Memories

Memories

Bab 1. Prolog

...Tenggelam dibawah langit malam...

...Menatap penuh harap didalam kegelapan...

...Berjuta penyesalan terus menghujam...

...Bermula dari sebuah keegoisan...

...-AksTra-...

...______________________...

Hari cerah berubah mendung, langit biru berganti kelabu, sinar mentari cerah kini tertutup awan redup bersamaan dengan rinai hujan yang mulai menusuk. Rintik demi rintik kian semakin deras, meninggalkan miliaran tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian, membanjiri tiap ruang kosong dalam jiwa hingga terbentuk sebuah genangan teramat besar, genangan yang berisi beribu-ribu kenangan dari dirinya yang sampai saat ini masih begitu ku rindukan.

Rasa rindu yang seharusnya telah lama surut kini semakin bertambah dalam membuatku harus terseret masuk tenggelam di dalamnya.

Tenggelam dalam kegelapan, penyesalan, kesepian, serta rasa sakit yang sudah tak bisa ku tahan, karena sang belati kehidupan kembali menorehkan luka dalam di tempat yang sama untuk kedua kalinya, bahkan sebelum luka lama benar-benar tertutup sepenuhnya.

Sesak …

Ku rindu kehangatan mentari …

Lembutnya sang rembulan …

Juga cantiknya bintang-bintang …

Aku ingin memeluknya meluapkan segala kerinduanku padanya, berbagi tangis tawa, keluh kesah, dan semua hal lainnya.

Tuhan …

Aku tau diriku begitu egois hingga membuatmu mengambil semua cahaya dalam hidupku, aku tau diriku tidak pernah bersyukur atas apa yang telah engkau berikan padaku.

Namun bolehkah aku meminta satu hal lagi padamu?

Aku ingin di kehidupan selanjutnya ataupun di atas sana kau bisa membuatnya tertawa lebih lama, membiarkannya bahagia tanpa ada lagi derita yang harus dirasakannya. Hanya itu …

...…...

Angin dingin kembali berhembus membelai lembut setiap inchi wajah hingga rambutku, membawaku terseret masuk akan cerita masa lalu yang selalu datang menghantui di setiap siang malam ku. Ku buka lembaran demi lembaran kertas usang berisi goresan tinta biru di dalam sebuah buku kecil dengan sampul coklat kehitaman, sembari menikmati dinginnya angin malam namun hangat akan bintang. Ku tatap tiap halaman-halaman nya, membaca puluhan kata yang tersusun rapi membentuk sebuah bait-bait kalimat penuh makna dengan berbagai kisah luar biasa di dalamnya.

Tak ada kalimat lain yang bisa terucap dari mulutku selain "Rindu …" "Aku rindu …"

...…...

Rinai hujan mengguyur bumi menari-nari menusuk dalam diri, gumpalan kapas-kapas hitam berbaris berkumpul menutup luasnya permadani di seluruh jumantara. Sinar bulan telah redup bersama jutaan bintang yang mulai sayup, membiarkan kegelapan menelan cahaya menyembunyikan asrar para pemilik nestapa. Jikalau aku adalah seorang Gahara akankah aku bisa membolak-balikkan dunia? Namun, aku sadar aku hanyalah golongan kaum paria yang bahkan tak pernah dianggap ada oleh para kaum sudra

...…...

Buaian lembut angin menyapa

Menerbangkan helaian sutra hitam di udara

Menemani sang bidadari menatap mangata baswara.

Kan ku buatkan asmaraloka seluas bumantara untukmu sang bidadari dunia

Takkan lagi kubiarkan kau menitihkan air mata akibat derita yang membelenggu jiwa

Sama halnya fajar dan senja

Yang datang sesaat lalu pergi dengan cepat Meninggalkan warna yang begitu melekat

you are the first and the last

Ku rindukan sandykala sang senja

Dikala bumantara berderai air mata

Untuk pertama kalinya aku takut tak pernah lagi bisa menatap fajar

Bisakah aku terus bersamamu?

Jangan pernah menangis di hadapanku

Dan jangan pula bertanya padaku kemana sosok orang-orang yang pernah mengusik mu itu pergi

Aku selalu menyukai manisnya ukiran bulan sabit yang terpampang indah di wajahmu

Aku ingin terus menggenggam erat tangan mungil mu

Kau tau?

Akhir-akhir ini aku mulai bosan menulis

Sudah tidak ada lagi makna dalam hidupku

Harapan?

Aku benar-benar benci akan kalimat 'berharap'

Meski pada akhirnya aku memang hanya bisa 'berharap'

Sakit

Gelap

Hancur

Padam

Rinai hujan mengguyur mengiringi setapak demi setapak langkah yang mulai menghilang

Lilin yang menyala pada akhirnya akan habis dan padam

Seberapa keras pun kau berusaha hasilnya akan tetap sama

Pilihannya hanya ada dua

Membuatnya padam sebelum waktunya

Atau menunggu agar padam dengan sendirinya

Untukmu

Ku mohon tetaplah tersenyum

Semoga kau selalu bahagia apapun yang terjadi

Aku akan terus menjagamu sekeras yang aku bisa Jadi jangan khawatir

Aku akan selalu ada untukmu

Sekalipun ku telah menjadi angin yang tak terlihat

Terpopuler

Comments

I Fa

I Fa

keren bgt

2023-10-12

1

Pena Senja

Pena Senja

Keren banget 😭

2023-08-28

1

🌈Rainbow🪂

🌈Rainbow🪂

👣

2023-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!