Chapter 4 : Surat Dari Osaka

Semua kembali fokus pada sang raja. Rapat kemudian dilanjutkan dengan penjabaran laporan dari departemen pembangun tentang pemulihan bangunan di wilayah baru bekas kerjaan Norville yang telah ditaklukan. Kemudian, sang raja memerintahkan kepada kepala departemen pembangunan untuk membuat bangunan baru di luar bagian dari distrik pusat.

Katakanlah itu wilayah distrik tengah, sementara untuk wilayah distrik luar akan diperluas menuju bekas kerajaan Noville. Pembangunan distrik tengah diharapkan dapat memperkuat pertahanan dan menjadi benteng pertama untuk menahan invasi jika peperangan terjadi.

Setelah laporan departemen pembangunan selesai, disusul laporan departemen kesehatan yang meanampilkan data-data keadaan yang baik dan konstan dalam pertumbuhan dan kondisi para warga kerajaan.

Beralih untuk laporan selanjutnya. Sang raja memasang ekspresi bahagia sebelum bertanya.

"Alice, sampai sejauh mana persiapan akademi Lynford dalam acara perekrutan tahun ini?" tanya sang raja dengan senyuman di wajah.

"Kami sudah mempersiapkannya dengan sangat matang. Semua tes dan kriteria sudah diatur oleh para tetua akademi dengan sangat teliti agar bisa menyaring bakat-bakat dan moral yang baik dari para calon murid. Diharapkan mereka nantinya bisa berguna untuk kepentingan kerajaan saat mereka dibutuhkan." Alice tersenyum mengiyakan, dan sang raja mengangguk puas.

Raja Cornelius selalu tertarik dengan pembicaraan yang berhubungan dengan akademi. Dia adalah satu dari banyak orang yang bermimpi bisa menjadi salah satu dari orang di dalamnya. Sang raja ingin sekali bisa menggunakan kemampuan spirit, tapi hanya saja itu mustahil baginya.

"Alice, ada sesuatu yang ingin kuminta darimu. Bisakah kau memeriksa--"

Kalimat sang raja terhenti saat seseorang tiba-tiba datang dengan tergesa-gesa memasuki aula pertemuan itu.

"Yang Mulia! Ada kabar penting dari utusan yang berada di kerjaan Osaka. Harap Yang Mulia mengampuni ketidak sopanan saya dengan masuk pertemuan ini tanpa mendapat izin." Pria pembawa berita itu berkeringat banyak dan bernapas dengan susah akibat ditatap oleh sang raja dan pejabat-pejabat lainnya.

"Bocah! Berani sekali kamu masuk ke pertemuan raja dengan cara mereobos para penjaga!" kata seorang penjaga yang berlari mengejar orang itu. Namun, sesampainya di dekat kerumunan pejabat, penjaga itu menunduk diam dan tak lagi berani melangkah.

"Biarkan dia datang, lanjutkan," Sang raja melihat dengan heran.

Pria itu dengan sedikit keteguhan mengeluarkan sebuah surat yang tergulung dengan tali. Kayle berjalan menuju orang itu dan mengambil suratnya. Kemudian berkata, "Kamu bisa pergi sekarang."

Kayle mengecek terlebih dahulu surat itu tidak mengandung mekanisme buruk yang bisa membahayakan raja. Dan setelah yakin surat itu normal-normal saja, Kayle memberikan itu kepada sang raja.

Sang raja membaca surat itu dengan teliti. Semua orang yang hadir termasuk Kayle sendiri menunggu tanggapan sang raja tentang surat darurat itu. Perlahan ekspresi raja mulai memburuk saat manik matanya mengarah pada bagian inti pokok dari surat yang dikirimkan itu.

"Presetan!" Sang raja menggulung kembali surat itu kemudian membuangnya kesamping. Tanpa mempedulikan para pejabat yang hadir, sang raja memperlihatkan emosinya yang meledak tanpa bisa mempertahankan ketenangan seperti seorang raja pada umumnya.

"Yang Mulia, harap tenang." Kayle mencoba memberitahukan tentang masalah itu, sang raja harus tetap tenang di hadapan para pejabat yang hadir.

"Dengan ini pertemuan kita akhiri, untuk depatemen yang belum memberikan laporan kepada raja, dapat mengirimkan laporan secara tulis kepada Felix. Sekian, semuanya dapat pergi," kata Kayle.

Kerumunan para pejabat yang melihat kemarahan sang raja tidak bisa untuk tidak heran. Selama ini, belum lernah mereka melihat sang raja semarah itu, bahkan saat pertempuran dengan kerajaan Norville sebelumnya sang raja terlihat sangat menikmati.

Kini aula pertemuan hanya tinggal sang raja, Kayle, dan juga Felix.

"Kamu bisa pergi juga," Kayle menginstruksikan Felix untuk pergi lebih dulu dan menunggu kabar darinya nanti.

Sang raja mencengkram tantannya dengan wajah kesal. Kayle yang melihat itu tumbuh semakin penasaran. Ia pun bertanya kepada sang raja, "Apakah ada sesuatu yang terjadi di kerajaan Osaka?"

"Raja Ragnar sudah kelewat batas. Ia ingin membatalkan perjodohan Asta dengan anaknya. Tapi bukan hanya sampai di situ, dia menyebutkan untuk menyutujui perjodohan Asta dengan anak haramnya!"

"Ini sebuah hinaan terang-terangan! Apakah dia mencoba memberitahuku kalau anakku adalah sampah?" kata sang raja.

"Harap tenanglah Yang Mulia."

Kayle yang mendengar itu labgsung dari mulut sang raja ikut merasakan kebencian dengan kerajaan Osaka. Bagaimungkin tidak? Kayle adalah bibi dari Asta, dia juga sangat menyayangi anak itu. Namun, ia juga seorang penasihat raja dan dia harus berpikir dengan rasional dan tetap menjaga ketenangannya.

"Bagaimana aku bisa tenang! Aku adalah ayahnya, dan bagaimana aku bisa menjelaskan kepada Lilian nantinya?"

"Aku tahu ini berat untukmu, Yang Mulia. Namun, ini tidak bisa disalahkan sepenuhnya oleh mereka. Saya dapat menyimpulkan berita tentang pangeran yang memiliki kepribadian buruk telah menyebar dan sampai di telinga Raja Ragnar. Bahkan kamu telah menghukum Asta dan membuat dugaan kasar pada mereka bahwa pangeran tidak memiliki kedudukanya lagi untuk menggantikanmu meneruskan tahta kerajaan ini."

"Seperti halnya kamu yang marah jika pangeran dijodohkan dengan anak haram raja Osaka, bagaimana mereka tidak? Putri mereka akan dijodohkan dengan pengeran yang diisukan mempunyai segudang bakat keji dan buruk. Baiik-baik saja jika prilakunya yang buruk, tapi jika pangeran juga tidak memikiki potensi untuk naik tahta, bagaimana mereka sudi melanjutkan perjodohan?" kata Kayle.

Sang raja memasuki pikirannya yang mendalam. Kini dirinya bisa lebih tenang setelah mendengarkan perkataan dari Kayle.

"Kamu benar, bagaimanapun juga Ragnar juga seorang ayah dari anak-anaknya. Tapi, bagaimana bisa dia membatlakan secara sepihak tanpa melihat langsung seperti apa Asta sebenarnya. Bahkan pertemuan keduanya yang dijodohkan hanya terhitung beberapa hari lagi."

"Aku akan mengirimkan surat balasan agar Raja Ragnar menunda pembatalan ini dan menunggu sampai hari pertemuan itu. Mereka dapat membuat keputusan setelahnya dan kami dapat menerima apapun keputusannya. Bagaimana dengan itu, Yang Mulia?" kata Kayle.

"Baiklah, kamu bisa mengaturnya." Sang raja menghela napas. "Tentang surat ini rahasiakan kepada semua orang."

"Saya mengerti."

Pertemuan itu berakhir pada sore hari, sang raja kembali ke tempat peristirahatannya dikawal dengan Kayle dan para penjaga raja. Di jalan, saat sang raja singgah sejenak untuk menatap taman yang berada di tengah bangunan utama, seorang wanita datang menghampiri disusul dengan orang lain di belakangnya.

"Anda datang lagi sore ini," kata wanita itu dengan senyuman di wajah.

Para pengawal raja dan wanita itu mundur beberapa langkah untuk memberi ruang kepada mereka berdua untuk berbincang.

"Aku berharap bunga-bunga itu tidak layu sebelum dia melihatnya," kata sang raja.

Wanita itu tidak menanggapi lebih lanjut, dia hanya terus memasang senyuman tipis di wajahnya. Tanpa orang sadari, senyuman itu hanyalah senyuman palsu dan wanita itu benci harus melakukannya.

"Maafkan aku Yang Mulia, dia hanya akan menjadi penghalang bagiku. Kuharap dia tidak akan terbangun dari tidur untuk selamanya." Dibalik senyuman yang terlihat, wanita itu berdoa untuk kematian sang ratu.

"Sudah menjelang malam, kembalilah untuk beristirahat, Juleaha." Sang raja beranjak pergi meninggalkan selir itu tanpa melirik dia sekalipun.

Sang raja pergi bersama Kayle dan dikawal oleh penjaganya. Sementara selir bernama Juleaha itu masih bergeming di tempatnya dengan memasang raut wajah jelek.

"Presetan! Reus aku tidak ingin melihat bunga-bunga itu lagi besok!" Juleaha menajamkan tatapannya ke arah bunga-bunga yang bermekaran di tengah sisi taman dan dekat air mancur itu. "Juga, panggil Darius untuk ke tempatku malam nanti. Aku mempunya misi penting untuknya.

"Baik Nyonya." Di sisi lain, orang bernama Reus yang merupakan pengawal pribadi selir Juleaha mengangguk paham.

Terpopuler

Comments

𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝

𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝

... Mc kau pantas marah akan hal ini...

2023-03-13

1

iyan クマギュン .ch

iyan クマギュン .ch

yak aku sih lebih kasian sama anak haramnya karena di buang buang kayak GK ada guna

2022-07-01

2

Adryan Eko

Adryan Eko

ternyata si maemunah jahat oii
ambisi bener jadi ratu

2022-06-06

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Bangkitlah Buster
2 Chapter 2 : Pangeran Yang Baik Hati
3 Chapter 3 : Sebuah Konspirasi
4 Chapter 4 : Surat Dari Osaka
5 Chapter 5 : Menyelinap Pergi
6 Chapter 6 : Buku Misterius
7 Chapter 7 : Bar Hammer
8 Chapter 8 : Pria Yang Sombong
9 Chapter 9 : Kejutan Dari Bayangan Hitam
10 Chapter 10 : Kunjungan Yang Tidak Diharapkan
11 Chapter 11 : Reus Dan Darius
12 Chapter 12 : Pengikut Setia
13 Chapter 13 : Nama Hanyalah Nama
14 Chapter 14 : Menjadi Mata Tuanku
15 Chapter 15 : Malam Yang Melelahkan
16 Chapter 16 : Mencari Seorang Guru
17 Chapter 17 : Dia Tidak Berbakat
18 Chapter 18 : Keinginanannya Sederhana
19 Chapter 19 : Dia Hanya Mencari Kematian
20 Chapter 20 : Selamat Bergabung
21 Chapter 21 : Kegagalan Pertama
22 Chapter 22 : Kembalinya Legenda
23 Chapter 23 : Si Little Rookie
24 Chapter 24 : Keinginan Sigurd Kecil
25 Chapter 25 : Memikirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
26 Chapter 26 : Menuju Dungeon Dekat Menara Kembar
27 Chapter 27 : Makan Malam Keluarga
28 Chapter 28 : Hadiah Selir Juleaha
29 Chapter 29 : Sesuai Pesanan
30 Chapter 30 : Misi Penting Untuk Sera
31 Chapter 31 : Pasukan Ekspedisi Kekaisaran
32 Chapter 32 : Menyingkir Atau Kau Mati
33 Chapter 33 : Terimakasih Nona!
34 Chapter 34 : Raja Goblin
35 Chapter 35 : Pembantaian Sepihak!
36 Charter 36 : Alasan Dibentuknya Tim Ekspedisi
37 Chapter 37 : Serpihan Yang Jatuh Ke Tanah
38 Chapter 38 : Tunduk Padaku Atau Mati
39 Chapter 39 : Pengaturan Empat Bidang
40 Chapter 40 : Putri Yang Sombong
41 Chapter 41 : Rumor Hanyalah Rumor
42 Chapter 42 : Aku Lebih Memilih Mati
43 Chapter 43 : Penyambutan Murid Akademi
44 Chapter 44 : Sepertinya Ada Yang Salah Denganku
45 Chapter 45 : Seorang Master
46 Chapter 46 : Sebidang Tanah Perbatasan
47 Chapter 47 : Hadiah Raja Ragnar
48 Chapter 48 : Earl Edward
49 Chapter 49 : Si Iblis Penyembuh
50 Chapter 50 : Merebut Antrian
51 Chapter 51 : Tim Ekspedisi Baru
52 Chapter 52 : Serangan Dari Luar
53 Chapter 53 : Kemunculan Tim Ekspedisi Baru Kekaisaran
54 Chapter 54 : Sampaikan Pesanku
55 Chapter 55 : Bertemu Lagi Dengan Yennefer
56 Chapter 56 : Musuh Para Iblis?
57 Chapter 57 : Dia Bangsawan Yang Baik
58 Chapter 58 : Pertemuan Raja dan Ratu Dari Kerajaan Berafiliasi
59 Chapter 59 : Sebuah Peringatan
60 Chapter 60 : Iblis Es Dan Api
61 Chapter 61 : Bertemu Teman Lama
62 Chapter 62 : Perpisahan Iblis Lily dan Murid Ed
63 Chapter 63 : Kembali Untuk Menyembuhkan Sang Ratu
64 Chapter 64 : Awal Dari Pembantaian
65 Chapter 65 : Tarian Bunga Api
66 Chapter 66 : Kemunculan Makhluk Legenda Naga
67 Chapter 67 : Kekalahan Tim Ekspedisi Kekaisaran
68 Chapter 68 : Menyembuhkan Sang Ratu
69 Chapter 69 : Tabib Kerajaan
70 Chapter 70 : Kematian Misterius Tabib Kerajaan
71 Chapter 71 : Seorang Petinggi Menjadi Bawahan Tuanku
72 Chapter 72 : Sang Ratu Terbangun
73 Chapter 73 : Berbeda Dari Apa Yang Ada Diingatannya
74 Chapter 74 : Konflik Pencabutan
75 Chapter 75 : Kartu Truf Sang Raja
76 Chapter 76 : Rencana Diplomasi
77 Chapter 77 : Langkah Awal Dan Tujuan Baru Sang Pangeran
78 Chapter 78 : Kehadiran Yang Kuat
79 Chapter 79 : Darah Dibalas Dengan Darah
80 Chapter 80 : Melarikan Diri, Selir Juleaha Memilih Pergi
81 Chapter 81 : Merekrut Reus
82 Chapter 82 : Keraguan Dan Kembali
83 Chapter 83 : Kembalinya Ras Buas Ke Benua Utama
84 Chapter 84 : Keributan Yang Tidak Perlu
85 Chapter 85 : Kebodohan Yang Memuncak
86 Chapter 86 : Pengaturan Tugas Baru
87 Chapter 87 : Pangeran Julius
88 Chapter 88 : Berlatih Dan Bersantai
89 Chapter 89 : Saatnya Pergi
90 Chapter 90 : Pergi Bukan Berarti Berpisah
91 Chapter 91 : Kontrak Darah Prajurit Baru
92 Chapter 92 : Hadiah Kecil
93 Chapter 93 : Bertindak Gila Untuk Bertahan Hidup
94 Chapter 94 : Si Kecil Zahard
95 Chapter 95 : Tuan, Mohon Beri Perintah
96 Chapter 96 : Mustahil
97 Chapter 97 : Kembalilah Dan Berkemas
98 Chapter 98 : Kesempatan Kedua
99 Chapter 99 : Tuan Rumah Yang Sesungguhnya
100 Chapter 100 : Utusan Kekaisaran
101 Chapter 101 : Waktunya Kembali Dalam Rencana
102 Chapter 102 : Kau Pasti Bisa
103 Chapter 103 : Kedatangan Lily
104 Chapter 104 : Dia Seorang Master
105 Chapter 105 : Surat Yang Tidak Pernah Sampai
106 Chapter 106 : Tukang Pamer
107 Chapter 107 : Harapan Dan Kembali
108 Chapter 108 : Menjemput Kakak Dan Calonku
109 Chapter 109 : Kekecewaan Warga
110 Chapter 110 : Lupakan Saja Dia
111 Chapter 111 : Perkembangan Para Goblin
112 Chapter 112 : Membentuk Departemen Keuangan Goblin
113 Chapter 113 : Harga Yang Harus Dibayar
114 Chapter 114 : Lihatlah Di Mana Posisimu Berada
115 Chapter 115 : Sebenarnya Dialah Sang Putri
116 Chapter 116 : Berdirinya Kerajaan Binatang Buas
117 Chapter 117 : Kuil Suci Dan Anak Cahaya
118 Chapter 118 : Dalang Di Balik Semua Kekacauan
119 Chapter 119 : Pemberontakan Pangeran Philip
120 Chapter 120 : Perekrutan Hewan Peliharaan Baru
121 Chapter 121 : Dekrit Baru Sang Kaisar
122 Chapter 122 : Rapat Pertama Di Kekaisaran Menara Kembar
123 Chapter 123 : Pesan Penting Dari Ibu Kota
124 Chapter 124 : Si Penyusup dan Sang Pembawa Pesan
125 Chapter 125 : Eksistensi Misterius
126 Chapter 126 : Rantai Pengekang
127 Chapter 127 : Kepulangan Sang Pangeran
128 Chapter 128 : Rapat Dengan Utusan Kerajaan
129 Chapter 129 : Pengakuan Dosa
130 Chapter 130 : Tekat Dan Keyakinan
131 Chapter 131 : Percakapan Dua Bocah Kecil
132 Chapter 132 : Ras Dwarf
133 Chapter 133 : Kembali Ke Rumah
134 Chapter 134 : Perkembangan Sang Tuan Dan Makhluk Bayangannya
135 Chapter 135 : Jejak Kedatangan Seorang Ahli
136 Chapter 136 : Pertemuan Yang Tidak Disengaja
137 Chapter 137 : Bergabung Ke Barisan Terdepan
138 Chapter 138 : Bunyi Terompet Peperangan
139 Chapter 139 : Pertarungan Di Antara Para Ahli
140 Chapter 140 : Pasukan Pengalihan
141 Chapter 141 : Perburuan Master
142 Chapter 142 : Ilusi Penciptaan Scott dan Violet
143 Chapter 143 : Kematian Yang Menyakitkan
144 Chapter 144 : Seorang Kepala Cabang
145 Chapter 145 : Bergegas Kembali Ke Ibu Kota
146 Chapter 146 : Kegagalan Lainnya
147 Chapter 147 : Mengkhawatirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
148 Chapter 148 : Kedamaian Untuk Seluruh Seluruh Ras Di Daratan Benua
149 Selesai : I'M THE NECROMANCER KING
150 Pemberitahuan : Series Buku Kedua Sudah Tersedia
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Bangkitlah Buster
2
Chapter 2 : Pangeran Yang Baik Hati
3
Chapter 3 : Sebuah Konspirasi
4
Chapter 4 : Surat Dari Osaka
5
Chapter 5 : Menyelinap Pergi
6
Chapter 6 : Buku Misterius
7
Chapter 7 : Bar Hammer
8
Chapter 8 : Pria Yang Sombong
9
Chapter 9 : Kejutan Dari Bayangan Hitam
10
Chapter 10 : Kunjungan Yang Tidak Diharapkan
11
Chapter 11 : Reus Dan Darius
12
Chapter 12 : Pengikut Setia
13
Chapter 13 : Nama Hanyalah Nama
14
Chapter 14 : Menjadi Mata Tuanku
15
Chapter 15 : Malam Yang Melelahkan
16
Chapter 16 : Mencari Seorang Guru
17
Chapter 17 : Dia Tidak Berbakat
18
Chapter 18 : Keinginanannya Sederhana
19
Chapter 19 : Dia Hanya Mencari Kematian
20
Chapter 20 : Selamat Bergabung
21
Chapter 21 : Kegagalan Pertama
22
Chapter 22 : Kembalinya Legenda
23
Chapter 23 : Si Little Rookie
24
Chapter 24 : Keinginan Sigurd Kecil
25
Chapter 25 : Memikirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
26
Chapter 26 : Menuju Dungeon Dekat Menara Kembar
27
Chapter 27 : Makan Malam Keluarga
28
Chapter 28 : Hadiah Selir Juleaha
29
Chapter 29 : Sesuai Pesanan
30
Chapter 30 : Misi Penting Untuk Sera
31
Chapter 31 : Pasukan Ekspedisi Kekaisaran
32
Chapter 32 : Menyingkir Atau Kau Mati
33
Chapter 33 : Terimakasih Nona!
34
Chapter 34 : Raja Goblin
35
Chapter 35 : Pembantaian Sepihak!
36
Charter 36 : Alasan Dibentuknya Tim Ekspedisi
37
Chapter 37 : Serpihan Yang Jatuh Ke Tanah
38
Chapter 38 : Tunduk Padaku Atau Mati
39
Chapter 39 : Pengaturan Empat Bidang
40
Chapter 40 : Putri Yang Sombong
41
Chapter 41 : Rumor Hanyalah Rumor
42
Chapter 42 : Aku Lebih Memilih Mati
43
Chapter 43 : Penyambutan Murid Akademi
44
Chapter 44 : Sepertinya Ada Yang Salah Denganku
45
Chapter 45 : Seorang Master
46
Chapter 46 : Sebidang Tanah Perbatasan
47
Chapter 47 : Hadiah Raja Ragnar
48
Chapter 48 : Earl Edward
49
Chapter 49 : Si Iblis Penyembuh
50
Chapter 50 : Merebut Antrian
51
Chapter 51 : Tim Ekspedisi Baru
52
Chapter 52 : Serangan Dari Luar
53
Chapter 53 : Kemunculan Tim Ekspedisi Baru Kekaisaran
54
Chapter 54 : Sampaikan Pesanku
55
Chapter 55 : Bertemu Lagi Dengan Yennefer
56
Chapter 56 : Musuh Para Iblis?
57
Chapter 57 : Dia Bangsawan Yang Baik
58
Chapter 58 : Pertemuan Raja dan Ratu Dari Kerajaan Berafiliasi
59
Chapter 59 : Sebuah Peringatan
60
Chapter 60 : Iblis Es Dan Api
61
Chapter 61 : Bertemu Teman Lama
62
Chapter 62 : Perpisahan Iblis Lily dan Murid Ed
63
Chapter 63 : Kembali Untuk Menyembuhkan Sang Ratu
64
Chapter 64 : Awal Dari Pembantaian
65
Chapter 65 : Tarian Bunga Api
66
Chapter 66 : Kemunculan Makhluk Legenda Naga
67
Chapter 67 : Kekalahan Tim Ekspedisi Kekaisaran
68
Chapter 68 : Menyembuhkan Sang Ratu
69
Chapter 69 : Tabib Kerajaan
70
Chapter 70 : Kematian Misterius Tabib Kerajaan
71
Chapter 71 : Seorang Petinggi Menjadi Bawahan Tuanku
72
Chapter 72 : Sang Ratu Terbangun
73
Chapter 73 : Berbeda Dari Apa Yang Ada Diingatannya
74
Chapter 74 : Konflik Pencabutan
75
Chapter 75 : Kartu Truf Sang Raja
76
Chapter 76 : Rencana Diplomasi
77
Chapter 77 : Langkah Awal Dan Tujuan Baru Sang Pangeran
78
Chapter 78 : Kehadiran Yang Kuat
79
Chapter 79 : Darah Dibalas Dengan Darah
80
Chapter 80 : Melarikan Diri, Selir Juleaha Memilih Pergi
81
Chapter 81 : Merekrut Reus
82
Chapter 82 : Keraguan Dan Kembali
83
Chapter 83 : Kembalinya Ras Buas Ke Benua Utama
84
Chapter 84 : Keributan Yang Tidak Perlu
85
Chapter 85 : Kebodohan Yang Memuncak
86
Chapter 86 : Pengaturan Tugas Baru
87
Chapter 87 : Pangeran Julius
88
Chapter 88 : Berlatih Dan Bersantai
89
Chapter 89 : Saatnya Pergi
90
Chapter 90 : Pergi Bukan Berarti Berpisah
91
Chapter 91 : Kontrak Darah Prajurit Baru
92
Chapter 92 : Hadiah Kecil
93
Chapter 93 : Bertindak Gila Untuk Bertahan Hidup
94
Chapter 94 : Si Kecil Zahard
95
Chapter 95 : Tuan, Mohon Beri Perintah
96
Chapter 96 : Mustahil
97
Chapter 97 : Kembalilah Dan Berkemas
98
Chapter 98 : Kesempatan Kedua
99
Chapter 99 : Tuan Rumah Yang Sesungguhnya
100
Chapter 100 : Utusan Kekaisaran
101
Chapter 101 : Waktunya Kembali Dalam Rencana
102
Chapter 102 : Kau Pasti Bisa
103
Chapter 103 : Kedatangan Lily
104
Chapter 104 : Dia Seorang Master
105
Chapter 105 : Surat Yang Tidak Pernah Sampai
106
Chapter 106 : Tukang Pamer
107
Chapter 107 : Harapan Dan Kembali
108
Chapter 108 : Menjemput Kakak Dan Calonku
109
Chapter 109 : Kekecewaan Warga
110
Chapter 110 : Lupakan Saja Dia
111
Chapter 111 : Perkembangan Para Goblin
112
Chapter 112 : Membentuk Departemen Keuangan Goblin
113
Chapter 113 : Harga Yang Harus Dibayar
114
Chapter 114 : Lihatlah Di Mana Posisimu Berada
115
Chapter 115 : Sebenarnya Dialah Sang Putri
116
Chapter 116 : Berdirinya Kerajaan Binatang Buas
117
Chapter 117 : Kuil Suci Dan Anak Cahaya
118
Chapter 118 : Dalang Di Balik Semua Kekacauan
119
Chapter 119 : Pemberontakan Pangeran Philip
120
Chapter 120 : Perekrutan Hewan Peliharaan Baru
121
Chapter 121 : Dekrit Baru Sang Kaisar
122
Chapter 122 : Rapat Pertama Di Kekaisaran Menara Kembar
123
Chapter 123 : Pesan Penting Dari Ibu Kota
124
Chapter 124 : Si Penyusup dan Sang Pembawa Pesan
125
Chapter 125 : Eksistensi Misterius
126
Chapter 126 : Rantai Pengekang
127
Chapter 127 : Kepulangan Sang Pangeran
128
Chapter 128 : Rapat Dengan Utusan Kerajaan
129
Chapter 129 : Pengakuan Dosa
130
Chapter 130 : Tekat Dan Keyakinan
131
Chapter 131 : Percakapan Dua Bocah Kecil
132
Chapter 132 : Ras Dwarf
133
Chapter 133 : Kembali Ke Rumah
134
Chapter 134 : Perkembangan Sang Tuan Dan Makhluk Bayangannya
135
Chapter 135 : Jejak Kedatangan Seorang Ahli
136
Chapter 136 : Pertemuan Yang Tidak Disengaja
137
Chapter 137 : Bergabung Ke Barisan Terdepan
138
Chapter 138 : Bunyi Terompet Peperangan
139
Chapter 139 : Pertarungan Di Antara Para Ahli
140
Chapter 140 : Pasukan Pengalihan
141
Chapter 141 : Perburuan Master
142
Chapter 142 : Ilusi Penciptaan Scott dan Violet
143
Chapter 143 : Kematian Yang Menyakitkan
144
Chapter 144 : Seorang Kepala Cabang
145
Chapter 145 : Bergegas Kembali Ke Ibu Kota
146
Chapter 146 : Kegagalan Lainnya
147
Chapter 147 : Mengkhawatirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
148
Chapter 148 : Kedamaian Untuk Seluruh Seluruh Ras Di Daratan Benua
149
Selesai : I'M THE NECROMANCER KING
150
Pemberitahuan : Series Buku Kedua Sudah Tersedia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!