Chapter 19

"Indah, semuanya sudah terlambat, aku bukan Dhani yang kau kenal lagi, Dhani yang kau harapkan baik, aku saat ini seorang pemakai obat-obatan dan aku terinfeksi HIV! Aku akan menerima ini dengan lapang, ini karma ku. Jadi, jangan berharap apapun padaku lagi karena begitupun aku, aku juga tidak mengharap apapun lagi darimu! Aku tahu bahwa kau telah menemukan penggantiku, selamat berbahagia Indah….”

Kemudian Dhani meninggalkan Indah yang beruurai air mata mendengar ucapan Dhani.

Dimas melihat Indah keluar dari ruangan itu dengan sesegukan,

“Ada apa indah?”

“Dhani telah memutuskan semuanya, dia tidak ingin bertemu aku lagi mas,” tangis Indah pecah

...****...

Lima tahun berlalu, seorang gadis kecil dengan lolipop dimulutnya dan sesekali bernyanyi di hadapan lelaki yang tengah bersorak untuknya, Dhani.

“Ayah, bagaimana suara Naura, bagus ngga?”

“Bagus dong, kamu kan anak Ayah” timpal Dhani dengan mencolek hidung Naura

“Ayah aku mau makan ice cream yang disana” ucap Naura sambil nunjuk

“Boleh sayang, ayo kita beli”

“ayah tunggu Naura disini saja, naura bisa sendiri”

“iya, iya”

Naura berlarian menuju abang-abang jualan ice cream tersebut, tanpa sengaja Naura terjatuh. Dhani yang melihat dari kejauhan itupun panik berlarian tapi sebelum Dhani tiba sudah ada ibu-ibu yang menolong Naura, dia menggendongnya dan mendekatkan tubuh anak kecil tersebut ke seorang wanita yang duudk di atas kursi roda, kemudian mengusap-usap wajah Naura yang sedang menangis sesegukan.

Jantung Dhani berdegup kencang, dia sangat kenal wanita tersebut, wanita yang Dhani cintai dulu dan mungkin saja sampai saat ini, Indah.

“Indah….”

“Dhani….”

Naura melihat Dhani terdiam dari tangisnya dan berlari kecil memeluk Dhani. Reflek Dhani tersadar dari diamnya, begitupun Indah yang mengukir senyumnya.

“Indah apa yang kau lakukan disini?”

“Aku hanya ingin bersantai di taman ini di temani Bi Asih”

“Ayah, itu tante cantik temen ayah?”

Mendengar itu Dhani mengangguk, sedangkan Indah dengan ramah menyapa Naura dengan manis. Indah dan Dhani memutuskan untuk duduk dibawah pohon rindang, melihat Naura bermain bersama Bi Asih.

“Bagaiamana kabarmu Indah?”

“Seperti yang kamu lihat saat ini,”

“Kamu terlihat lebih ceria dan aku bersyukur untuk itu”

“Aku bosan bersembunyi, kau benar, aku tidak sendiri di dunia ini dan harusnya dunia juga mengenalku”

“bagaimana denganmu Dhan?”

Dhani tersenyum mendengar pertanyaan Indah, sesaat mereka hanyut dengan kejadian masa lalu. Masa lalu yang membuat Dhani tak bisa melakukan apapun saat nightmare yang merupakan kunci pembalasan Dhani dimasa lalu menghasilkan Naura dalam hidupnya. Hidup Dhani yang terpuruk saat itu menjadi memiliki tujuan yang baru saat melihat senyuman Naura di sebuah Rumah penitipan.

Indah pun hanyut dengan kejadian masa lalu, andai Dhani tahu jika Indah pun ikut hancur atas penangkapannya, dan bahkan beberapa bulan setelah itu Indah mendapatkan infromasi mengejutkan bahwa wanita yang bersamanya saat penangkapan disebuah kamar itu tengah mengandung.

Indah merasa ikut andil atas apa yang terjadi pada Dhani, selama Dhani mendekam di penjara, Indah diam-diam membantu keuangan keluarga Dhani terutama ibunya. Seharusnya saat itu Indah tidak peduli ancaman orang tuanya, seharusnya saat itu Indah jujur kepada Dhani tentang masalah yang ia hadapi sendiri, harusnya ia harus saling menggenggam saat masalah berdatangan, harusnya Indah mengecek pesan text di hp nya itu apakah kebenarannya sesuai apa yang terlihat atau ada yang ingin menjauhkannya dengan Dhani, harusnya Indah memberitahu Dhani tentang majalah yang membahas mempublikasikan keadaan dirinya.

Saat ini Indah sangat ingin mengatakan semua hal itu tapi mulutnya terasa terkunci. Indah dan Dhani terdiam menikmati angin sepoi-sepoi.

“ayah….” Teriak Naura dengan mekambaikan tangan

“Iya sayang” balas Dhani juga melambaikan tangan

“Dia sangat manis” ucap Indah

Dhani hanya membalasnya dengan anggukan dan tersenyum manis.

"Bagaimana kabar Bibi Siti?" tanya Dhani

Mendengar nama Bibi Siti, senyum Indah memudar, tangan indah saling bertautan untuk menguatkan, air mata Indah berjatuhan. Dhani replek menggenggam tangan Indah, dan memeluk pundak Indah. Rangkulan yang menghangatkan.

"saat ini Bibi Siti sedang berada di Rumah sakit Jiwa, dulu saat penangkapan hanya berselang beberapa bulan dalam tahanan Bi siti berubah, dia suka mengamuk. Aku datang untuk membesuknya, Bi Siti tidak mengenalku lagi". Jelas Indah.

Flashback....

"udah lah neng, kalau suka entar Bibi yang nyari tahu nama dia, kesukaan dia, semuanya deh".

Indah terdiam sesaat mendengar ucapan Bi Siti.

"Gimana?"

"tapi Indah ngga ngerepotin Bibi kan?"

"yaa nggak lahh Neng, oke Bibi mulai besok mata-matain dia"

Esok hari Bibi Siti mulai menyelidiki tentang Dhani, tentang nama, hobby dan kerja. Informasi tersebut lengkap Bibi dapatkan dari tetangga-tetangga kos Dhani.

"trus apa lagi jeng?"

"aduh, jeng ini gitu banget, naksir yaa?"

"udah nini nini kaya gini, udah mau peyot masa naksir anak muda, itu saya mau jodohin sama anak saya" jelas Bibi Siti

"setau saya mah itu aja"

"asal nak Dhani dari mana sih?"

"itu loh, kampung. Jauh banget lah dari sini kalau nggak salah Medan, Belawa".

"Ha? Belawa?"

"Kenapa Bi?"

"orang tuanya kerja apa?"

"itu sih tanya Bu Amira aja, Bu kos nya, pasti dia tahu banyak"

Mendengar itu, Bibi Siti mengepalkan tangannya "aku harap itu bukan kamu". Beberapa hari kemudian, investigasi Bibi Siti semakin dekat dengan jawaban bahwa Dhani adalah lelaki yang selama ini Bibi Siti cari.

"Neng Indah, semua dalam kertas itu laporan tentang Nak Dhani,".

"Wah, Bibi keren, makasih ya Bi" balas Indah dengan sumringah.

Bibi siti meninggalkan Indah dengan senyum yang tidak bisa di tebak. Hari-hari Indah dan Dhani menjadi sangat dekat karena Bi Siti yang sangat berperan besar sebagai mak comblang kedekatan mereka, Bi siti jadi support system untuk hubungan mereka.

"Aku akan membuat kalian saling jatuh cinta, saling memiliki kemudian aku akan membuat kalian merasakan apa yang aku rasakan" batin Bi Siti.

...***...

Rasty terlihat sibuk sedang memata-matai halaman rumah Indah, Bibi Siti mengambil kesempatan itu untuk bekerja sama dengan Rasty,

"Nak Rasty apa yang kamu lakuin disini?"

"Eh, Bibi.. Em ngga ada Bi, aku cuma sekedar lewat mau mam......"

"mampir? Kerumah Nak Dhani? Bukannya Nak Dhani udah tinggal dirumah baru yaa karena naik jabatan?"

"eh iya Bi, saya lupa, kalau gitu saya permisi yaa Bi"

"eh tunggu, selamat yaa Nak Rasty"

"selamat untuk apa Bi?"

"karena pasti Nak Rasty juga naik jabatan"

Mendengar itu Rasty terdiam, sedangkan Bibi Siti sudah sangat paham dengan situasi tersebut, kemudian tersenyum sinis.

"

Terpopuler

Comments

Dear_Y

Dear_Y

mengandung bawang 😭😭

2023-04-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!