuang nafas panjang.

Lalu ia kembali mendekapku, melingkarkan kedua tangannya di atas perutku dan mengelusnya lembut. Bau sabun aroma therapy yang ku tuangkan ke dalam bathup ini sungguh membuat otakku benar-benar rileks. Sampai akhirnya aku terlelap.

Baru sebentar rasanya aku terlelap, tiba-tiba aku merasa salah satu tangan Jefri menggelitiki daun telingaku. Aku terbangun dari tidurku yang kurasa baru beberapa detik.

Lengan Jefri yang satunya lagi kini bergerak membelit leherku, telapak tangannya memegang erat puncak bahuku.

Aku mencoba menepis aksinya itu.

"Siapa yang suruh kamu tidur di bathup? Hah?" bisiknya menempelkan bibirnya ditelingaku.

Aku menepisnya lagi, bulu kudukku berdiri, kegelian, "Ga-ga se-nga-jaah.."

Tiba-tiba bibir Jefri mendekati daun telingaku. Nafas di hidungku serasa sesak. Aku mencoba menghirup oksigen melalui mulutku yang sengaja ku buka.

"Kamu tuh ya, bikin gemes!" ucapnya tiba-tiba sambil menghentikan kegiatannya lalu mendorong badanku sedikit dan ia berdiri, keluar dari bathup dan meraih handuk lalu melilitkannya di pinggangnya.

"Berdiri!" titahnya padaku.

Aku semakin heran memandangnya, aku berdiri sambil membelakanginya. Ia lalu menutupi tubuhku dengan bathrobe sambil merangkulku.

"Kenapa masih malu?" ucapnya di balik tengkuk ku.

Aku hanya terdiam, tiba-tiba ia mengangkat tubuhku bak bridal style (again). Spontan aku mengalungkan tangan ku di lehernya. Lalu ia membawaku ke kamar, melemparku pelan ke tengah ranjang.

Ia lalu berbaring miring menghadap tubuhku, dengan tangan kiri yang di lipatnya sebagai pengangga kepalanya.

"Kamu capek?" tanyanya pelan lalu menurunkan kepalanya agar bibirnya bisa menyentuh bahu ku yang terbuka.

"Em. Lumayan. Sekarang aku jadi ngantuk."

"Ya udah tidur aja."

"Trus kamu ngapain?" tanyaku sambil meraih dagunya.

Ia mengangkat kepalanya, lalu memandangiku, "Ya jagain kamu dong."

"Bo'ong, kamu pasti ninggalin aku, jalan-jalan sendiri diluar sana." sewotku.

Jefri tersenyum, "Ya udah aku ikut tidur juga sama kamu."

"Ga mau, ntar aku lelap banget kamu nya ilang," rengekku seperti anak SD yang ditinggal main teman-temannya.

Lalu Jefri menyanderkan kepalanya disamping kepalaku dengan tangannya sebagai bantal. Menatapi ku, aku balas menatapnya dengan raut wajah yang sengaja ku buat sedih. Tangannya merangkul perutku. Sedangkan tanganku yang disebelah badannya sekarang sedang bermain di daun telinganya.

Kami terdiam dan saling menatap. Kini wajahku sudah kembali ku buat normal, "Kenapa? Kok ngeliatin gitu? Aku childish banget ya?"

"Bukan."

"Trus kenapa?"

"Berasa kayak mimpi aja aku akhirnya nikahin kamu. Sekarang kamu udah percaya kan kalo cuman kamu satu-satunya tujuan hidup aku?"

Aku memalingkan tubuhku menghadapnya sejajar. Posisinya pun persis sama, hanya saja kami saling menatap. Ku selipkan jemariku di tangan yang direbahinya. Lalu ku pejamkan mataku, aku pun terlelap tidur untuk sejenak.

-----------------------------

Saat ku buka mataku, kepala ku sudah berada diatas dada bidang Jefri. Aku tertidur dan memeluknya. Ku lihat dia pun tertidur bahkan mendengkur. Mungkin aku belum terbiasa dengan dengkurannya, karena setiap malam jika terlalu lelah, dia akan tidur mendengkur seperti ini.

Tangannya memeluk mesra punggungku. Lalu tangannya yang satu lagi sedang memegangi lengan ku di atas perutnya. Ku angkat wajahku, ku pandangi ia sebentar. Ku lepaskan lengan ku dari tanganya, lalu ku jepit pipi nya dengan tangan, berharap bisa membangunkannya. Tapi ternyata nihil. Dia tetap mendengkur.

"Malah dia yang nyenyak banget tidurnya," gumamku.

Ku putuskan untuk segera bangkit dari tidurku. Badan ku berasa remuk kalo posisi tidur setiap hari begitu. Entah tadi aku yang merubah posisi atau Jefri yang merubahnya. Yang jelas beberapa hari yang lalu, dia selalu minta posisi tidurnya aku meluk dia gitu. Hmmmm....

Aku segera mendekati koper ku untuk mengambil piyama ku, "Shit, masih pake gembok." gumamku.

Aku kembali berdiri, menoleh pada lelaki yang masih mendengkur nyaman.

"Kuncinya kan sama dia, trus gimana dong? Masa pake bathrobe yang rada basah gini? Bisa masuk angin ini," comelku bicara pada diri sendiri.

Aku melihat sekeliling, "Masa iya pake baju pergi tadi lagi? Gatel dong?" gumamku lagi.

Aku mendekati tumpukan pakaian Jefri saat hendak mengambil baju kaosnya yang berserakkan di lantai, dahi ku membentur ujung meja pelan.

"Aww!" lirihku kembali berdiri dan mengusap-ngusap jidatku.

Aku bercermin di meja itu, kulihat jidatku tidak apa-apa hanya merah kecil saja. Lalu pantulan dalam cermin terdapat sebuah box yang tadi sempat diberikan oleh pramugari di pesawat. Ya! Box hadiah dari Jerry dan Nita, iparku.

Aku segera menyambar box itu lalu mengeluarkan isinya, ternyata ada tiga set lingerie lengkap dengan G-string nya. Segera ku pakai tanpa berpikir panjang. Lalu ku raih ponselku di dalam tas dan membawanya duduk di ruangan tengah.

Aku menghubungi Mamah.

Tuutt..

Tuutt..

Tuutt..

Tuutt..

"Hallo?" jawab suara wanita diseberang sana, "Kamu baru sampai?

"Hallo Mah, enggak, sebenarnya udah tadi sore nyampe nya jam tiga-an lewat dikit, trus kami ketiduran," kabarku sambil duduk di sofa tengah.

"Astaga, Mamah khawatir loh. Trus kalian udah makan?"

"Tadi siang sih udah Mah, sebelum ke sini. Mamah lagi dimana? Kok rada berisik?"

"Mamah lagi di mall sama Shilla, nemenin Icel sama Feli main ini."

"Oh syukur deh, kirain Mamah jalan sendiri. Ya udah dulu Mah ya? Aku mau nelpon Mama Alena lagi."

"Ya udah, kalian jangan lupa makan ya? Bye."

"Bye."

Ku putuskan panggilan telepon itu, kemudian ku tekan kembali nomer telepon Mama Alena.

Tuutt..

Tuutt..

"Hallo sayang? Baru nyampe ya? Apa pesawat nya delay?"

"Sabar Ma, udah lama kok nyampe nya, semua sesuai jadwal, cuman kami nya aja begitu nyampe villa langsung ketiduran. Itu aja Jefri masih tidur." jelasku sambil cekikikan.

"Oh syukur deh, Mama tadi sempet nelpon Papa juga, nyuruh Papa buat nelponin Pak Sani, nanyain kalian, tapi belum ada kabar dari Papa." sewot Mama.

"Loh memang Papa kemana Ma?"

"Papa ngurusin kerjaan nya, ada trouble di lapangan katanya tadi. Kamu udah makan?"

"Oh, tadi siang udah makan kok sebelum nyampe sini."

"Gimana pemandangan disana? Bagus gak? Kamu suka?" tanya Mama agresif.

"Tadi begitu nyampe disini baru liat sekilas sih Ma, belum ada jalan-jalan."

"Mama terakhir ke sana udah lama banget, jadi udah ga tau ada perubahan apa aja disana."

"Besok deh, Ma, begitu aku keliling aku video call ya? biar Mama liat."

"Iya iya, Mama penasaran. Oh iya itu Jefri di bangunin, udah senja ini, disana sunset nya bagus loh, sayang kalo di lewatin," saran Mama lagi.

"Iya, Ma, ya udah dulu deh ,Ma ya, aku mau nyari makan, laper," kekeh ku.

"Ya udah. Kalo ada apa-apa telpon Pak Sani ya, minta tolong sama beliau."

"Beres, Ma, bye."

Ku mati kan sambungan telepon nya. Lalu ku melihat pemandangan di luar melalui dinding kaca rumah ini. Benar kata Mama Alena, pemandangan disini begitu indah. Sayangnya Jefri masih ngorok!

Aku beranjak dari sofa ku dan segera menuju dapur. Membuka kulkas melihat-lihat apa saja isi nya.

Walaaa!!!

Isi kulkas ini begitu lengkap. Aku bisa memasak berbagai macam jenis makanan. Sayurnya beragam trus daging, ikan, dan banyak macam seafood.

"Bikin apa ya?" gumamku.

Aku mulai mengambil beberapa jenis sayuran dan daging. Mungkin makan steak enak kali ya? Batinku.

Aku mulai membersihkan dagingnya dan memotong beberapa buncis, baby corn dan wortel. Masakanku hampir selesai. Tiba-tiba Jefri berteriak mengejutkan ku.

"Astagaaaaa!! Kamu bakalan begini nih kalo kita punya rumah sendiri?"

Aku menoleh ke arahnya, kaget sekaligus heran "Maksudnya?"

Dia memelukku dari belakang, ku lanjutkan kegiatanku meniriskan rebusan sayur.

"Kamu bakalan selalu pake lingerie nih kalo lagi di dapur?" bisiknya diatas pundakku.

Aku terkekeh, "Oh ini, aku tadi kepingin ngambil kaosku, eh kopernya masih digembok, kan kuncinya sama kamu."

Jefri menghentikan kecupannya ditengkuk ku, "Kan kuncinya dalam waistbagku, kamu kan tau."

"Ya masa aku main buka aja tas kamu sih, ga izin, kan ga sopa,." sewotku sambil menyajikan masakan ku ke dalam piring.

Jefri masih setia memelukku dari belakang, "Oh, udah jadi istri, kamu masih mikirin sopan ga sopan nih?"

"Ya iya dong, ga boleh buka tas sembarangan."

"Trus pake lingerie kalo lagi di dapur itu apa sopan? Hm?" tanyanya lalu mengecup tengkukku.

Aku berpaling menghadapnya, ku kalungkan kedua lenganku di lehernya, "Kalo pake lingerie di depan suami itu kewajiban," elakku sambil mengedipkan sebelah mataku padanya.

"Oh, jadi ntar kalo rumah kita udah siap, kamu tiap hari pake lingerie ya seliweran di rumah?"

"Kamu maunya gitu?" tanyaku menggoda.

Jefri menyipitkan matanya sedikit dan terlihat berpikir, "Hmm.. Ga juga sih, kalo kamu gitu tiap hari, yang ada aku nya malah kepingin meluk kamu terus, kepingin itu terus," tawanya meledak.

Aku memeluknya, "Makan yuk, lapar!" lalu ku lepaskan pelukannya.

Dan duduk di salah satu kursi yang ada di dapur. Dia ikut duduk di sampingku.

"Emhh, enak ini, aroma nya dari tadi harum banget, sampai bikin aku kebangun." ucapnya lalu perlahan memotong steaknya dan memakannya.

Aku hanya tersenyum melihat tingkahnya, "Enak gak?"

"Em.. Kok asin banget sih? Kamu pakein garam berapa sendok nih?" protesnya.

Dengan panik aku segera mencoba memakan masakanku, lalu aku melotot melihatnya. Dia tertawa puas sudah mengerjaiku. Aku memukul bahu nya pelan, ia semakin tertawa kencang.

"Kamu habis ini mau jalan keliling sini apa mau di rumah aja?"

"Aku mau nya dirumah aja," godaku tanpa menoleh melihatnya.

Jefri kembali tertawa, "Yakin nih?"

Kini aku yang tertawa terbahak-bahak. Lalu ku minum seteguk air es ku.

"Jalan-jalan keliling aja yuk, aku mau liat sekitaran sini. Besok baru jalan yang jauh-jauh."

"Ya udah habisin dulu makan kamu, aku mau mandi bentar. Muach!" kecupnya pada kepalaku.

Aku kembali melanjutkan makan ku yang masih sisa setengah. Sambil melihat pemandangan sunset yang terlihat di salah satu kaca dinding rumah ini. Indah!

Selesai makan dan mandi, kami berdua pun mulai keluar rumah. Berjalan menyusuri pinggiran pantai. Menikmati suara deburan ombak yang begitu menenangkan perasaan, membuat pikiranku kembali menjadi jernih.

Jefri yang sedari tadi menggenggam tanganku, kini melepaskannya dan mengalungkan sebelah lengan nya dibahuku.

"Kamu bahagia gak?" tanyanya.

"Sampai detik ini aku masih bahagia kok," jawabku dengan langkah kaki terhenti, mencium bibirnya kilas lalu kembali berjalan.

"Seandainya suatu hari nanti aku nyakitin hati kamu atau aku ngecewain kamu, tolong kamu bilang ke aku ya?" pintanya.

"Trus kalo semisal aku yang nyakitin hati kamu gimana?" tanyaku random.

"Ya aku bilanglah, masalahnya apa jadi sampe bikin aku sakit hati."

"Trus?"

"Ya trus kita cari solusi nya bareng, aku pingin kamu ada dan tau disetiap keputusan yang aku ambil. Aku ga pingin nyakitin kamu kayak dulu, aku ga mau ngeliat kamu kayak dulu lagi," jelasnya lantang.

Sudut mataku meneteskan airmata yang tidak sengaja keluar. Aku terlalu sensitive untuk masalah yang menyangkut masa lalu. Aku menghentikan langkahku. Menghadapnya lagi dan mengalungkan kedua tanganku di lehernya.

"Kamu terima aku apa ada nya sekarang kan?" tanyaku lagi.

Jefri mengalungkan kedua tangannya di pinggangku, "Aku terima semua masa lalu kamu dan aku terima apa adanya diri kamu sekarang. Dan kita perbaiki untuk masa depan kita berdua," dikecupnya keningku, membuat airmataku kian deras membasahi pipiku.

"Kamu maafin masa lalu aku kan?" tanyanya setelah mengecup keningku dan sekarang memelukku.

"Aku terima semua yang ada di diri kamu."

Jefri mengeratkan pelukkannya saat mendengar kalimat yang ku ucapkan. Aku pun semakin membenamkan wajah ku sambil mengecup tengkuk lehernya.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Widihhhh tu foto ... cakep banget...

2020-07-24

1

es dawet

es dawet

kyknya stok garamnya banyak ya thorrrr😁😅😂🤣😜

2020-06-27

1

Riswanty Tino

Riswanty Tino

yg hot sedikit donk ceritanya thor kn mereka udah halal yg baca jg uda pda punya suami 😊😊😊

2020-01-09

2

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 S2 - Eps 14
15 S2 - Eps 15
16 S2 - Eps 16
17 S2 - Eps 17
18 S2 - Eps 18
19 S2 - Eps 19
20 S2 - Eps 20
21 S2 - Eps 21
22 S2 - Eps 22
23 S2 - Eps 23
24 S2 - Eps 24
25 S2 - Eps 25
26 S2 - Eps 26
27 S2 - Eps 27
28 S2 - Eps 28
29 S2 - Eps. 29
30 S2 - Eps 30
31 S2 - Eps 31
32 S2 - Eps 32
33 S2 - Eps 33
34 S2 - Eps 34
35 S2 - Eps 35
36 S2 - Eps 36
37 S2 - Eps 37
38 S2 - Eps 38
39 S2 - Eps 39
40 S2 - Eps 40
41 S2 - Eps 41
42 S2 - Eps 42
43 S2 - Eps 43
44 S2 - Eps 44
45 S2 - Eps 45
46 S2 - Eps 46
47 S2 - Eps 47
48 S2 - Eps 48
49 S2 - Eps 49
50 S2 - Eps 50
51 S2 - Eps 51
52 S2 - Eps 52
53 S2 - Eps 53
54 S2 - Eps 54
55 S2 - Eps 55
56 S2 - Eps 56
57 S2 - Eps 57
58 S2 - Eps 58
59 S2 - Eps 59
60 S2 - Eps 60
61 S2 - Eps 61
62 S2 - Eps 62
63 S2 - Eps 63
64 S2 - Eps 64
65 S2 - Eps 65
66 S2 - Eps 66
67 S2 - Eps 67
68 S2 - Eps 68
69 S2 - Eps 69
70 S2 - Eps 70
71 S2 - Eps 71
72 S2 - Eps 72
73 S2 - Eps 73
74 S2 - Eps 74
75 S2 - Eps 75
76 S2 - Eps 76
77 S2 - Eps 77
78 S2 - Eps 78
79 S2 - Eps 79
80 S2 - Eps 80
81 S2 - Eps 81
82 S2 - Eps 82
83 S2 - Eps 83
84 S2 - Eps 84
85 S2 - Eps 85
86 S2 - Eps 86
87 S2 - Eps 87
88 S2 - Eps 88
89 S2 - Eps 89
90 S2 - Eps 90
91 S2 - Eps 91
92 S2 - Eps 92
93 S2 - Eps 93
94 S2 - Eps 94
95 S2 - Eps 95
96 S2 - Eps 96
97 S2 - Eps 97
98 S2 - Eps 98
99 S2 - Eps 99
100 S2 - Eps 100
101 S2 - Eps 101
102 S2 - Eps 102
103 S2 - Eps 103
104 S2 - Eps 104
105 S2 - Eps 105
106 S2 - Eps 106
107 S2 - Eps 107
108 S2 - Eps 108
109 S2 - Eps 109
110 S2 - Eps 110
111 S2 - Eps 111
112 S2 - Eps 112
113 S2 - Eps 113
114 S2 - Eps 114
115 S2 - Eps 115
116 S2 - Eps 116
117 S2 - Eps 117
118 S2 - Eps 118
119 S2 - Eps 119
120 S2 - Eps 120
121 S2 - Eps 121
122 S2 - Eps 122
123 S2 - Eps 123
124 S2 - Eps 124
125 S2 - Eps 125
126 S2 - Eps 126
127 S2 - Eps 127
128 S2 - Eps 128
129 S2 - Eps 129
130 S2 - Eps 130
131 S2 - Eps 131
132 S2 - Eps 132
133 S2 - Eps 133
134 S2 - Eps 134
135 S2 - Eps 135
136 S2 - Eps 136
137 S2 - Eps 137
138 S2 - Eps 138
139 S2 - Eps 139
140 S2 - Eps 140
141 S2 - Eps 141
142 S2 - Eps 142
143 S2 - Eps 143
144 S2 - Eps 144
145 S2 - Eps 145
146 S2 - Eps 146
147 S2 - Eps 147
148 Eps 148
149 S3 - Eps 149
150 S3 - Eps 150
151 S3 - Eps 151
152 S3 - Eps 152
153 S3 - Eps 153
154 S3 - Eps 154
155 S3 - Eps 155
156 S3 - Eps 156
157 S3 - Eps 157
158 S3 - Eps 158
159 S3 - Eps 159
160 S3 - Eps 160
161 S3 - Eps 161
162 S3 - Eps 162
163 S3 - Eps 163
164 S3 - Eps 164
165 S3 - Eps 165
166 S3 - Eps 166
167 S3 - Eps 167
168 S3 - Eps 168
169 S3 - Eps 169
170 S3 - Eps 170
171 S3 - Eps 171
172 S3 - Eps 172
173 S3 - Eps 173
174 S3 - Eps 174
175 Eps 175
176 Eps 176
177 Eps 177
178 Eps 178
179 Eps 179
180 Eps 180
181 Eps 181
182 Eps 182
183 Eps 183
184 Eps 184
185 Eps 185
186 Eps 186
187 Eps 187
188 Eps 188
189 Eps 189
190 Eps 190
191 Eps 191
192 Eps 192
193 Eps 193
194 Eps 194
195 Eps 195
196 Eps 196
197 Eps 197
198 Eps 198
199 Eps 199
200 Eps 200
201 Eps 201
202 Eps 202
203 Eps 203
204 Eps 204
205 Eps 205
206 Eps 206
207 Eps 207
208 Eps 208
209 Eps 209
210 Eps 210
211 Eps 211
212 Eps 212
213 Eps 213
214 Eps 214
215 Eps 215
216 Eps 216
217 Eps 217
218 Eps 218
219 Eps 219
220 Eps 220
221 Eps 221
222 Eps 222
223 Eps 223
224 Ending Part
225 The End
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
S2 - Eps 14
15
S2 - Eps 15
16
S2 - Eps 16
17
S2 - Eps 17
18
S2 - Eps 18
19
S2 - Eps 19
20
S2 - Eps 20
21
S2 - Eps 21
22
S2 - Eps 22
23
S2 - Eps 23
24
S2 - Eps 24
25
S2 - Eps 25
26
S2 - Eps 26
27
S2 - Eps 27
28
S2 - Eps 28
29
S2 - Eps. 29
30
S2 - Eps 30
31
S2 - Eps 31
32
S2 - Eps 32
33
S2 - Eps 33
34
S2 - Eps 34
35
S2 - Eps 35
36
S2 - Eps 36
37
S2 - Eps 37
38
S2 - Eps 38
39
S2 - Eps 39
40
S2 - Eps 40
41
S2 - Eps 41
42
S2 - Eps 42
43
S2 - Eps 43
44
S2 - Eps 44
45
S2 - Eps 45
46
S2 - Eps 46
47
S2 - Eps 47
48
S2 - Eps 48
49
S2 - Eps 49
50
S2 - Eps 50
51
S2 - Eps 51
52
S2 - Eps 52
53
S2 - Eps 53
54
S2 - Eps 54
55
S2 - Eps 55
56
S2 - Eps 56
57
S2 - Eps 57
58
S2 - Eps 58
59
S2 - Eps 59
60
S2 - Eps 60
61
S2 - Eps 61
62
S2 - Eps 62
63
S2 - Eps 63
64
S2 - Eps 64
65
S2 - Eps 65
66
S2 - Eps 66
67
S2 - Eps 67
68
S2 - Eps 68
69
S2 - Eps 69
70
S2 - Eps 70
71
S2 - Eps 71
72
S2 - Eps 72
73
S2 - Eps 73
74
S2 - Eps 74
75
S2 - Eps 75
76
S2 - Eps 76
77
S2 - Eps 77
78
S2 - Eps 78
79
S2 - Eps 79
80
S2 - Eps 80
81
S2 - Eps 81
82
S2 - Eps 82
83
S2 - Eps 83
84
S2 - Eps 84
85
S2 - Eps 85
86
S2 - Eps 86
87
S2 - Eps 87
88
S2 - Eps 88
89
S2 - Eps 89
90
S2 - Eps 90
91
S2 - Eps 91
92
S2 - Eps 92
93
S2 - Eps 93
94
S2 - Eps 94
95
S2 - Eps 95
96
S2 - Eps 96
97
S2 - Eps 97
98
S2 - Eps 98
99
S2 - Eps 99
100
S2 - Eps 100
101
S2 - Eps 101
102
S2 - Eps 102
103
S2 - Eps 103
104
S2 - Eps 104
105
S2 - Eps 105
106
S2 - Eps 106
107
S2 - Eps 107
108
S2 - Eps 108
109
S2 - Eps 109
110
S2 - Eps 110
111
S2 - Eps 111
112
S2 - Eps 112
113
S2 - Eps 113
114
S2 - Eps 114
115
S2 - Eps 115
116
S2 - Eps 116
117
S2 - Eps 117
118
S2 - Eps 118
119
S2 - Eps 119
120
S2 - Eps 120
121
S2 - Eps 121
122
S2 - Eps 122
123
S2 - Eps 123
124
S2 - Eps 124
125
S2 - Eps 125
126
S2 - Eps 126
127
S2 - Eps 127
128
S2 - Eps 128
129
S2 - Eps 129
130
S2 - Eps 130
131
S2 - Eps 131
132
S2 - Eps 132
133
S2 - Eps 133
134
S2 - Eps 134
135
S2 - Eps 135
136
S2 - Eps 136
137
S2 - Eps 137
138
S2 - Eps 138
139
S2 - Eps 139
140
S2 - Eps 140
141
S2 - Eps 141
142
S2 - Eps 142
143
S2 - Eps 143
144
S2 - Eps 144
145
S2 - Eps 145
146
S2 - Eps 146
147
S2 - Eps 147
148
Eps 148
149
S3 - Eps 149
150
S3 - Eps 150
151
S3 - Eps 151
152
S3 - Eps 152
153
S3 - Eps 153
154
S3 - Eps 154
155
S3 - Eps 155
156
S3 - Eps 156
157
S3 - Eps 157
158
S3 - Eps 158
159
S3 - Eps 159
160
S3 - Eps 160
161
S3 - Eps 161
162
S3 - Eps 162
163
S3 - Eps 163
164
S3 - Eps 164
165
S3 - Eps 165
166
S3 - Eps 166
167
S3 - Eps 167
168
S3 - Eps 168
169
S3 - Eps 169
170
S3 - Eps 170
171
S3 - Eps 171
172
S3 - Eps 172
173
S3 - Eps 173
174
S3 - Eps 174
175
Eps 175
176
Eps 176
177
Eps 177
178
Eps 178
179
Eps 179
180
Eps 180
181
Eps 181
182
Eps 182
183
Eps 183
184
Eps 184
185
Eps 185
186
Eps 186
187
Eps 187
188
Eps 188
189
Eps 189
190
Eps 190
191
Eps 191
192
Eps 192
193
Eps 193
194
Eps 194
195
Eps 195
196
Eps 196
197
Eps 197
198
Eps 198
199
Eps 199
200
Eps 200
201
Eps 201
202
Eps 202
203
Eps 203
204
Eps 204
205
Eps 205
206
Eps 206
207
Eps 207
208
Eps 208
209
Eps 209
210
Eps 210
211
Eps 211
212
Eps 212
213
Eps 213
214
Eps 214
215
Eps 215
216
Eps 216
217
Eps 217
218
Eps 218
219
Eps 219
220
Eps 220
221
Eps 221
222
Eps 222
223
Eps 223
224
Ending Part
225
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!