-16-

-TYPO WARNING-

***

Malam ini Zeline berencana akan balapan. Ia sudah mengatur rencananya untuk keluar dari mansion ini, namun aksinya gagal ketika Vanno mendengar ia meminta izin pada kakek.

" Gue gak ngizinin lo " Vanno menatap zeline datar namun tersirat kekhawatiran di sana.

Zeline yang dilarang vanno tampak acuh, ia tetap melanjutkan persiapan pada dirinya. Memakai pakaian serba hitam tak lupa menggunakan masker. Setelah selesai ia ingin pergi namun vano mencekal tangannya.

" Lo budeg?! gue nggak ngizinin lo pergi Zeline Shaqueena Aldebaran !!" Nada bicara vano naik satu oktaf melihat zeline mengacuhkannnya.

Zeline terkekeh sebentar lalu menatap vano datar, " Sejak kapan? "

Dahi vano berkerut bingung mendengar pertanyaan zeline, " Maksudnya?"

" Sejak kapan lo peduli sama gue, Heem?"

Vano terdiam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Seketika otaknya buntu untuk menjawab.

" Kenapa baru sekarang?! Dulu kemana aja, HAH?! Sekarang lo bersikap seakan-akan lo memang peduli sama gue!!"

Ia maju satu langkah ke hadapan vano, " Denger baik-baik, Gak usah sok peduli sama gue!! Bersikap gimana dulu lo bersikap sama gue, gak peduli sama gue, suka mukul gue, bully gue bareng adek lo. Gue gak butuh perhatian lo, mending lo urus adek lo itu. Dan bilang sama dia, sebentar lagi kebenaran akan terungkap !!"

Setelah mengucapkan itu zeline pergi meninggalkan vano yang terdiam di tempat. Vano menatap punggung zeline sendu. Semua perkataan zeline benar adanya, dan membuat nya merasa bersalah.

" Maaf " lirihnya.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya dan berkata, " Jangan hanya perkataan nak, ingatlah dia adikmu bukan musuhmu. Jangan lupakan pesan bundamu"

" Pesan apa pah?" dahinya berkerut bingung melihat sang papah. Kepalanya mencoba mengingat pesan apa yang di bilang oleh bundanya.

" Hanya kamu yang tau " setelah mengucapkan itu, Bastian pergi meninggalkan vano dengan tersenyum. Bastian Aldebaran, Anak kedua tuan aldebaran dan adik dari daddynya zeline.

***

Sekarang Zeline sudah berada di arena balap, arena biasa tempat ia melakukan saat masih menjadi Felisya.

" Ckk.. Kenapa harus ada mereka sih!! " Kesal Zeline melihat adanya anggota Anthrax kecuali Vano berada di arena ini.

Dan sekarang ia ingin memulai semuanya dengan menjadi Zeline.

***

" Kayak kenal" Farel bergumam saat melihat seorang gadis dengan postur tubuh yang ia kenal.

" Siapa?" tanya gio mendengar gumaman farel.

" Itu, liat deh. Kayak kenal tapi siapa ya?" Tunjuk Farel ke arah gadis itu.

Gio dan tio ikut melihat apa yang farel tunjuk. Dan benar saja, gadis yang mereka lihat seperti orang yang mereka kenal. Namun berbeda dengan Nathan, ia tersenyum dalam diam melihat gadis itu.

' Dasar Gadis nakal ' Nathan tersenyum misterius . Sepertinya ia tahu siapa gadis itu.

Sedangkan di tempat zeline, gadis  itu kini sedikit panik karena inti Anthrax melihat ke arah dirinya, terutama Nathan.

'**** jangan sampe mereka ngenalin gue!'

Karena tak ingin terus diperhatikan, zeline langsung pergi ke tempat pendaftaran. Ia mendaftarkan namanya sebagai Zee. Saat akan berbalik pergi, naasnya ia terjatuh karena menabrak tubuh seseorang.

" Sorry...sorry gue nggak sengaja " ucap orang itu hendak membantu zeline berdiri.

" Nggak papa, gue yang salah. Gue yang minta maaf " Ucap Zeline seraya bangkit dan mendongakkan kepalanya.

'Deg'

Seketika jantung Zeline berpacu dengan cepat, Matanya memancarkan aura kebencian yang begitu kuat melihat orang di depannya. tangannya mengepal saking marahnya.

Melihat zeline terdiam, orang itu menjadi bingung, " Lo nggak papa? atau ada yang luka? "

Perkataan orang itu membuat zeline tersadar, " Ah gue gak papa" Dengan seramah mungkin zeline menjawab sambil menahan amarahnya.

" Kalo gitu gue pergi, semoga kita ketemu lagi " orang itu tersenyum pada zeline dan pergi begitu saja.

" Iya, Ketemu untuk terakhir kalinya. Karena tepat pada hari itu, adalah hari terakhir lo hidup di dunia ini " Lirih zeline tersenyum dingin.

***

Beberapa menit kemudian, balapan pun dimulai. Semua peserta mulai bersiap-siap dengan motor mereka. Zeline diapit oleh Nathan dan orang yang ditabraknya tadi.

'Gue harus menang!' Tekad zeline dalam hatinya.

Seorang Gadis berpakaian Seksi berdiri-diri di tengah-tengah dengan memegang bendera.

" SIAAP....SATU...DUA...TIGAAAAAA..."

'Bruuuum....'

Semua peserta melaju dengan cepat. Beberapa saat, semua orang mulai memfokuskan perhatian mereka pada ketiga motor yang sejajar. Yaitu motor Nathan, zeline, dan seseorang. Namun beberapa menit kemudian, Satu motor diantara mereka mulai ketinggalan jauh. Tinggallah zeline dan nathan.

Zeline berusaha menyalip nathan namun, Sepertinya nathan sedang memepermainkan dirinya. Ia mengikuti gerakan zeline, saat zeline ingin ke kiri nathan pun ke kiri begitupun sebaliknya. Hal itu membuat zeline kesal setengah mati.

' Nathan anjing, ******, mati aja lo monyet!! ' ia memaki nathan dalam hatinya.

Berbeda dengan Nathan yang santai mengendarai motornya. Ia sengaja mempermainkan Zeline. Iyap, sedari tadi Nathan tahu kalau gadis yang dilihat oleh Farel adalah Zeline. Ntahlah, mengapa Nathan bisa mengetahuinya.

Pertandingan terus berlanjut dengan Zeline sebagai pemenangnya. Gadis itu bersorak gembira atas kemenangannya.

Nathan hanya tertawa kecil di balik helm Full facenya. Sebenarnya  nathan bisa saja menang dan mengalahkan Zeline. Namun iya mengalah, demi Zeline.

***

Semua keluarga berkumpul di ruang keluarga. Ketiga perempuan yang ada disana saling memandang satu sama lain, dan tersenyum licik.

" Cih..Lihatlah cucumu! , sudah jam segini dia belum kembali! " Ucap nenek pada suaminya.

Kakek hanya diam menanggapi ucapan istrinya itu, dengan santai ia membolak-balikkan majalah yang ada di atas meja. Sama halnya dengan kakek, Vano dan bastian pun tidak menanggapi mereka. Lebih tepatnya pura-pura tidak tahu.

Melihat kakeknya yang diam saja membuat helena marah, gadis itu menggerutu dalam hatinya, "gadis sialan!! Gara-gara dia kak vano sama kakek gak peduli lagi sama gue!!"

" Iya kek, masa anak gadis jam segini belum pulang sih. Ngapain coba? malam-malam gini? " Ucapa Helena memanas-manasi suasana.

" Diamlah Helena!! " Datar vano menatap helena. Vano menatap helena dengan datar dan sedikit menusuk, dia merasa semakin kesini sikap helena semakin tak benar.

" Kak aku cuma-__"

Belum sempat selesai berbicara  tiba-tiba saja Zeline datang dengan santainya, gadis itu berjalan ke arah kakek dan mencium pipinya sambil tersenyum.

" Malam kakek " Zeline tersenyum manis dan duduk di sebelah kakek.

" Malam sayang, Gimana? Kamu berhasil? " tanya kakek menaik turunkan alisnya.

"Of course, It's easy for me " jawab zeline tersenyum sombong.

" Dih sombong kamu " Ucap bastian menyambung percakapan mereka.

" Sekali-kali nggak papa kali om" Balas zeline pada bastian.

" Cih...seorang gadis pulang malam-malam seperti ini, jangan sampai kamu membuat keluarga ini malu dengan kelakuanmu !! " Nenek tiba-tiba berbicara dengan sinis.

Mendengar Ucapan Nenek, Zeline diam, "ngeselin banget nenek lo zel, heran gue udah tua jugak masih aja cerewt. Karena mereka yang mulai, gue main dikit deh"

Zeline tersenyum licik menatap ketiga perempuan berbeda generasi di depannya.

" Nenek ku sayang, emang kapan sih cucumu ini buat malu heeem? " Tanya zeline tersenyum manis.

" Sepertinya kamu lupa, seperti apa dirimu sebelumnya. Bodoh, jelek, murahan, dan tidak tau diri " Jawab Nenek sinis.

Kakek yang mendengar itu marah, ia ingin berbicara namun zeline menghentikannya. Zeline menggeleng ke arah kakek.

" Bener, dulu kan lo bodoh, jelek, murahan lagi ngejar-ngejar Nathan " Sambung Helena.

Seketika tawa zeline pecah,

" HAHAHAHAHA.... ya ampun. Cuma karna itu? Aku buat kalian malu? Lawak banget sih! "

" Gini deh. Kalo dulu gue ubah penampilan gue, yang ada lo kalah. saing. Helena " Lanjut zeline dengan penekanan di akhir ucapannya.

" Setidaknya Helena lebih baik dari pada kamu " Ucap jihan tak Terima.

" Baik darimananya. Suka bully orang, kalo ke sekolah make up nya tebel banget, bajunya  ketat. Apanya yang baik? " Zeline bergumam sambil pura-pura berpikir.

Ketiga perempuan itu terdiam di tempat, tepatnya Helena. Gadis itu diam tertunduk malu. Setelah itu dia langsung pergi begitu saja.

Sedangkan Ketiga pria itu hanya menahan tawanya mendengar ucapan zeline.

" kamu kok gak belain Helena sih mas? Kamu juga van, adik kamu ngambek tuh!! " Ucap jihan kepada ayah dan anak itu.

" Dia yang salah " Balas bastian pada jihan.

" Sekali-kali Helena harus di beri tahu ma, makin kesini sikapnya makin gak bener " Ucap Vano

Jihan mengepalkan tangannya mendengar respon mereka, "Sialan!! Semenjak gadis itu tinggal disini, aku dan Helena semakin sering terpojok "

Jihan menatap zeline penuh kebencian.

Melihat suasana semakin tegang, kakek pun sengaja menyuruh mereka tidur.

" Sudah-sudah kembali ke kamar masing-masing. Ini sudah larut" ,Setelah mengucapkan itu kakek pergi meninggalkan mereka diikuti zeline.

.

.

TBC...

Terpopuler

Comments

Diah Susanti

Diah Susanti

ini yang nabrak si chika apa temannya yang penghianat itu?

2024-01-30

3

yudi

yudi

❤️

2023-08-12

0

Kinan Rosa

Kinan Rosa

wah makin seru aja nih
sampai aku males mau tidur gara gara Zelin
semangat kak lanjut

2023-06-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!