Bab 16. Kelas

Gadis itu masih setia menunggu balasan chat dari Arya seraya menyantap semangkuk cilok hangat yang dimasak kan Bi Puput untuknya sebelum wanita itu pergi kembali menginap rumah sakit. Inilah salah satu alasan dia menyukai Bi Puput, wanita itu bisa memasak berbagai macam makanan pun April yang tergila-gila pada rujak buatan tangan wanita itu.

"Ehm? Arya kemana sih!? Nggak di bales-bales! Masa sih belum pulang? Hujan segede gini, Bi Put aja gue pesenin taksi online gara-gara hujan, terus dia kemana? Eh? Online!!!" Pekiknya diakhir kalimat merasa senang saat melihat tanda 'Online' yang tertera di bawa nama kontak laki-laki itu.

"Ehm? Kok nggak di bales-bales!? Heh! Off lagi dong dia!? Ihk! Apaan coba maksudnya!? Parah! Ahk gue nggak tau lah! Mau jadi apa nggak nih tugas bodoamat! Mending gue bolos lagi aja!!!" gadis itu mematikan ponselnya melemparkannya dengan kesal ke arah sofa di ruang keluarga yang tak pernah sekalipun digunakan untuk kumpul keluarga.

Ck ck! Sangat tidak cocok dengan namanya! Harusnya ganti saja dengan nama ruang tv khusus Ayyara Ashalina! Seperti itu baru benar! Jika begini kan dia jadi punya satu lagi ruangan pribadi dirumah ini selain kamar dan kamar mandi tentunya.

Tatapan matanya berputar mencari-cari benda kecil panjang yang sering kali menghilang jika dibutuhkannya saat menonton tv, tangannya menekan tombol berwarna merah yang terletak di posisi paling depan bersama jajaran tombol berwarna lainya selain warna hitam untuk menyalakan tv.

Dia nampak mencari-cari dibeberapa saluran tv sampai akhirnya Ara menemukan sebuah film kartun yang menceritakan keseharian di kotak kuning gila bersama sahabat merah jambu nya, tak pula dengan si gurita favorit Ara.

"Wahai bambang gurita ayo kita menikah … tapi gue lebih suka si kocing mafia yang sering bolak balik lewat beranda sih … bisa-bisanya dia terlahir sebagai kucing … mana udah gitu gue malah cemburu liat si doi bareng betinanya … gue udah setres kali ya? Masa iya gue beneran suka sama si tuh kucing …" gerutunya gemas melampiaskannya pada cilok yang dia tusuk-tusuk dengan sadis.

" … Pengen jadi kucing! Udah cape jadi manusia … kapan sih gue bisa istirahat?"

...…...

Gabrukkk

"Uhk! Aduhhhh … ah? Aaaaaaaaaaaaaaa …" gadis itu jatuh terjerembab dari atas tempat tidurnya menatap tak percaya dengan apa yang saat ini dia liat.

"DEMI APA CHAT GUE DI BALES SAMA ARYAAAAAA … " pekik teramat bersemangat, tidak sia-sia dia menunggu lama, tapi tunggu … "Kok gue malah seneng banget sih!? Ya iyalah gue seneng! Kan tugasnya jadi bukan gue sendiri yang ngerjain! Tapi kok … tau lah!" gumamnya tak karuan menatap layar ponsel untungnya saat terjatuh ponselnya masih baik-baik saja.

...…...

^^^Bngst

^^^

^^^Arya ini Ara

^^^

^^^Tadi Pak Eddy ngasih tugas kelompok permeja

^^^

^^^Arya sibuk nggak?

^^^

^^^Tugasnya di kumpulin besok lusa

^^^

Iya

...…...

Memang hanya itu sih balasan dari Arya, namun setidaknya dia bisa lebih tenang karena mendapatkan sebuah jawaban dia merasa pintu gerbangnya sudah terbuka lebar dengan jalan terang benderang. Becanda!!!

"Eh tapi Pa Eddy nyuruh gue bikin apaan yak? Gue lupa … ah besok aja deh tanya Ashri … gue mau tidur …"

...…...

Seperti biasa hari ini Ara kembali terlambat datang ke sekolah padahal dia sudah bangun sejak pukul empat dini hari dan berangkat dari rumah pukul setengah tujuh. Karena Bi Puput tentunya.

Sebelumnya dia bermaksud untuk pergi ke rumah April menjemput gadis itu, namun ternyata dia sudah dihianati oleh April yang lebih dulu berangkat sekolah bersama Denis tanpa mengabari dirinya.

Jadi sekarang hanya tinggal dirinya seorang masih berada di luar sekolah karena ternyata gerbang utama sekolah mereka telah tertutup rapat. Jika bukan karena macet mungkin dia bisa datang setidaknya tepat saat bel sekolah berbunyi.

"Ah! Untung nih tangan sama kaki udah sembuh!" Gerutunya mulai memanjat tembok pembatas sekolah, jika saja gerbang kecil yang terletak di samping tempat parkir siswa tidak di jaga oleh para anggota OSIS mungkin dia sudah akan menerobos lewat sana.

Brukkk

"Telat lagi?" celetuk seseorang berseragam OSIS yang sudah berdiri bersandar di tembok gudang seraya memainkan ponselnya.

"Hari ini nggak ada acara negosiasi, ya … April aja nggak telat kok …" lanjutnya menampilkan senyum manis yang terasa pahit di mata Ara.

"Ya … sekali lagi aja ya? Lepasin Ara … tadi Ara kena macet … ya, ya, ya … kan kita kawan …" ucapnya memelas memohon agar dia dibebaskan.

"Ra …"

"Ehmmmm? Boleh kan-" laki-laki itu berjalan mendekat kearahnya, terus mendekat hingga Ara semakin terpojok dibuatnya, Radit terus mengikis jarak diantara keduanya yang hanya menyisakan beberapa sentimeter saja.

"K-Kak Radit mau ngapain!?" ucapnya kelabakan.

"Oy! Ngapain lu!" keduanya remaja itu lantas menoleh menjurus menatap Panji yang datang dengan sebuah kursi rusak di tangannya, sepertinya laki-laki itu hendak menuju gudang untuk meletakkan kursi kayu tersebut, "Kalo mau mesum jangan di sekolah!" lanjutnya.

Sontak saja pernyataannya itu membuat Ara spontan mendorong Radit menjauh darinya, "Bukan Ara! Tapi kak Radit tuh!!!" jelas Ara ketus sebelum pergi menjauh meninggalkan kedua laki-laki itu di sana.

...…...

Ara mendengus menatap Arya yang tertidur pulas di tempatnya, lagi-lagi kelasnya harus belajar mandiri akibat guru yang mengajar tengah berhalangan hadir. Kalau di pikir-pikir hanya kelasnya seorang antara kelas lain seangkatannya yang sering kali mendapatkan jam kosong.

Mungkin mereka juga sudah lelah mengajar dikelas yang penuh akan anak-anak titisan bangsa-bangsa dedemit ini, sudahlah menjadi kelas terbuang isinya pun sungguh benar-benar menguji mental. Walaupun tidak separah itu sih.

Dan karena hal itu pula yang menjadikan gadis itu sering bolos dengan hati aman, damai, sentosa hingga jam pulang sekolah. Hanya beberapa guru saja yang mampu membuat gadis itu ketar-ketir jika terlibat masalah didalamnya.

"Ara …" dia menoleh menatap Ashri, "Ehm?"

"Buat tugas besok lu bikin apa?" Ara menggaruk kepalanya menoleh pada Arya, sejujurnya dia juga bingung akan membuat apa untuk tugas esok hari, "Ara juga bingung, kalau kalian bikin apa?"

"Aku sama Melissa bikin keranjang bunga dari koran, Melissa yang bikin bunganya …" jelas gadis itu bersemangat.

'Terus gue bikin apaan ya?' Batinnya, sejak tadi Arya terus tidur didalam kelas karena tidak ada guru didalam kelas. "Nanti deh Ara pikirin lagi mau bikin apa …"

"Weh-weh! Tau nggak!?" ujar Baim yang tiba-tiba saja datang mengawali kegiatan perghibahan sesatnya.

"Apa?" balas Melissa nampak penasaran.

"Baru aja si Geni di panggil kepala sekolah!" tuturnya sedikit menaikan suaranya membuat seisi kelas hening menunggu kelanjutan dari laki-laki itu, sepertinya dia sengaja melakukannya tatapnya pun dia arah kan pada Fitri yang terlihat pura-pura tidak perduli. Mungkin dia sudah tau akar permasalahannya ada dimana.

"Pantesan tuh anak nggak ada! Emangnya dia kenapa sampe dipanggil sama kepsek?" sambar Melissa yang juga ikut menatap sinis ke arah Fitri, awalnya dulu dia masih berteman dengan Fitri namun setelah gadis itu membully Ashri sekaligus memfitnahnya dia jadi tidak pernah lagi berteman dekat dengannya.

"Ahhh! Paling juga biasa tuh ulahnya si nenek lampir uler keket!" sindir Alvin ikut menimpali, "Andai undang-undang di sekolah kita masih berlaku buat mereka yang punya orang dalam, udah pasti di keluarin tuh nenek lampir waktu dia bikin udah sama pacar gue!" lanjutnya yang malah semakin membuat seisi kelas terkejut bukan kepalang.

"Emang lu punya pacar Al-!?"

"Si Alvin punya pacar 4nj4y!!!"

"Si Alvin! Udah punya pacar tapi diem-diem bae lu!"

"Kapan lu jadian weh!!!"

"Pacar lu Saha Pin!? Anak kelas mana? Anak sekolah sini bukan!?" dan banyak lagi pertanyaan yang membuat laki-laki itu kelabakan akibat ucapannya sendiri, melupakan masalah awal yang tengah mereka bahas sebelumnya.

Ara menoleh menilik eskpresi Melissa juga Ashri yang nampak menggoda gadis itu, sepertinya tebakan Ara kali ini benar jika diantara mereka telah terjalin suatu hubungan.

"Weh!!! Kayaknya pacar Alvin Melissa deh! Liat tuh mukanya udah merah kayak banteng!" Seru Baim yang langsung disambut sorak-sorai dari teman-teman sekelasnya. "Bener nggak, Sri? Kalo lu boong berarti lu mengkhianati kita!" lanjutnya lagi. Suasana semakin ricuh saat Ashri benar-benar menganggukkan kepalanya penuh antusias.

"Mel awas Mel-! Tiati pacar lu di tikung nenek lampir! Secara kan tuh dia gatel sama pacar orang! Liat aja tuh! Lu udah mulai di pantau tuh sama dia!!!" Rania, gadis itu menatap sinis pada Fitri dulu dia juga pernah di tikung gadis itu saat menjalin hubungan dengan kakak kelasnya, dia bahkan sampai di fitnah selingkuh dengan anak-anak sekolah lain.

Berita itu cukup heboh dan menggemparkan anak-anak di sekolahnya beberapa waktu yang lalu, dia bahkan sampai di panggil ke ruang BK hanya karena masalah seperti itu.

"Tenang aja, Na!!! Lagian gue juga nggak doyan tuh ama nenek lampir!!! Cantikan pacar gue lah kemana-mana!" jelas Alvin yang semakin memancing keriuhan di kelas.

"Cieeeee! Udah mengakui nih! Pasangan baru nih bosssss! Senggol dong!!! Azek!!!" Baim menari-nari bagaikan anak konda menggoda Melissa.

"Woy!!! Im!!! Jangan gangguin cewek gue!!! Lu gangguin aja tuh nenek lampir!!! Sohib lu kan masuk BK gara-gara dia!"

"Ihk! Apaan tuh! Cewek gue nggak tuh!!! Ah! Mas Alpin bisa aja!!" canda Baim terbahak-bahak bersama anak-anak kelas.

Kericuhan itu pun terus berlanjut hingga sebuah suara gebrakan dari pintu yang terbuka membungkam mulut mereka semua, tatapan mata mereka tertuju pada Geni yang datang dengan wajah tak bersahabat.

"Bagus lu ya pada!!! Gue yang di panggil sama kepala sekolah gara-gara kalian!!! Tapi kalian malah enak-enakan bercanda kaya gini!!!" sinis nya menatap tajam satup per satu teman-teman sekelasnya hingga suasana kelas menjadi sedikit menegang.

"Ada berita bagus apa?" lanjutnya tiba-tiba dengan senyum merekah yang dia tampilkan membuat suasana kembali ricuh karena laki-laki itu.

"Aelah! Liat gue aja udah kayak liat macam lu pada!!!" dengus Genis mencoret-coret papan tulis dengan spidol, menuliskan tugas yang sebelumnya dititipkan padanya dari salah seorang guru.

"Nih tugas ngerangkum, jadi terserah lu pada mau nulis sekarang apa nggak soalnya nggak di kumpulin juga, tapi harus selesai pas Bu Heni masuk minggu depan …" jelasnya.

"Wisss! Kapten baik deh! Btw lu tadi ngapain di panggil sama kepala sekolah?" ujar Raina menatap serius pada Geni pun dengan seisi kelas mereka semua penasaran.

"Biasalah! Nggak perlu gue jelasin juga pasti udah pada tau, tapi …" ucapnya menjeda kalimat.

"Apa?" sambar mereka kompak menatap Geni tak sabaran.

"Sabar dong 4nj1r …"

"Ya udah apa!?"

"Sabar! Jadi tuh, diantara kita ada yang bakal keluar dari kelas …" tuturnya menatap serius teman-temannya.

Hening.

Seisi kelas itu menatap Geni dengan tatapan yang berbeda dan Geni tau apa maksud dari tatapan itu, "Tenang aja bukan gue! Lagian gue ngapain sampe harus keluar kelas!?" jelasnya tersenyum manis.

"Dan kalian juga bakal aman kok, karena yang bentar lagi bakal keluar tuh si uler keket!" lanjutnya lagi, hari ini dia cukup senang seakan dia terlepas dari beban berat toh wali kelas maupun kepala sekolahnya juga sudah setuju akan hal itu.

"LU SERIUS KAN GENI-!!?" sorak mereka heboh terkecuali Fitri, gadis itu menatap tajam wajah Geni dia menggerakkan rahangnya dengan tangan yang mengepal.

"Iya dong!!! Hebat kan gue!!! Ini hasil kerja keras gue tau!!! Pokoknya kalian harus traktir gue makan!!!"

"Yang traktir makan-makan satu kelas Alvin aja sama Melissa! Kan mereka baru jadian!!!" usul Baim bersemangat yang langsung disetujui oleh teman-temannya.

"Serius lu!!!"

"YOI-!!!"

"Gasss!"

"Yok lah!!! Pak Ketu udah ketok palu nih!!! Otw istirahat kantin sekolah!!!" Ara terbahak-bahak melihat eskpresi wajah Baim yang di jambak Melissa karena kesal, gadis itu menoleh kesamping menatap Arya yang masih juga tertidur dengan tenang padahal sejak tadi teman-temannya terus saja berisik.

Dia juga melihat ada lingkar hitam pada kantung mata laki-laki itu, mungkin semalaman dia tidak tidur. Ara jadi teringat kembali kejadian kemarin pagi dia sungguh tidak menyangka.

Dan Radit … ngomong-ngomong kenapa dia tiba-tiba bersikap seperti itu padanya pagi tadi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!