Langit sudah mulai gelap gulita, sudah hampir empat jam lebih mereka mencari namun tak kunjung menemukan seseorang yang sedang dicarinya itu. Mereka masih terus melanjutkan pencarian sampai menelisik bagian gedung yang terbengkalai.
"Ckck dasar wanita merepotkan. Sialan, bagaimana jika bos menghubungiku diwaktu yang tidak tepat, apa yang harus kujawab?!" keluh Nayton merasa frustasi sampai mengacak-acak rambutnya, namun benar saja seketika ponsel disaku celananya berdering, menyadarinya Nayton langsung mengambil ponselnya tapi sesuatu tidak beres mulai terlihat dari wajahnya yang memucat saat melihat nama itu dari ponsel nya.
"Astaga. Apa yang harus kukatakan sekarang! Dahlah" batin menciut, mulutnya bungkam tak bisa bersuara atau menjelaskan keadaan.
Nayton membiarkan ponselnya berdering dan langsung mengerahkan pencarian ketatnya kepada seluruh bawahan melalui alat komunikasi canggih di telinganya.
Tittt!
"Semuanya, dengarlah! Perketat semua pencariannya jika tidak, aku yang akan mengirim kalian semua kedalam neraka!" lantang Ia menyeru, sampai membuat para bawahan itu langsung bergidik ngeri hingga diwajah mereka juga ikut memucat.
"Terserah mau kalian pakai cara apa, yang penting Nona muda harus segera dibawa!" sorot mata yang dingin dan serius penuh aura intimidasi. Setelah mendengarnya saat ini mereka sudah tidak peduli dengan kemanusiaan, mereka masih sayang nyawa, apapun yang mereka lakukan adalah demi nyawa mereka selamat.
"B-baik bos. Kami akan memperketat pencarian sekalipun aku harus merangkak demi keselamatan diriku sendiri." Ucap penuh keseriusan dari Oliv, salah satu bawahan yang memimpin pencarian dikelompok pertama. Sementara Dill yang turut mendengarnya juga hanya menggangguk serius, paham dan memulai pencarian ketatnya. Dill memimpin pencarian dikelompok kedua, orang yang tidak banyak bicara namun dia tidak akan segan-segannya pakai cara kejam untuk menyelesaikan misi dari atasannya.
.
.
Ditempat lain.
"Ckck kenapa tidak bisa dihubungi?" decak Daniel yang merasa kesal, dia merasa aneh dengan Nayton yang tak kunjung mau mengangkat telponnya padahal dihari biasa Nayton selalu mengangkatnya entah sesibuk apapun, itu menjadi sesuatu hal yang disukai Daniel yaitu kesetiaan penuh pada bos.
Kenichi merasa ada yang tidak beres pada Daniel saat menoleh kearahnya, Ia mulai bertanya padanya dengan sedikit mengerutkan dahi, "Apa yang sedang kau lakukan? Apakah Lea sudah ditemukan?" perkataannya membuat Daniel membisu. Tidak tau apa yang ingin dikatakannya, bahkan juga tidak ingin mengatakan kebenaran tapi Daniel tetap memberitahukan semuanya dengan ekspresi tenang.
"Tidak ada informasi apapun dari Nayton saat ini, Tuan. Dan saat ini pun juga Nona Lea belum ditemukan keberadaannya sama sekali" katanya sembari mengesap rokok elektrik dari balik saku jas, berusaha membuat dirinya tenang dan tidak ingin terlibat. Biarpun kenyataannya dia benar-benar terlibat sekarang.
Melihatnya Ia merokok tanpa memikirkan hal, membuat Kenichi merasa kesal, Ia mendecak.
"Apa kau berpikir pencarian itu sepele? Perketat semuanya, tambahkan lebih banyak pengawal yang ada diseluruh mansion!" tukasnya secara tiba-tiba dengan tatapan dingin.
"...! "
"A-apa?! Tuan besar apa kau tidak ingat kita sudah mengeluarkan begitu banyak pengawal--"
Belum juga selesai perkataan Daniel, mendadak terpotong oleh Kenichi dengan tegas, "Saya tidak peduli. Kirimkan semua pasukan cadangan sesegera mungkin! Jika tidak, jangan pernah bermimpi tentang adanya kehidupan dihari esok!" Ancam Kenichi membuat Daniel sedikit tertunduk diam.
Dia sudah lelah sampai tak bisa berkata-kata lagi, Daniel mau tidak mau dia dengan berat hati menuruti kemauan Bos nya yang keras kepala itu.
"Tapi jika harus mengerahkan seluruh pengawal berarti sama saja kita cari mati kepada seseorang , belum lagi pengawal-pengawal ini juga masih tetap di ambil alih oleh tuan muda Alex" batin dengan alis yang mengerut. Sedikit cemas tapi tetap dijalankan perintah bosnya. Ia tidak habis pikir sampai membuang napasnya dengan kasar lalu mematikan rokok elektrik ditangan. Sembari memijat pelipis, "Hahh.. ga tau lagi deh, entah apa yang akan dikatakan oleh tuan muda Alex kedepannya lebih baik tutupi saja semuanya rapat-rapat!" lanjut membatin menatap dingin kearah langit-langit.
***
Disisi lain. Sampai mereka dirumah sakit Jakarta pusat yang terkenal, Raymond langsung keluar dan menggendong Lea masuk kedalam RS. Ia juga tak lupa untuk memanggil para perawat yang ada disana.
"Suster, tolong antarkan wanita ini keruangannya!" katanya, lalu Ia langsung menurunkan Lea yang pingsan di Emergency Bed.
Perawat itu mengangguk tersenyum dan mulai memanggil perawat lain, "Baik, tuan. Mohon anda tunggu sebentar diluar, anda bisa mengurus administrasinya dibagian resepsionis rumah sakit~" sahut ramah, lalu pergi meninggalkan Raymond seraya mendorong Emergency Bed itu ke dalam ruang IGD.
"B-baiklah, saya akan mengurusnya" ucap Raymond sesaat ketika memandang dengan sedikit khawatir.
.
.
[ RS Jakarta Pusat ] dijalan XXX. Sekaligus RS yang paling mewah, namun milik salah seorang Dokter genius yang terkenal dengan ketampanan hingga otak dan kinerjanya yang super, siapa lagi kalau bukan Damian Callisto [ Dokter Forensik lulusan Universitas terkenal di Amerika Serikat salah satunya Universitas California ] dengan usia nya yang baru menginjak 17 tahun ia sudah terjun ke lapangan, mendapat bagitu banyak penghargaan dan sertifikat Dokter Genius Termuda, kini usia nya sudah 23 tahun dan memiliki RS sendiri.
Setelah selesai, Dokter itu keluar dari kamar pasien dengan para suster disampingnya, dia juga tidak lupa untuk memberitahukan keadaannya pada seseorang yang sudah menunggu wanita itu sadar.
"Untuk pasien yang bernama Lea, dia memiliki luka yang tidak terlalu parah. Hanya beberapa luka memar dikaki dan beberapa sayatan dikadua tangannya, bahkan diwajah pun juga ada, dia seperti habis diculik. Oh ya, Ray, apa wanita itu pacarmu? Gue baru kali ini liat Lo nolongin cewek yang habis diculik, seharusnya kalo gada hubungan sih ga akan Lo tolongin kecuali ada hubungan~ " goda Damian pada Raymond didepannya dengan akrab. Wajar saja karna Damian merupakan salah satu teman masa kecil Ray, ia juga merupakan sahabatnya yang kadang-kadang paling ngeselin dan tantrum parah namun kadang juga paling bisa mengerti keadaan orang lain.
Raymond hanya mendelik, tapi dirinya tiba-tiba saja merubah suasana menjadi serius hingga penasaran.
"Diculik? Aku tadi hanya menemukan dirinya sudah tergeletak diatas aspal,itu pun saat hampir tertabrak mobil ku. Will, mungkin kau bisa menjelaskan padanya secara rinci, aku tidak ingin menjelaskannya karna pasti akan menimbulkan perdebatan yang sia-sia," datar nya langsung mengarah tatapan tajam pada William di samping. dia baru saja sampai tapi sudah disuruh menjelaskan semuanya.
"Hiihhh... Tuan muda, kumohon jangan menyuruhku karna aku pun juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita itu!" keluh dalam hati.
"Eeeh...? Apa maksud kalian? Jadi kalian menemukan wanita itu sudah pingsan dijalan sebelum tertabrak bukan menolongnya saat diculik?"tebakan yang tepat, sudah ia duga sejak dulu memang kepintarannya Daniel sudah ada sejak kecil.
Kesimpulan yang tepat itu pun langsung di anggukan oleh dua orang didepannya seperti anak kucing.
"Ya, tapi kami pun juga belum tau kenapa wanita itu muncul tiba-tiba dijalanan raya yang sudah sepi dengan penampilan kumuh," sahut Will mengingat-ingat.
Damian mengangguk sejenak, "Hmm.. Tapi apa kalian tau latar belakang gadis itu? Sepertinya gadis itu tersesat saat setelah dirinya berhasil melarikan diri" ungkapnya sendu, terlihat jelas dari sorotan matanya saat ia hendak membenarkan kacamata miliknya.
Namun suasana keheningan aneh yang merebak itu seketika terpecahkan oleh deheman Raymond, "Tidak usah dipikirkan dulu untuk sementara waktu, jadi apa gue sudah boleh masuk keruangannya sekarang," ungkap Raymond datar yang sudah memegang gagang pintu kamar pasien terlebih dahulu.
Melihat aksi sejenak, membuat Damian sedikit terkesan hingga menyunggingkan senyumnya, "Kurasa Lo benar-benar udah ada hubungan dengan gadis itu ternyata. Hmm... akhirnya perjaka tua itu lepas juga dari segelnya untuk memulai hidup baru bersama pasangan yang cocok. Selamat Ray!" batin seraya merapatkan tangan didepan dada terharu.
"Heyy, kau ngapain seneng-seneng sendiri disitu, gue nanya nih boleh apa enggak?" teriaknya merubah suasana menjadi sedingin es.
"Err... lll"
"Baiklah, Ray, tenang aja. Kau lanjut aja bucin ama jodohmu itu, gue dukung kok!" menghampirinya langsung dan menepuk pundak Ray.
"Heii, Damian. Apa kepalamu sakit sehingga akhir-akhir ini kau jadi seperti orang gila!"
"Tidak, kepalaku tidak sakit bro," balas nya senyum kecut tapi malah terabaikan karna Raymond sudah melangkahkan kakinya ke kamar itu duluan.
"Haihh,, Will. Apa Bos mu ini akan jadi seperti ini selamanya? Menjadi dingin seperti kutub Selatan sampai terkena racun dingin~ "
Will hanya menoleh, pura-pura tidak dengar, "Jangan tanya saya, Tuan Damian. Saya juga tidak tahu apa-apa tentang kepribadian Tuan muda."
"Dan aneh nya lagi, sepertinya kepribadian dingin Tuan Muda akan mencair jika dia selalu bersama dengan wanita itu. Aku penasaran siapa Manager Lea? Apa mereka punya hubungan lain dengan Tuan Muda? haihh,, aku tidak peduli yang penting aku akhirnya senang tidak perlu menghadapi sifat buruknya dilain hari. akhirnya dia telah melepaskan status perjaka selama 24 tahun, Nyonya Charles selamat anda telah meluluhkan hati beku Sang Pangeran Tiran Kerajaan!" lanjut membatin, dirinya tersenyum terharu mengingat bayangan ekspresi Raymond saat menggendong Lea dengan sangat hati-hati dan tatapan mata yang lembut selembut mochi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments