BARSHA

BARSHA

Menjengkelkan

Sakit memang menjadi anak perempuan kedua dari tiga bersaudara, ya aku BARSHA gadis dengan nama yang jelek yang berartikan hujan, berbeda dengan kakakku yang memiliki nama Lea, namanya indah dan cantik secantik orangnya, aku juga berbeda dengan adikku yang bernama Wili, dia anak muda yang keren dan selalu di manja oleh ayah, rasanya aku tidak memiliki tempat bernaung, tidak ada yang pernah bangga dengan adanya kehadiranku, meski aku berusaha untuk melakukan semuanya dan berjuang sendiri untuk menggapai hal paling indah, ujungnya aku hanya di perlakukan layaknya sampah, tidak berguna dan tidak di anggap keberadaannya atau sering di buang oleh semuanya.

Mereka mungkin mengira aku anak yang ceria, gadis periang yang memiliki banyak teman dimana-mana, karena aku adalah gadis yang pandai bergaul.

Tidak pernah memilih-milih dalam berteman dan selalu bisa masuk ke dalam circle apapun di lingkungan manapun, aku selalu menjadi seorang penghibur di kala tengah berkumpul dengan teman-temanku, namun saat sendirian aku bahkan tidak mengenali diriku sendiri.

Masih di lembaran pertama tapi kisahki sudah cukup menguras air mata, memang terlihat begitu menyedihkan tapi aku akan selalu berjuang, demi aku dan masa depanku, sebab aku selalu percaya akan satu hal, bahwa aku harus bangga dengan diriku sendiri, sebab jika bukan aku, tidak ada orang lain yang bisa aku harapkan untuk bangga dan mencintaiku sebesar serta setulus dirimu sendiri.

Pagi ini aku sudah bersiap untuk mendaftar ke sekolah menengah atas, dimana aku masuk ke kelas dua belas dan tentu saja aku mendapatkan nilai pas-pasan pada raport kenaikan kelas tahun lalu, dan ibu juga ayahku tidak bangga dengan hal itu, mereka selalu saja membandingkan aku dengan kakakku yang selalu memiliki prestasi yang bagus dan cemerlang, atau selalu membandingkan aku dengan adikku Wili karena dia di gemari banyak wanita dan cukup populer di sekolahnya.

Wili sekarang duduk di kelas sembilan dan kakakku Lea dia mahasiswa semester akhir saat ini sehingga dia cukup sibuk dan terkadang jarang berada di rumah sebab selalu tinggal di asrama kampusnya, hanya sesekali saja dia kembali.

Aku juga punya dua tetangga yang sangat menyebalkan dalam sepanjang hidupku selama ini, yang pertama dia memang baik tapi dia sangat pendiam dan pemalu, aku jarang bertemu dengannya namun aku sering bermain dan berkumpul dengannya sejak kami kecil, tapi kita tetap terlihat seperti orang asing ketika sudah dewasa, dia adalah seorang fisikawan dan selalu mendapatkan banyak sekali penghargaan selama sejarah sekolahnya, bahkan dia loncat kelas berkali-kali karena kejeniusan otaknya, sekarang dia sudah masuk ke universitas, hanya beda satu semester dengan kakakku padahal usianya tidak jauh denganku, kita hanya lahir berbeda dua hari saja, dia sangat jenius dan aku selalu iri dengannya, tapi dia memiliki kekurangan sebab dia tidak mudah bergaul sepertiku, jadi aku merasa bahwa aku lebih beruntung daripada dia yang selalu menghabiskan waktunya di laboratorium atau kamarnya yang pengap itu.

Dia juga putra orang kaya, dia tidak memiliki ayah sepertiku, tidak ada yang tahu kemana ayahnya pergi, dia hanya selalu tinggal seorang diri dan ibunya yang selalu pulang malam karena sibuk bekerja di salah satu perusahaan swasta.

Namanya adalah Varel dia si fisikawan yang jenius, pendiam dan tidak mudah di dekati.

Sedangkan tetanggaku yang satunya lagi adalah si playboy Niko, dia adalah ketua kelas di kelasku sejak aku TK hingga sekarang, tidak tahu kenapa para gadis itu selalu memilihnya hanya melihat dari tampangnya saja, dan aku selalu menjadi satu-satunya orang yang tidak pernah memilih dia untuk menjadi ketua kelas sepanjang masa.

Temanku yang terakhir adalah Ciko, dia manusia yang aku sendiri tidak tahu bagaimana bisa menggambarkan dirinya, dia terlalu biasa saja dan terkenang dengan sikap bodo amat nya dia sangat menjengkelkan, dia cukup kaya tapi tidak sekaya Varel lebih tepatnya kedua orangtuanya saja yang kaya, tapi jarang berada di rumah juga, hanya ibunya yang selalu berada di rumah, dia anak tunggal yang terkesan di manja juga sangat disayangi oleh ibunya itu.

Aku bersiap pergi ke sekolah dan berniat untuk minta diantara oleh ayahku menggunakan sepeda motor yang dia miliki dan biasa dia gunakan untuk bekerja, tapi sayangnya tidak aku sangka ayah malah menolak untuk mengantarkan aku.

"Ayah....aku akan pergi ke sekolah, bisa tidak aku diantar hari ini, setiap hari aku selalu jalan kaki kau memberikan sepeda meren untuk Wili dan selalu mengantar Lea ke sekolah dulu, sekarang Lea tidak ada dan Wili sudah berangkat, eumm...apa aku bisa..." Ucapku yang belum selesai karena ibu sudah langsung memotong ucapanku dengan cepat.

"Aishh...kenapa kalian masih berada disini, minggir sana, ibu akan pergi ke pasar, ayah cepat parkiran motornya, apa lagi yang sedang kau tunggu?" Ucap Ibu sambil menepuk tangan ayah cukup keras saat itu.

Mendengar ibu hendak pergi ke pasar aku sudah tahu kalau aku tidak bisa pergi ke sekolah di antara oleh ayah menggunakan sepeda motornya.

Aku hanya bisa menghembuskan nafas dengan lesu dan memilih untuk langsung berpamitan kepada mereka berdua secepatnya.

"Huuuhh....sudahlah ayah...ibu aku pamit" ucapku dengan lesu.

"Ehh ...BARSHA tadi kau mau mengatakan apa? Ayah belum sempat mendengarnya" teriak ayah kepadaku,

"Tidak jadi, hanya pertanyaan tidak berguna saja" balasku sambil berteriak dan keluar dari halaman rumah dengan cepat.

Pagi ini sungguh sangat menyebalkan, memulai tahun ajaran baru dengan hati dan mood yang sudah rusak di pagi hari karena ayah dan ibuku sendiri.

Saat aku keluar ku lihat Niko berjalan menghampiriku dan menyapa aku seperti biasanya dengan mengibaskan rambutnya ke belakang yang selalu terkena rajia oleh guru kedisiplinan di sekolah, tapi dia tetap tidak memotong rambut sialannya itu.

"Eehh....Barsha....selamat pagi bidadari cantik berambut pendek" ucapnya menyapaku dengan kalimat yang sama setiap kali kita bertemu,

"Aishhh....kau sangat menyebalkan untuk apa kau menyambutku, pergi potong rambut gondrongmu itu, sudah seperti es krim monas saja" balasku kepadanya sambil segera berjalan meninggalkan dia lebih dulu.

Tapi sialnya dia malah langsung berlari mengikuti aku dan terus berteriak memanggil namaku membuat aku sangat kesal dan terus saja menyuruhnya untuk pergi menjauh dariku, karena moodku sangat buruk sejak tadi.

"Ehh..hey.. Barsha tunggu aku, hey..Barsha...Barsha....Barsha...." Ucapnya terus saja berada sangat dekat denganku membuat kupingku terasa gatal sekali mendengar suaranya itu.

"Heh...apa kau gila yah, menyingkir dariku jangan dekat-dekat denganku, kau bau mulut!" Bentakku sambil langsung saja mendorongnya agar menjauh.

Bukannya segera pergi setelah aku membentak dan mendorongnya dia justru masalah semakin terlihat sengaja memberikan nafas baunya itu kepadaku lebih dekat dan terus tertawa dengan puas.

"Hah.....ha.....ha... bagaimana ini segar bukan aku sudah menggosok gigi tau...haha" ucap dia sangat menjengkelkan.

Sampai tidak lama kemudian terdengar suara klakson sepeda listrik dari belakang yang sangat kencang dan membuat aku juga Niko tersentak kaget sambil refleks berbalik ke belakang dengan terkejut sebab melihat Ciko yang memakai sepeda listrik dengan begitu gaya dan mengenakan helm di kepalanya.

"Tid....tid...tid......" Suara klakson motor listri milik Ciko saat itu.

"Wow.....astaga....Ciko kapan kau membeli sepeda listri sebagus itu, sangat keren" ucap Niko memujinya.

Aku sama sekali tidak setuju dengan apa yang di sebutkan oleh Niko meski pada nyatanya sepeda listri yang di tunggangi oleh Ciko memang cukup keren dan terlihat mengkilap dengan warna silver nya itu, tapi aku tidak ingin mengakunya.

"CK... keren darimana nya, itu bukan hasil dari uangnya, pasti ibunya lagi yang membelikan dia sepeda motor seperti ini, iya kan?" Ucapku kepadanya dengan sinis,

"Tentu saja ibuku, karena aku masih sekolah jadi itu kewajiban seorang orang tua yang menyayangi anak tunggalnya, memangnya kenapa? Sudahlah....ayo apa kalian mau ikut denganku menaiki sepeda listri yang keren ini?" Ajak Ciko kepada aku dan Niko.

Aku menolaknya dengan bangga dan secepat kilat, juga mengatakan bahwa aku akan pergi dengan Niko, namun sepertinya aku memang salah memilih teman, sebab dia sama sekali tidak berada di pihakmu dalam keadaan seperti ini.

"Tidak perlu, aku akan pergi ke sekolah dengannya, iya kan Niko...eehhh kau?" ucapku yang kaget karena melirik ke samping Niko sudah ada.

Dan dia rupanya sudah pergi menaiki motor listrik milik Ciko di belakang dan mereka langsung meninggalkan aku begitu saja.

"Ya sudah jika kau tidak mau, aku akan pergi dengan Niko" balas Ciko dengan wajah sombongnya tersebut,

"Maafkan aku ya bidadari rambut pendek aku akan memilihmu jika rambutmu sudah panjang, bye...bye...." Ucap Niko yang malah melambaikan tangan kepadaku.

Aku benar-benar sangat jengkel dan kesal di buatnya, langsung saja aku lepaskan sepatuku dan aku lempar kepadanya dengan sekuat tenagaku tapi tetap saja tidak berhasil mengenai dia manusia menjengkelkan tersebut.

"Aaakkkhhh....dasar kalian berdua manusia menjengkelkan awas kau! Aku tidak akan pernah memberikan kalian contekan lagi!" Teriakku sekencang-kencangnya kepada mereka berdua.

Tapi tetap saja mereka pergi dengan si sialan Niko yang melambaikan tangannya terlihat sangat bahagia meninggalkan aku dan membuatku kesal karena ulahnya tersebut.

Benar-benar hari yang buruk di hari pertama aku akan kembali masuk dan belajar lagi di sekolah, tidak ada ayah yang bisa mengantarkan aku, juga tidak ada teman yang mau pergi ke sekolah denganku, aku hanya seorang diri dan tidak bisa melakukan apapun lagi selain dari pasrah menerima semua kepahitan dalam hidup ini.

Terpopuler

Comments

Mas Pon

Mas Pon

pada

2023-05-17

0

lihat semua
Episodes
1 Menjengkelkan
2 Di Sekolah
3 Nilai Keajaiban
4 Pulang Dengan Varel
5 Dikunci Wili
6 Memasakkan Mie
7 Dengan Varel
8 Menonton Film Horor
9 Mengantarkan Niko
10 Kepulangan Lea
11 Di Abaikan Lagi
12 Mengantuk
13 Numpang Mandi
14 Satu Kelas Dengan Kesi
15 Menyesal
16 Makan Di Kantin
17 Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18 Mengeluh Bersama
19 Dikejar Niko
20 Bersembunyi
21 Melarikan diri
22 Pergi ke Asrama Lea
23 Preman dan Permen
24 Belajar dengan Varel
25 Air yang Mati
26 Tidak Mendapatkan Bekal
27 Ulang Sekolah
28 Jebakan Wili
29 Mengantarkan Pesanan
30 Diobati
31 Salah Paham
32 Menginap Di Rumah Ciko
33 Bertengkar
34 Menangis Diam-diam
35 Kabar Gembira
36 Mencari Hadiah
37 Keras Kepala
38 Membujuk Ciko
39 Meminta Saran
40 Menjemput Varel
41 Paksaan Niko
42 Ternyata Mereka Menyukainya
43 Merasa Tidak Dianggap
44 Salah Menduga
45 Keheranan Sendiri
46 Ujian Akhir
47 Jepri Mengungkapkan Perasaan
48 Amarah Niko
49 Ciko dengan Jepri
50 Dikejar Banyak Wanita
51 Pergi Dengan Varel
52 Tempat yang Indah
53 Merajuk
54 Mencari Varel
55 Mabuk Perjalanan
56 Tidak Sengaja
57 Draft
58 Ternyata Jepri?
59 Menegangkan
60 Disambut
61 Iri Padaku
62 Kabar Baik Dari Varel
63 Tidak Sadar
64 Mengantar Lea
65 Gebetan Lea
66 Berkemas
67 Berangkat
68 Ke Bandara
69 Varel kedinginan
70 Ditinggal Varel
71 Berjalan-jalan di taman
72 Kemenangan Varel
73 Berlibur Bersama
74 Menikah
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Menjengkelkan
2
Di Sekolah
3
Nilai Keajaiban
4
Pulang Dengan Varel
5
Dikunci Wili
6
Memasakkan Mie
7
Dengan Varel
8
Menonton Film Horor
9
Mengantarkan Niko
10
Kepulangan Lea
11
Di Abaikan Lagi
12
Mengantuk
13
Numpang Mandi
14
Satu Kelas Dengan Kesi
15
Menyesal
16
Makan Di Kantin
17
Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18
Mengeluh Bersama
19
Dikejar Niko
20
Bersembunyi
21
Melarikan diri
22
Pergi ke Asrama Lea
23
Preman dan Permen
24
Belajar dengan Varel
25
Air yang Mati
26
Tidak Mendapatkan Bekal
27
Ulang Sekolah
28
Jebakan Wili
29
Mengantarkan Pesanan
30
Diobati
31
Salah Paham
32
Menginap Di Rumah Ciko
33
Bertengkar
34
Menangis Diam-diam
35
Kabar Gembira
36
Mencari Hadiah
37
Keras Kepala
38
Membujuk Ciko
39
Meminta Saran
40
Menjemput Varel
41
Paksaan Niko
42
Ternyata Mereka Menyukainya
43
Merasa Tidak Dianggap
44
Salah Menduga
45
Keheranan Sendiri
46
Ujian Akhir
47
Jepri Mengungkapkan Perasaan
48
Amarah Niko
49
Ciko dengan Jepri
50
Dikejar Banyak Wanita
51
Pergi Dengan Varel
52
Tempat yang Indah
53
Merajuk
54
Mencari Varel
55
Mabuk Perjalanan
56
Tidak Sengaja
57
Draft
58
Ternyata Jepri?
59
Menegangkan
60
Disambut
61
Iri Padaku
62
Kabar Baik Dari Varel
63
Tidak Sadar
64
Mengantar Lea
65
Gebetan Lea
66
Berkemas
67
Berangkat
68
Ke Bandara
69
Varel kedinginan
70
Ditinggal Varel
71
Berjalan-jalan di taman
72
Kemenangan Varel
73
Berlibur Bersama
74
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!