Chapter 2

Dengan segala kekurangan Indah dia juga memiliki Kelebihan. Indah pandai menulis berbagai macam jenis; Novel, puisi dan sesekali Indah menulis artikel di media untuk di terbitkan. Paras Indah tidak diragukan lagi, Indah sangat cantik dengan rambut hitam pekat dan ikal, mata yang bulat, bibir tipis yang merona. Itulah Indah si penulis misterius dan si pengagum lelaki gang.

Indah dengan bakat menulisnya dia kerap kali bercerita tentang perasaan dan kehidupan, perasaan kesepian seperti hidupnya yang hanya berteman dengan pena dan buku.

Karya Indah kini banyak menghiasi setiap perpustakaan di berbagai wilayah di Indonesia, beberapa karya tulisan yang di unggah pada social media yang telah memiliki jutaan pengikut membuatnya mejadi salah satu penulis ternama dengan misterius.

Di tempat lain...

Dhani disibukkan dengan buku bacaan yang berada di tangannya, sesekali Dhani tersenyum, alisnya bertaut, wajah yang datar, wajah dengan menaikkan satu alisnya, menopang dagu, memijat pelipis, menggaruk kepala yang tidak gatal, begitu banyak ekspresi Dhani yang ditunjukan saat membaca buku yang membentuk banyak mimik di wajahnya itu.

Buku dengan biografi yang misterius, tanpa biodata yang jelas, hanya alamat social media tertera, selain itu tidak ada lagi. Dhani mengecek social media penulis tersebut dan benar, tidak ada informasi sama sekali di sana, Dhani mengirim pesan ke akun tersebut tapi sepertinya akun si penulis tak bisa menerima pesan teks apapun.

Dhani sangat penasaran untuk mewawancarai penulis misterius yang karyanya sedang booming itu, tapi hasilnya masih tetap nihil, Dhani kehabisan akal untuk mencari akses bisa bertemu dengannya.

“Gila Ras, sombong banget penulis ini, dia sangat misterius, nge-dm ke blacklist, jual mahal banget, gimana kalau kita kirimin surat untuk kontrak wawancara aja, apa maunya resmi banget gitu ya? apa dia nenek-nenek?”

“Ahh, mana ada nenek-nenek main sosmed”

“Lah, hari gini, yang jadi mayit aja nggak tau main sosmed, anak bayi lahirnya kemaren sore aja hari gini dah main sosmed Ras”

“Ah ngaco kamu”

“Trus ini gimana?”

“Aku pernah denger, kalau dia itu bisa di temuin harus izin ke ibu-ibu yang tiap sabtu ada di villa mewah sono”.

“Sono mana? yang jelas dong”

“nggak jauh dari rumah kamu, villa sebelah gang kamu yang megah itu”.

“Ha? Itu villanya nggak ada yang nempatin.”

“Iya tahu, tapi informasi dari paparazzi, mereka yang biasanya pengen ajuin kontrak wawancara, atau media apa aja gang pengen nemuin dia, mereka semua ke villa itu, walau akhirnya mereka di tolak mentah-mentah, kunci untuk bertemu dengannya cuman satu, kita ke villa itu tiap akhir pekan karena info valid yang aku dapat, tiap akhir pekan gerbang villa itu akan terbuka, dan paling parahnya lagi yaa para direksi yang datang lansung cuman di ladeni depan pagar”.

“Ha? Gila banget, si penulis ini siapa, gitu banget, niat jadi penulis nggak sih?”.

“Udahlah, kamu nyerah aja, belum ada yang berhasil sampai detik ini yang bisa nemuin dia.”

“Nggak Ras, aku tertantang untuk nemeuin lansung si inisial Sampul Usang ini, nggak peduli dengan kontrak, aku pengen tau alasan dia nulis apa? influencer apa gila sih, nolak media mulu tapi tulisannya booming, apa dia bayar?.”

“Bukan bayar juga sih tapi emang karyanya bagus, udahlah Dhan, tidak semua orang pengen terkenal, contohnya si Sampul Usang ini, dia exclusive dan introvert. Mungkin memang dia tidak suka publikasi-publikasi tentang dirinya. Cukup dengan menghadirkan karya-karya dia dan orang menilainya” Tukas Rasti rekan kerja Dhani bijak.

“Ah, kamu pinter ngomong, bisa ngebayangin kalau kita berhasil, kinerja kita bakalan kelihatan”.

“Whatever you said lah, kamu terlalu berambisi."

“Aku Cuma berandai-andai kalau kita berhasil mewawancarai dia, ngangkat profil dia, kita bisa naik jabatan.”

“Udah, mending kerja yang ada sekarang, nggak usah berandai-andai.”

Sementara di rumah megah lengkap dengan semua fasilitas, Indah kembali menulis dengan senyum yang cerah dengan membayangakan sosok Dhani dalam benaknya. Dhani sudah menjadi inspirasi terbesarnya beberapa bulan untuk membuat karya baru lagi yang Indah beri judul "nobodys know but you".

Untung Bibi Siti selalu membantunya untuk mencari informasi tentang Dhani; asalnya, alamat kosnya, statusnya, makanan kesukaan Dhani sampai pada zodiak Dhani. Indah kadang geli membayangkan tingkah Bi Siti yang layaknya intel hanya demi mencari informasi Dhani, Bi Siti bertindak layaknya Sherlok Holmes yang akan memecahkan kasus dalam versi yang berbeda, Bi Siti yang menggunakan kaca mata hitam, payung hitam, masker hitam dan kebaya berwarna membuat Bi Siti menciptakan karya yang baru dalam dunia penyelidikan.

Waktunya menunjukan pukul 23.00 pm, biasanya pukul segini Dhani sudah berada di depan lorong gang dengan langkah yang berat dan wajah yang lelah sepulang kantor, dengan sesekali Dhani memijat pundaknya. Indah sangat hafal aktifitas Dhani dan apa yang Dhani lakukan di jam tersebut saat berada di depan gang, yang terkadang Dhani terlihat keluar dari taksi atau juga Dhani di antar seorang wanita yang Indah yakin itu teman kerjanya, atau Dhani berjalan sendirian dari ujung jalan raya yang berarti dia pulang naik kendaraan umum atau angkot.

Indah gelisah, dari jendela kamarnya yang terbuka belum ada tanda-tanda kehadiran Dhani yang menaklukkan hatinya.

“Udah neng Indah, kenapa sih malu-malu berkenalan, rumahnya deket juga kok dari rumah sini, Den Dhani itu orangnya baik, ramah walaupun terlihat judes dari raut wajahnya aja neng, aslinya mah ramah banget.” Kata Bibi Siti yang tiba-tiba membawa nampang berisi susu, vitamin dan beberapa cemilan untuk Indah.

“Hmmmm apaan sih Bi, tapi kalau mau jujur, aku sih maunya gitu cuma aku malu Bi,"

"loh kok malu? Neng Indah kan cantik"

"kecantikan akan jadi nomor sekian saat fisik seperti ini Bi, aku yakin dia banyak yang naksir di tempat kerjanya, Bibi liat sendiri, dia sempurna Bi.”

“itukan perkiraan neng Indah saja, gimana? mau Bibi sampein salamnya ke Den Dhani? he he he “ledek Bibi Siti

“Ih Bibi, apaan sih, aku kan malu, lagian aku perempuan mana bisa suka lebih dulu”.

“Aduh Neng Indah, jaman sekarang tuh nggak ada cewek atau cowok yang suka lebih dulu, yang jelas mah suka Neng” timpal Bibi Siti.

“Ehh Neng Indah liat, itu Den Dhani udah pulang bareng sama cewek biasa anterin dia”

"serius Bi?"

Indah dan Bi Siti bersamaan melihat Dhani yang tengah turun dari motor yang sedang dia tumpangi dan Dhani terlihat sedang membuka helmnya.

Terpopuler

Comments

Ummu Kalsum

Ummu Kalsum

eak eak Dhani ji

2023-04-14

0

Nurul Maqfirah

Nurul Maqfirah

benar indah suka menulis wkwkwkkw

2023-04-14

0

Nuhume

Nuhume

aku juga 😆😆😆🤣🔥

2023-04-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!