Tapp... Tapp...
"Nona muda! lebih baik Anda berhenti jika tidak terpaksa aku harus menembakmu!" pekik Nayton bawahan terpercaya Daniel, sambil menyiapkan senjata api ditangannya Nayton langsung memasukan peluru berdiameter kecil tapi cukup mematikan.
Cklekk...
Suara peluru pistol milik Nayton terdengar hingga ditelinga Lea, sampai Lea yang teralihkan seketika tersandung batu dan jatuh mengenai luka kakinya. Merintih, Lea dengan cepat langsung bangkit tertatih-tatih sambil menahan kesakitan yang mengerang. "Tidak bisa duduk diam begini saja, aku harus cepat-cepat pergi dari sini. Lebih baik aku mati daripada harus menerima perjodohan gak jelas itu!!" batin tetap kukuh, tangan mengepal hingga buku-buku kukunya sedikit menggores telapaknya sampai mengeluarkan darah segar.
Dorrr....
Ditembak oleh senjata api itu kearah pepohonan hingga tumbang. Lea yang melihat ke belakang sekali lagi dengan wajah pucat, terlihat para bawahan itu tak jauh dengan wajah yang penuh amarah mengejarnya.
Haahh... Haaahhh...
Sampai di tengah-tengah jalan yang mana jalan itu bercabang, seketika saja Lea langsung mengambil arah belokan jalanan kanan dan memaksa diri untuk mempercepat langkah kakinya untuk menemukan tempat yang aman bersembunyi.
Sementara para bawahan yang berada diantara jalanan bercabang itu memutuskan untuk membentuk dua tim berpencar namun tetap pada tujuan yang sama.
***
Diruangan kamera pengawas.
Saat pandangan mereka kali ini terfokus kan pada pencarian Lea di area Mansion dengan kamera pengawas, Daniel seketika mengaktifkan alat komunikasi modern canggih ditelinganya saat ada ada suara Titt... Titt... yang menandakan panggilan darurat.
Cklekk.. menghubungkan.
"Ada apa Nayton? Kenapa suaramu seperti terengah-engah?" kata Daniel penasaran.
"Bos. Nona muda Lea berhasil keluar dari Mansion ini dan kami sekarang sedang mengejarnya!" serunya dengan ekspresi pucat membuat Daniel membelalakan matanya, tercengang dengan tangan mengepal.
"Ckck sudah susah payah aku menangkapnya. Dasar gadis belut!" batin mengutuk.
"Baiklah sekarang cepat temukan Nona muda, aku akan membantu sedikit dengan mengirimkan beberapa bawahan untuk kalian!"
"B-benarkah?!" sontaknya terkejut.
"Iya, dan satu lagi jika kalian gagal aku tidak bisa berbuat apa-apa pada saat kalian dihabisi oleh tuan besar!" jelasnya dengan dingin. Nayton yang mendengarnya itupun langsung merasakan tenggorokan tercekat hingga sulit rasanya jika menelan ludah, dia mengangguk paham dan mengakhiri pembicaraannya sepihak.
"Semuanya! Tak lama lagi bos akan mengirimkan beberapa pengawal lain untuk membantu kita Namun-- "
"Namun apa, Nay?!.. "
Mendengar teriakan dari para pengawal atau bawahan itu yang sudah dilahap penasaran ditambah masih menghadapi kesulitan dalam mencari seseorang, Nayton mulai menghembuskan nafasnya secara perlahan.
"Bos tidak akan segan-segannya membunuh kita semua jika kita gagal menangkap nona muda, untuk sekarang fokuskan kalian pada target pencarian kita saat ini!!" wajah seriusnya saat ini sudah dipenuhi dengan aura kemarahan dan kebencian. Seluruh pengawal lain yang terdengar pun awalnya merasa gusar tidak ada harapan lagi untuk hidup, namun setelah perubahan rencana mereka mulai mencarinya disetiap sudut dan tempat.
"Cari wanita itu disetiap tempat! jika kalian masih menginginkan nyawa yang selamat!"seru Nayton.
"Yaa! aku tidak akan mati konyol, aku akan mengejar wanita itu sampai dirinya lumpuh!"
"Hehh ku lihat saat mengejarnya bagian tumit kaki wanita itu beradarah-darah, sungguh kesempatan yang menguntungkan!" ucap Nayton dengan smirk seakan dirinya mendapatkan sebuah berkah.
"Benarkah. kalo gitu, sudah bisa dipastikan kan siapa yang akan tertangkap dengan mudah?"
"Benar, jadi cepat kalian bergerak sekarang. jangan sampai lengah pada saat gadis belut itu tertangkap!"
"Baikk!" serempak lalu mereka langsung berpencar mengikuti arahan pimpinan komando.
.
.
.
Sesaat Lea yang masih terus berlari, ia berlari sampai masuk ke area jalanan raya perkotaan sepi bahkan lampu-lampu tiang jalan sudah mulai dinyalakan bertepatan dengan langit yang sudah berwarna jingga kebiruan gelap dan bulan yang mulai terlihat jelas keberadaannya. Nafas Lea saat ini sudah tidak bisa bertahan lama. Sampai seketika saat dirinya mulai menyebrangi jalan, dari arah berlawanan mobil muncul dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Percepat kecepatan Will. Aku sudah tidak punya bayak waktu lagi untuk menghadiri acara pertemuannya," sambil melihat ke arah jam tangan mewah mengkilap di pergelangan tangan.
Sementara Will yang merupakan asistennya itu langsung menyaut ngangguk pelan dan mulai mempercepat kecepatan. Tapi tak sengaja Will melihat seseorang dalam keadaan lusuh tak berdaya nyebrang mendadak, dia terkejut bersamaan dengan wanita itu yang melihat cahaya terang didepannya dan dengan gesit Will menginjak rem secara mendadak.
"Astaga!"
Ckittt.... Brukkk....
"Ada apa Will kenapa tiba-tiba kau menginjak rem?!" tukas dari pria yang tiba-tiba menahan benturan dengan tangannya.
Sementara itu, Will hanya terdiam menggeleng kebingungan setelah menahan kesakitan dari benturan tadi. "Tidak tau tuan muda, tapi tadi didepan ada wanita yang berjalan sempoyongan tiba-tiba nyebrang. Sekarang aku tidak tau apa dia sudah mati atau tidak," ucapnya sedikit merasa cemas. Tidak pada tuan di sampingnya yang saat ini masih memandangi datar.
"Hmm yasudah jika kau ingin tahu, kenapa kau tidak keluar melihatnya?" mendengar ucapan pria tadi malah membuat wajah asisten Will memucat hingga berkeringat deras. "Aku tidak tau, tapi semoga saja wanita itu belum mati," batin Will berharap.
"Baiklah, aku akan keluar sebentar," setelah Will keluar dan menutup pintu mobil, sesaat pikiran pria yang masih didalam mobil itu mulai ada yang tidak beres, ia melihat sekilas dari jendela mobil.
"Kenapa dia mematung seperti itu? Apa yang dia lakukan?" gumam, alis berkerut sampai menebak-nebak dalam hati.
Tapi tak punya banyak waktu, pria itu pun ikut keluar dari mobil untuk melihat keadaan asistennya yang mematung tiba-tiba, biarpun pada awalnya sudah berusaha untuk tidak peduli tapi rasa penasaran pada hal yang tidak beres tetap memenuhi pikirannya.
Brakk... setelah keluar dari mobil, ia pun menghampirinya seraya memasukkan tangan disaku celana.
"Ada apa Will, kenapa kau tiba-tiba terdiam diri seperti itu? tidak biasanya... "
"Tu-tuan Anda lihatlah dulu!" menunjuk seorang wanita pingsan yang berlumur darah dibagian kaki hingga dahi. Ia tergeletak diatas aspal hingga kepalanya sempat terbentur Zebra Cross pejalan kaki dibagian pinggiran.
Pria itu pun ikut membelalak saat melihat kebawah, tak disangka wanita aneh yang baru ia temuinya beberapa hari yang lalu kini berada didepannya dengan luka berlumur darah.
"K-kenapa wanita itu sangat tidak asing bagiku?" gumam tapi terdengar.
"Kau menyadarinya, memang tapi wanita itu terlihat seperti manager Lea yang dari perusahaan kerja sama kita" sahutnya saat berjongkok sekalian memeriksa ada tidaknya nafas. Setelah diperiksa Will nampak terkejut, tak menyangka jika wanita itu masih hidup. Tapi bukan terkejut sedih digambarkan wajahnya melainkan asisten itu merasa senang dan bersyukur.
Ia menghela napas perlahan sambil mengelus dadanya, "Syukurlah wanita ini masih hidup"
"Apa yang aku pikirkan, kenapa aku merasakan ada keanehan dari wanita ini." Tak punya banyak waktu lagi, pria itu sedikit tidak tega dan langsung mengangkatnya membawanya masuk ke dalam mobil dan membaringkannya dikursi belakang.
Tak biasanya tuan muda memiliki sisi lembut seperti itu, bukannya dia adalah orang yang paling mengerikan dengan tatapan dingin pembunuh yang selalu menusuk setiap orang lain menatapnya. Pikir Will membuat benaknya penuh tanda tanya. Bahkan dia pun terheran dengan sorotan mata pria itu saat melihat wanita yang di gendongnya, pandangan lembut, kasihan hingga antipati benar-benar membuat dirinya keheranan.
"Aku tidak ingat jika tuan muda pernah bertemu wanita lain selain adik perempuannya, dan bukannya dia pengidap Mysophobia?" batin Will bertanya-tanya.
Melihat Will yang melamun sejenak, pria itu berteriak memecah keheningan. "Will. Cepatlah masuk dan antarkan aku kerumah sakit sekarang!"
"Ehh.. B-baik tuan muda!" langsung berdiri dan memasuki mobil.
Seraya memakai sabuk pengaman Will bertanya sejenak pada Ray disampingnya, "Tapi buat apa kita kerumah sakit tuan?" tanyanya serius tapi malah dibalas tatapan dingin mencekam.
"Buat apa lagi? Apa kau tidak melihat wanita yang sudah hampir sekarat ini,"
Mendengar ucapannya nyali Will sedikit menciut dan mulai menyalakan mobil. "B-baik tuan. Tapi... bagaimana dengan pertemuanmu dengan acara makan malam pemegang saham untuk sekarang juga jadwal padat sekali sampai harus menghadiri acara ulang tahun tuan Morgan Lei yang ke-70 tahun,"
"Batalkan semuanya dan antarkan aku kerumah sakit sekarang!" katanya dengan acuh.
"Ehh... Terus bagaimana dengan alasannya?"
"Kau benar-benar banyak omong. Apa kau ingin mati ditanganku sekarang?"
"Errr... B-baik tuan, hiks tapi tolong jangan bunuh saya... Saya masih harus mencari pasangan hidup saya karna saya sudah menjomblo selama 20 tahun.. "
"Kenapa tuan terlihat kejam dimata semua orang tapi malah terlihat lembut dengan wanita itu, apa dia salah makan? Bukannya mereka baru saja bertemu?" dalam hati sambil melajukan mobil dengan kecepatan tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments