Eps 3

Tika POV.

Aku sempat menemani Jefri dulu ke rumah Mama Alena. Menyiapkan beberapa barang serta pakaian yang akan dibawa. Karena sejak menikah 4 hari yang lalu aku belum pernah sekalipun tidur di kamar Jefri ini. Paling ke sini hanya untuk mengambil beberapa pakaiannya.

"Kalian besok pesawat jam berapa? Mama lupa.." tanya Mama Allena yang berdiri diambang pintu kamar.

"Take off nya jam 10 Ma, kenapa?" tanya Jefri.

"Mama sama Papa ya yang anterin?" tawar Mama Alena.

Jefri menoleh padaku, "Tapi Mamah Ida juga mau nganterin Ma?"

"Ya ga pp, nanti Mamah Ida biar ikut aja, ntar dianterin pulang lagi. Gimana?"

"Oh ya udah kalo gitu, ntar aku kasih tau Mamah Ida deh." sahut Jefri.

Pagi ini adalah hari yang di tunggu-tunggu. Saatnya kami berangkat untuk honeymoon. Setelah proses yang agak ribet buat packing tadi malam.

Waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi, aku dan Jefri sudah siap dengan koper kami lalu turun ke dapur untuk sarapan.

"Uda siap?" tanya Mamah saat kami memasuki dapur.

"Udah Mah, Mamah beneran ga mau ikut nih?" tawarku lagi sambil membuatkan kopi untuk Jefri.

"Iya Mah, dari pada Mamah kesepian?" Jefri menambahi.

"Enggak!" jawab Mamah tegas.

Aku langsung kaget mendengar nada suara Mamah, lalu menoleh pada Jefri dari belakang punggung Mamah. Jefri pun melihat ku lalu mengerdikkan kedua bahunya.

"Paling entar Mamah jalan sama temen Mamah, lagian juga ada Bi Mince kan kalo malam yang nemenin. Udah kalian ga usah mikirin Mamah, kalian pikirin aja gimana cara nya pulang-pulang ada cabang debay.." ucap Mamah santai.

Aku yang sedang menyodorkan secangkir kopi pada Jefri spontan langsung menatap wajahnya. Matanya dan mataku bertabrakkan.

"Debay apaan, Mah?" tanyanya yang lalu menoleh pada Mamah yang menyajikan sepiring buah-buahan.

"Loh kamu ga tau debay? Dedek bayi, cucu buat Mamah," jelas Mamah sambil menatap Jefri lekat-lekat.

Gawat! Ini lagi pembahasannya! Batinku.

Aku berjalan malas ke arah kulkas, mengambil setoples coklat yang sengaja ku persiapkan untuk ku makan selama didalam pesawat nanti.

"Oh bayi. Mamah tenang aja, aku sama Tika pasti usaha keras. Moga-moga aja topcer Mah." Jefri dan Mamah larut dalam tawanya.

Kemudian aku duduk di samping Jefri, memakan buah-buahan yang disediakan Mamah. Mencoba untuk tetap tenang dan rileks. Sesekali ku perlihatkan senyuman terpaksa ku. Jefri menarikku dalam dekapan satu tangannya lalu mengecup keningku didepan Mamah. Aku hanya pasrah.

"Hallo hallo besanku, sudah aku duga kalian semua pasti disini." sapa Mama Alena muncul dengan Papa Atta yang membuntut dibelakang.

Mamah menyambut mereka dengan sumringah. Lalu cipika cikipi dan menjabat tangan Papa Atta.

"Gimana gimana kalian sudah siap bikinin cucu buat kami?" tanya Mama Alena.

Aku speechless mendengar kalimat yang keluar dari mulutnya. Barbar. Seperti bukan Mamanya Jefri yang ku kenal beberapa bulan lalu. Dan sekarang makin cocok dan makin klop saja dengan omongan Mamah.

"Sudah sudah, Tika kamu habiskan dulu sarapan kamu. Dul, ayo Papa bantu angkat barang-barang kalian ke mobil," tegur Papa.

Aku hanya menganggukan kepala ku pelan, Jefri segera berdiri, "Iya, Pa.."

-----------------------------

Jefri POV.

Ke tarik kedua koper kami menuju mobil dan satu tas jinjing lagi yang dibawa oleh Papa di belakangku.

"Kamu jagain Tika disana ya? Papa udah minta tolong sama karyawan Papa yang jagain disana buat menuhin isi kulkas. Jadi di dalam rumah kalian cuman berdua aja." jelas Papa.

"Hm." ku jawab dengan deheman saja.

Ku buka pintu bagasi mobil belakang Papa lalu ku masukkan kedua koper dan tas jinjing itu disana.

"Nanti disana juga kalian jangan sampai telat makan ato bahkan kalian sengaja nunda-nunda makan ya, kamu lebih perhatiin Tika lagi," tambah Papa saat aku menutup bagasi.

"Pa, tenang aja deh. Prioritas aku sekarang Tika kok jadi ga usah khawatir," sahutku santai.

Tiiinn..

Tiiinn..

Ku lihat mobil Alex datang dan memasuki halaman rumah.

"Udah siap honeymoon lu?" sapa Alex begitu turun dari mobilnya.

Aku hanya tersenyum. Lalu Lisa juga turun dari mobil.

"Mana Tika? Masih di dalem?" tanya Lisa sambil bersalaman dengan Papa.

"Iya dia di dapur lagi sarapan. Masuk aja," jawabku singkat lalu memeluk Alex.

Lisa langsung berlari kecil masuk ke dalam rumah.

"Jadi lu kapan nyusul?" godaku pada Alex.

"Jangan lama-lama, ntar keburu berubah pikiran. Rumput tetangga tuh lebih hijau kalo cewe nya sampai ngeliat hijaunya, bisa gawat nanti," goda Papa lalu kami tertawa.

"Ya jangan sampe deh, pasti nyusul kok, secepatnya, udah di planning," jawab Alex.

"Yakin lu?" aku menegasi.

"Yakinlah, lu jangan bikin gua ragu dong."

"Ya kalo lu masih ragu berarti ya ga yakin."

"Sialan lu, ngebalas ya, itu kalimat gua dulu buat lu. Anjiiirr!!"

Kami tertawa. Lalu sambil mengobrol ringan Papa menanyakan kabar Alex dan kedua orangtua nya, lalu berjalan kembali masuk ke dalam rumah menuju dapur.

Di dapur aku melihat Lisa yang sedang memeluk Tika.

"Lu jangan sampe sakit ya disana, have fun, jangan banyak pikiran," ucap Lisa saat melepas pelukannya pada sahabatnya itu.

"Iya iya jangan cerewet deh," sahut Tika santai.

"Udah? Berangkat yuk!" ajakku.

Akhirnya kami pun pergi menuju bandara. Dan semuanya ikut mengantarkan kami, udah kayak mau pergi kemana aja gitu banyak banget yang nganter.

Begitu selesai aku mengurus bagasi dan check-in, aku kembali menemui keluarga ku yang sedang menunggu di luar ruang check-in.

"Hei Max? Kal?" sapaku saat melihat kedua kakak Tika itu datang dari arah belakang Tika.

Tika langsung menoleh dengan wajahnya yang bingung, "Kok kalian disini?"

"Hei, masa kami gak ikut nganterin sih. Kakak macam apa yang ngebiarin adiknya pergi tanpa pamit," ucap Haikal lalu memeluk Tika.

"Kamu jangan sampe kecapean ya, jangan renang seharian!" larang Max lalu mengecup kening adiknya itu.

Aku hanya berjabat tangan dengan mereka berdua.

"Aku nitip Mamah ya sama kalian, tolong di perhati-in. Ingetin Mamah kalo udah jam nya makan. Kalo perlu kalian samperin Mamah, jangan sibuk kerja mulu," celoteh Tika.

"Waduh waduh udah hampir jadi calon emak-emak jadi ya begini bawel nya!" ejek Haikal tertawa.

"Kamu tenang aja, pokoknya pulang dari sana bawa kabar baik ya. Biar Icel sama Feli punya adek sepupu," celetuk Max sambil merangkul Mamah, "Iya kan Mah?"

Semua tertawa mendengar permintaan itu. Tika hanya tersenyum lalu melirik kilas padaku.

---------------------------------

Tika POV.

Didalam pesawat, aku tidak henti-hentinya merangkul tangan Jefri. Bukan karena takut naik pesawat, tapi lebih karena aku merasa ini semua seperti mimpi. Aku masih merasa tidak menyangka akhirnya aku bisa hidup berdua dengan nya. Melewati setiap hari ku ke depannya dengan lelaki ini. Lelaki yang selalu membuat aku bahagia, walaupun hanya dengan senyumannya.

"Kamu kenapa sih? Dari tadi gelanyutan aja?" tanya Jefri tiba-tiba saat pesawat hendak lepas landas.

"Ga papa kok, kenapa? Kamu risih? Ato malu di liatin pramugari cantik itu?"

Jefri tertawa nyaring.

"Ssstt! Apanya yang lucu?" bisikku.

"Kamu cemburu?"

Aku heran dengan pertanyaannya, "Sama siapa?"

"Sama pramugari yang ngeliatin kita itu," sahutnya sambil menunjuk dengan mulutnya.

Aku menoleh kilas, benar saja, pramugari itu sedang memperhatikan kami, "Enggaklah, ngapain? Kamu kan punya aku," sahutku lantang.

Dan kalimat ku itu mampu membuat Jefri kembali meledakkan tawanya lagi. Aku panik sambil memukul lengannya pelan, takut tawanya mengganggu passenger lainnya.

"Udah pede nih ngomong begitu?" godanya.

Dengan refleks ku lepaskan rangkulan tanganku, menatap wajahnya dengan raut muka datar. Lalu mengernyitkan sebelah alisku, ala ala ngambek anak cabe-cabean.

Dia kembali tertawa pelan. Aku membuang muka, melemparkan pandangan keluar jendela pesawat. Tak lama, jemarinya menyentuh daguku, menariknya untuk menatap mata tajamnya itu. Dia tersenyum lalu mencondongkan tubuhnya, mencium bibirku lembut.

Aku memejamkan mataku. Dia kembali menciumku yang membuatku sedikit bergairah. Ku codongkan sedikit tubuhku, agar sama-sama mempermudah kami untuk saling menikmati setiap kecupan.

Kami berdua seakan hanyut dalam dunia kami ini, tanpa menghiraukan orang di sekeliling kami. Untungnya Max memberikan kami tiket pesawat yang bisnis class, jadi kami hanya duduk berdua, tidak ada orang ketiga atau orang lain yang akan jadi obat nyamuk melihat tingkah kami ini.

Tak terasa pesawat pun mulai lepas landas, dalam guncangan kecil dari pesawat, kami masih saling mencium mesra. Seakan tidak rela untuk saling melepaskan bibir masing-masing. Bibirnya terlalu manis kurasa, sesekali aku terkekeh geli lalu mengakhiri cuman kami.

Saat tangan Jefri mulai mengelus tengkuk leher ku lagi, ia manarikku, seakan ingin menciumku kembali. Namun tiba-tiba suara seseorang menghentikan aksinya.

"Maaf, permisi bapak ibu saya mengganggu waktunya sebentar. Kami dari pihak maskapai ingin mengucapkan selamat menempuh hidup baru, selamat berbulan madu dan ini merupakan hadiah spesial yang telah dititipkan kepada kami untuk Anda bedua. Dan kami akan berikan ini, Champagne khas dari kota Reims untuk kalian berdua. Enjoyed!" ucap pramugari senior yang menghampiri kami.

Aku menatap Jefri heran, lalu tersenyum melepas pergi nya pramugari itu. Jefri hanya mengerdikkan kedua bahunya.

"Apa ini isinya?" Jefri mengambil sebuah kotak yang di berikan pramugari tadi, lalu membuka nya.

Ku letakkan daguku pada tanganku yang bertopang pada sandaran tangan. Menunggu Jefri membuka kotak itu. Aku terkejut saat melihat isinya. Dan ada secarik kertas disana. Ku ambil kertas itu.

"Untuk menghangatkan ranjang kalian. JerryNita," ucapku lalu menoleh heran pada Jefri, "Kayaknya aku tau itu apa."

Jefri langsung mengangkat kain satin licin berenda yang terlipat di dalam box itu, ya isi nya lingerie!!

Wala!!! Ternyata keluarga ku sangat cocok dengan keluarga Jefri. Sama-sama kurang waras kalo urusan begini.

Sepersekian detik kemudian aku dan Jefri sama-sama terkekeh geli. Lalu kami simpan kembali box itu di atas meja kursi. Jefri menuangkan champagne yang tadi sudah disediakan. Lalu kami meminumnya sambil mengobrol ringan dan ku sandarkan kepalaku pada rangkulan dibahunya.

Penerbangan pesawat ini di tempuh dalam kurun waktu 3 jam. Setelah pesawat landing, perjalanan kami tidak langsung sampai, kami di jemputi oleh salah satu karyawan Papa Atta. Lalu kami dibawa untuk makan siang di salah satu tempat popular di daerah itu.

Kemudian setelah makan siang, kami masih harus menempuh lagi perjalanan darat selama empat puluh lima menit untuk menuju dermaga. Kemudian menaiki speed boats selama satu jam, barulah kami sampai di pulau itu.

Pulau itu sungguh indah, sungguh seperti private island. Papa Atta memang pemilik dari pulau ini, ada beberapa villa yang di bangunnya. Kini salah satu villa nya telah menjadi milik kami.

"Pak, dermaga nya cuman satu di pulau ini?" tanya Jefri pada Pak Sani, karyawan Papa yang menjemput kami tadi.

"Oh tidak Pak, 1 dermaga untuk 3 villa. Jadi villa bapak yang sebelah sini." jelas Pak Sani dengan sopan sambil membawakan kedua koper kami.

"Trus kata Papa villa yang lain sengaja di kosongin ya Pak?" tanya Jefri lagi.

Pak Sani yang berjalan di depan kami langsung menoleh heran, lalu tertawa, "Aduh Pak, kalo villa yang lain sengaja di kosongin buat kedatangan Bapak, bisa-bisa saya stroke, Pak." lalu kembali berjalan.

"Loh kok bisa stroke?"

"Ya iya, Pak, badan saya kebiasaan gerak, lah kalo villa lain kosong trus kerjaan saya apa? Pak Bos memang selera humor nya tinggi, Pak ya?" jelasnya lagi sambil membukakan pintu villa.

"Mari silahkan, Pak, Bu. Saya bantu untuk mengelilingi rumah ini dulu," ucap Pak Sani lagi.

Aku memukul tangan Jefri yang sedari tadi ku rangkul, gegara mendengar kisah Pak Sani, ternyata Papa Atta ngerjain. Aku sudah kepikiran sepanjang perjalanan, masa iya pulau itu kosong, trus cuman ada kami berdua, kebayang dong ngerinya.

Bukannya romantis tapi malah ngeri!!

Setelah Pak Sani dan kami selesai mengitari rumah, kami ditinggalkan berdua. Baru saja aku menutup pintu, Jefri sudah mulai menggodaku.

Dia mulai memeluk ku dari belakang lalu di benamkannya kepalanya di sela tengkuk leherku sambil menciumi lembut tengkuk ku.

"Hei, mandi dulu yuk. Badan aku udah agak lengket gara-gara kepercik air di speed boats tadi," ajakku sambil menggeliatkan tubuhku karena kegelian.

Jefri tidak merespon, dia terus saja mendekap tubuhku dan sesekali di kecupnya tengkukku, membuat bulu kudukku berdiri.

"Kita mandi kayak dulu yuk!" pintanya dengan menghentikan segala aktivitas tangan dan lidahnya.

Aku membuka mataku, bingung, lalu aku membalikkan badanku, mengalungkan kedua tanganku pada pundaknya, "Dulu?"

"Iya, mandi bareng di bathup," jawabnya dengan raut wajah nakalnya.

Aku tersipu malu mengingat kejadian dulu itu, aku sangat nakal!

"Boleh, tapi gendong aku ke kamar mandi." ku ajukan syarat.

Tanpa berpikir lama, Jefri langsung mencium bibirku mesra. Di angkatnya tubuhku seperti menggendong anak kecil.

Aku histeris, "Aaaaaa!" namun refleks mengalungkan kedua kaki ku di pinggangnya. Lalu dia memonyongkan lagi bibirnya, kode minta di cium lagi!

Kami kembali saling mencium, bergantian sambil Jefri melangkahkan kakinya menuju ke bathup.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Wati_esha

Wati_esha

Jadi ingat Dave, kasihan.
Lisa, Max sesaat lalu Dave lumayan tuh, eh disambung Dana yang adik dari Dave tapi Lisa mwnggunakan nama panggilannya Flo.
Kini Lisa dengan Alex. Tidak sedikitpun Lisa menimbang hubungannya kebelakang dengan Dave. 😥😥😥
Tika dengan Dana, tapi tahu-tahu nikah dengan Jefri. Pusing deh pala berbie ...

2020-07-24

1

es dawet

es dawet

jd pengen nyemplung😁😅

2020-06-27

2

Yuli Yati

Yuli Yati

lw ,mamah Tika ngomongin soal ank koq Tika sdikit mencurigakan,pa dia mndul atw dah g virgin lgi sih thorrr? penasaran nih🤔🤔🤔

2020-04-24

1

lihat semua
Episodes
1 Eps 1
2 Eps 2
3 Eps 3
4 Eps 4
5 Eps 5
6 Eps 6
7 Eps 7
8 Eps 8
9 Eps 9
10 Eps 10
11 Eps 11
12 Eps 12
13 Eps 13
14 S2 - Eps 14
15 S2 - Eps 15
16 S2 - Eps 16
17 S2 - Eps 17
18 S2 - Eps 18
19 S2 - Eps 19
20 S2 - Eps 20
21 S2 - Eps 21
22 S2 - Eps 22
23 S2 - Eps 23
24 S2 - Eps 24
25 S2 - Eps 25
26 S2 - Eps 26
27 S2 - Eps 27
28 S2 - Eps 28
29 S2 - Eps. 29
30 S2 - Eps 30
31 S2 - Eps 31
32 S2 - Eps 32
33 S2 - Eps 33
34 S2 - Eps 34
35 S2 - Eps 35
36 S2 - Eps 36
37 S2 - Eps 37
38 S2 - Eps 38
39 S2 - Eps 39
40 S2 - Eps 40
41 S2 - Eps 41
42 S2 - Eps 42
43 S2 - Eps 43
44 S2 - Eps 44
45 S2 - Eps 45
46 S2 - Eps 46
47 S2 - Eps 47
48 S2 - Eps 48
49 S2 - Eps 49
50 S2 - Eps 50
51 S2 - Eps 51
52 S2 - Eps 52
53 S2 - Eps 53
54 S2 - Eps 54
55 S2 - Eps 55
56 S2 - Eps 56
57 S2 - Eps 57
58 S2 - Eps 58
59 S2 - Eps 59
60 S2 - Eps 60
61 S2 - Eps 61
62 S2 - Eps 62
63 S2 - Eps 63
64 S2 - Eps 64
65 S2 - Eps 65
66 S2 - Eps 66
67 S2 - Eps 67
68 S2 - Eps 68
69 S2 - Eps 69
70 S2 - Eps 70
71 S2 - Eps 71
72 S2 - Eps 72
73 S2 - Eps 73
74 S2 - Eps 74
75 S2 - Eps 75
76 S2 - Eps 76
77 S2 - Eps 77
78 S2 - Eps 78
79 S2 - Eps 79
80 S2 - Eps 80
81 S2 - Eps 81
82 S2 - Eps 82
83 S2 - Eps 83
84 S2 - Eps 84
85 S2 - Eps 85
86 S2 - Eps 86
87 S2 - Eps 87
88 S2 - Eps 88
89 S2 - Eps 89
90 S2 - Eps 90
91 S2 - Eps 91
92 S2 - Eps 92
93 S2 - Eps 93
94 S2 - Eps 94
95 S2 - Eps 95
96 S2 - Eps 96
97 S2 - Eps 97
98 S2 - Eps 98
99 S2 - Eps 99
100 S2 - Eps 100
101 S2 - Eps 101
102 S2 - Eps 102
103 S2 - Eps 103
104 S2 - Eps 104
105 S2 - Eps 105
106 S2 - Eps 106
107 S2 - Eps 107
108 S2 - Eps 108
109 S2 - Eps 109
110 S2 - Eps 110
111 S2 - Eps 111
112 S2 - Eps 112
113 S2 - Eps 113
114 S2 - Eps 114
115 S2 - Eps 115
116 S2 - Eps 116
117 S2 - Eps 117
118 S2 - Eps 118
119 S2 - Eps 119
120 S2 - Eps 120
121 S2 - Eps 121
122 S2 - Eps 122
123 S2 - Eps 123
124 S2 - Eps 124
125 S2 - Eps 125
126 S2 - Eps 126
127 S2 - Eps 127
128 S2 - Eps 128
129 S2 - Eps 129
130 S2 - Eps 130
131 S2 - Eps 131
132 S2 - Eps 132
133 S2 - Eps 133
134 S2 - Eps 134
135 S2 - Eps 135
136 S2 - Eps 136
137 S2 - Eps 137
138 S2 - Eps 138
139 S2 - Eps 139
140 S2 - Eps 140
141 S2 - Eps 141
142 S2 - Eps 142
143 S2 - Eps 143
144 S2 - Eps 144
145 S2 - Eps 145
146 S2 - Eps 146
147 S2 - Eps 147
148 Eps 148
149 S3 - Eps 149
150 S3 - Eps 150
151 S3 - Eps 151
152 S3 - Eps 152
153 S3 - Eps 153
154 S3 - Eps 154
155 S3 - Eps 155
156 S3 - Eps 156
157 S3 - Eps 157
158 S3 - Eps 158
159 S3 - Eps 159
160 S3 - Eps 160
161 S3 - Eps 161
162 S3 - Eps 162
163 S3 - Eps 163
164 S3 - Eps 164
165 S3 - Eps 165
166 S3 - Eps 166
167 S3 - Eps 167
168 S3 - Eps 168
169 S3 - Eps 169
170 S3 - Eps 170
171 S3 - Eps 171
172 S3 - Eps 172
173 S3 - Eps 173
174 S3 - Eps 174
175 Eps 175
176 Eps 176
177 Eps 177
178 Eps 178
179 Eps 179
180 Eps 180
181 Eps 181
182 Eps 182
183 Eps 183
184 Eps 184
185 Eps 185
186 Eps 186
187 Eps 187
188 Eps 188
189 Eps 189
190 Eps 190
191 Eps 191
192 Eps 192
193 Eps 193
194 Eps 194
195 Eps 195
196 Eps 196
197 Eps 197
198 Eps 198
199 Eps 199
200 Eps 200
201 Eps 201
202 Eps 202
203 Eps 203
204 Eps 204
205 Eps 205
206 Eps 206
207 Eps 207
208 Eps 208
209 Eps 209
210 Eps 210
211 Eps 211
212 Eps 212
213 Eps 213
214 Eps 214
215 Eps 215
216 Eps 216
217 Eps 217
218 Eps 218
219 Eps 219
220 Eps 220
221 Eps 221
222 Eps 222
223 Eps 223
224 Ending Part
225 The End
Episodes

Updated 225 Episodes

1
Eps 1
2
Eps 2
3
Eps 3
4
Eps 4
5
Eps 5
6
Eps 6
7
Eps 7
8
Eps 8
9
Eps 9
10
Eps 10
11
Eps 11
12
Eps 12
13
Eps 13
14
S2 - Eps 14
15
S2 - Eps 15
16
S2 - Eps 16
17
S2 - Eps 17
18
S2 - Eps 18
19
S2 - Eps 19
20
S2 - Eps 20
21
S2 - Eps 21
22
S2 - Eps 22
23
S2 - Eps 23
24
S2 - Eps 24
25
S2 - Eps 25
26
S2 - Eps 26
27
S2 - Eps 27
28
S2 - Eps 28
29
S2 - Eps. 29
30
S2 - Eps 30
31
S2 - Eps 31
32
S2 - Eps 32
33
S2 - Eps 33
34
S2 - Eps 34
35
S2 - Eps 35
36
S2 - Eps 36
37
S2 - Eps 37
38
S2 - Eps 38
39
S2 - Eps 39
40
S2 - Eps 40
41
S2 - Eps 41
42
S2 - Eps 42
43
S2 - Eps 43
44
S2 - Eps 44
45
S2 - Eps 45
46
S2 - Eps 46
47
S2 - Eps 47
48
S2 - Eps 48
49
S2 - Eps 49
50
S2 - Eps 50
51
S2 - Eps 51
52
S2 - Eps 52
53
S2 - Eps 53
54
S2 - Eps 54
55
S2 - Eps 55
56
S2 - Eps 56
57
S2 - Eps 57
58
S2 - Eps 58
59
S2 - Eps 59
60
S2 - Eps 60
61
S2 - Eps 61
62
S2 - Eps 62
63
S2 - Eps 63
64
S2 - Eps 64
65
S2 - Eps 65
66
S2 - Eps 66
67
S2 - Eps 67
68
S2 - Eps 68
69
S2 - Eps 69
70
S2 - Eps 70
71
S2 - Eps 71
72
S2 - Eps 72
73
S2 - Eps 73
74
S2 - Eps 74
75
S2 - Eps 75
76
S2 - Eps 76
77
S2 - Eps 77
78
S2 - Eps 78
79
S2 - Eps 79
80
S2 - Eps 80
81
S2 - Eps 81
82
S2 - Eps 82
83
S2 - Eps 83
84
S2 - Eps 84
85
S2 - Eps 85
86
S2 - Eps 86
87
S2 - Eps 87
88
S2 - Eps 88
89
S2 - Eps 89
90
S2 - Eps 90
91
S2 - Eps 91
92
S2 - Eps 92
93
S2 - Eps 93
94
S2 - Eps 94
95
S2 - Eps 95
96
S2 - Eps 96
97
S2 - Eps 97
98
S2 - Eps 98
99
S2 - Eps 99
100
S2 - Eps 100
101
S2 - Eps 101
102
S2 - Eps 102
103
S2 - Eps 103
104
S2 - Eps 104
105
S2 - Eps 105
106
S2 - Eps 106
107
S2 - Eps 107
108
S2 - Eps 108
109
S2 - Eps 109
110
S2 - Eps 110
111
S2 - Eps 111
112
S2 - Eps 112
113
S2 - Eps 113
114
S2 - Eps 114
115
S2 - Eps 115
116
S2 - Eps 116
117
S2 - Eps 117
118
S2 - Eps 118
119
S2 - Eps 119
120
S2 - Eps 120
121
S2 - Eps 121
122
S2 - Eps 122
123
S2 - Eps 123
124
S2 - Eps 124
125
S2 - Eps 125
126
S2 - Eps 126
127
S2 - Eps 127
128
S2 - Eps 128
129
S2 - Eps 129
130
S2 - Eps 130
131
S2 - Eps 131
132
S2 - Eps 132
133
S2 - Eps 133
134
S2 - Eps 134
135
S2 - Eps 135
136
S2 - Eps 136
137
S2 - Eps 137
138
S2 - Eps 138
139
S2 - Eps 139
140
S2 - Eps 140
141
S2 - Eps 141
142
S2 - Eps 142
143
S2 - Eps 143
144
S2 - Eps 144
145
S2 - Eps 145
146
S2 - Eps 146
147
S2 - Eps 147
148
Eps 148
149
S3 - Eps 149
150
S3 - Eps 150
151
S3 - Eps 151
152
S3 - Eps 152
153
S3 - Eps 153
154
S3 - Eps 154
155
S3 - Eps 155
156
S3 - Eps 156
157
S3 - Eps 157
158
S3 - Eps 158
159
S3 - Eps 159
160
S3 - Eps 160
161
S3 - Eps 161
162
S3 - Eps 162
163
S3 - Eps 163
164
S3 - Eps 164
165
S3 - Eps 165
166
S3 - Eps 166
167
S3 - Eps 167
168
S3 - Eps 168
169
S3 - Eps 169
170
S3 - Eps 170
171
S3 - Eps 171
172
S3 - Eps 172
173
S3 - Eps 173
174
S3 - Eps 174
175
Eps 175
176
Eps 176
177
Eps 177
178
Eps 178
179
Eps 179
180
Eps 180
181
Eps 181
182
Eps 182
183
Eps 183
184
Eps 184
185
Eps 185
186
Eps 186
187
Eps 187
188
Eps 188
189
Eps 189
190
Eps 190
191
Eps 191
192
Eps 192
193
Eps 193
194
Eps 194
195
Eps 195
196
Eps 196
197
Eps 197
198
Eps 198
199
Eps 199
200
Eps 200
201
Eps 201
202
Eps 202
203
Eps 203
204
Eps 204
205
Eps 205
206
Eps 206
207
Eps 207
208
Eps 208
209
Eps 209
210
Eps 210
211
Eps 211
212
Eps 212
213
Eps 213
214
Eps 214
215
Eps 215
216
Eps 216
217
Eps 217
218
Eps 218
219
Eps 219
220
Eps 220
221
Eps 221
222
Eps 222
223
Eps 223
224
Ending Part
225
The End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!