Chapter 4

Setelah Bibi Siti memberi kartu nama Indah dia kembali kedalam mobil duduk bersama Indah, sedangkan Indah sedari tadi masih melihat Dhani dari kejauhan dibalik kaca hitam mobilnya.

Mata Indah menangkap semua mimik wajah Dhani yang terlihat bahagia, Indah pun ikut tersenyum melihat Dhani tersenyum gembira, mungkin ini awal yang harus Indah lewati untuk mereka saling mengenal, tidak ada cara lain, Indah harus berani menghadapi kondisi Fisik yang dia selalu anggap sebagai aib untuk bertemu lelaki yang disukainya.

Drrrtttzzz…

Drrrrttzzz…

Hp milik Indah sudah bergertar kesekian kalinya dengan nomor yang tak dikenal dan Indah yakin bahwa itu adalah nomor Dhani, karena selama ini Indah tidak memiliki kontak selain kedua orang tuanya dan Bibi Siti, selain itu Indah serahkan semuanya kepada Bi Siti, kecuali Dhani orang pertama yang Indah berikan nomor pribadinya.

Drrrtttzzzzz….

Indah memberanikan diri, dengan mengatur nafasnya terlebih dulu untuk yang kesekian kalinya.

“Halo”

“Ya halo…” jawab Indah

“Selamat malam, saya Dhani dari Luxury Magazine yang siang tadi beretemu dengan Bi Siti untuk mewawancarai anda”

Indah terdiam sesaat.

“Halo” sapa Dhani

“Ya halo, maaf tadi aku sangat sibuk jadi tak bisa menerima wawancara dari siapapun”

“nggak apa-apa mba Sampul Usang, maaf sebelumnya apakah saya bisa mewawancarai mba sampul usang? Untuk tampil di majalah kami, profil mba sampul usang akan kami tampilkan di halaman utama"

"Kenapa majalah anda memilih saya di banding penulis yang lain, yang karya mereka sudah lumayan lebih banyak dari pada saya?"

"Karya mba sampul usang sekarang yang menjadi trending topik di semua sosial media, karya-karya mba luar biasa keren, padahal mba penulis baru"

“Karya saya tidak luar biasa itu biasa saja”

“ahh mba Sampul Usang jangan merendah gitu dong, asli 1000 persen karya anda itu luar biasa, buktinya anda memiliki jutaan followers di sosial media anda” puji Dhani

"Jadi gimana mba, apakah saya bisa mewawancarai anda?"

Indah kembali terdiam untuk menenangkan detak jantungnya, membayangkan dia akan segera bertemu dengan lelaki yang sangat disukainya.

"halo...."

"Ya, halo.. Baiklah, besok kita bertemu di Restauran Harmoni Square jam makan siang”

“well, saya tidak sabar untuk pertemuan kita besok, terimah kasih untuk waktunya, see you tomorrow on lunch ya”

Indah tidak menjawab, dia hanya mematikan telfon tersebut. Dhani yang mendapat respon seperti itu, awalnya merasa kesal tapi mengingat dia mendapat persetujuan untuk wawancara, Dhani kembali kegirangan,

"Buset dah ni cewek, main matiin aja hmm tapi ngga apa-apa, yess akhirnya besok aku wawancarai dia, one step closer to naik jabatan, na na na na na"

Setelah percakapan berakhir Dhani sangat girang karena terbesit dikepalanya tentang promosi naik jabatan menjadi asisten manager, Dhani sangat konsisten akan mendapatkannya. Bagaimana tidak, Dhani akan mewawancarai seorang penulis misterius yang tidak ada satupun media yang berhasil melakukannya, Dhani akan memberi berita yang spektakuler, tidak hanya menjadi asisten manager, Dhani juga pasti akan terkenal.

Restauran Harmoni Square..

Dhani dan Rasty sudah lebih dulu tiba di Restauran tersebut, Dhani dan Rasty berbincang dalam ruangan yang telah Indah reserve, sedangkan Indah dan Bi Siti baru tiba di depan Restauran tersebut, Bi Siti bersiap akan mendorong kursi roda Indah berjalan memasuki Restauran.

Indah nampak tegang, dengan sesekali meminta Bi Siti untuk menghentikan langkahnya,

"Stop, Bi...."

"Ada apa nak Indah?"

"kita pulang aja yaa, batalin pertemuan hari ini"

"Loh kenapa?"

"aku ngga bisa Bi, rasanya jantungku mau loncat dari tempatnya"

"aduh santai aja neng, emang gitu rasanya jatuh cinta" ledek Bi Siti

"aduh, pulang aja yaa, Indah ngga sanggup"

"udah didepan mata loh orangnya ngobrol aja, kalau ngga bisa yaa diam"

"aku ngga tau harus ngapain bi"

"tenang aja, ada bibi"

"Bi....."

"Kasian loh nak dhani udah nungguin dari tadi, kamu mau dia sedih? Merasa ngga diharhgai? Soalnya kita batalin tiba-tiba janjinya"

Indah sejenak terdiak, mencerna ucapan Bi Siti yang akhirnya dia balas dengan anggukan. Melihat itu Bi Siti tersenyum dan kembali melanjutkan langkahnya. Mereka melewati beberapa ruangan dan saat itu Bi Siti berusaha membuat Indah agar terlihat lebih Rilex.

Akhirnya mereka tiba didepan pintu ruangan tersebut, dengan mengehembuskan nafas pelan, Indah memberi anggukan kepada para pelayan penjaga ruangan tersebut untuk membuka pintu ruangan.

Saat pintu terbuka, Dhani dan Rasty spontan berdiri dari tempat duduknya semula, Dhani melihat sosok wanita cantik dengan rambut ikal yan terurai, mata bulat, bibir titip, kulit putih, layaknya boneka yang hidup. Dhani takjub dan tak sadar dia sudah menatap Indah lewat dari satu tiga menit.

Sedagkan Rasty dengan cepat merekam penampilan Wujuk fisik Indah,

"Dhani...." bisikan Rasty dengen memukul lengan Dhani untuk menyadarkannya.

"eh maaf he he he"

sekarang terjawablah sudah mengapa penulis misterius itu tidak ingin di publikasikan.

Mereka semua terdiam masing-masing tenggelam dalam kesan pertama.

“Saya Dhani dari Luxury Magazine yang ingin mewawancarai Mba Sampul Usang”

“Panggil saya Indah"

“oh iya Mba Indah”

Indah yang masih gugup hanya mengangguk.

“oh iya kenalkan juga, dia adalah Rasty patner saya, dia yang bertanggung jawab untuk mengambil gambar” jelas Dhani

"Hai" sapa Rasty dengan menaikkan tangannya canggung

“bagaimana kalau kita memesan makanan saja, pasti semuanya sudah sangat lapar” ucap Bi Siti untuk membuat Indah rilex

“boleh-boleh Bi, kebetulan dari tadi Rasty sudah ngeluh kelaparan” jawab Dhani yang berusaha menetralkan suasana

Sesekali Dhani melirik Indah “dia sangat cantik, seandainya dia tidak cacat mungkin sudah banyak yang mengejarnya atau mungkin saja saat ini dia sudah menjadi milik orang, dia cantik dan pintar, apakah sekarang dia memiliki pacar? Ah seandainya aku bisa memikatnya, aku tidak akan sulit membuat berita ter up to date tentang semua perkembangan karirnya” batin Dhani

Pesanan makanan telah di siapkan, Indah makan seperti biasanya walau hatinya sangat bergejolak tapi Indah berusaha maksimal untuk tidak terlihat grogi, berbeda dengan Dhani dan Rastu yang nyatanya mereka makan tanpa table manner seperti biasanya, saat itu mereka makan dengan sangat santun dan bersahaja.

Sesekali Rasty menangkap tatapan Dhani yang selalu memperhatikan Indah, melirik aktifitas Indah, dan sesskali juga tersenyum. Rasty melihat tatapan Dhani khawatir, Dhani menyukai Indah, karena Rasty tahu saat ini Dhani masih dengan hati yang dipenuhi ambisi, hati yang belum tahu akan ujung keinginannya.

Rasty yang sangat mengenal watak Dhani yang kadang tidak memiliki perasaan terhadap orang lain, khususnya tentang hubungan yang serius dengan lawan jenis.

Terpopuler

Comments

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

☠༄༅⃟𝐐🧡 𝐌ɪ𝐌ɪᵇᵒʳⁿᵉᵒ㋛ᵗⓂ

mampir di sini...
kok aku jadi khawatir ya.. tapi entah karena apa.

2023-04-24

1

Dear_Y

Dear_Y

motivasi mu nyebeliiin Dhan!!! 🤨

2023-04-11

1

Darkside

Darkside

its oke

2023-04-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!