“setahuku wanita cacat yang kamu maksud, wanita penulis yang akhir-akhir ini booming kan? Mengapa kau tidak publikasikan saja kecacatannya, bukannya kau bagian pengeditan gambar? Dan I have something plan yang bikin kamu puas, kamu tahu? Aku ngga pernah mendapatkan penolakan dari lelaki manapun, tenang saja”.
Rasty dan Tiara saling melempar senyum kemudian tertawa, seakan mereka paham akan apa yang mereka rencanakan.
“Cheerssssss” dentuman gelas dan suara musikmembuat mereka menikmati malam itu dengan bebas.
...****...
Seperti biasa di saat jam istrahat Dhani akan menghabiskan makan dan mendengar suara lembut Indah di balik telfon atau sesekali mereka akan melakukan panggilan video call.
“Halo, sayang lagi ngapain?” tanya Dhani
“Aku lagi baca dirumah, kamu?”
“Aku lagi dilapangan meninjau lokasi berita ter up todate”
“Ya udah, matiin, kamu kerja dulu”
“Tapi aku kangen…”
“aku juga kangen, sangat. Semenjak kau pindah ke rumah barumu itu, rasanya aneh” timpal Indah
“aneh yaa? Kehilangan aktifitas jadi tukang intip” ledek Dhani
“ngga, aku Cuma merasa kehilangan semangat pagi”
“semangat ngintip? Ha ha ha hayoo Ngaku!” ledek Dhani kembali.
Pipi indah merona dibuatnya.
“Entar malam aku mampir, bawa makanan kesukaan kamu, okey?”
“boleh, sekalian Papa dan Mamaku ingin ketemu, aku sudah berbicara dengan mereka tentang hubungan kita dan entar malam juga ada beberapa keluarga yang akan berkunjung, aku akan kenalin kamu dengan mereka, ya?”
“Iya sayang, its okey yang jelas kamu nggak malu dengan pekerjaan pacar kamu ini yang masih minim”
“its okay, aku udah ngejelasin sama Papa dan mama, kamu sayang sama aku, aku pekerja keras dan bertanggung jawab, aku Cuma butuh itu”
“well, see yaa sayang…”
“See yaa,”
Mendengar itu, Dhani telah mematut-matut pakaian apa yanga akan dia kenakan untuk bertemu dengan keluarga kekasihnya itu,
”aku harus memakai sedikit bermerk, simpel dan sopan karena keluarga Indah pasti dari kalangan pejabat” gumam Dhani.
Waktu telah menunjukan pukul 20.00 pm, diruang lain Indah telah siap dengan Dress dari desiner ternama melekat ditubuhnya, serasi dengan warna kulitnya, set dengan scraf yang selalu menempel untuk menutupi kakinya, rambut Indah tergerai lurus dengan satu jepitan rambut yang simpel dan manis.
Indah tengah sibuk menunggu kedatangan Dhani di tengah beberapa keluarga yang usai makan malam bersama.
“Kenapa lama sekali” gumam Indah harap-harap cemas
“Hai ponakan om yang cantik”
“om Seno? Ya ampun om, Indah kangen, kemana saja?”
“hmm om abis touring, refresh otak” timpalnya
Seno adalah adik dari ayah Indah, satu-satunya kerabat yang menerima Indah apa adanya tanpa mence sedikit pun, satu-satunya keluarga yang memberi kado ditipa ulang tahun Indah.
“katanya malam ini kamu akan kenalin seseorang kepada keluarga kita?”
“iya om, dia orang yang Indah sukai” timpal Indah dengan ceria
Seno mengusap kepala keponakannya itu dengan lembut.
“kau sudah dewasa ternyata.... baiklah, om akan selalu berada dipihakmu, nanti kasi tahu gimana proses kenalan kalian, om jadi pesaran"
"iyaa om.. Tenang aja, Indah akan cerita, Se- mu- anya..."
Mendengar keponakannya menjawab dengan ceria membuat Seno gemas dan mengusap kepala Indah.
"Om..!!! rambut Indah..!!" ucap Indah dan Seno bersamaan.
"Hehehe kau tidak berubah. Baiklah, Om kedalam dulu”
“baik om” balas Indah dengan senyuman
Tak lama kemudian, mobil Dhani memasuki pekarangan rumah Indah, Dhani sudah melihat beberapa mobil mewah dengan edisi terbatas tengah berjejer rapi. Dhani keluar dari mobil dengan membawa sebuket bunga dan beberpa paper bag lainnya untuk Indah.
Indah melihat itu yang sudah menunggu Dhani didepan pintu, Indah tersenyum tatkala Dhani semakin dekat, Dhani terlihat sangat memukau dimata Indah begitupun Dhani yang melihat Indah begitu cantik.
“Sayang maaf lama, tadi macet”
“Its okay” timpal Indah dengan mengulurkan tangannya
Saat jemari mereka saling menggenggam, mereka saling menegur bahwa tangan mereka dingin karena grogi setelah itu mereka terkekeh bersama.
"Mengapa tanganmu sangat dingin sayang?" tanya Dhani
"kamu juga" timpal Indah
“Are you ready?” tanya Indah dengan senyum
“Yes, I am ready” dibalas dengan anggukan yang mantap dari Dhani
Untuk pertama kalinya Dhani merasakan grogi, selama ini Dhani sering menginterview dari berbagai kalangan tapi tidak pernah merasakan grogi sekalipun, apa lagi hanya bertemu dengan orang tua wanita yang mengejarnya, Dhani tidak pernah gentar sedikit pun. Tapi malam itu berbeda, Dhani sesekali menghela nafasnya berat.
Tapi Dhani harus bisa melewati itu untuk bersama dengan wanita yang dicintainya.
Semua tengah berkumpul,
“Hai semuanya, selamat malam, saya Dhani kekasih Indah” ucapan Dhani dengan mantap dengan menebar senyumnya. Yang hadir malam itu beberapa tersenyum tapi tidak dengan pria yang berada diujung sana, tangannya bergetar dan menunjuk Dhani.
“Kaauu… kauu lelaki penipu, brengsek!” ucap Seno dengan lantang
Semua nampak bingung dengan tingkah Seno seperti itu, begitupun dengan kedua orang tua Indah.
“Ada apa Sen?” tanya Papa Indah
Dhani melihat itu nampak pucat, ingatannya berputar mundur tahun lalu, saat masih menjadi pegawai magang di kantor, Dhani memiliki kerja sambilan di sebuah Club, menjadi seorang bartender.
Tepatnya seorang tante-tante memintanya memasuki ruangan untuk membawanya minuman, semuanya berlansung begitu cepat, Dhani yang membutuhkan uang sedangkan tante tersebut membutuhkan pelayanan ekstra.
Wanita itu bercerita bagaimana suaminya yang sibuk, bagaimana dia tak bisa memiliki anak dan itu membuatnya frustasi, melihat suaminya memanjakan anak saudaranya yang cacat.
Di awali dengan curhat, kemudian hari berikutnya tante tersebut intens datang mencari Dhani, memberi Dhani segala yang dibutuhkan, dan akhirnya imbalan yang harus Dhani bayar adalah memberi kepuasan batin yang tidak wanita itu dapatkan dari suaminya.
“oh jadi dia yang membuat kalian bercerai?” tanya mama Indah kepada Seno
“iya mbak, dia lelaki bajingan itu”
Seno berjalan, menghempaskan tangan Indah dan Dhani dan mendorong kursi Indah menjauh, kemudian Seno memberi pukulan bertubi-tubi kepada Dhani, Dhani sedikitpun tidak melawan. Hanya suara Indah yang terisak meminta om seno mengehntikan pukulannya.
Satpam berlari memisahkan Seno dari tubuh Dhani yang penuh darah.
“Pergilah, sebelum masalah ini masuk ke rana hukum dan jauhi anakku” ucap Papa Indah tegas.
Sebelum Dhani pergi, dia menatap Indah senduh dan tetap membela dirinya,
“Saya mungkin salah Pak, tapi apakah bapak tidak intropeksi terlebih dahulu? Mengapa istri bapak mengejar-ngejar saya? Saya tidak pernah memeras dia, tapi dia datang mencari saya dan menyerahkan segalanya, saya hanya melakukan apa yang menjadi pekerjaan saya tidak lebih? Indah maafkan aku.”
...----------------...
Tetalp stay tune yaa..
Kritikan dan saran sangat di butuhkan untuk bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi.🌻🌻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ
yaah.. ketahuan juga deh akhirnya..
menyimpan sesuatu yang busuk, lambat laun pasti akan menguar juga..
trs gimana ya tanggapan Indah.. 😳😳😵
2023-04-25
0
Ummu Kalsum
🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃🙃
2023-04-14
0
AymindU
baru juga jadian🥺
2023-04-12
1