Chapter 3 : Sebuah Konspirasi

"Jadi, kalian pelayan pengganti itu? Bibi Rose telah mengatakannya padaku kemarin."

Bibi Rose itu orang yang baik. Dia adalah pelayan yang mengasuh pangeran sejak kecil. Dia selalu menyayangi pangeran meski prilakunya yang buruk.

Marrie yang masih sedikit gugup menjawab, "Ya, Pangeran."

"Apa kalian bisa membantuku untuk suatu hal?" kata Mavis

"Pangeran dapat mengatakannya, pelayan ini akan membantu sesuai keinginan Pangeran jika memungkinkan."

"Bagus." Mavis menyeka mulutnya selepas menghabiskan hidangan terakhir yang telah disiapkan kedua pelayan itu.

Kemudian, ia mulai mengatakan maksud dari tujuannya untuk meminta bantuan kepada kedua saudara itu untuk mencari informasi tentang keadaan sang ratu saat ini. Juga, ia membutuhkan sebuah peta lengkap kerajaan.

"Aku ingatkan kembali, lakukan secara diam-diam."

"Serahkan tugas mendapatkan peta kerajaan pada saya, Tuan. Saya ahli dalam hal ini." Sasha mengangkat tangannya.

"Baik, untuk peta kuserahkan bagian ini untukmu. Kamu Sasha, benar?"

"Ya, Pangeran. Anda bisa memanggil saya, Sasha."

"Baiklah, aku akan mengandalkan kamu untuk tugas itu. Sementara informasi tentang ratu, aku serahkan pada kakakmu, Marrie," kata Mavis.

Keduanya menerima permintaan Mavis. Setelah tidak ada yang dibicarakan, kedua pelayan itu meminta izin kepada pangeran untuk kembali ke tempat mereka.

Pintu tertutup dan kedua bersaudara itu pergi meninggalkan kamar. Tak lama kemudian, pintu kamar Mavis tiba-tiba diketuk lagi.

"Ma-"

Belum selesai Mavis mempersilahkan masuk, orang itu langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Kakak!"

Suara seorang anak kecil terdengar semakin dekat menuju Mavis. Anak itu terus berteriak memanggil-manggil kakaknya.

"Kakak, ayo main dengan Seli! Sudah beberapa hari ini kakak tidak datang ketempat Seli. Apa kakak sudah tidak menyayangi Seli?" Wajah anak itu semakin jelek dan matanya mulai berkaca-kaca.

Anak kecil itu bernama Selia, adiknya. Dengan menggunakan ingatan dari kenangan pemilik tubuh ini sebelumnya, Seli itu satu-satunya saudara yang dekat dengan dirinya. Ibu kandung Selia adalah selir ketiga yang juga merupakan teman dekat sang ratu, hubungan keduanya sangatlah baik.

"Hei, nona kecil, kakak ini selalu merindukanmu. Hanya saja ayah sedang menghukum kakak ini, jadi kaka tidak bisa menemuimu," kata Mavis. Tangannya membelai halus rambut Selia yang terkuncir dua.

"Sungguh?"

Kemudian Selia menaiki ranjang dan memeluk tubuh Mavis.

"Kakak, kalau begitu Seli juga akan marah pada ayah!"

Mavis tertawa geli melihat tingkah polos adik kecilnya itu. Dia terlalu imut. Lagipula Selia masih berusia enam tahun, Mavis masih dapat mengerti sikap kekanakannya.

"Apa kamu tau? Ayahmu yang kita bicarakan itu adalah seorang raja. Apa kamu tidak takut dihukum karena memusuhi seorang raja? Bukankah itu berlebihan?"

"Ayah yang terlebih dulu melarang kakak untuk menemui Seli! Ayah yang berlebihan!" Anak itu mendengus kesal.

"Jangan menyalahkan ayah, ini karena kakakmu yang sudah melakukan hal buruk sebelumnya. Aku pantas mendapatkannya."

Selia bergeming sesaat, ia berfikir keras untuk menemukan cara agar kakaknya bisa lepas dari hukuman itu. Namun, hal seperti itu akan terlalu sulit dipikirkan oleh anak kecil sepertinya.

Mavis juga menyadari ketulusan adiknya itu. Dan dia sangat senang karena beruntung masih diberikan saudara yang menyayanginya.

"Kak Asta adalah orang yang paling Seli sayangi. Apa kakak tau itu?"

"Paling disayangi, ya? Lalu, bagaimana dengan ibumu?"

"Maka ibu yang pertama, dan kakak menjadi orang yang paling Seli sayangi kedua!"

Mavis tertawa lagi. "Baiklah, jadi aku hanya menjadi orang kedua." Mavis berpura-pura cemberut.

"Kakak, bukan begitu, menjadi yang kedua tidaklah buruk. Kakak masih yang paling Seli sayangi!"

Mavis terus membuat lelucon dengan adiknya. Ini sangat mengasyikan mengobrol dengan saudara sendiri dibandingkan dengan teman di kehidupan sebelumnya.

Selia juga sangat menggemaskan. Anak itu sudah sangat cantik sewaktu masih kecil, Mavis sudah bisa membayangkan bagaimana nampak besarnya nanti. Kecantikan itu akan mengundang para serigala lapar untuk berebut mangsa. Ini tanggungjawab Mavis dikemudian hari untuk melindungi adiknya.

"Baiklah Nona Kecil, sudah waktunya kamu kembali."

Mavis memegang kedua pundak Selia dan mendorongnya pelan untuk melonggarkan pelukan.

Selia memandang wajah Mavis, wajah itu terlihat enggan berpisah dengan Mavis.

"Aku akan membujuk ayah untuk berhenti menghukum Kakak. Seli akan membantu!"

"Ya, terserah kamu." Mavis hanya membatin dalam hati, kemudian menggelengkan kepalanya.

Kini pintu itu tertutup sekali lagi dan kamar itu kembali dalam kesunyiannya.

Di lain tempat, di kediaman Ratu Lilian. Wanita cantik itu sedang tertidur di sebuah ranjang dan seorang lagi tengah memegang tangan putihnya dengan penuh harap.

Orang itu adalah Raja Cornelius. Kini sang raja tengah mengenakan pakaian santai dan melepas mahkotanya, nampak seperti seorang pria biasa pada umumnya.

Tatapan sang raja begitu sendu. Bagaikan bunga yang kehilangan kelopaknya, sang raja teramat sangat kehilangan.

"Lilian, andai saja kamu tau aku menghukum anak kita ...." Sang raja tersenyum masam, kemudian melanjutkan, "Mungkin, kamu akan memukulku pada saat itu juga."

"Maafkan aku, kuharap kamu mengerti pilihanku ini. Demi dirinya, ia harus tau kesalahannya dan berubah. Kuharap hukuman itu akan menyadarkannya." Kemudian, sang raja membelai rambut berwarna orange sang ratu, dan ia mengecup keningnya.

"Aku sangat merindukanmu, cepatlah bangun, Lilian."

Sang raja meninggalkan kediaman sang ratu, kemudian melanjutkan perjalanannya ke ruangan pertemuan dengan para pejabat kerajaan. Hari ini telah dijadwalkan sang raja akan menerima laporan dari para pejabat-pejabat tentang perkembangan saat ini. Baik itu tentang laporan dari keamanan perbatasan, perekonomian kerajaan, dan hubungan ekspor dan impor barang dengan kerajaan tetangga.

Sambil menuju aula pertemuan, Raja Cornelius terus bertanya kepada si penasihat raja, namanya Kayle Sool. Dia adalah adik Lilian, seorang jenius dari berbagai bidang.

"Kayle, laporkan keadaan Asta hari ini," kata Raja Cornelius.

"Ini hari ke lima belas sejak pangeran dihukum untuk berada di kamarnya. Menurut pantauan suruhan saya, keadaan pangeran semakin membaik sejak delapan hari yang lalu," kata Kayle dengan senyum bahagia.

"Apa yang aku lakukan ini sudah benar, Kayle? Bagaimana jika anak itu akhirnya membenciku?" Sang raja murung.

"Yang Mulia harap tenanglah. Seperti yang saya katakan sebelumnya, hukuman ini akan membuat pangeran merenungkan kesalahannya. Sudah saatnya pangeran memikirkan masa depannya."

"Ya, kuharap demikian," kata Raja Cornelius. Pembicaraan itu terhenti saat langkahnya memulai memasuki wilayah depan aula pertemuan.

Mulai terlihat orang-orang di tempat itu berbaris dan menghadap ke jalan di mana sang raja akan berjalan. Orang-orang itu adalah para pejabat tinggi dari berbagai bidang. Di antara mereka adalah orang-orang pintar, dia yang mempunyai kemampuan di bidangnya, mempunyai koneksi dengan keluarga kerajaan, atau dia yang handal menjilat.

Dari berbagai macam para pejabat itu, semuanya mencondongkan badannya kedepan saat sang raja berjalan menuju kursi tahtanya. Kursi tahta berukiran singa itu terlihat menindas saat sang raja mendudukinya.

"Yang Mulia. Semua pejabat telah hadir," kata seorang pria yang kini berada di barisan terdekat dengan raja selain Kayle.

Dia Felix Barathon, asisten penasihat raja, tangan kanan Kayle. Dia adalah seorang juru tulis dalam pertemuan-pertemuan yang dihadiri sang raja.

"Departemen pengawasan gudang kerajaan, laporkan tentang perkembangan pengiriman bantuan gandum untuk desa Valey," kata sang raja.

"Yang Mulia, untuk pengiriman bantuan gandum ke desa Valey untuk bulan ini sudah terdistribusikan. Gandum yang dikirimkan telah memotong lima persen dari gudang kerajaan saat ini," kata Yasin, pemimpin departemen pengawasan gudang kerajaan.

"Kemudian, aku mendapat laporan dari petugas yang mengirimkan gandum ke daerah Valey, mereka mendapat desakan dari beberapa warga di sana. Di antara mereka mengeluh tentang bantuan gandum yang dikirimkan departemen kami tidak mencukupi kebutuhan desa tersebut, juga bangsawan yang mengelola gandum di desa itu menjual gandum dengan harga yang terlampau tinggi."

"Saya harap Yang Mulia dapat mempertimbangkan untuk mengirimkan seseorang dari departemen pengawasan publik untuk menyelidiki kasus tersebut, atau aku takut bulan depan akan jauh lebih memburuk dan memotong gudang penyimpanan kerajaan lebih besar."

"Departemen pengawasan publik, kirimkan beberapa orang untuk mengawasi bangsawan di sana. Jika para bangsawan melakukan kecurangan dengan menimbun gandum, seret bangsawan itu dan bawa ke hadapanku," kata Raja Cornelius.

"Kemudian, aku ingin mengetahui laporan tentang penyelidikan kebakaran di desa Valey."

"Yang Mulia, petugas yang ditugaskan untuk menyelidiki kebakaran besar itu semuanya menghilang." Pejabat tinggi dari departemen militer itu menjawab dengan sedikit malu. Namanya Fergus.

"Bagaimana bisa?" Sang raja sedikit mengernyit dan marah.

"Maaf atas kelalaian petugas dari departemen Militer kami. Namun Yang Mulia, menurut laporan dari petugas yang menyelidiki kebakaran menghilang sesaat setelah memasuki hutan di bagian barat desa Valey, hutan Anambas. Menurut warga di dekat sana, hutan itu sering ditinggali para bandit. Aku menyimpulkan para petugas yang menghilang harus ada hubungannya dengan para bandit itu. Departemen militer sudah bertindak dengan mengirimkan pasukan dan sedang dalam perjalanan untuk memberantas mereka."

"Yang Mulia, haraplah tenang. Bila departemen militer kesulitan dengan para bandit, akademi kami dapat mangirimkan murid terlatih untuk membantu," kata seorang wanita yang datang dari barisan berlawanan dengan Fergus. Wanita itu bernama Alice, wakil kepala sekolah akademi Lynford.

"Lebih dari mampu departemen kami mengurus para bandit itu," kata Fergus menanggapi Alice. Dia sangat kesal dengan wanita itu karena selalu saja mencari masalah dengannya.

"Oh, baguslah." Alice terkekeh mendengar Fergus. Sementara disisi lain Fergus membencinya sampai ketulang-tulang, begitupun dengan Alice yang membenci pria itu sampai mendarah daging. Fergus di mata Alice adalah seorang pecundang yang selalu meremehkan kinerja seorang wanita.

"Kalian berhentilah! Jangan membuat keributan! Sudah sering aku memperingatkan kalian, bukan?" Kayle membentak keduanya.

Terpopuler

Comments

𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝

𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝

... Mc cuma nunjukin kekuatan kek gitu di awal... Kekuatan lainnya?

2023-03-13

1

Sugiono.S.T

Sugiono.S.T

Cih gue kira mc nya gak peduli sma orang lain,, dan yang paling gue benci, mc nya baik,, Jadi malas baca,, rasanya gk menantang dan gk ada tekanan

2022-12-19

0

Julia

Julia

hm

2022-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 : Bangkitlah Buster
2 Chapter 2 : Pangeran Yang Baik Hati
3 Chapter 3 : Sebuah Konspirasi
4 Chapter 4 : Surat Dari Osaka
5 Chapter 5 : Menyelinap Pergi
6 Chapter 6 : Buku Misterius
7 Chapter 7 : Bar Hammer
8 Chapter 8 : Pria Yang Sombong
9 Chapter 9 : Kejutan Dari Bayangan Hitam
10 Chapter 10 : Kunjungan Yang Tidak Diharapkan
11 Chapter 11 : Reus Dan Darius
12 Chapter 12 : Pengikut Setia
13 Chapter 13 : Nama Hanyalah Nama
14 Chapter 14 : Menjadi Mata Tuanku
15 Chapter 15 : Malam Yang Melelahkan
16 Chapter 16 : Mencari Seorang Guru
17 Chapter 17 : Dia Tidak Berbakat
18 Chapter 18 : Keinginanannya Sederhana
19 Chapter 19 : Dia Hanya Mencari Kematian
20 Chapter 20 : Selamat Bergabung
21 Chapter 21 : Kegagalan Pertama
22 Chapter 22 : Kembalinya Legenda
23 Chapter 23 : Si Little Rookie
24 Chapter 24 : Keinginan Sigurd Kecil
25 Chapter 25 : Memikirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
26 Chapter 26 : Menuju Dungeon Dekat Menara Kembar
27 Chapter 27 : Makan Malam Keluarga
28 Chapter 28 : Hadiah Selir Juleaha
29 Chapter 29 : Sesuai Pesanan
30 Chapter 30 : Misi Penting Untuk Sera
31 Chapter 31 : Pasukan Ekspedisi Kekaisaran
32 Chapter 32 : Menyingkir Atau Kau Mati
33 Chapter 33 : Terimakasih Nona!
34 Chapter 34 : Raja Goblin
35 Chapter 35 : Pembantaian Sepihak!
36 Charter 36 : Alasan Dibentuknya Tim Ekspedisi
37 Chapter 37 : Serpihan Yang Jatuh Ke Tanah
38 Chapter 38 : Tunduk Padaku Atau Mati
39 Chapter 39 : Pengaturan Empat Bidang
40 Chapter 40 : Putri Yang Sombong
41 Chapter 41 : Rumor Hanyalah Rumor
42 Chapter 42 : Aku Lebih Memilih Mati
43 Chapter 43 : Penyambutan Murid Akademi
44 Chapter 44 : Sepertinya Ada Yang Salah Denganku
45 Chapter 45 : Seorang Master
46 Chapter 46 : Sebidang Tanah Perbatasan
47 Chapter 47 : Hadiah Raja Ragnar
48 Chapter 48 : Earl Edward
49 Chapter 49 : Si Iblis Penyembuh
50 Chapter 50 : Merebut Antrian
51 Chapter 51 : Tim Ekspedisi Baru
52 Chapter 52 : Serangan Dari Luar
53 Chapter 53 : Kemunculan Tim Ekspedisi Baru Kekaisaran
54 Chapter 54 : Sampaikan Pesanku
55 Chapter 55 : Bertemu Lagi Dengan Yennefer
56 Chapter 56 : Musuh Para Iblis?
57 Chapter 57 : Dia Bangsawan Yang Baik
58 Chapter 58 : Pertemuan Raja dan Ratu Dari Kerajaan Berafiliasi
59 Chapter 59 : Sebuah Peringatan
60 Chapter 60 : Iblis Es Dan Api
61 Chapter 61 : Bertemu Teman Lama
62 Chapter 62 : Perpisahan Iblis Lily dan Murid Ed
63 Chapter 63 : Kembali Untuk Menyembuhkan Sang Ratu
64 Chapter 64 : Awal Dari Pembantaian
65 Chapter 65 : Tarian Bunga Api
66 Chapter 66 : Kemunculan Makhluk Legenda Naga
67 Chapter 67 : Kekalahan Tim Ekspedisi Kekaisaran
68 Chapter 68 : Menyembuhkan Sang Ratu
69 Chapter 69 : Tabib Kerajaan
70 Chapter 70 : Kematian Misterius Tabib Kerajaan
71 Chapter 71 : Seorang Petinggi Menjadi Bawahan Tuanku
72 Chapter 72 : Sang Ratu Terbangun
73 Chapter 73 : Berbeda Dari Apa Yang Ada Diingatannya
74 Chapter 74 : Konflik Pencabutan
75 Chapter 75 : Kartu Truf Sang Raja
76 Chapter 76 : Rencana Diplomasi
77 Chapter 77 : Langkah Awal Dan Tujuan Baru Sang Pangeran
78 Chapter 78 : Kehadiran Yang Kuat
79 Chapter 79 : Darah Dibalas Dengan Darah
80 Chapter 80 : Melarikan Diri, Selir Juleaha Memilih Pergi
81 Chapter 81 : Merekrut Reus
82 Chapter 82 : Keraguan Dan Kembali
83 Chapter 83 : Kembalinya Ras Buas Ke Benua Utama
84 Chapter 84 : Keributan Yang Tidak Perlu
85 Chapter 85 : Kebodohan Yang Memuncak
86 Chapter 86 : Pengaturan Tugas Baru
87 Chapter 87 : Pangeran Julius
88 Chapter 88 : Berlatih Dan Bersantai
89 Chapter 89 : Saatnya Pergi
90 Chapter 90 : Pergi Bukan Berarti Berpisah
91 Chapter 91 : Kontrak Darah Prajurit Baru
92 Chapter 92 : Hadiah Kecil
93 Chapter 93 : Bertindak Gila Untuk Bertahan Hidup
94 Chapter 94 : Si Kecil Zahard
95 Chapter 95 : Tuan, Mohon Beri Perintah
96 Chapter 96 : Mustahil
97 Chapter 97 : Kembalilah Dan Berkemas
98 Chapter 98 : Kesempatan Kedua
99 Chapter 99 : Tuan Rumah Yang Sesungguhnya
100 Chapter 100 : Utusan Kekaisaran
101 Chapter 101 : Waktunya Kembali Dalam Rencana
102 Chapter 102 : Kau Pasti Bisa
103 Chapter 103 : Kedatangan Lily
104 Chapter 104 : Dia Seorang Master
105 Chapter 105 : Surat Yang Tidak Pernah Sampai
106 Chapter 106 : Tukang Pamer
107 Chapter 107 : Harapan Dan Kembali
108 Chapter 108 : Menjemput Kakak Dan Calonku
109 Chapter 109 : Kekecewaan Warga
110 Chapter 110 : Lupakan Saja Dia
111 Chapter 111 : Perkembangan Para Goblin
112 Chapter 112 : Membentuk Departemen Keuangan Goblin
113 Chapter 113 : Harga Yang Harus Dibayar
114 Chapter 114 : Lihatlah Di Mana Posisimu Berada
115 Chapter 115 : Sebenarnya Dialah Sang Putri
116 Chapter 116 : Berdirinya Kerajaan Binatang Buas
117 Chapter 117 : Kuil Suci Dan Anak Cahaya
118 Chapter 118 : Dalang Di Balik Semua Kekacauan
119 Chapter 119 : Pemberontakan Pangeran Philip
120 Chapter 120 : Perekrutan Hewan Peliharaan Baru
121 Chapter 121 : Dekrit Baru Sang Kaisar
122 Chapter 122 : Rapat Pertama Di Kekaisaran Menara Kembar
123 Chapter 123 : Pesan Penting Dari Ibu Kota
124 Chapter 124 : Si Penyusup dan Sang Pembawa Pesan
125 Chapter 125 : Eksistensi Misterius
126 Chapter 126 : Rantai Pengekang
127 Chapter 127 : Kepulangan Sang Pangeran
128 Chapter 128 : Rapat Dengan Utusan Kerajaan
129 Chapter 129 : Pengakuan Dosa
130 Chapter 130 : Tekat Dan Keyakinan
131 Chapter 131 : Percakapan Dua Bocah Kecil
132 Chapter 132 : Ras Dwarf
133 Chapter 133 : Kembali Ke Rumah
134 Chapter 134 : Perkembangan Sang Tuan Dan Makhluk Bayangannya
135 Chapter 135 : Jejak Kedatangan Seorang Ahli
136 Chapter 136 : Pertemuan Yang Tidak Disengaja
137 Chapter 137 : Bergabung Ke Barisan Terdepan
138 Chapter 138 : Bunyi Terompet Peperangan
139 Chapter 139 : Pertarungan Di Antara Para Ahli
140 Chapter 140 : Pasukan Pengalihan
141 Chapter 141 : Perburuan Master
142 Chapter 142 : Ilusi Penciptaan Scott dan Violet
143 Chapter 143 : Kematian Yang Menyakitkan
144 Chapter 144 : Seorang Kepala Cabang
145 Chapter 145 : Bergegas Kembali Ke Ibu Kota
146 Chapter 146 : Kegagalan Lainnya
147 Chapter 147 : Mengkhawatirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
148 Chapter 148 : Kedamaian Untuk Seluruh Seluruh Ras Di Daratan Benua
149 Selesai : I'M THE NECROMANCER KING
150 Pemberitahuan : Series Buku Kedua Sudah Tersedia
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Chapter 1 : Bangkitlah Buster
2
Chapter 2 : Pangeran Yang Baik Hati
3
Chapter 3 : Sebuah Konspirasi
4
Chapter 4 : Surat Dari Osaka
5
Chapter 5 : Menyelinap Pergi
6
Chapter 6 : Buku Misterius
7
Chapter 7 : Bar Hammer
8
Chapter 8 : Pria Yang Sombong
9
Chapter 9 : Kejutan Dari Bayangan Hitam
10
Chapter 10 : Kunjungan Yang Tidak Diharapkan
11
Chapter 11 : Reus Dan Darius
12
Chapter 12 : Pengikut Setia
13
Chapter 13 : Nama Hanyalah Nama
14
Chapter 14 : Menjadi Mata Tuanku
15
Chapter 15 : Malam Yang Melelahkan
16
Chapter 16 : Mencari Seorang Guru
17
Chapter 17 : Dia Tidak Berbakat
18
Chapter 18 : Keinginanannya Sederhana
19
Chapter 19 : Dia Hanya Mencari Kematian
20
Chapter 20 : Selamat Bergabung
21
Chapter 21 : Kegagalan Pertama
22
Chapter 22 : Kembalinya Legenda
23
Chapter 23 : Si Little Rookie
24
Chapter 24 : Keinginan Sigurd Kecil
25
Chapter 25 : Memikirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
26
Chapter 26 : Menuju Dungeon Dekat Menara Kembar
27
Chapter 27 : Makan Malam Keluarga
28
Chapter 28 : Hadiah Selir Juleaha
29
Chapter 29 : Sesuai Pesanan
30
Chapter 30 : Misi Penting Untuk Sera
31
Chapter 31 : Pasukan Ekspedisi Kekaisaran
32
Chapter 32 : Menyingkir Atau Kau Mati
33
Chapter 33 : Terimakasih Nona!
34
Chapter 34 : Raja Goblin
35
Chapter 35 : Pembantaian Sepihak!
36
Charter 36 : Alasan Dibentuknya Tim Ekspedisi
37
Chapter 37 : Serpihan Yang Jatuh Ke Tanah
38
Chapter 38 : Tunduk Padaku Atau Mati
39
Chapter 39 : Pengaturan Empat Bidang
40
Chapter 40 : Putri Yang Sombong
41
Chapter 41 : Rumor Hanyalah Rumor
42
Chapter 42 : Aku Lebih Memilih Mati
43
Chapter 43 : Penyambutan Murid Akademi
44
Chapter 44 : Sepertinya Ada Yang Salah Denganku
45
Chapter 45 : Seorang Master
46
Chapter 46 : Sebidang Tanah Perbatasan
47
Chapter 47 : Hadiah Raja Ragnar
48
Chapter 48 : Earl Edward
49
Chapter 49 : Si Iblis Penyembuh
50
Chapter 50 : Merebut Antrian
51
Chapter 51 : Tim Ekspedisi Baru
52
Chapter 52 : Serangan Dari Luar
53
Chapter 53 : Kemunculan Tim Ekspedisi Baru Kekaisaran
54
Chapter 54 : Sampaikan Pesanku
55
Chapter 55 : Bertemu Lagi Dengan Yennefer
56
Chapter 56 : Musuh Para Iblis?
57
Chapter 57 : Dia Bangsawan Yang Baik
58
Chapter 58 : Pertemuan Raja dan Ratu Dari Kerajaan Berafiliasi
59
Chapter 59 : Sebuah Peringatan
60
Chapter 60 : Iblis Es Dan Api
61
Chapter 61 : Bertemu Teman Lama
62
Chapter 62 : Perpisahan Iblis Lily dan Murid Ed
63
Chapter 63 : Kembali Untuk Menyembuhkan Sang Ratu
64
Chapter 64 : Awal Dari Pembantaian
65
Chapter 65 : Tarian Bunga Api
66
Chapter 66 : Kemunculan Makhluk Legenda Naga
67
Chapter 67 : Kekalahan Tim Ekspedisi Kekaisaran
68
Chapter 68 : Menyembuhkan Sang Ratu
69
Chapter 69 : Tabib Kerajaan
70
Chapter 70 : Kematian Misterius Tabib Kerajaan
71
Chapter 71 : Seorang Petinggi Menjadi Bawahan Tuanku
72
Chapter 72 : Sang Ratu Terbangun
73
Chapter 73 : Berbeda Dari Apa Yang Ada Diingatannya
74
Chapter 74 : Konflik Pencabutan
75
Chapter 75 : Kartu Truf Sang Raja
76
Chapter 76 : Rencana Diplomasi
77
Chapter 77 : Langkah Awal Dan Tujuan Baru Sang Pangeran
78
Chapter 78 : Kehadiran Yang Kuat
79
Chapter 79 : Darah Dibalas Dengan Darah
80
Chapter 80 : Melarikan Diri, Selir Juleaha Memilih Pergi
81
Chapter 81 : Merekrut Reus
82
Chapter 82 : Keraguan Dan Kembali
83
Chapter 83 : Kembalinya Ras Buas Ke Benua Utama
84
Chapter 84 : Keributan Yang Tidak Perlu
85
Chapter 85 : Kebodohan Yang Memuncak
86
Chapter 86 : Pengaturan Tugas Baru
87
Chapter 87 : Pangeran Julius
88
Chapter 88 : Berlatih Dan Bersantai
89
Chapter 89 : Saatnya Pergi
90
Chapter 90 : Pergi Bukan Berarti Berpisah
91
Chapter 91 : Kontrak Darah Prajurit Baru
92
Chapter 92 : Hadiah Kecil
93
Chapter 93 : Bertindak Gila Untuk Bertahan Hidup
94
Chapter 94 : Si Kecil Zahard
95
Chapter 95 : Tuan, Mohon Beri Perintah
96
Chapter 96 : Mustahil
97
Chapter 97 : Kembalilah Dan Berkemas
98
Chapter 98 : Kesempatan Kedua
99
Chapter 99 : Tuan Rumah Yang Sesungguhnya
100
Chapter 100 : Utusan Kekaisaran
101
Chapter 101 : Waktunya Kembali Dalam Rencana
102
Chapter 102 : Kau Pasti Bisa
103
Chapter 103 : Kedatangan Lily
104
Chapter 104 : Dia Seorang Master
105
Chapter 105 : Surat Yang Tidak Pernah Sampai
106
Chapter 106 : Tukang Pamer
107
Chapter 107 : Harapan Dan Kembali
108
Chapter 108 : Menjemput Kakak Dan Calonku
109
Chapter 109 : Kekecewaan Warga
110
Chapter 110 : Lupakan Saja Dia
111
Chapter 111 : Perkembangan Para Goblin
112
Chapter 112 : Membentuk Departemen Keuangan Goblin
113
Chapter 113 : Harga Yang Harus Dibayar
114
Chapter 114 : Lihatlah Di Mana Posisimu Berada
115
Chapter 115 : Sebenarnya Dialah Sang Putri
116
Chapter 116 : Berdirinya Kerajaan Binatang Buas
117
Chapter 117 : Kuil Suci Dan Anak Cahaya
118
Chapter 118 : Dalang Di Balik Semua Kekacauan
119
Chapter 119 : Pemberontakan Pangeran Philip
120
Chapter 120 : Perekrutan Hewan Peliharaan Baru
121
Chapter 121 : Dekrit Baru Sang Kaisar
122
Chapter 122 : Rapat Pertama Di Kekaisaran Menara Kembar
123
Chapter 123 : Pesan Penting Dari Ibu Kota
124
Chapter 124 : Si Penyusup dan Sang Pembawa Pesan
125
Chapter 125 : Eksistensi Misterius
126
Chapter 126 : Rantai Pengekang
127
Chapter 127 : Kepulangan Sang Pangeran
128
Chapter 128 : Rapat Dengan Utusan Kerajaan
129
Chapter 129 : Pengakuan Dosa
130
Chapter 130 : Tekat Dan Keyakinan
131
Chapter 131 : Percakapan Dua Bocah Kecil
132
Chapter 132 : Ras Dwarf
133
Chapter 133 : Kembali Ke Rumah
134
Chapter 134 : Perkembangan Sang Tuan Dan Makhluk Bayangannya
135
Chapter 135 : Jejak Kedatangan Seorang Ahli
136
Chapter 136 : Pertemuan Yang Tidak Disengaja
137
Chapter 137 : Bergabung Ke Barisan Terdepan
138
Chapter 138 : Bunyi Terompet Peperangan
139
Chapter 139 : Pertarungan Di Antara Para Ahli
140
Chapter 140 : Pasukan Pengalihan
141
Chapter 141 : Perburuan Master
142
Chapter 142 : Ilusi Penciptaan Scott dan Violet
143
Chapter 143 : Kematian Yang Menyakitkan
144
Chapter 144 : Seorang Kepala Cabang
145
Chapter 145 : Bergegas Kembali Ke Ibu Kota
146
Chapter 146 : Kegagalan Lainnya
147
Chapter 147 : Mengkhawatirkan Sesuatu Yang Tidak Perlu
148
Chapter 148 : Kedamaian Untuk Seluruh Seluruh Ras Di Daratan Benua
149
Selesai : I'M THE NECROMANCER KING
150
Pemberitahuan : Series Buku Kedua Sudah Tersedia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!