Chapter 9 : Kejutan Dari Bayangan Hitam

Marrie menceritakan kronologi pada saat penyerangan sang ratu. Kejadian itu terjadi begitu cepat, sampai-sampai para penjaga yang selalu berjaga di depan pintu kamar ratu tidak dapat melihat satu orangpun yang masuk. Pembunuh itu menyelinap seperti menyatu dengan bayangan.

Untung saja para pelayan ratu memiliki kemampuan yang cukup. Lain jika tidak belati itu berhasil menyentuh kulit sang ratu dan meracuninya.

Ya, senjata itu beracun setelah diselidiki.

"Saat ini kediaman ratu dijaga ketat atas perintah raja, begitupula di kediaman keluarga kerajaan," kata Sasha.

"Aneh, mengapa di tempatku sendiri yang tidak ada penjaganya? Apa ayah benar-benar lupa kalau aku juga anaknya?" kata Mavis.

Sasha dan Marrie tidak tahu harus menjawab apa. Memang ini sangat aneh, jika seperti itu yang tejadi seharusnya tidak akan mudah bagi Mavis dan Sasha untuk menyelinap kembali ke dalam.

"Bagaimana dengan ayahku? Apa dia diserang juga?"

"Tidak Pangeran, pembunuh itu langsung lenyap tanpa jejak setelah gagal membunuh ratu. Aku berfirasat, sepertinya target mereka hanyalah sang ratu," kata Marrie dengan cemas di wajahnya.

Marrie sebelumnya hendak mengunjungi mansion sang ratu untuk bertanya dengan pelayan yang bekerja di sana tentang kondisi sang ratu. Mavis memang menyuruh Marrie untuk memantau kondisi sang ratu. Namun, sesampainya di sana dia dihentikan oleh para prajurit tidak jauh di pekarangan, prajurit itu memberitahukan bahwa tidak ada seorangpun yang boleh mendekat ke mansion ratu saat ini, kecuali hanya keluarga kerajaan saja dan orang-orang tertentu yang diizinkan.

Para pelayan yang mengurusi mansion sang ratu juga berbondong-bondong dikeluarkan dan diintrogasi pada saat itu juga.

Marrie bertanya kepada prajurit yang ada di sana, apa yang telah terjadi? Tetapi prajurit itu tidak memberikan jawaban dan malah mengusirnya pergi.

"Aku tahu informasi itu dari salah satu pelayang yang telah selesai diintrogasi. Tapi, aku sedikit curiga, seperti ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka," kata Marrie.

"Apa maksudmu kak?"

"Kau tahu? Di sana aku melihat selir Juleaha beserta para pengawalnya sedang menuju ke tempat sang ratu. Aku khawatir dengan hubungan keduanya yang tidak baik, sesuatu yang buruk akan terjadi," kata Marrie.

Sasha terkejut.

Kalau tidak salah, banyak rumor yang beredar hubungan antara sang ratu dengan selir Juleaha sangatlah buruk. Ini bukan dikarenakan sang ratu yang membuli selir-selir raja, bukan juga akibat sang ratu yang cemburu dengan selir-selir raja. Ini kasus khusus yang mana selir Juleaha cemburu dengan sang ratu karena raja lebih menyayanginya. Raja lebih mencintai sang ratu. Raja selalu memikirkan sang raru meski disampingnya sedang ada selir-selirnya yang lain.

Begitupula dengan anak sang ratu, raja sangat pilih kasih!

Di mata sang raja, hanya pangeran Astalah anaknya. Anak selir lainnya hanya seperti mainan anak-anak baginya.

Selir Juleaha itu sangat benci dengan sang ratu. Jika benar apa yang dikatan Marrie selir Juleaha datang ke tempat sang ratu, sesuatu pasti sedang dia rencanakan! Atau hal buruk pasti akan segera terjadi.

"Pangeran, kamu harus pergi ke tempat ratu sekarang! Aku takut selir Juleaha akan mencelakai sang ratu!" kata Sasha, dia mulai terbawa suasana.

"Tunggu, sepertinya ini sebuah jebakan," kata Mavis.

"Maksudmu Pangeran?"

"Mungkinkah?" Marrie seperti berhasil menebak pikiran Mavis tentang kejadian ini. "Apa ini jebakan yang dibuat selir Juleaha kepadamu, Pangeran?"

"Ya, kau benar."

"Tapi... bagaimana mungkin selir Juleaha bisa senekat itu!"

"Apa maksudmu kak?"

"Selir Juleaha sudah merencanakannya dari awal. Dia sangaja menyuruh para penjaga itu memblokir jalan dengan niatan memancingmu datang ke tempat itu. Sesuatu pasti sedang menunggu di sana, kau tidak boleh ke sana, Pangeran!" kata Marrie.

"Jangan cemas, aku tidak akan bertindak bodoh. Aku sudah menyuruh seseorang untuk pergi melindungi ibuku," kata Mavis.

Sasha dan Marrie sontak terkejut, kapan pangeran ini menyuruh seseorang pergi? Dia saja dari tadi berada di depannya dan tidak melihat seseorangpun.

Mereka memang tidak bisa melihatnya, tapi Mavis bisa melihat karena itu miliknya.

Mavis barusan telah menyuruh Buster untuk pergi melindungi sang ratu. Walau sebenarnya dia tidak perlu untuk mengirim Buster ke tempat itu karena selir jalang itu tidak mungkin berani terang-terangan membunuh sang ratu. Selir Juleaha sudah memperlihatkan diri saat memasuki kediaman ratu, dan di sana banyak yang telah melihatnya.

Jika dugaanya tidak salah, Mavis mengira pembunuh itu adalah suruhan dari selir Juleaha.

Penyerangan itu telah gagal, alih-alih pulang tanpa hasil, dia berniat membelokan tuduhan ini kepada Mavis. Selir itu benar-benar juara dalam memutarbalikan fakta!

Untung saja, Mavis bukanlah pangeran Asta yang sebelumnya seorang idiot. Jika tidak, dia hanya akan masuk ke dalam perangkap.

Mavis bisa tenang dengan ini. Lagipula, jika selir itu tiba-tiba kehilangan kewarasannya dan nekat ingin membunuh sang ratu, Buster sudah lebih dari cukup untuk balik menyerang mereka. Walaupun Buster hanyalah hasil dari bangkai yang lemah, tapi setelah dibangkitkan dia mempunyai kekuatan yang jauh dibanding manusia biasa. Jika pembunuh bayaran itu kembali lagi, bahkan mereka tidak bisa dibandingkan Buster.

Itu hanya akan menguntungkan Mavis dengan mendapat bukti bahwa pembunuh itu adalah suruhan dari selir Juleaha.

"Pokoknya, sekarang kita tunggu saja dan lihat apa yang direncanakan rubah tua itu," kata Mavis.

Keduanya hanya mengangguk dan tersenyum. Mereka merasa sangat lega setelah mengerti apa yang dimaksud Mavis.

Keduanya tidak menyangka pangeran ini menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya. Pangeran yang dulu terlihat seperti orang bodoh dan menjijikan, ternyata orang yang sangat bijaksana dan sangat pintar.

Pangeran Asta yang sekarang adalah pangeran yang dikagumi dua gadis itu. Mereka berdua mulai merasa nyaman dan aman saat berada di dekat pangeran. Rasanya, masalah apapun akan terselesaikan bila ada sang pangeran.

Sementara ketiganya sedang menunggu kabar dari Buster yang diutus Mavis ke tempat sang ratu, di sana sudah berdiri selir Juleaha bersama antek-anteknya yang tengah menatapi sang ratu dengan tatapan remeh.

Namun, di lain sisi selir Juleaha merasa sedikit terganggu dengan durasi yang tengah direncanakannya. Yang mana dia sedang menunggu kedatangan Mavis untuk dijadikan kambing hitam pada masalah ini.

Dia mengklik lidahnya. Wanita berpakaian ungu itu berbalik badan mengahadap pengawalnya. Dia berubah masam pada saat berikutnya, lalu bertanya tentang keberadaan Mavis.

"Reus, kamu seharus tahu berapa harga yang harus dia bayar jika dia gagal untuk kedua kalinya," kata Selir Juleaha.

Reus membuka mulutnya, tapi sedetik kemudian dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia semakin merasa keputusannya salah karena telah mengenalkan adiknya itu pada selir Juleaha. Dia seharusnya tahu, Darius hanya akan menjadi budak cinta selir itu dan hanya akan diperalat.

"Kesabaranku sudah habis. Aku sudah menduga bocah itu tidak sesederhana yang dipikirkan. Rencanamu ini hanya sebuah lelucon baginya, kamu tahu itu?" kata selir Juleaha.

"Bocah itu memang cukup pintar untuk bisa tahu jebakan yang sudah dipersiapkan untuknya. Namun, dia salah besar jika mengira aku tidak akan berani menyentuh ibunya ini."

Selir Juleaha berjalan ke arah salah satu pengawalnya dan menarik pedang pengawal itu dari sarungnya. Kemudian dia menyeret jari telunjuknya di sepanjang pedang itu dan darah mengalir membasahi ujung pedang yang tajam itu.

Sambil berjalan mendekati ranjang sang ratu, Selir Juleaha tersenyum dan tertawa seperti seorang psikopat yang melihat sasarannya.

Kedua mata tajam itu terkunci di wajah sang ratu yang tetap terkihat cantik meski sudah tertidur dalam waktu yang lama.

Dia benci wajah itu!

"Kamu harus tau bagaimana rasanya saat raja mengabaikanmu," kata Selir Juleaha.

Kemudian pedang itu mulai terangkat dengan kedua tangannya.

"Lihat saja saat sang raja melihat wajah menjijikan itu."

Sedetik setelah mengakhiri perkataannya, kedua tangannya melambaikan pedang itu dan hendak menggores wajah sang ratu untuk yang pertama.

Namun, sesuatu yang mengejutkan terjadi.

Sekelebat gas hitam datang dengan cepat entah dari mana dan muncul di dekat sang ratu, dan kemudian mengambil bentuk sesosok makhluk yang aneh, setengah manusia, dan sosok itu menghentikan tebasan pedang yang hendak mengenai wajah sang ratu.

Pedang itu tertahan di tangan sosok hitam itu.

Selir Juleaha dipaksa untuk mundur dan melepaskan pedang itu. Dia sangat terkejut hingga tidak dapat menahan untuk tidak membuka mulutnya lebar-lebar.

Begitupula para antek-antek sang selir yang melihat sosok aneh itu sepersekian detik bergeming, tapi kemudian terburu-buru bersiaga dan mengamankan selir Juleaha dari sosok misterius itu.

"Apa-apaan dengan makhluk itu! Reus, siapa dia!" Selir Juleaha menjadi sangat histeris setelah berhadapan langsung dan sangat dekat dengan makhluk hitam itu. Tangannya masih bergetar, kakinya menjadi lemas, dan keringat mulai berkumpul di keningnya.

"Kalian! Janganlah takut! Lindungi Nyonya Juleaha!"

"Bunuh iblis itu!"

"Lindungi Nonya!"

"Maju!"

Terpopuler

Comments

Vuden Masri

Vuden Masri

masih kurang bijaksana sih wkwk

2022-07-14

0

Adryan Eko

Adryan Eko

overall dah cakep.. lanjoot bacaa

2022-06-06

0

King_KratuM

King_KratuM

bodoh kuharap ratu mati biar mc rasa apa itu keputusan

2022-01-08

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Bangkitlah Buster
2 Chapter 2 : Pangeran Yang Baik Hati
3 Chapter 3 : Sebuah Konspirasi
4 Chapter 4 : Surat Dari Osaka
5 Chapter 5 : Menyelinap Pergi
6 Chapter 6 : Buku Misterius
7 Chapter 7 : Bar Hammer
8 Chapter 8 : Pria Yang Sombong
9 Chapter 9 : Kejutan Dari Bayangan Hitam
10 Chapter 10 : Kunjungan Yang Tidak Diharapkan
11 Chapter 11 : Reus Dan Darius
12 Chapter 12 : Pengikut Setia
13 Chapter 13 : Nama Hanyalah Nama
14 Chapter 14 : Menjadi Mata Tuanku
15 Chapter 15 : Malam Yang Melelahkan
16 Chapter 16 : Mencari Seorang Guru
17 Chapter 17 : Dia Tidak Berbakat
18 Chapter 18 : Keinginanannya Sederhana
19 Chapter 19 : Dia Hanya Mencari Kematian
20 Chapter 20 : Selamat Bergabung
21 Chapter 21 : Kegagalan Pertama
22 Chapter 22 : Kembalinya Legenda
23 Chapter 23 : Si Little Rookie
24 Chapter 24 : Keinginan Sigurd Kecil
25 Chapter 25 : Memikirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
26 Chapter 26 : Menuju Dungeon Dekat Menara Kembar
27 Chapter 27 : Makan Malam Keluarga
28 Chapter 28 : Hadiah Selir Juleaha
29 Chapter 29 : Sesuai Pesanan
30 Chapter 30 : Misi Penting Untuk Sera
31 Chapter 31 : Pasukan Ekspedisi Kekaisaran
32 Chapter 32 : Menyingkir Atau Kau Mati
33 Chapter 33 : Terimakasih Nona!
34 Chapter 34 : Raja Goblin
35 Chapter 35 : Pembantaian Sepihak!
36 Charter 36 : Alasan Dibentuknya Tim Ekspedisi
37 Chapter 37 : Serpihan Yang Jatuh Ke Tanah
38 Chapter 38 : Tunduk Padaku Atau Mati
39 Chapter 39 : Pengaturan Empat Bidang
40 Chapter 40 : Putri Yang Sombong
41 Chapter 41 : Rumor Hanyalah Rumor
42 Chapter 42 : Aku Lebih Memilih Mati
43 Chapter 43 : Penyambutan Murid Akademi
44 Chapter 44 : Sepertinya Ada Yang Salah Denganku
45 Chapter 45 : Seorang Master
46 Chapter 46 : Sebidang Tanah Perbatasan
47 Chapter 47 : Hadiah Raja Ragnar
48 Chapter 48 : Earl Edward
49 Chapter 49 : Si Iblis Penyembuh
50 Chapter 50 : Merebut Antrian
51 Chapter 51 : Tim Ekspedisi Baru
52 Chapter 52 : Serangan Dari Luar
53 Chapter 53 : Kemunculan Tim Ekspedisi Baru Kekaisaran
54 Chapter 54 : Sampaikan Pesanku
55 Chapter 55 : Bertemu Lagi Dengan Yennefer
56 Chapter 56 : Musuh Para Iblis?
57 Chapter 57 : Dia Bangsawan Yang Baik
58 Chapter 58 : Pertemuan Raja dan Ratu Dari Kerajaan Berafiliasi
59 Chapter 59 : Sebuah Peringatan
60 Chapter 60 : Iblis Es Dan Api
61 Chapter 61 : Bertemu Teman Lama
62 Chapter 62 : Perpisahan Iblis Lily dan Murid Ed
63 Chapter 63 : Kembali Untuk Menyembuhkan Sang Ratu
64 Chapter 64 : Awal Dari Pembantaian
65 Chapter 65 : Tarian Bunga Api
66 Chapter 66 : Kemunculan Makhluk Legenda Naga
67 Chapter 67 : Kekalahan Tim Ekspedisi Kekaisaran
68 Chapter 68 : Menyembuhkan Sang Ratu
69 Chapter 69 : Tabib Kerajaan
70 Chapter 70 : Kematian Misterius Tabib Kerajaan
71 Chapter 71 : Seorang Petinggi Menjadi Bawahan Tuanku
72 Chapter 72 : Sang Ratu Terbangun
73 Chapter 73 : Berbeda Dari Apa Yang Ada Diingatannya
74 Chapter 74 : Konflik Pencabutan
75 Chapter 75 : Kartu Truf Sang Raja
76 Chapter 76 : Rencana Diplomasi
77 Chapter 77 : Langkah Awal Dan Tujuan Baru Sang Pangeran
78 Chapter 78 : Kehadiran Yang Kuat
79 Chapter 79 : Darah Dibalas Dengan Darah
80 Chapter 80 : Melarikan Diri, Selir Juleaha Memilih Pergi
81 Chapter 81 : Merekrut Reus
82 Chapter 82 : Keraguan Dan Kembali
83 Chapter 83 : Kembalinya Ras Buas Ke Benua Utama
84 Chapter 84 : Keributan Yang Tidak Perlu
85 Chapter 85 : Kebodohan Yang Memuncak
86 Chapter 86 : Pengaturan Tugas Baru
87 Chapter 87 : Pangeran Julius
88 Chapter 88 : Berlatih Dan Bersantai
89 Chapter 89 : Saatnya Pergi
90 Chapter 90 : Pergi Bukan Berarti Berpisah
91 Chapter 91 : Kontrak Darah Prajurit Baru
92 Chapter 92 : Hadiah Kecil
93 Chapter 93 : Bertindak Gila Untuk Bertahan Hidup
94 Chapter 94 : Si Kecil Zahard
95 Chapter 95 : Tuan, Mohon Beri Perintah
96 Chapter 96 : Mustahil
97 Chapter 97 : Kembalilah Dan Berkemas
98 Chapter 98 : Kesempatan Kedua
99 Chapter 99 : Tuan Rumah Yang Sesungguhnya
100 Chapter 100 : Utusan Kekaisaran
101 Chapter 101 : Waktunya Kembali Dalam Rencana
102 Chapter 102 : Kau Pasti Bisa
103 Chapter 103 : Kedatangan Lily
104 Chapter 104 : Dia Seorang Master
105 Chapter 105 : Surat Yang Tidak Pernah Sampai
106 Chapter 106 : Tukang Pamer
107 Chapter 107 : Harapan Dan Kembali
108 Chapter 108 : Menjemput Kakak Dan Calonku
109 Chapter 109 : Kekecewaan Warga
110 Chapter 110 : Lupakan Saja Dia
111 Chapter 111 : Perkembangan Para Goblin
112 Chapter 112 : Membentuk Departemen Keuangan Goblin
113 Chapter 113 : Harga Yang Harus Dibayar
114 Chapter 114 : Lihatlah Di Mana Posisimu Berada
115 Chapter 115 : Sebenarnya Dialah Sang Putri
116 Chapter 116 : Berdirinya Kerajaan Binatang Buas
117 Chapter 117 : Kuil Suci Dan Anak Cahaya
118 Chapter 118 : Dalang Di Balik Semua Kekacauan
119 Chapter 119 : Pemberontakan Pangeran Philip
120 Chapter 120 : Perekrutan Hewan Peliharaan Baru
121 Chapter 121 : Dekrit Baru Sang Kaisar
122 Chapter 122 : Rapat Pertama Di Kekaisaran Menara Kembar
123 Chapter 123 : Pesan Penting Dari Ibu Kota
124 Chapter 124 : Si Penyusup dan Sang Pembawa Pesan
125 Chapter 125 : Eksistensi Misterius
126 Chapter 126 : Rantai Pengekang
127 Chapter 127 : Kepulangan Sang Pangeran
128 Chapter 128 : Rapat Dengan Utusan Kerajaan
129 Chapter 129 : Pengakuan Dosa
130 Chapter 130 : Tekat Dan Keyakinan
131 Chapter 131 : Percakapan Dua Bocah Kecil
132 Chapter 132 : Ras Dwarf
133 Chapter 133 : Kembali Ke Rumah
134 Chapter 134 : Perkembangan Sang Tuan Dan Makhluk Bayangannya
135 Chapter 135 : Jejak Kedatangan Seorang Ahli
136 Chapter 136 : Pertemuan Yang Tidak Disengaja
137 Chapter 137 : Bergabung Ke Barisan Terdepan
138 Chapter 138 : Bunyi Terompet Peperangan
139 Chapter 139 : Pertarungan Di Antara Para Ahli
140 Chapter 140 : Pasukan Pengalihan
141 Chapter 141 : Perburuan Master
142 Chapter 142 : Ilusi Penciptaan Scott dan Violet
143 Chapter 143 : Kematian Yang Menyakitkan
144 Chapter 144 : Seorang Kepala Cabang
145 Chapter 145 : Bergegas Kembali Ke Ibu Kota
146 Chapter 146 : Kegagalan Lainnya
147 Chapter 147 : Mengkhawatirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
148 Chapter 148 : Kedamaian Untuk Seluruh Seluruh Ras Di Daratan Benua
149 Selesai : I'M THE NECROMANCER KING
150 Pemberitahuan : Series Buku Kedua Sudah Tersedia
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Bangkitlah Buster
2
Chapter 2 : Pangeran Yang Baik Hati
3
Chapter 3 : Sebuah Konspirasi
4
Chapter 4 : Surat Dari Osaka
5
Chapter 5 : Menyelinap Pergi
6
Chapter 6 : Buku Misterius
7
Chapter 7 : Bar Hammer
8
Chapter 8 : Pria Yang Sombong
9
Chapter 9 : Kejutan Dari Bayangan Hitam
10
Chapter 10 : Kunjungan Yang Tidak Diharapkan
11
Chapter 11 : Reus Dan Darius
12
Chapter 12 : Pengikut Setia
13
Chapter 13 : Nama Hanyalah Nama
14
Chapter 14 : Menjadi Mata Tuanku
15
Chapter 15 : Malam Yang Melelahkan
16
Chapter 16 : Mencari Seorang Guru
17
Chapter 17 : Dia Tidak Berbakat
18
Chapter 18 : Keinginanannya Sederhana
19
Chapter 19 : Dia Hanya Mencari Kematian
20
Chapter 20 : Selamat Bergabung
21
Chapter 21 : Kegagalan Pertama
22
Chapter 22 : Kembalinya Legenda
23
Chapter 23 : Si Little Rookie
24
Chapter 24 : Keinginan Sigurd Kecil
25
Chapter 25 : Memikirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
26
Chapter 26 : Menuju Dungeon Dekat Menara Kembar
27
Chapter 27 : Makan Malam Keluarga
28
Chapter 28 : Hadiah Selir Juleaha
29
Chapter 29 : Sesuai Pesanan
30
Chapter 30 : Misi Penting Untuk Sera
31
Chapter 31 : Pasukan Ekspedisi Kekaisaran
32
Chapter 32 : Menyingkir Atau Kau Mati
33
Chapter 33 : Terimakasih Nona!
34
Chapter 34 : Raja Goblin
35
Chapter 35 : Pembantaian Sepihak!
36
Charter 36 : Alasan Dibentuknya Tim Ekspedisi
37
Chapter 37 : Serpihan Yang Jatuh Ke Tanah
38
Chapter 38 : Tunduk Padaku Atau Mati
39
Chapter 39 : Pengaturan Empat Bidang
40
Chapter 40 : Putri Yang Sombong
41
Chapter 41 : Rumor Hanyalah Rumor
42
Chapter 42 : Aku Lebih Memilih Mati
43
Chapter 43 : Penyambutan Murid Akademi
44
Chapter 44 : Sepertinya Ada Yang Salah Denganku
45
Chapter 45 : Seorang Master
46
Chapter 46 : Sebidang Tanah Perbatasan
47
Chapter 47 : Hadiah Raja Ragnar
48
Chapter 48 : Earl Edward
49
Chapter 49 : Si Iblis Penyembuh
50
Chapter 50 : Merebut Antrian
51
Chapter 51 : Tim Ekspedisi Baru
52
Chapter 52 : Serangan Dari Luar
53
Chapter 53 : Kemunculan Tim Ekspedisi Baru Kekaisaran
54
Chapter 54 : Sampaikan Pesanku
55
Chapter 55 : Bertemu Lagi Dengan Yennefer
56
Chapter 56 : Musuh Para Iblis?
57
Chapter 57 : Dia Bangsawan Yang Baik
58
Chapter 58 : Pertemuan Raja dan Ratu Dari Kerajaan Berafiliasi
59
Chapter 59 : Sebuah Peringatan
60
Chapter 60 : Iblis Es Dan Api
61
Chapter 61 : Bertemu Teman Lama
62
Chapter 62 : Perpisahan Iblis Lily dan Murid Ed
63
Chapter 63 : Kembali Untuk Menyembuhkan Sang Ratu
64
Chapter 64 : Awal Dari Pembantaian
65
Chapter 65 : Tarian Bunga Api
66
Chapter 66 : Kemunculan Makhluk Legenda Naga
67
Chapter 67 : Kekalahan Tim Ekspedisi Kekaisaran
68
Chapter 68 : Menyembuhkan Sang Ratu
69
Chapter 69 : Tabib Kerajaan
70
Chapter 70 : Kematian Misterius Tabib Kerajaan
71
Chapter 71 : Seorang Petinggi Menjadi Bawahan Tuanku
72
Chapter 72 : Sang Ratu Terbangun
73
Chapter 73 : Berbeda Dari Apa Yang Ada Diingatannya
74
Chapter 74 : Konflik Pencabutan
75
Chapter 75 : Kartu Truf Sang Raja
76
Chapter 76 : Rencana Diplomasi
77
Chapter 77 : Langkah Awal Dan Tujuan Baru Sang Pangeran
78
Chapter 78 : Kehadiran Yang Kuat
79
Chapter 79 : Darah Dibalas Dengan Darah
80
Chapter 80 : Melarikan Diri, Selir Juleaha Memilih Pergi
81
Chapter 81 : Merekrut Reus
82
Chapter 82 : Keraguan Dan Kembali
83
Chapter 83 : Kembalinya Ras Buas Ke Benua Utama
84
Chapter 84 : Keributan Yang Tidak Perlu
85
Chapter 85 : Kebodohan Yang Memuncak
86
Chapter 86 : Pengaturan Tugas Baru
87
Chapter 87 : Pangeran Julius
88
Chapter 88 : Berlatih Dan Bersantai
89
Chapter 89 : Saatnya Pergi
90
Chapter 90 : Pergi Bukan Berarti Berpisah
91
Chapter 91 : Kontrak Darah Prajurit Baru
92
Chapter 92 : Hadiah Kecil
93
Chapter 93 : Bertindak Gila Untuk Bertahan Hidup
94
Chapter 94 : Si Kecil Zahard
95
Chapter 95 : Tuan, Mohon Beri Perintah
96
Chapter 96 : Mustahil
97
Chapter 97 : Kembalilah Dan Berkemas
98
Chapter 98 : Kesempatan Kedua
99
Chapter 99 : Tuan Rumah Yang Sesungguhnya
100
Chapter 100 : Utusan Kekaisaran
101
Chapter 101 : Waktunya Kembali Dalam Rencana
102
Chapter 102 : Kau Pasti Bisa
103
Chapter 103 : Kedatangan Lily
104
Chapter 104 : Dia Seorang Master
105
Chapter 105 : Surat Yang Tidak Pernah Sampai
106
Chapter 106 : Tukang Pamer
107
Chapter 107 : Harapan Dan Kembali
108
Chapter 108 : Menjemput Kakak Dan Calonku
109
Chapter 109 : Kekecewaan Warga
110
Chapter 110 : Lupakan Saja Dia
111
Chapter 111 : Perkembangan Para Goblin
112
Chapter 112 : Membentuk Departemen Keuangan Goblin
113
Chapter 113 : Harga Yang Harus Dibayar
114
Chapter 114 : Lihatlah Di Mana Posisimu Berada
115
Chapter 115 : Sebenarnya Dialah Sang Putri
116
Chapter 116 : Berdirinya Kerajaan Binatang Buas
117
Chapter 117 : Kuil Suci Dan Anak Cahaya
118
Chapter 118 : Dalang Di Balik Semua Kekacauan
119
Chapter 119 : Pemberontakan Pangeran Philip
120
Chapter 120 : Perekrutan Hewan Peliharaan Baru
121
Chapter 121 : Dekrit Baru Sang Kaisar
122
Chapter 122 : Rapat Pertama Di Kekaisaran Menara Kembar
123
Chapter 123 : Pesan Penting Dari Ibu Kota
124
Chapter 124 : Si Penyusup dan Sang Pembawa Pesan
125
Chapter 125 : Eksistensi Misterius
126
Chapter 126 : Rantai Pengekang
127
Chapter 127 : Kepulangan Sang Pangeran
128
Chapter 128 : Rapat Dengan Utusan Kerajaan
129
Chapter 129 : Pengakuan Dosa
130
Chapter 130 : Tekat Dan Keyakinan
131
Chapter 131 : Percakapan Dua Bocah Kecil
132
Chapter 132 : Ras Dwarf
133
Chapter 133 : Kembali Ke Rumah
134
Chapter 134 : Perkembangan Sang Tuan Dan Makhluk Bayangannya
135
Chapter 135 : Jejak Kedatangan Seorang Ahli
136
Chapter 136 : Pertemuan Yang Tidak Disengaja
137
Chapter 137 : Bergabung Ke Barisan Terdepan
138
Chapter 138 : Bunyi Terompet Peperangan
139
Chapter 139 : Pertarungan Di Antara Para Ahli
140
Chapter 140 : Pasukan Pengalihan
141
Chapter 141 : Perburuan Master
142
Chapter 142 : Ilusi Penciptaan Scott dan Violet
143
Chapter 143 : Kematian Yang Menyakitkan
144
Chapter 144 : Seorang Kepala Cabang
145
Chapter 145 : Bergegas Kembali Ke Ibu Kota
146
Chapter 146 : Kegagalan Lainnya
147
Chapter 147 : Mengkhawatirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
148
Chapter 148 : Kedamaian Untuk Seluruh Seluruh Ras Di Daratan Benua
149
Selesai : I'M THE NECROMANCER KING
150
Pemberitahuan : Series Buku Kedua Sudah Tersedia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!