Sebuah dentuman keras terdengar di depan kamar milik Mavis, dan membuat dirinya yang semula tertidur pulas bangun seketika.
Dia kaget mendengar itu.
"Buster, apa yang sedang terjadi di luar?" Mavis beranjak berdiri dan memposisikan dirinya untuk bersiaga. Dia mengaktifkan skill memperkuat tubuh dan bersiap.
"Ada dua orang sedang bertarung di luar, Tuan."
"Siapa?"
"Sepertinya aku mengenal satu orang dari mereka. Aku pernah melihatnya saat kita berada di pasar."
"Anak itu! Sangat nekat! Apa itu ulah murid dari akademi Lynford sebelumnya?"
"Bukan, Tuan."
"Lantas?"
"Dia nenek tua yang sebelumnya menjual buku kepadamu."
"Apa? Mengapa nenek itu datang ketempatku? Apa dia berencana mengambil kembali buku yang sudah dia jual kepada orang lain?"
Hal licik macam apa ini.
"Tuan, haraplah tenang. Sepertinya aku merasakan hawa membunuh bukan datang dari arah nenek tua itu. Melainkan datang dari orang yang sedang bertarung dengannya. Tuan, sepertinya aku tidak asing dengan wajah pria itu, seperti mirip dengan seseorang yang kukenal."
"Baiklah, eh ... tunggu. Buster, sejak kapan kamu mulai bisa merasakan hawa membunuh dari seseorang? Aku tidak pernah ingat kamu punya kemampuan semacam itu."
"Hehehe, Tuan, aku sudah bertambah kuat setelah menyerap energi kehidupan dari prajurit yang kukalahkan sebelumnya."
"Jadi, ada yang seperti itu."
Mari, kalau begitu sambil menunggu pertempuran di luar itu selesai dan para penjaga menemukan mereka, Mavis memilih untuk mengecek perkembangan dari statistik dirinya dan juga Buster.
Kedua tangan Mavis kini terlihat lihai dalam mengoprasikan sistem tatap muka. Dia menekan beberapa bagian pada ruang hampa di hadapannya, sehingga tampilan itu muncul setelahnya.
[Sistem : menampilkan data Buster]
Nama : Buster
Ras : Burung Sarwani
Grade : E
Level : 5
Kemampuan : Terbang, Mata Pengintai, Deteksi musuh
Keterangan : Buster adalah mayat hidup yang diekstrak oleh Asta dari bangkai burung Sarwani, memiliki kemampuan terbang cepat dan memiliki visi yang tajam untuk dapat melihat dalam radius 100 meter. Masih dapat berkembang.
[Sistem : menampilkan data untuk pengguna sistem]
Nama : Asta
Ras : Manusia
Level : 2
Job : Necromancer, Penyihir Spirit Bumi
Gelar : Pengguna Sistem, Seorang Yang Pertama
Kemampuan : Mengekstrak bangkai (1/3), Kutukan Ular Karaka, Hentakan bumi, Peningkatan tubuh.
Setelah mencermati data yang ditampilkan sistem, Mavis mencapai sebuah kesimpulan.
Buster akan meningkat levelnya jika dan hanya jika bertarung. Dengan kata lain semakin dia banyak bertarung dengan seseorang atau apapun itu, semakin kuat dia.
Sementara untuk Mavis, ini sangat praktis karena sementara Buster bertarung dan mengalahkan lawannya, Mavis hanya perlu menunggu hasilnya. Jika Buster berhasil menyerap yang dinamakan energi kehidupan itu, Mavis akan mendapatkan keuntungan juga. Hanya saja itu tidak seefektif Buster dalam menaikan level.
Buster sebelumnya telah meningkat lima level, sementara Mavis hanya naik satu level. Yah, Mavis memang tidak boleh terlalu serakah tentang hal itu, karena begini saja sudah bisa dikatakan cheat yang sempurna.
"Bagaimana dengan pertempuran di luar? Apa itu sudah selesai?"
"Itu sudah ditentukan, Tuan. Nenek tua itu bahkan hanya menggunakan jari telunjuknya untuk membunuh pria itu."
Mavis mulai waspada dengan nenek tua itu.
Diapun segera mengambil buku tua yang sebelumnya dia beli dari nenek itu. Kemudian membukanya dan sebuah sinar merah gelap terpancar keluar dari buku tua itu. Seperti sebuah segel yang terlepas, aura kematian dan kabut hitam mulai mengepul di bawah kaki Mavis.
Mavis hanya menunggu apa yang kemudian akan terjadi. Dia menyadari buku itu tidaklah sesederhana yang dipikirkannya. Dia pikir itu memang hanya buku sihir tingkat satu seperti yang dikatakan nenek itu sewaktu di pasar. Namun, nyatanya itu lebih seperti buku terlarang atau terkutuk.
Kejadian itu berlangsung cukup singkat, hanya sekitar semenit dan kemudian buku itu kembali ke keadaan normal.
Mavis mulai membalik kertas di dalamnya dan mendapati satu fakta yang mengejutkan.
Terdapat berlembar-lembar kertas di sana. Namun, hanya dua kerta yang Mavis temukan berisikan tulisan. Tulisan itu, anehnya Mavis dapat membacanya.
Sebuah mantra dilafalkan oleh Mavis tanpa dia sadari. Terdapat dua kertas, yang berarti terdapat dua mantra yang terkandung di buku itu.
Mavis memejamkan matanya. Dia merasa suatu aliran deras memasuki tubuhnya dari arah luar. Perasaan nyaman dan juga hangat. Itu persis seperti saat pertama kali dia membangkitkan Buster.
"Tuan, sesuatu telah bergabung denganku!"
Mavis membuka matanya setelah mendengar suara Buster.
Seketika dia mengalami loncatan besar dan matanya membelalak saat melihat ada belasan makhluk aneh kini sedang berlutut di hadapannya dan menunduk.
"Ka-kalian siapa?" kata Mavis.
Dia tanpa sadar mundur beberapa langkah dan membuat posisi dalam bersiaga.
"Kami pengikut yang setia, Tuanku yang baru."
"Kami pengikut yang setia, Tuanku yang baru."
"Kami pengikut yang setia, Tuanku yang baru."
Mereka sebanyak sebelas makhluk itu seperti bersumpah setia di hadapan Mavis.
Mavis benar-benar kehabisan kata-kata. Apa sistem yang telah berbaik hati padanya? Atau dia telah memukul sebuah jekpot? Mengapa tiba-tiba makhluk-makhluk ini muncul dan menjadi begitu hormat kepadanya?
Dia mengangkat kembali buku itu dan berpikir sejenak.
"Apa karena buku ini?"
"Benar sekali, Tuanku." Seorang nenek tua datang dari arah pintu masuk kamar Mavis, dan langsung berjalan mendekat.
"Kamu? Nenek yang ada di pasar itu, bukan?"
"Ya, Tuan. Maafkam hamba ini yang tidak mengenali Tuannya. Maafkan hamba ini yang sempat meragukan Tuanku, harap hukum hamba ini."
Nenek tua itu berlutut dan menyerahkan sebuah cambuk hitam kepada Mavis. Itu cambuk yang cukup aneh, dengan gagang di ujungnya yang berbentuk zigzag lalu seperti rambut yang melilit dan memanjang. Cambuk itu juga mengeluarkan asap hitam dan aura hitam kematian.
Mavis sejenak berpikir, dia tak berani memegang cambuk itu.
Bukan apa-apa. Mavis yang sekarang hanyalah manusia yang memiliki sedikit kemampuan. Dia sangatlah lemah, dia tidak sebanding dengan kekuatan cambuk itu. Dan, belum ada jaminan apakah dia dapat selamat setelah memegangnya.
"Tuan, harap tenang. Cambuk ini dapat mengenali Tuannya. Hamba hanya sebagai perantara yang bertugas melindungi dan memastikan cambuk ini sampai kepada keturunan berikutnya. Nilai dari cambuk ini hanya akan sempurna saat berada di tangan yang tepat."
"Aku tidak begitu mengerti apa yang kamu katakan, tapi aku akan mencobanya," kata Mavis.
Dia perlahan memegang gagang cambuk itu. Dan tak lama sebuah sengatan kuat mengejutkan Mavis dan itu mengisi penuh di seluruh aliran tubuhnya.
Mavis seperti terlahir kembali. Segala sesuatunya telah berubah, visinya menjadi lebih tajam, tubuhnya menjadi lebih terasa membaik. Sambil memegang cambuk itu, Mavis merasa sangatlah kuat. Dia merasa seperti dapat menghancurkan segala sesuatunya jika dia mau.
Mavis tersenyum dalam hati.
"Katakan padaku, sebenarnya kalian ini apa dan mengapa kalian datang ke tempatku?" kata Mavis.
"Tuan adalah Tuan, Tuan kami selanjutnya, keturunan murni yang sudah lama ditakdirkan akan kembali," kata Nenek tua itu.
"Ditakdirkan? Maksudmu? Apa kau tahu sesuatu tentang aku?"
"Hamba dapat menjelaskan segala sesuatunya kepada Tuan. Namun, aku takut Tuan akan sedih setelah tahu tentang kebenaranya."
"Katakan saja, aku dapat menerimanya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
🌛Ade_Renny🌜
Thor yah diganti dengan nama dari pangeran aja sudah banyak yang bingung dengan ceritanya.
2022-07-14
0
Adryan Eko
cakepp.. dapat buku OP plus pasukan tambahan.. next, level up gila gilaan.. wkwkw
2022-06-06
0
[ Azuya ]
mantep nih alurnya....
tidak langsung op namun juga tidak terlihat lemah
2022-01-26
0