Chapter 13

Indah datang bersama Bi Siti dan sengaja mengambil tempat duduk yang sedikit temaran dan pandangan jelas mengarah ke sudut ruangan yang ada Dhani disana dengan dua orang wanita yang satunya Indah kenal sebagai patner dan yang satunya entahlah, Indah tidak peduli.

Selama ini Indah tidak menjawab semua chat Dhani karena dia sedang berjuang meminta restu kepada kedua orang tuanya, Indah pun tidak ingin Dhani merasa bersalah saat dia tahu usaha Indah seperti apa untuk meyakinkan kedua orang tuanya.

“Indah, kamu hanya menurunkan harga dirimu bersama dia, kamu tidak akan bisa bahagia, dia bajingan, dan Mama Papa ngga bakalan restui hubungan kalian, kamu akan mencoreng nama baik kami dihadapan keluarga besar dan masyarakat”

“Ma, Pa, Indah bisa bahagia sama dia, itu masalah Dhani, saat ini dia telah berubah, kalian tidak tahu apa yang dia lalui mengapa Dhani bisa melakukan itu, tidak hanya Dhani, mama papa tidak akan paham apa yang aku lalui, aku dan Dhani sama ma, kami memiliki kekurangan, kami saling memahami, kami saling menerima, Indah bisa menjadi diri Indah seutuhnya hanya saat bersama Dhani, ma”

“Indah, jangan keras kepala, banyak diluar sana yang bisa menerima keadaanmu, kamu anak kami, dan itu tidak mustahil untuk mendapatkan calon suami untukmu”

“Mama Papa egois, menuntut Indah menjadi anak yang baik sedangkan kalian, apakah kalian sadar sudah menjadi orang tua yang baik?”

Satu tamparan keras mendarat di pipi mulus Indah, tamparan dari mama nya.

“Indah, dengarkan mama, kau tidak pantas mengatakan itu, kamu pikir kami melakukan semuanya untuk siapa? Ha?! hanya untukmu Indah, karena kamu cacat setidaknya manusia di luar sana tidak membuangmu, dunia tidak membuangmu karena kamu bergelimang harta”

Mendengar ucapan Mama nya, Indah masuk kedalam kamar dan membanting pintu.

“Indah, kalau kau masih keras kepala, jangan pernah menganggap kami orang tuamu lagi!” teriak mama Indah

...****...

Kali ini Indah fokus kepada tangan Rasty yang bertengger di lengan Dhani, tatapn teduh Indah seakan-akan mengisyaratkan kerinduannya yang mendalam kepada Dhani, dia begitu lelah berdebat dengan kedua orang tuanya yang menentang hubungan mereka.

“Dhani, andaikan kamu tahu, aku ngga pernah peduli dengan masa lalu kamu, karena aku tahu setiap orang memiliki kesalahan dan masa lalu” batin Indah.

Indah tidak menduga dengan apa yang di lihatnya di Café, secepat itu Dhani melupakannya, dia sedang menikmati kebebasannya, bahkan terlihat sangat mesra dengan wanita yang selama ini dia dalihkan sebagai sahabat belaka.

Sealam seminggu, Dhani dan Rasty terlihat selalu bersama, kemanapun dan di manapun, Rasty layaknya perangko yang selalu mengikuti kemanapun Dhani berada walaupun berbeda project. Selama seminggu itu pun Indah menjadi mata-mata yang beraada di sekitar Dhani dan melihat apa yang Dhani lakukan, Indah termakan api cemburu.

...***...

Jam sudah menunjukan pukul 23.00 pm, Dhani sedikit lelah berada di sebuah Café setelah me-review tulisan beberapa hasil project wawancara mereka. Rasty yang merasa masih segar menawarkan diri untuk menjadi sopir pribadi untuk Dhani, dan Dhani mengiyakan saja, sepanjang perjalan Dhani tertidur sangat lelap, hingga tiba di halaman rumah pun Dhani masih tertidur.

Rasty melihat itu mendekatkan wajahnya ke wajah Dhani,

“kamu akan meraskaan apa yang aku rasakan Dhani, rasa sakitku tak bisa hilang begitu saja sampai aku bisa melihatmu benar-benar hancur” batin Rasty dengan memandangi wajah Dhani puas

“Dhani bangun, kita sudah sampai,” Ucap Rasty lembut

Dhani yang mendengar itu, terssadar dan melihat wajah Rasty yanh tepat berada di hadapannya, membuat Dhani mengambil sedikit gerakan mengucek mata agar Rasty sedikit menjauh.

“Ok thanks, nggak mampir, nginap sekalian?” tawar Dhani yang merasa Rasty telah menjadi sahabatnya, orang yang Dhani percayai

“nggak ah, kita bukan muhrim” ledek Rasty

Mendengar itu, Dhani mengacak rambut Rasty “bagiku, kamu itu pria, sudahlah, hati-hati ya..” teriak Dhani berlalu.

Dhani membersihkan dirinya di bawah guyuran shower dengan air hangat, dia memegang jantungnya “Aneh, aku merasa tadi Rasty sangat dekat denganku saat aku tertidur, apakah aku bermimpi? Dan mengapa jantungku berdebar saat kurasakan jemarinya menyentuh wajahku? Atau apakah aku rindu dengan Indah akhirnya perasaanku kalut kemana-mana tak menentu.” Tungkasnya kemudian Dhani menyelesaikan ritualnya.

...****...

Praaaangggggggggg……..

Suasana kamar berantakan, Bi Siti berlarian memasuki sumber suara yang tak lain adalah kamar Indah, wanita yang selama ini di asuh oleh Bi Siti, wanita sabar yangt ak pernah sekalipun marah, merengek bahkan mengeluh saat itu membuat Bi Siti melihat sisi lain dari Indah.

Karena hubungannya dengan Dhani, ancaman kedua orang tuanya, membuat Indah mengeluarkan sisi lainnya, Indah mersa sangat tertekan, Indah melempar semua benda yang ada dikamarnya, menghamburkan semua buku yang berjejer dan merobek semua buku catatannya.

Indah bisa menahan ancaman kedua orangtuanya tapi indah tidak bisa menahan amarahnya saat melihat lelaki yang di cintainya bermesraan dengan wanita lain, jangankan bermesraan, wanita itu menyentuh lelakinya, bahkan jika perempuan itu menatap lelaki yang di cintainya, Dhani. Indah serasa ingin membakar dunia ini sebagai peringatan bahwa lelaki yang tengah mereka tatap adalah miliknya.

Indah marah, Indah kecewa, melihat Dhani begitu cepat tertawa lepas dan melupakan apa yang terjadi dengan hubungan mereka bahkan Dhani bersenang-senang bersama wanita lain. Itu adalah penilaian Indah dari apa yang selama ini terjadi didepan matanya.

“Nak Indah, sudahlah, jangan seperti ini” ucap Bi Siti memeluk Indah, berusaha menenangkan, sedangkan Indah menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Bi Siti.

...****...

Rasty tersenyum senang saat Dhani menerima ajakan Tiara untuk party yang kesekian kalinya di sebuah Club. Rasty merasa bahawa rencananya akan berjalan mulus bersama Tiara, tapi mereka masih butuh waktu sedikit lagi, tidak terburu-buru.

Mengingat Tiara jika di sandingkan dengan Indah mereka banyak kesamaan, dari segi kecerdasan dan kecantikan, Rasty tersenyum saat Dhani sesekali memuji Tiara “Tentu saja Tiara denganmu cocok, karena kalian sama-sama player!”. Batin Rasty

Suasana Club seperti biasa bising dengan musik DJ, Dhani sebenarnya tidak begitu menikmati suasana , Dhani memilih jauh dari kerumunan dan sesekali meneguk minuma yang di tangannya, minuman rendah alkohol. Rasty yang saat itu bersamanya tiba-tiba pamit dengan berdalih akan mengangkat telfon kekasihnya yang baru beberapa hari itu menjalin kasih, alasan lainnya adalah Rasty memberi ruang kepada Tiara untuk mendekati Dhani, dan tak lupa Chat gelap kembali terkirim ke nomor ponsel tiara,

...“kamu bisa melihat Dhani yang sebenarnya di club Retro saat ini, wanita yang bersamanya adalah kekasih yang sebenarnya, yang cerdas, terkenal dan yang pastinya tidak introvert sepertimu” Sent!

Terpopuler

Comments

Ummu Kalsum

Ummu Kalsum

indah 😭😭😭😭😭😭😭😭😭

2023-04-14

0

Nona Alaxander Nicole

Nona Alaxander Nicole

aku juga pernah diposisi itu, cinta terhalang restu

2023-04-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!