Bab 15

Sampai didapur Lea langsung berkeringat deras dengan wajahnya yang saat ini terlihat benar-benar pucat pasi,tenaga yang selama ini terisi terkuras habis, dia juga benar-benar tak habis pikir dengan ayah kandungnya itu. Apakah sepenting itukah perjodohan dimatanya sampai melupakan nasib anak kandungnya sendiri? Ia mendecak, mengerjapkan matanya berusaha untuk tidak keteteran ditengah jalan.

Haahhh... Haahh...

"Gilakk, si brengsek itu benar-benar sudah gila. Aku harus pergi dari tempat gila ini secepatnya!" ucap dalam hati, perlahan tangannya mengepal dengan keras getir di atas meja. Tanpa pikir panjang Lea mulai berjalan cepat putar balik ke arah semula menuju lokasi kebun tadi.

Hingga pada saat dirinya bersembunyi didekat tembok, Lea melihat situasi samar-samar tenang dalam sekejap, Kenichi ayahnya mendadak pergi dari tempat peristirahatannya, sekilas hanya nampak beberapa para bawahan yang mulai berjaga ketat dibagian pintu keluar dekat kebun yang berjenis gerbang tunggal, mereka hanya khawatir jika Lea akan melarikan diri melewati pintu kebun itu, alih-alih kali ini rencananya sedikit berantakan.

"Cih menyebalkan.kenapa harus ada mereka?!"gumamnya saat sedang mengintip untuk melihat situasi.

.

.

.

Melihat sekali lagi, Lea merasa jika situasinya sudah mulai membaik lalu ia mulai mengendap-endap berjalan seraya mengatur napasnya yang terlihat cemas kalang kabut.

"Bos! Kami sudah menemukan beberapa jejak nona Lea yang menghilang!"

Syuttt...

Saat Lea ingin keluar terpaksa ia bersembunyi lagi dibalik tembok akibat kemunculan mendadak dari beberapa bawahan Kenichi yang tampak ingin memberitahukan informasi dengan serius pada pria misterius didepannya. Sekilas Lea melihat pria itu, alisnya menjadi terangkat sebelah.

"Baguslah, bawa semua itu pada tuan besar sekarang!"

"Baik bos," serempak dari dua bawahan bertubuh kekar yang ada didepannya.

"Apa yang mereka bicarakan?" dirinya penasaran hingga mengerutkan alis.

Lea merasa dirinya benar-benar sudah tidak pantas untuk berada dirumah ini. Ditambah penyelidikan dan pencariannya begitu ketat dibantu oleh beberapa pelayan dan juga kepala pelayan yang sudah pasti membenci Lea sejak lama, entah apa alasannya saat ini yang dia prioritaskan hanyalah kesalamatan nyawanya dari jeratan ayah kandung.

Berdiri dibalik tembok, kedua tangannya mulai dingin. Lea menahan nafasnya dengan kedua tangan menutup mulut untuk sementara waktu sampai mendadak dua bawahan bersama pria misterius itu menghilang.

"Entah kenapa aku merasa tidak asing dengan bawahan yang berada ditengah itu, dia seperti ... pria yang membius ku?!" tebakan dalam hati saat bertopang dagu. Namun seketika terlintas ide kecil diluar kepala yang membuat senyuman dibibirnya merekah sumringah.Tentu saja rencana itu akan ia manfaatkan sebaik mungkin.

***

Didalam ruangan kerja Kenichi Fujisawa yang terbilang mewah tapi minimalis.

Kenichi duduk dikursi putar yang menghadap pada jendela besar didepannya dengan kaki bertumpu, sejenak melihat keluar dari balik jendela dirinya merasa cemas dengan hilangnya si putri bungsu, bukan cemas khawatir akan nasib putri bungsu , lebih dari itu dia cemas bagaimana dia harus menjelaskannya pada keluarga Sanjaya jika perjodohannya gagal saat ia gagal menemukan Lea. Pria paruh baya itu terus menerus menghembuskan nafasnya secara kasar, seraya mengetuk-ngetuk jari dimeja dengan pelan.

Setelah merenung dalam waktu lama, Kenichi frustasi memijat pelipisnya, ia lalu mengesap rokok disampingnya untuk sedikit membuatnya lebih baik, namun dari arah berlawanan terdengar suara ketukan dari beberapa bawahan hingga membuyarkan semua isi kepalanya saat ini.

"Permisi tuan besar, maaf jika kami menganggu ketenangan tuan. Tapi kedatangan kami justru hanya ingin memberitahu informasi penting terkait nona muda Lea!" sahutnya nampak serius membuat Kenichi langsung duduk tegap, matanya sedikit membulat dan seketika langsung menyuruhnya masuk.

"Masuklah. Beri tau semua informasi yang kalian tahu!" datarnya mencekam namun dirinya tampak serius ingin mendengarnya.

Melihat atasannya yang tiba-tiba naik pitam itu, terlihat jelas dari aura hitam mencekam sampai membuat mereka menciut nyali.

"Ada apa dengan tuan besar? kenapa auranya terasa sangat pekat, apa ada sesuatu yang membuatnya marah?"

"Mana kutahu? padahal kita datang tadi tidak membuat keributan," bisik kedua bawahan itu didepan Daniel, namun tak sengaja kedengeran oleh Daniel dan ia pun langsung memecah suasana.

Ekhhemm!

Deheman Daniel dari belakang terdengar, membuat mereka terkejut menuduk

Menyadari kode bos nya itu, seketika mereka langsung memberikan beberapa barang bukti dan penjelasan singkat namun jelas.

Setelah mendengar penjelasan itu, alis Kenichi malah menjadi semakin berkerut.

"Jadi, apa pencariannya sudah ketemu?"

salah satu bawahan berkepala botak menunduk, "Be-belum tuan, kami sudah memeriksa ke berbagai tempat tapi nona muda Lea masih tetap belum ditemukan!"

Brakk... Kenichi memukul meja hingga retak,dan pandangan kedua bawahan itu mulai terkejut ketakutan. Terlihat dari ekspresi mereka yang sudah berkeringat deras.

"Dasar bodoh!! Kenapa hanya pencarian anak ilang dirumah saja tidak ketemu!" tatapan dingin semakin membuat hawa suasana jadi seperti di neraka berhadapan dengan malaikat maut. Nyali mereka berdua saat ini sudah benar-benar diujung tanduk. Daniel hanya terdiam dan memperhatikan dengan seksama. Tidak rasa takut di wajahnya sama sekali saat menghadapi atasannya yang sedang naik pitam.

"Tuan, tenanglah. Kita bisa mengecek kamera pengawas diruangan kamera pengawas!" sahut Daniel tiba-tiba, Daniel merupakan sosok bawahan berkacamata misterius yang membius Lea sekaligus orang yang dipercayai oleh Kenichi.

Sontak saat pria paruh baya mendengar ajuan Daniel, aura mencekam itu tiba-tiba menghilang dan kedua bawahan lain langsung merasa kegirangan dalam hati.

"Benar juga, kau benar. Daniel, sekarang cepat antarkan aku keruangan kamera pengawas!" ucap Kenichi dengan antusias sembari berjalan keluar ruangan. Daniel pun tidak menyangka dengan sifat bos nya itu yang seperti bunglon, dia hanya mengangguk sedikit untuk membalasnya, "Baik, Tuan. Anda bisa ikuti saya"

sementara itu disisi lain, kedua bawahan yang kini masih melihat punggung mereka yang mulai perlahan menghilang, mereka mulai saling bertatapan dan memeluk satu sama lain. Mereka merasa sangat berterimakasih pada Daniel yang sudah menolongnya.

"Huhuhu... akhirnya kita selamat~" ucap dengan terharu.

"Benar, huhuhu jika bos tidak mengatakan itu habislah kita ditempat eksekusi~"

"Bos! Akhirnya bos mau menyelamatkan kita.. huhuhu... " batin mereka serempak.

.

.

Ditempat lain.

Lea mulai merasakan jika situasi sudah aman segera ia berjalan perlahan-lahan menuju pintu keluar, akan tetapi pandangan dari bawahan yang tak sengaja baru keluar dari toilet itu tiba-tiba menoleh kearahnya.

"... lll"

"Loh bukannya dia masih ditoilet seharusnya? Aku bahkan sudah memperkirakan waktunya, bjirr lah" batin terdiam.

Mereka tak sengaja melihat Lea didepan pintu, seketika para bawahan lain itu langsung berteriak memanggil namanya.

"B-bukannya itu nona muda Lea?!"

"Hahh iya, cepat tangkap dia!" pekik langsung berlari dengan cepat, jarak diantara mereka dekat tapi saat mereka mulai bergerak, Lea langsung kabur mempercepat langkah kakinya melewati pintu keluar itu.

"Astaga! Bisa-bisanya aku dikhianati oleh rencanaku sendiri!" dalam hati meringis kesal.

Aaakkkhhh... Lea terus memaksakan dirinya untuk mempercepat langkah kaki.

Syuuttt...

"Ckck, Sial. Gadis itu terlalu lincah padahal kakinya terlihat seperti kelelahan,jelas-jelas karna lukanya terlalu serius,dia akan diamputasi jika dia terus memaksa diri" ketus dari salah satu bawahan yang hampir menggenggam tangannya tapi nihil karna Lea sudah melesat duluan.

"Heh sepertinya itu hanya keberuntungan untuk gadis kecil ahli bela diri" smirk.

"Menarik, akan kubuat kau cacat hingga tidak bisa berjalan" batin dengan seringai melebar.

Siapa sangka jika kedua bawahan itu malah menelpon temannya hingga yang mengejar Lea pun bertambah banyak. Sungguh licik! Bahkan tak lupa mereka juga menghubungi Daniel asisten atasannya.

Drappp... Drapp...

Kaki Lea benar-benar sudah lemas tak karuan hingga pendarahan dikaki juga tak henti mengeluarkan darah, saat ini ia dihadapkan dengan hidup dan mati.

"Cepat kalian tangkap wanita itu!" seru dari salah satu bawahan yang masih mengejarnya.

Lea menoleh sekilas kebelakang, ekspresi nya kali benar-benar cemas ketakutan penuh.

Ukh...

"Apa yang harus kulakukan sekarang? tidak ada tempat persembunyian bahkan orang yang mengejarku juga semakin banyak setelah aku berhasil keluar dari tempat itu. kenapa? kenapa aku harus sesial ini sih!!!" batin dengan nafas yang terengah-engah tapi dirinya terus mempercepat langkah kakinya agar tidak tertangkap.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!