Rasti pun termasuk salah satu korban Dhani dari pemberi harapan palsu, selama ini Rasty telah menyatakan perasaannya ke Dhani dan jelas dia mendapat penolakan bahwa Dhani sudah terlanjur menganggapnya sahabat dan Dhani hanya menjalin hubungan dengan wanita yang baru dikenalnya.
Flashback...
di Cafe Orange...
Rasty duduk dengan tidak karuan, sesekali meneguk jus didalam gelasnya, tangannya terasa dingin dan sesekali Rasty mengepal tangannya untuk menutupi perasaan gugup Rasty,
"kamu kenapa sih Ras, lagi dapet?" tanya Dhaninyang sesekali melirik Rasty yang sedang gelisah.
"em? Nggak..."
"terus kamu kenapa? Aku ngga konsen review tulisan ini kalau kamu gitu"
"loh, aku kenapa? Aku biasa aja"
"ya udah, liat ini, gimana nurut kamu?" tanya Dhani dengan menyodorkan laptop yang berada di hadapannya.
"yang mana?"
Dhani kemudian berpindah tempat disamping Rasty, dengan jarak yang begitu dekat, membuat Rasty menarik nafasnya dalam, tercium jelas aroma parfum masculin tubuh Dhani,
"hei Ras, kamu liatin apa sih, fokus liat kelayar"
"eh sorry sorry"
Mendengar itu, Dhani menatap tajam Rasty, "kamu mikir jorok yaa? Liatin leher aku dari tadi? Ayo ngaku" ledek Dhani.
"ah, nggaa.. Apaan!"
"ya udah, fokus".
Rasty menghembuskan nafasnya berat kemudian menatap layar dengan fokus, dan memberikan beberapa ide untuk tulisan yang Dhani review.
"nah, gitu dong, kamu ngga makan?"
Rasty hanya membalasnya dengan gelengan kepala.
"ya udah, biar aku aja yang pesen".
Acara makan dan menyelesaikan laporan pekerjaan selesai, mereka siap-siap untuk meninggalkan cafe tapi Rasty sudah bisa menahan diri lagi atas semua sikap Dhani ke Rasty yang membuat Rasty salah paham dengannya,
"Dhani...."
"emmm," balas Dhani yang masih sibuk menatap layar Hp nya.
"aku mau ngomong sesuatu"
"iya,..."
"Dhani...."
"Dhani....!"
"sory sory, aku tadi balas chat narasumber"
Rasty dengan kesal berdiri dari tempatnya,
"Rasty sorry deh, yaa cantik" ucap Dhani dengan memegang tangan Rastu memelas.
Wanita mana yang tidak menyukai lelaki manis seperti Dhani, normalnya seperti itu.
"kamu mau ngomong apa?"
"ngga jadi!"
"yah ngambek"
Mereka akhirnya meninggalkan cafe tersebut dengan menggunakan sepeda motor, seperti biasa Rasty mengantar Dhani sampai didepan lorong gang ke kosan Dhani.
Sebelum Dhani berjalan memasuki gang, Rasty teriak "Dhaniiiiiii, aku suka kamu, aku tunggu jawaban kamu lewat telfon yaaa...." Rasty lansung menancap gas kemudian meninggalkan Dhani yang nampak linglung di tempatnya.
Drrrrttt...
Drttttt...
Drrttttt...
"Halo, Ras...."
"Dhan, maafin aku yaa, harusnya di cafe tadi aku ngomong, tapi aku ngga punya timing yang tepat"
"Ras aku sayang sama kamu tapi....."
Mendengar itu Rasty kegirangan tanpa tahu kelanjutannya, "Serius Dhan? Kamu sayang sama aku? Aku juga sayang banget ama kamu Dhan, udah lama".
"Ras, tunggu dulu, rasa sayang aku ke kamu itu, rasa sayang kakak ke adik perempuannya, ngga lebih ras"
"maksud kamu Dhan?" volume suara Rasty sudah mulai merosot.
"iya, Ras. Aku sayang sama kamu seperti itu, ngga bisa lebih, lagian kita sahabatan kan? Kamu udah tau busuknya aku gimana, kenapa kamu masih nekat jatuh cinta sama aku Ras?"
"aku juga ngga tahu Dhan, aku ngga tahu sejak kapan aku suka sama kamu, entah saat aku tahu kebusukan kamu atau sebaliknya, aku hanya ngerasa hampa ngga ada kamu dhani dan aku sadar aku suka sama kamu".
"kamu nyaman aja Ras, bukan karena bener-bener cinta"
"ngga Dhan, aku beneran suka ama kamu"
"udah yaa Ras, aku hargain perasaan kamu, tapi aku ngga bisa, kamu itu adik aku, sahabat aku di perantauan, aku ngga bisa nyakitin kamu Ras"
"tapi penolakan kamu udah nyakitin aku Dhan" Rasty sudah mulai terisak.
"lebih baik kamu sakit sekarang Ras, dari pada aku menerima kamu karena alasan lainn selain cinta maafin aku Ras."
tutt....
Tut....
Tutt....
Rasty mematikan panggilan telfon tersebut.
Rasty sakit hati dan berusaha menghilangkan perasaannya karena Rasty dan Dhani berada dalam satu lingkup pekerjaan. Rasty termasuk orang yang juga profesional dalam bekerja, dia tidak ingin mencampur adukan perasaan dan pekerjaan. Sering kali Rasty merasa kasian dengan banyak wanita yang selama ini mendekati Dhani yang hanya berujung ketidakjelasan.
Dhani sangat mudah dekat dengan wanita manapun yang diinginkan, karena tidak hanya wajah Dhani yang mendukung tapi Dhani juga lihai membuat nyaman para wanita tersebut, jika mereka sudah mengejar Dhani dan Dhani sudah merasa bosan dengan tingkah mereka, Dhani akan berubah 360 derajat menjadi manusia yang sangat amat tidak peduli, hingga akhirnya para wanita tersebut mundur secara perlahan sedangkan mereka sudah banyak berkorban untuk Dhani.
Rasty terkadang merasa berdosa dibuatnya. Harusnya Rasty memberitahu para wanita yang mendekati Dhani lebih dulu untuk tidak berlebihan menaruh dan berkorban untuk Dhani karena watak Dhani tidak akan bisa mereka tebak.
Sebagai orang yang Dhani anggap sebagai sahabat, Rasty seriing memberi nasehat kepada Dhani,
“kalau tidak suka jangan beri harapan Dhan, kasian mereka”,
“Ras, jatuh cinta bukan larangan, aku memberi mereka peluang untuk merasakan itu dan juga menyadarkan mereka bahwa tidak semua perasaan harus terbalas, lagian aku sangat biasa, mereka saja yang menganggap responku berlebihan”
Firasat Rasty kali ini pun benar, Dhani menargetkan Indah tapi tidak, bukan tatapan target tapi tatapan kagum, apakah kali ini Dhani kasmaran?!
...***...
Masih di dalam ruang reserve Restaurant Harmoni Square,
“satu pertanyaan terakhir, kenapa Mba Indah mneggunakan inisial Sampul Usang, apa makna dari nama tersebut?”
Indah diam sesaat.
“untuk satu pertanyaan ini, saya belum siap menjawabnya”
“baiklah, cukup untuk saat ini, lain waktu apakah saya bisa lebih mengenal Mba Indah?”
Indah hanya tersenyum dan senyuman indah membuat jantung Dhani berdegup, tapi degupan itu tidak sekencang untuk menagih janji pak Fery untuk mengangkatnya sebagai asisten manager di kantor saat dia berhasil mewawancarai penulis misterius di tanah air.
Dhani berharap, indah adalah orang yang bisa membuatnya memberi jalan untuk karirnya.
Setelah pertemuan itu Dhani dan Indah lebih dekat lagi. Dhani dan Indah sesekali saling membalas Chat di applikasi hijau, sesekali saling memberi perhatian, saling mengingatkan makan dan menjaga kesehatan, Dhani bukan anak remaja kemarin yang tidak memahami bahwa Indah menyukainya, Dhani ahli halam hal itu, tapi Dhani masih selalu dalam pertimbangan tentang ambisinya menjadi sukses.
“Indah adalah peluangku, aku harus menaklukkan hatinya. Suatu saat perlahan tapi pasti aku akan bisa memiliki jabatan yang tinggi seperti pak Fery, ya… aku muda dan penuh ambisi, apapun akan aku lakukan demi karir. Demi memperbaiki kondisiku selama ini yang serba pas-pasan! Saatnya kamu membuktikan kepada semua orang Dhani bahwa kamu bukan pecundang yang selalu dianggap sebelah mata!” gumam Dhani
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Nuhume
makasih untuk komennya kak
2023-05-06
0
Mom Dian
semoga tidak di jadikan batu pijak untuk meloncat lebih jauh yaa, semoga Dhani benar-benar cinta di balik ambisinya
2023-05-06
1
Bilal Alfarizi
hahaha pake toak keren
2023-04-20
0