"Dhani, kamu ini gimana sih. Kalau aku tahu kamu pacaran sama penulis itu, aku udah lama minta kamu bikin lebih banyak lagi pemberitaan tentang dia dan kamu juga bakalan untung karena terkenal, tidak hanya perusahaan, bahkan kamu bisa dapat bonus dari perusahaan berlipat kali"
"Maaf pak Fery, hubungan kami tujuannya bukan untuk itu...."
"halaahhh sudahlah, di jaman sekarang itu butuh uang, kamu memang bisa dapat restu dari anak konglomerat dengan kerjaan kaya gini Dhan,??!"
"lagian yaa, kenapa bisa berita ini bukan dari perusahaan kita, dari mana mereka tahu semua tentang keluarga pacar kamu itu, kalau bukan sama kamu, kamu jujur dibayar berapa sama mereka Dhani?!"
"bahkan saya tidak tahu pak dari mana mereka mendapat berita itu" karena seingat Dhani, semua tentang Indah terkunci rapat dalam laptop yang tidak seorang pun pernah meminjamnya. Dhani tidak memiliki kecurigaan kepada siapapun.
Sebenarnya Dhani juga merasa bersalah untuk pemberitaan tersebut, tapi Dhani tidak memiliki jalan atau solusi untuk masalah tersebut, Dhani tidak ingin menuduh karena tidak ada kecurigaan sama sekali tentang seseorang menyabotase laptop miliknya, Dhani hanya berkesimpulan bahwa ada penguntit yang ahli bisa menangkap semua berita tentang privasy Indah.
"Maafkan aku Indah, Aku tidak bisa membantu apapun, kuharap kamu baik-baik saja". Gumam Dhani.
Media gencar berada di depan gerbang rumah Indah untuk mencari kebenaran tapi mereka tidak mendapatkan apapun, karena Indah tidak memberi pergerakan, persediaan kebutuhan Indah semuanya siap untuk sebulan dalam rumah tidak membuat Indah menyerah untuk menunjukan diri.
Begitupun dengan Dhani yang mendapat teror oleh beberapa teman wartawan dulu yang sempat meniti karir bersama Dhani, tapi Dhani pandai mengjindar dengan banyak cara, Dhani sudah mengetahui tehnik wartawan dalam mencari berita, Dhani hanya perlu menghindari mereka.
...****...
Seminggu berlalu, kesehatan Indah down karena pemberitaan tersebut, selama itu pula Indah hanya berdiam diri di kamar, Indah masih tidak percaya bahwa hasil dari jatuh cinta tidak sesuai dengan harapannya, Indah kembali meraih buku catatannya dan menulis sebuah kalimat,
"Kamu lupa menyadari, bahwa seseorang yang memperlakukanmu dengan sangat baik lebih dari kata spesial dalam hidupnya adalah orang yang akan membuat sebuah luka yang susah untuk kamu sembuhkan suatu hari nanti."
Indah akhirnya memilih duduk di taman dengan memandang kupu-kupu yang beterbangan, tiba-tiba terasa langkah kaki berhenti tepat dibelakang Indah,
“Bi, aku malas makan, simpan saja cemilannya di meja”
Tapi tanga orang tersebut tetap menyodorkan piring dari samping,
“Bi, kumohon jangan ganggu aku, aku sedang tidak berselera untuk makan apapun”
“Nona Indah Widjaja, kamu mau nambah nyusahin orang lain yaa?”
Suara lelaki yang asing, Indah memutar kursi rodanya dan terlihat sosok lelaki yang Indah yakin usianya lebih muda dari Indah.
“Siapa kamu?”
Lelaki tersebut tersenyum dengan memperlihatkan dimple yang sangat manis didepan Indah,
“Hai, aku Dimas”
“Aku tidak mengenalmu”
“Justru karena itu aku memperkenalkan diri”
“apa yang kau lakukan disini?”
“Untuk sementara aku akan menjadi penghuni rumah ini juga”
“siapa yang mengizinkannya?”
“yaa tentunya om dan tante widjaja”
“cepat pergi, aku tidak suka ada manusia asing dirumah ini”
“silahkan protes dengan kedua orang tuamu”
Indah memutar matanya jengah dan kembali memandangi taman yang berada di hadapannya. Dimas adalah anak dari sahabat Pak Widjaja yang sedang study lapangan tapi yang sebenarnya adalah pak Widjaja menyuruh Dimas tinggal dirumah tersebut agar Indah bisa menyukai Dimas dan mereka bisa menjalin hubungan.
Dimas adalah salah satu kandidat jodoh yang di pilih oleh keluarga Indah tanpa sepengetahuan Indah, sedangkan alasan lain di balik perjodohan itu adalah Dimas anak dari orang yang berpengaruh terhadap karir Papa Indah agar tetap bisa melanjutkan jabatan untuk periode selanjutnya dalam dunia politik.
...****...
Sebulan berlalu, Indah dan Dimas semakin dekat dengan cara yang berbeda, watak Dimas dan Indah yang sangat bertolak belakang membuat mereka hampir setiap harinya berselisih paham, Dimas yang suka Jail sedangkan Indah yang menyukai ketenangan tidak pernah sinkron dengan apapun.
Dibalik semua itu, ternyata Dimas sudah menyimpan rasa dengan Indah terlepas usia mereka yang berbeda itu tidak masalah untuk Dimas, dimata Dimas, Indah adalah wanita yang spesial di hatinya, entahlah Indah.
“Indah…. Indah…”teriak Dimas
“Bisakah kau lebih sopan sedikit? Aku lebih tua darimu”
“sudah, jangan bawel, cepat cicipi pisang goreng buatanku, enak tidak?”
Indah memperhatikan pisang yang berada di atas piring dengan hidangan yang sangat aneh, terlihat hitam pekat dan berantakan, Dimas pun berpenampilan berantakan dengan celemek yang masih digunakannya begitu kotor dengan beberapa noda terigu dan saos.
“kau ingin meracuniku ya?”
“siapa yang ingin meracunimu, cepat cicipi”
“aku tidak mau, bentukannya saja gini, apa lagi rasanya”
“Don’t judge bye cover”
“ngga ada, aku ngga mau cicipi”
“ayolah indah, sedikit saja”
“kenapa warnanya hitam?”
"Karena tadi aku menggunakan metode menggoreng pisang dengan cara yang lain, beda dari biasanya"
"metode apa?"
"Tiriskan minyaknya, setelah minyak menggelembung artinya minyak udah panas, masukin pisang untuk di goreng, abis tuh tinggalin, karena meninggalkan saat menaruh harapan itu ngga ada yang lebih sakit"
"kamu ngomong apa sih, aku nanya serius." timpal Indah dengan nada kesal.
“itu cokelat indah sayang, tenang aja, ini enak”
Mendengar kata sayang, Indah sedikit merona, “baiklah, setelah itu pergi dari hadapanku”
“siapp indah cantik” dengan cengengesan.
Setelah Indah mencicipi, rasanya lumayan Enak, tapi Indahsedikit gengsi mengakuinya, alhasil Indah memberi isyarat seakan-akan mual dengan pisang goreng tersebut,”Ah masa seburuk itu?” gumam Dimas dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian berlalu.
Indah yang melihat itu hanya tertawa geli, menurut Indah itu sangat lucu dan menggemaskan.
...*****...
Akhir pekan tiba, untuk pertama kalinya Indah meng-iyakan ajakan Dimas untuk liburan ke puncak bersama Bi siti dan satu sopir pribadi mang Dadang, mereka menghabiskan malam dengan bernyanyi dan menyantap banyak kudapan hangat dengan suasana pegunungan yang dingin, menikmati bintang dan suara jangkrik.
Indah sangat senang, senyumnya tak henti tercetak diwajahnya, Dimas pun begitu menikmati senyum yang Indah tampakkan.
“Apa rencanamu setelah kuliah Dim?”
“Kerja”
“di kantor ayahmu?”
“Tidak, sejujurnya dia bukan ayah kandungku, aku tidak ingin berutang banyak padanya, aku harus mandiri”
“Maksudmu om Lukman bukan ayah kandungmu?”
“Iya, ini rahasia yang hanya kamu saja aku bagi”
“hmm, bagaiamana bisa kau tahu?”
“aku sejak kecil berada di panti asuhan dan sejak om lukman mengadopsiku, aku sudah ingat banyak dengan rumah tempat tinggal pertamaku”
“kamu suka menulis?”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Ummu Kalsum
pasrah😭😭😭😭😭😭😭
2023-04-14
0
Zhu Yun💫
indah tidak baik-baik saja Dhani 😭
2023-04-12
0
Blue Love
Betul syekali Thor... Kadang Luka hadir dari org terdekat kita.
wes ra usah percoyo karo sopo sopo.
percaya sm diri sendiri saja.😁😁
2023-04-12
1