Dhani yang tiba tepat di depan gang kosannya menggunakan sepeda motor bersama Rasty, tengah membuka helmnya,
“Ok Ras. Thanks udah anterin, jangan lupa besok kita berburu untuk profil minggu depan, aku bener-bener penasaran ama si inisial Sampul Usang itu.”
“ahh kamu masih saja ambisi naik jabatan ya”
“iya dong…” balas Dhani sambil mengusap ujung kepala Rasty
Bi Siti menatap sekilas perubahan wajah indah yang tiba-tiba memerah, dengan tatapan yang tajam.
“Sudahlah Neng Indah, diminum dulu susunya” ucap Bibi Siti yang menyadarkan Indah dari tatapannya yang mengisyaratkan kekesalan.
“Eh iya Bi, Mkasih…”
Malam semakin larut, Indah membaca beberapa hasil tulisan puisinya hari itu, Indah memilah untuk beberapa judul yang akan dibukukan selanjutnya.
Di kamar yang lain Dhani merebahkan dirinya dan berpikir bagaimana cara agar dia bisa bertemu dengan penulis yang selama ini bersembunyi dibalik karya-karya indahnya. Apalagi Pak Fery Pimpinan Redaksi menjanjikan promosi naik jabatan bagi yang berhasil mewawancarai dan menuliskan Profil Sampul Usang di majalahnya.
“ini kesempatan yang harus aku kejar untuk naik jabatan, besok aku akan cari tahu penulis inisial Sampul Usang, bagaimanapun caranya” gumam Dhani
Dhani meraih Hp nya dan texting Rasty,
...“Ras, ingat besok misi kita”...
...sent!...
...“tidurlah, kita bahas besok”...
...“iya, aku hanya mengingatkan”...
...sent!...
Rasty sebenarnya salut dengan Dhani, setahun menjadi Patner kerja, Rasty bisa memahami watak Dhani yang keras. Apa yang dia inginkan pasti akan dikejar sampai keujung dunia sekalipun. Tapi kekurangan Dhani adalah setelah mendapatkan apa yang dikejarnya, penasarannya tercapai dia tidak akan peduli lagi!
Cling...
Dhani meraih Hp nya kembali dan melihat notifikasi di layar tersebut nama Rasty
..."Apakah kau sudah tidur?"...
..."belum Ras"...
...sent!...
...“aku sudah mendapatkan info agent yang bisa mengurus segala urusan penjualan bukunya, aku akan coba meminta izin untuk bertemu dengannya dan kita bisa mencari tahu akses untuk bertemu dengan penulis itu"....
...“Kamu serius Ras?!!"....
...sent!...
..."iya, emangnya aku komedian yang suka becanda?!"...
..."Ahh malam ini aku akan bermimpi indah, baiklah. See you”...
...sent!...
Di sudut kamar lain, ada Rasty yang sedang menatap layar hp nya dengan tersenyum manis "Good night Dhani,".
...****...
Sesuai kesepakatan, Dhani dan Rasty mengunjungi seorang penerbit yang mencetak semua karya-karya Indah.
“Mas Dhani, bukannya saya menghalangi niat Mas untuk mengangkat Profil penulis non Indah atau yang dikenal Sampul Usang, tapi Non Indah sangat tidak suka publikasi” jelas Kiki Manager agensi penerbit buku Indah
“oh jadi namanya indah? Hmm apa yang membuat dia….” Ucapan Dhani terpotong
“itu Bi Siti pas banget dateng,…”
Bibi Siti datang dengan memegang amplop yang berisi naskah tulisan indah yang akan di cetak untuk penjualan karya selanjutnya. Dhani kaget dengan kedatangan Bi siti yang selalui Dhani temui di sekitaran gang, dekat kos atau sedang belanja sayuran bersama ibu-ibu yang lainnya. Sesekali mereka saling bertegur sapa di jalan.
“nah tepat, kalau mas Dhani pengen wawancarai Non Indah izin ke Bi Siti dulu” jelas Kiki
"Maksudnya Bi Siti adalah orang kepercayaan penulis Sampul Usang? Tanya Dhani yang masih Syok
Mendengar itu, Kiki mengangguk sebelum Bi siti berdiri tepat di hadapan mereka.
“loh, nak Dhani ngapain disini?” tanya Bi Siti
“Bi, saya mau ngenalin diri dengan lengkap dulu, saya Dhani wartawan dari Luxury Magazine, saya tadi udah ngobrol banyak sama mbak kiki, yang dijelasin sama Mba Kiki barusan bener Bi? Kalau Saya bisa bertemu dengan penulis inisial Sampul Usang melalui Bibi?” tanya Dhani antusias
“Aduh nak Dhani kapan-kapan saja ya! Saya harus mengerjakan hal yang lain”. Kemudian berlalu
Bi Siti tidak ingin menjawab pertanyaan Dhani karena takut salah memberikan informasi, untuk sementara jalan satu-satunya adalah menghindari dan melaporkan ke Indah tentang hal tersebut.
Bi Siti terlihat terburu-buru masuk kedalam BMW yang sedang terparkir dengan jelas di depan gedung kantor dengan gugup.
“Kenapa Bi, kok kaya dikejar maling?” tanya Indah
“Neng indah pasti nggak nyangka kalau barusan saya ketemu sama den Dhani”
“Dhani?!”
“Iya neng, dia pengen wawancarai Neng Indah, tadi kita sama-sama kaget bisa beretemu di tempat ini , tuh … tuh… liat den Dhani keluar”
Dari balik kaca mobil, Indah menatap sosok lelaki yang dikaguminya sedang menatap jalan mencari sosok Bi Siti pastinya.
“Gimana Neng Indah?”
“Bi aku malu, aku takut dia kecewa melihat keadaanku yang catat, tidak seperti dengan karya-karya aku yang mereka anggap luar biasa itu”
“Neng Indah jangan berkecil hati, bukannya Neng Indah sangat ingin berkenalan dengannya, kesempatan ini tidak akan datang dua kali Neng, kan kalau jodoh nggak bakalan kemana, yang usaha dulu” jelas Bi Siti
“Bi, stop manggil Neng, indah nggak suka dengernya, ini usia Indah yang ke dua puluh empat tahun, Indah pengen Bibi manggil Indah dengan sebutan Nak, apa lagi didepan Dhani, Indah udah nganggep Bi Siti orang tua indah” ucap indah sambil memeluk Bi Siti.
Bi siti mendengar itu terharu dan membalas memeluk Indah.
“Ya sudah Bi, aku ngga bisa ketemu sekarang, serahin kartu namaku aja Bi, besok aku akan menemuinya” jelas Indah
Bi Siti turun dari mobil dan menemui Dhani.
"Loh bibi, muncul dari mana kok aku ngga liat, pake pintu ajaib doraemon ya?" ledek Dhani, padahal Dhani sangat girang melihat Bibi Siti, tadinya Dhani sudah merasa putus asa karena tidak bisa mengejar Bi Siti bahkan itu bayangannya.
“Nak Dhani ini kartu nama nak Indah, maaf hari ini masih mengurus banyak hal jadi belum bisa menerima tawaran nak Dhani untuk wawancara, tapi nak Dhani bisa membuat janji dengan nomor ponsel yang ada dalam kartu nama ini” jelas Bi Siti
Dhani mendengar itu sangat bahagia, Dhani memegang tangan Bi Siti yang merasa telah membantu memuluskan rencana Dhani,
“Bi, makasih, nanti Dhani traktir yaa…”
"iya, iya, Bibi permisi dulu"
Dhani hanya membalas ucapan Bibi Siti dengan anggukan, Dhani sangat bahagia, dia tersenyum sumringah, sesekali Dhani terlihat mengecup kartu nama Indah, membuat Rasty yang keluar gedung melihat tingkah Dhani pun menggeleng-gelengkan kepalanya.
"kamu udah gila ya? Karena gagal dapat informasi penulisnya?!"
"Rasty aku memang gila, gila karena bahagia," teriak Dhani
"Ha??!"
"See... " Dhani mengajukan kartu nama Indah ke Rasty
"Serius? Ini kartu nama penulisnya Dhan?"
"Iya Ras, sedikit lagi kita akan mencapai kesuksesan"
"Tapi kamu dapat dari mana Dhan?"
"Dari bibi yang tadi, aku berhasil meluluhkannya"
"Wah Dhan, aku salut sama kamu," balas Rasty yang ikut kegirangan
"tenang Ras, kita akan naik jabatan sama-sama".
Rasty mengangguk dan mereka tertawa bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Ayu Diah
pasti dhani suka haha
2023-04-18
0
Ummu Kalsum
cemburu eak eak haha
2023-04-14
0
Liandiva2630
baru mampir kk, nanti kubaca teruss ya ..
feedback jg ya kk, aku jg butuh masukan nih. penulis pemula
2023-04-13
1