“Besok Daddy libur?” tanya Raisa kepada Ricko yang sudah beranjak dari ruang makan, bersiap berangkat bekerja.
Jasmine yang sedang menyuapi Rayan menoleh pada Raisa lalu beralih menatap Ricko.
“Iya, besok weekend. Tidak biasanya kamu bertanya seperti ini, Ra?” Ricko meletakkan tas kerjanya lagi di atas kursi, lalu mendekati putrinya.
“Daddy, bolehkan kami pergi ke taman bermain?”
“Tidak boleh! Kamu sedang sakit dan tidak boleh keluar dari rumah! Di luar sana banyak kuman dan bakteri yang tidak bagus untuk kesehatanmu!” Ricko berkata tegas kepada putrinya yang masih kecil itu.
Raisa meremas kedua tangannya bergantian. Sambil menundukkan kepala, dan kedua matanya sudah berkaca-kaca. Dia hanya ingin seperti anak yang lainnya, menikmati waktu liburan bersama keluarga di luar sana.
Jasmine meletakkan piring yang sedang di pegangnya ke atas meja, meninggalkan Rayan yang masih di suapinya untuk mendekati Raisa. Dia merasa sangat kasihan kepada gadis kecil itu, kemudian ia memeluk tubuh mungil Raisa.
Ricko menghela nafas kasar setelah sadar jika dirinya sudah berkata keterlaluan pada putrinya. Akan tetapi, dia melakukan semua itu untuk kebaikan Raisa sendiri. Kemudian Ia segera menyambar tas kerjanya, lalu berjalan menuju halaman rumah, di mana mobilnya terparkir di sana.
Pagi hari ini, dia berangkat bekerja dengan hati yang berkecamuk.
*
*
Raisa menangis di pelukan Jasmine. “Aku sungguh ingin pergi ke taman bermain,” tangis Raisa kepada Jasmine.
“Iya, aku juga, Kak. Aku ingin ke sana.” Rayan turun dari kursinya lalu mendekati Jasmine, dan memeluk pengasuhnya itu dengan erat.
“Iya, Kakak akan membujuk Daddy kalian.” Jasmine mengusap punggung Raisa hingga gadis itu merasa tenang, kemudian beralih membalas pelukan Rayan.
“Mereka sangat kasihan sekali,” batin Jasmine terasa perih.
“Janji, Kak Jas akan membujuk Daddy?” tanya Raisa sambil mengusap air matanya.
Jasmine menganggukkan kepalanya sebagai jawaban sambil tersenyum tipis.
Dua bocah kembar itu langsung tersenyum ceria, tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada Jasmine.
Jasmine memeluk Rayan dan Raisa bersamaan.
“Kalian jangan bersedih lagi, oke,” ucap Jasmine lalu mengurai pelukan itu.
“Kami tidak akan bersedih lagi asalkan Kakak berhasil membujuk Daddy,” jawab Rayan, sambil menoleh pada Raisa, seolah meminta persetujuan.
“Kak Jasmine akan berusaha untuk melunakkan hati Daddy kalian,” jawab Jasmine penuh semangat. Dia tidak boleh gagal, agar kedua anak itu tidak bersedih lagi.
“Yeiyy!! Kak Jas yang terbaik!” sorak Rayan dan Raisa bersamaan.
Mereka bahagia, dan sudah membayangkan keseruan bermain di taman bermain yang sudah lama ingin mereka kunjungi.
“Ah, jangan memujiku berlebihan,” jawab Jasmine tersenyum malu, lalu kembali ke tempat duduknya. Ia ingin melanjutkan menyuapi Rayan, akan tetapi pria kecil itu segera menutup mulut dengan kedua tangan.
“Tidak boleh mubazir makanan.” Jasmine mengingatkan anak asuhnya dengan penuh kelembutan, lalu memberikan pengertian jika membuang makanan tidaklah baik, mengingat di luar sana masih banyak orang kurang beruntung dan kelaparan.
“Hem, baiklah.” Rayan segera duduk di kursinya lagi seraya menerima suapan dari pengasuhnya.
*
*
Malam harinya.
Jasmine memberanikan diri untuk mengetuk pintu kamar Ricko beberapa kali. Tidak berselang lama, pintu kamar tersebut terbuka lebar dari dalam.
“Ada apa?” Ricko berdiri di ambang pintu sembari menatap Jasmine dengan datar.
Jasmine meremas kedua tangannya bergantian, seraya menundukkan pandangannya, bertanda jika dia sangat gugup bercampur dengan takut, padahal sebelumnya dia penuh dengan semangat dan percaya diri.
Ricko berdecak kesal, seraya memundurkan langkahnya, bersiap untuk menutup pintu kamarnya lagi.
Pasalnya sudah lima menit menunggu, akan tetapi Jasmine tidak kunjung bersuara.
Jasmine menjegal pintu kamar yang hampir tertutup rapat dengan salah satu kakinya. Alhasil, kakinya itu terjepit pintu, membuatnya memekik kesakitan.
Ricko terkejut dan segera membuka pintu kamarnya dengan lebar, sambil memaki Jasmine.
“Kau sangat bodoh sekali!” maki Ricko seraya menatap kaki Jasmine yang sedikit terluka.
“Maaf, he he he, aku tidak apa-apa,” jawab Jasmine tersenyum meringis, menahan rasa sakit di kakinya.
“Jangan bilang tidak apa-apa!” bentak Ricko seraya membuka pintu kamarnya dengan lebar, dengan reflek ia berjongkok menatap kaki Jasmine yang lecet. “Cepat berikan obat merah agar tidak infeksi!” titah Ricko dengan datar terkesan sangat dingin.
“Bapak perhatian sekali,” ucap Jasmine tersenyum mesem.
“Jangan Ge-er! Aku hanya tidak ingin kedua anakku terlantar kalau kau sakit! Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?!” ucap Ricko datar, menatap tajam Jasmine.
Jasmine hanya tersenyum meringis mendengar ucapan pedas majikannya itu.
“Aku ingin membicarakan masalah anak-anak,” jawab Jasmine.
“Tentang anak-anak? Apakah ini ada hubungannya dengan taman bermain?! Jika iya, maka jawabannya tetap sama, yaitu aku tidak akan pernah mengizinkannya! Aku harap kau patuh dan fokus saja mengurus kedua anakku!!!” Ricko berbicara dengan penuh ketegasan dan tidak ingin di bantah sama sekali.
“Pak, mungkin ini sedikit menentang keputusan Anda. Tapi, Raisa harus merasa selalu senang dan bahagia, karena dengan begitu kondisinya akan selalu stabil!” Jasmine meyakinkan Ricko.
“Jangan sok tahu! Aku adalah ayah mereka, jadi aku tahu yang terbaik untuk anak-anakku!” balas Ricko dingin.
Jasmine mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Rasanya dia mau menyerah menghadapi kepala batu ini.
“Demi Rayan dan Raisa. Ayo, kamu pasti bisa membujuk kepala batu dan kulkas 5 pintu ini!” batin Jasmine menyemangati dirinya sendiri.
“Anda memang ayah mereka, tapi apakah Bapak pernah memikirkan perasaan mereka? Mereka punya hati yang sangat lembut dan mudah terluka! Apakah Bapak pernah bertanya kepada mereka? Bagaimana kesehariannya, bagaimana perasaannya selama ini, bahagia atau tidak?! Aku rasa Bapak tidak pernah menanyakan hal sekecil itu kepada mereka!” ucap Jasmine menggebu-nggebu, dan tidak merasa takut sedikit pun. Ini demi anak asuhnya yang dia sayangi.
“Aku harap Bapak memikirkan kata-kataku ini!” ucap Jasmine lalu segera pergi dari hadapan pria tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Raufaya Raisa Putri
ya..kl horang kyk mh boyong aj mainan ny ke rumah.kn rebes
2024-12-22
0
Ani Ani
ada yang terrasa ke
2024-05-08
0
Zerazat
Bagus Jasmine mungkin kamu ibu dari anak anak itu,aq selalu mengikuti cerita nya Sander Clak dan oma Jeje
2024-03-03
3