Sriwijaya adalah kerajaan tingkat tiga yang berada di wilayah timur benua Braham. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja bernama Cornelius Dixon, raja yang sangat baik dan cinta kepada rakyat-rakyatnya. Berkat raja Cornelius, Sriwijaya tumbuh pesat dibawah kekuasaannya. Kerajaan pun berhasil memperluas wilayahnya setelah memenangkan dua pertempuran besar yang tercatat di buku sejarah kerajaan. Pertempuran melawan kerajaan Do Young sepuluh tahun yang lalu dan Kerajaan Norville dua tahun yang lalu.
Atas prestasinya, Raja Cornelius pantas dinobatkan menjadi raja terbaik sampai saat ini di sejarah Sriwijaya, karena telah menaikan derajat kerajaan dari kerajaan tingkat satu ke tingkat tiga. Begitupula sang raja berhasil mengubah pandangan kerajaan-kerajaan lain yang sering merendahkan kerajaan Sriwijaya karena selalu menyenderkan bahu pada kerajaan sekutunya, Kerajaan Osaka.
Kerajaan Osaka sendiri merupakan kerajaan tingkat lima yang tidak bisa dianggap remeh meski di benua Braham. Perbedaan antar tingkat kerajaan adalah suatu hal seperti langit dan bumi. Dapat dimisalkan, kerajaan tingkat empat bila bergandengan tangan dengan kerajaan tingkat empat lainnya melawan kerajaan tingkat lima hanya akan mengalami kehancuran secara instan. Demikian, banyak kerajaan tingkat dua, tiga, dan empat tidak berani menyentuh kerajaan Sriwijaya karena persahabatannya dengan kerajaan Osaka.
Baru-baru ini bahkan kedua kerajaan itu mengumumkan kepada publik bahwa mereka telah menjodohkan dari masing-masing keturunannya untuk mempererat hubungan kedua kerajaan. Tentu, itu hanya terjadi karena raja Osaka mendengar prestasi dari kerajaan Sriwijaya yang mengalami kemajuan pesat. Jika tidak, meskipun keduanya adalah sekutu dekat, raja Osaka tidak akan sudi menikahkan anak perempuannya meski dari hasil hubungan gelap dengan seorang pelayan sekalipun.
Osaka dan Sriwijaya didirikan bersamaan oleh dua orang yang bersahabat, jauh dahulu kala. Namun, Osaka sudah menjadi kerajaan yang besar dan kuat, sementara Sriwijaya yang sebelumnya hanya kerajaan tingkat satu belaka.
Saat itu, Raja Ragnar nampaknya cukup puas dengan kinerja raja Cornelius, dan berakhir menjodohkan anaknya dari anak selir kelima yang bernama Judh Estell dengan anak Raja Cornelius dari sang ratu.
Cornelius Dixon mempunyai lima orang anak, yang masing-masing buah hasil dengan sang ratu dan ketiga selirnya. Satu orang anak dari sang ratu, dan empat dari ketiga selirnya. Anak pertamanya bernama Bernard Dixon, anak dari selir pertamanya Juleaha. Anak yang kedua yaitu Thomas Dixon dan yang ketiga Randall Dixon, yang keduanya hasil dari selir kedua yang bernama Kumaila. Kemudian berulah sang ratu melahirkan seorang anak yang sangat dinanti oleh sang raja, setelah bersusah payah mencari cara agar sang ratu bisa memberinya seorang keturunan. Setelahnya, lahir kembali anak kelima bernama Selia Dixon, anak dari selir ketiga, selir Olivia.
Dari semua anak sang raja, anak dari sang ratu yang bernama Asta Dixon adalah anak yang paling disayangi oleh raja. Anak yang selalu diperhatikan dan dimanja oleh banyak orang di istana. Anak itu tumbuh di tengah-tengah kasih sayang kedua orang tuanya dan para pengurus keluarga. Sang ratu yang bernama Lilian juga sangat dipuja oleh banyak orang karena kecantikannya. Disamping itu, Lilian juga mempunyai martabat seorang anak bangsawan dari kerajaan Toran, kerajaan tingkat dua yang tidak jauh dari sana.
Semuanya memuja Asta. Karena anak itu mewarisi gen sempurna dari kedua orangtuanya. Dia tampan pada usianya yang masih empat belas tahun. Anak yang paling diharapkan dapat membawa kerajaan Sriwijaya pada puncaknya. Dia juga lah anak sang raja yang dijodohkan dengan Judh Estell, putri dari Osaka yang sangat cantik dan berkepribadian baik.
Beralih di Kerajaan Sriwijaya, tepatnya di kediaman Pangeran Asta Dixon. Bangunan besar dan peralatan super mewah mengisi seluruh kedalaman ruangan peristirahatan sang pangeran.
Ranjang besar di bagian barat ruangan itu, kini di atasnya Mavis sedang berdiam diri. Dia baru saja kembali dari ruangan penyimpanan mainan sebelumnya, saat dia diam-diam mencoba kemampuan yang didapatnya dari sistem aneh itu tanpa sepengetahuan siapapun.
Sekarang jam makan siang masih menunggu beberapa saat lagi dan Mavis tidak mempunyai aktifitas lain yang bisa dilakukannya. Sebenarnya, bisa saja Mavis keluar untuk sekedar berkeliling istana atau pergi ke perpustakaan untuk melihat-lihat buku di sana dan mempelajari lebih dalam tentang cara kerja di dunia ini. Namun, itu hanya bisa dilakukan jika dua minggu yang lalu. Saat ini ia sedang dihukum oleh sang raja dan harus tetap berada di kamar sampai diperbolehkan untuk keluar.
Ini terlalu sial baginya, sang ratu yang merupakan ibu kandungnya pun tengah terbaring sakit di kediamannya. Ia tidak punya seseorang yang bisa membantunya membujuk sang ayah. Posisi Mavis saat ini sangat menyedihkan. Juga, dia harus memikirkan tentang posisinya di kediaman ini.
Pangeran Asta yang merupakan pemilik tubuh sebelumnya adalah seorang pangeran yang tidak kompeten. Kasih sayang yang berlebih dari kedua orang tuanya ternyata malah menjadi bumerang bagi dirinya. Pangeran, si pemilik tubuh ini sebelumnya, tumbuh menjadi pribadi yang buruk dam tercela. Dia bahkan sering melakukan tindak kekerasan kepada orang-orang yang tidak mau mengikuti keinginannya, sehingga tak sedikit keluhan datang dari para pengurus keluarga yang ditindas oleh sang pangeran.
Berhari-hari keluhan demi keluhan sampai pada telinga sang raja. Sang raja yang saat ini sedang berduka karena penyakit yang dialami sang ratu pun menjadi murka. Ia marah akan perilaku sang pangeran yang sangat tidak tahu malu itu. Sang raja tak habis pikir, anak yang paling disayanginya dan anak yang sangat ingin ia jadikan pewaris untuk menggantikannya memimpin kerajaan malah bertindak buruk seperti itu. Raja dipenuhi dengan amarah dan menjatuhkan hukuman kepada sang pangeran.
"Aku baru sadar, setelah menempati tubuh ini aku belum pernah sekalipun mengunjungi kedua orangtuaku itu." Mavis merenungkan dalam pikirannya. Dia merasakan perasaan aneh, jejak akan rasa rindu yang asing dan tidak pernah dia rasakan di kehidupan sebelumnya.
"Seperti apa ya wajah mereka? Aku ingin sekali melihatnya."
Mavis tersenyum.
Mengingat kembali apa yang telah terjadi, Mavis merasakan suka cita yang amat mendalam. Meskipun dia tiba-tiba dipindahkan di tubuh seorang anak yang tercela ini, akan tetapi dia tidak merasa kecewa sekalipun. Malahan Mavis merasa sangat beruntung dan berterimakasih kepada siapapun itu, entitas maha kuasa yang memberikannya kesempatan untuk hidup di tubuh pangeran ini. Terlebih Pangeran Asta ini adalah anak yang disayangi oleh kedua orang tuanya. Dia masih memiliki keluarga di dunia ini, sesuatu yang tidak dimilikinya di kehidupan sebelumnya.
Ditambah lagi saat ini Mavis berada dalam keadaan yang berkecukupan, sehingga dia tidak perlu lagi bersusah payah mencari nafkah untuk menghidupi dirinya sendiri seperti dulu.
Mavis sudah berencana.
"Aku akan menyelinap ke kamar sang ratu setelah makan siang nanti."
Dalam sekejap, waktu pun berlalu. Pelayan istana yang bertugas membawakan hidangan pun datang mengetuk pintu kamar Mavis.
"Masuklah."
Kedua pelayan itu memasuki kamar dengan kepala yang menunduk, sementara kedua tangannya mendorong meja berjalan itu menuju ranjang Mavis berada.
"Pa-pangeran ... menu makanan siang hari ini susu, buah-buahan, dan daging bakar. Apakah ada sesuatu yang tidak disukai Pangeran? Pelayan ini akan menggantikannya," ucap salah satu pelayan berambut panjang kepang dua. Wajahnya pucat dan keringat membasahi dahinya.
"Cukup, terimakasih," jawab Mavis datar.
Kedua pelayan itu pun tiba-tiba saling menoleh ke arah satu sama lain, lalu tak lama kemudian mengangkat kepalanya dan menatap Mavis dengan ekspresi linglung.
"Sungguh?" Pelayan berkepang dua itu tidak bisa menahan keterkejutannya. "Marrie, ternyata memang benar! Bibi Rose benar!"
"Sasha! Pa-pangeran, mohon maafkan adik pelayan ini yang tidak sopan kepada Pangeran. Mohon ampuni adik saya," ucap pelayan satunya yang terlihat sedikit lebih tua.
Pelayan bernama Marrie itu pun segera bersujud meminta pengampunan dari Mavis. Kemudian disusul pelayan yang merupakan sang adik yang ikut bersujud dengan wajah penuh ketakutan.
Hari-hari sebelumnya, mereka sudah mendengar banyak cerita perubahan sang pangeran dari salah satu pelayan seniornya sebelum dipindahkan tugas untuk mengurus keperluan sang pangeran. Senior itu juga menyemangati mereka dan mengatakan kepada keduanya bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada mereka kedepannya karena sang pangeran sudah berubah menjadi pribadi yang baik.
"Ma-maaf, Pangeran. Saya tidak bermaksud untuk tidak sopan."
"Diam* Sasha!" bisik Marrie dengan nada gemetaran.
"Tidak apa-apa, kalian tidak perlu berlebihan seperti itu. Bukankah aku seorang yang pemaaf? Kalian bisa bersantai denganku."
"Berdirilah," lanjut Mavis.
"Pangeran, sekali lagi maafkan kami, ampuni nyawa kami!"
Pelayan itu malah semakin histeris ketakutan mendengar ucapan dari Mavis.
Pangeran Asta memang terkenal karena kekejiannya, mereka berdua adalah pelayan baru pengganti dari pelayan sebelumnya yang dipindahkan ke bangunan sang ratu. Mereka sudah membayangkan akan menjadi seperti apa dirinya jika Pangeran Asta ini mengamuk dan menghukumnya. Rumor mengatakan hanya ada dua hasil yang didapat jika berani membuatnya murka, yaitu kesakitan sampai menginginkan kematian, atau kematian itu sendiri.
"Jika kalian tidak berdiri dan masih berada di tanah saat aku menghitung sampai tiga, aku justru akan menghukum kalian," jawab Mavis.
Mavis tertawa melihat aksi lucu kedua pelayan itu. Keduanya dengan panik pun bangkit berdiri dan menundukkan kepala dengan kaki gemetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 150 Episodes
Comments
Parlan 23
terlalu banyak narasi dan minim dialog
2023-12-22
3
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Mereka panic apa gimana?
2023-03-13
1
Adryan Eko
julaeha.. wkwkwk
ntar nama anaknya jangan Maemunah thor.. wkwkw
keren ni bacaan, baru aja nemunya
2022-06-05
0