Menonton Film Horor

Wajahnya sangat jelas sekali terlihat begitu kaget saat aku berhasil untuk mengejutkannya saat itu, dia benar-benar terlihat sangat lucu dan aku terus tertawa cekikikan sendiri sambil di ikuti dengan Varel yang berjalan dari belakang menghampiriku dan dia juga ikut tertawa melihat ekspresi dari Niko saat itu.

"Ahahaha.....xixixi.....Niko kau sangat konyol sekali, lihatlah wajahmu yang sangat lucu tadi, ahahaha....andai saja aku merekamnya itu akan terlihat sangat lucu sekali bukan? Ahahaha....dasar kau itu sangat lucu sekali" ucapku sambil terus tertawa dengan puas dan tanpa henti.

"Aishh....dasar kau apa kau ini manusia atau setan sih, kenapa kau mengagetkan aku seperti itu, dasar kau sialan kau mau jantungku bermasalah yah!" Bentak dia memarahi aku.

Aku tahu dia sangat marah dan kesal saat itu bahkan terus saja hampir menepuk ku saat ini namun Ciko dan Varel menahannya aku bersembunyi di balik tubuh Varel sedangkan Ciko menahan Niko dengan kedua tangannya saat itu, dan aku terus saja meledeki dia dengan menjulurkan lidahku keluar dan terus menertawakan dia dengan sangat puas saat itu.

"Wleee..ahaha...rasakan itu, siapa suruh sebelumnya kau mengerjai aku saat di sekolah, itulah balasannya haha...rasakan kau manusia menjengkelkan huh" ucapku terus saja membuat Niko terlihat sangat kesal.

"Aishh....dasar sialan kau Barsha kemari kau aku akan menghajarmu, Barsha kemari jangan lari kau, aishh...Ciko lepaskan aku kenapa kau menahanku sih, dia sangat menjengkelkan!" Ucap Niko berusaha berontak melepaskan diri dari pegangan Ciko.

"Ahaha...kau tidak bisa menangkap ku, haha ayo Varel kita lanjutkan menonton filmnya biarkan saja dia terus disitu, dia juga terus mengerjai aku dan membuat aku berlari mengejarnya saat di sekolah, ini adalah balasan yang setimpal bukan?" Balasku kepadanya dengan menatapnya sinis.

Aku segera kembali ke sofa dan duduk dengan santai sambil melanjutkan menonton tv dengan Varel sangat senang saat itu, sedangkan Ciko terus saja menenangkan Niko dengan menepuk kedua pundaknya beberapa kali saat itu, agar dia bisa tenang sedikit.

"Sudah...puk..puk..puk... Kau juga yang memulainya kalian selalu bertengkar sejak kecil, ayolah sekarang mau sudah besar mengalah dengannya, ayo masuk" ucap Ciko menenangkan Niko dengan caranya yang kalem tersebut.

"Huh....tetap saja aku sangat kesal dia sangat menjengkelkan Ciko" rengek Niko yang masih saja tidak bisa terima saat itu.

"Ya sudah kalau kau tetap kesal tinggal saja disini terus sampai hantu yang nyata menghampirimu, siapa tau kau mau berkenalan dengan yang asli" ucap Ciko membuat Niko membelalakkan matanya mulai merasa takut.

Namun Ciko tidak memperdulikannya lagi dan dia terus saja berjalan meninggalkan Niko yang masih terlihat uring-uringan kesal sambil menendang semua hal sembarangan namun setelah itu dia tetap ikut masuk karena merasa takut terus berdiri di depan pintu seorang diri.

"Aishh....Ciko tunggu aku, aaahh aku tidak ingin bertemu hantu yang aslinya" teriak Niko segera masuk ke dalam rumah dan menutup pintunya dengan segera.

"Aishhh ..kenapa kita harus menonton film horor sih, menyebalkan sekali, kalian kan tahu aku takut hantu kenapa harus horor?" gerutu Niko yang masih saja berisik.

Kami pun menonton film horor bersama di ruang tengah sambil menikmati cemilan yang banyak tersedia di rumah Varel, memang rumah Varel ini adalah tempat dari segalanya, dia memiliki televisi yang sangat besar dan memiliki layar datar yang jernih, dia juga punya banyak cemilan, sofa yang besar dan empuk juga banyaknya CD horor yang cukup menyenangkan dan menantang keberanian untuk menontonnya.

Sejak dulu rumahnya selalu saja menjadi bestcamp tempat berkumpul kami semua dan dia selalu menjadi orang yang mentraktir kami, jika tidak maka Ciko lah yang selalu mentraktir kami semua hanya si sialan Niko yang selalu pelik dengan uangnya dan selalu tidak mengijinkan kami untuk pergi ke rumah nya karena dia memiliki kakak yang sama menyeramkannya dengan kakakku Lea tetap Lea jarang ada di rumah karena dia tinggal di asrama.

Berbeda dengan kakaknya Niko yang sudah bekerja dan dia tinggal bersama Niko setiap hari, entah bagaimana anak itu bisa bertahan betah di rumah dengan kakak laki-lakinya yang sangat berisik dan mudah sekali marah, rasanya aku bahkan tidak ingin melihat wajahnya yang sangat menyeramkan itu.

Kami terus saja fokus menonton film horor tersebut dan terus saja merasa sangat tegang juga rasanya kami ikut masuk ke dalam suasana di dalam televisi itu karena bentuknya yang datar dan lebar, juga sangat besar, lampu yang di matikan sangat memberikan kesan horor sesungguhnya.

Kami duduk sampai menaikkan kedua kaki keatas sofa dan aku duduk di tengah-tengah antara Varel dan Ciko sedangkan Niko duduk di samping Ciko saat itu.

Aku benar-benar merasa takut dan disaat aku menjerit karena kaget, Ciko dan Varel refleks menutupi mataku secara bersamaan saat itu, aku sendiri menatap dengan heran dan terus saja langsung menurunkan kedua tangan mereka yang menghalangi pandanganku saat itu.

"Astaga...itu hantunya aaaaakkkk" teriakku sangat takut saat itu.

"Ehhh...aishh..apa yang kalian berdua lakukan, singkirkan kedua tangan ini dari hadapanku, aku masih mau melihat filmnya bagaysih kalian ini" bentakku sambil langsung menurunkan tangan Ciko dan Varel saat itu secepatnya.

Mereka juga saling tatap dengan tatapan yang canggung dan aneh satu sama lain saat itu, hingga ketika adegannya mulai semakin menyeramkan dan sangat serius.

Aku langsung membuka mataku sangat lebar merasa sangat penasaran dengan adegan selanjutnya yang akan terjadi di dalam adegan film horor yang sedang kamu tonton tersebut, sampai tidak lama kemudian tiba-tiba saja hantuya itu muncul dan membuat aku refleks langsung bersembunyi pada balik tubuh Ciko saat itu saking merasa takutnya dengan hantu yang tiba-tiba muncul ke depan layar hampi memenuhi layar televisi tersebut.

Bukan hanya aku saja yang memeluk Ciko saat itu tetapi Varel juga memelukku karena dia kaget dengan suaranya dan Niko juga memeluk Ciko sambil terus memegangi tanganku dengan erat.

"Aaaaaarrrttt....sialan... Niko lepaskan tanganmu dariku sialan! Aahhh cepat manikan...matikan filmnya huaa....ini sangat menyeramkan cepat matikan!" Teriakku yang sudah menyerah untuk berhenti menonton film yang sangat menyeramkan dan sangat mengagetkan itu.

"Huhu ..iya..matikan...cepat matikan saja film...itu sungguh menakutkan" tambah Niko dengan kaki dan tangannya yang bergetar dengan kuat.

Padahal saat itu Varel sudah mematikan filmnya namun Niko tetap saja terlihat masih memeluk Ciko dengan erat dengan kakinya yang terus bergetar sangat ketakutan.

Episodes
1 Menjengkelkan
2 Di Sekolah
3 Nilai Keajaiban
4 Pulang Dengan Varel
5 Dikunci Wili
6 Memasakkan Mie
7 Dengan Varel
8 Menonton Film Horor
9 Mengantarkan Niko
10 Kepulangan Lea
11 Di Abaikan Lagi
12 Mengantuk
13 Numpang Mandi
14 Satu Kelas Dengan Kesi
15 Menyesal
16 Makan Di Kantin
17 Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18 Mengeluh Bersama
19 Dikejar Niko
20 Bersembunyi
21 Melarikan diri
22 Pergi ke Asrama Lea
23 Preman dan Permen
24 Belajar dengan Varel
25 Air yang Mati
26 Tidak Mendapatkan Bekal
27 Ulang Sekolah
28 Jebakan Wili
29 Mengantarkan Pesanan
30 Diobati
31 Salah Paham
32 Menginap Di Rumah Ciko
33 Bertengkar
34 Menangis Diam-diam
35 Kabar Gembira
36 Mencari Hadiah
37 Keras Kepala
38 Membujuk Ciko
39 Meminta Saran
40 Menjemput Varel
41 Paksaan Niko
42 Ternyata Mereka Menyukainya
43 Merasa Tidak Dianggap
44 Salah Menduga
45 Keheranan Sendiri
46 Ujian Akhir
47 Jepri Mengungkapkan Perasaan
48 Amarah Niko
49 Ciko dengan Jepri
50 Dikejar Banyak Wanita
51 Pergi Dengan Varel
52 Tempat yang Indah
53 Merajuk
54 Mencari Varel
55 Mabuk Perjalanan
56 Tidak Sengaja
57 Draft
58 Ternyata Jepri?
59 Menegangkan
60 Disambut
61 Iri Padaku
62 Kabar Baik Dari Varel
63 Tidak Sadar
64 Mengantar Lea
65 Gebetan Lea
66 Berkemas
67 Berangkat
68 Ke Bandara
69 Varel kedinginan
70 Ditinggal Varel
71 Berjalan-jalan di taman
72 Kemenangan Varel
73 Berlibur Bersama
74 Menikah
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Menjengkelkan
2
Di Sekolah
3
Nilai Keajaiban
4
Pulang Dengan Varel
5
Dikunci Wili
6
Memasakkan Mie
7
Dengan Varel
8
Menonton Film Horor
9
Mengantarkan Niko
10
Kepulangan Lea
11
Di Abaikan Lagi
12
Mengantuk
13
Numpang Mandi
14
Satu Kelas Dengan Kesi
15
Menyesal
16
Makan Di Kantin
17
Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18
Mengeluh Bersama
19
Dikejar Niko
20
Bersembunyi
21
Melarikan diri
22
Pergi ke Asrama Lea
23
Preman dan Permen
24
Belajar dengan Varel
25
Air yang Mati
26
Tidak Mendapatkan Bekal
27
Ulang Sekolah
28
Jebakan Wili
29
Mengantarkan Pesanan
30
Diobati
31
Salah Paham
32
Menginap Di Rumah Ciko
33
Bertengkar
34
Menangis Diam-diam
35
Kabar Gembira
36
Mencari Hadiah
37
Keras Kepala
38
Membujuk Ciko
39
Meminta Saran
40
Menjemput Varel
41
Paksaan Niko
42
Ternyata Mereka Menyukainya
43
Merasa Tidak Dianggap
44
Salah Menduga
45
Keheranan Sendiri
46
Ujian Akhir
47
Jepri Mengungkapkan Perasaan
48
Amarah Niko
49
Ciko dengan Jepri
50
Dikejar Banyak Wanita
51
Pergi Dengan Varel
52
Tempat yang Indah
53
Merajuk
54
Mencari Varel
55
Mabuk Perjalanan
56
Tidak Sengaja
57
Draft
58
Ternyata Jepri?
59
Menegangkan
60
Disambut
61
Iri Padaku
62
Kabar Baik Dari Varel
63
Tidak Sadar
64
Mengantar Lea
65
Gebetan Lea
66
Berkemas
67
Berangkat
68
Ke Bandara
69
Varel kedinginan
70
Ditinggal Varel
71
Berjalan-jalan di taman
72
Kemenangan Varel
73
Berlibur Bersama
74
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!