Makan Di Kantin

Aku justru malah terus melirik kesana kemari untuk mencari keberadaan dua orang sahabatku itu karena aku sangat membutuhkan bantuan mereka berdua saat ini, sebab jika bukan kepada Niko dan Kiko aku tidak tahu lagi kepada siapa aku harus meminta bantuan untuk mengerjakan soal fisika yang sangat menyebalkan itu.

"Aahh...Kesi kau pergi saja lebih dulu oke dan jangan lupa tolong bawakan makanan untukku juga kau boleh mengambil meja yang mana saja baru setelah itu aku bisa pergi untuk menemui dirimu, oke?" Ucapku sambil melepaskan pegangan Kesi dari tanganku saat itu.

Saat aku baru saja hendak pergi berlari dari sana dia justru malah menahan tanganku dengan kuat dan dia terus saja tidak membiarkan untuk pergi, padahal sebelumnya dia mengajak aku kesana untuk pergi mencari Niko dan Ciko, tapi nyatanya saat sudah sampai di kantin Kesi malah terus saja tergiur pada makanan yang di sediakan disana dan terus saja mencoba untuk mempengaruhi aku juga.

"Ayolah Barsha kau ini terlalu serius, sudah kita makan saja mereka juga nanti akan mendatangi kita dengan sendirinya, kau lihat ada banyak ayam goreng, telor ceplok kesukaanmu juga ada bayam yang sangat menyebarkan lihatlah ada banyak sekali menunhari ini dan ada buah pencuci mulutnya juga, kita harus cepat sebelum kehabisan" ucap Kesi sambil terus menahan tanganku dengan kuat.

"Tapi Kesi bagaimana dengan soal itu?" Tanyaku dengan wajah yang terus saja menatap ke arah semua makanan yang ada disana.

Dan sejujurnya aku sungguh sangat tergoda oleh semua makanan disana, meski sedari tadi mulutku mengatakan tidak tetapi hati dan perutku terus saja tergoda setiap kali melihat orang-orang disana yang menikmati makanan itu dengan sangat lahat, melihat mereka yang menyantap telur ke dalam mulutnya dengan sekali suapan itu terlihat sangat enak apalagi telurnya adalah telur setengah matang yang di pasang dengan suhu yang sudah di sesuaikan, itu sungguh membuat aku sangat tertarik ketika melihatnya.

Mulutku tidak bisa berhenti mengecap dan kesulitan untuk menelan salivaku sendiri melihat semua orang mengunyah makanan yang sangat enak.

Sehingga aku tidak bisa menahan diriku sendiri dan langsung saja mengajak Kesi dan setuju dengan ajakan dari dia sebelumnya yang selalu aku tolak terus menerus.

"Aahh....persetan dengan soal yang menjengkelkan itu, aku sama sekali tidak perduli, Kesinayo kita serbu makanannya!" Teriakku yang sudah kehilangan kesadaranku sepenuhnya saat itu.

Makanan adalah hal yang paling tidak bisa aku lewatkan, aku adalah tipe orang yang sangat tidak bisa mengabaikan makanan apalagi ini adalah makanan gratis yang sudah di sediakan oleh sekolah sehingga aku harus memakainya dan memanfaatkan dengan baik, karena aku masuk ke sekolah itu juga menggunakan biaya yang cukup mahal, terlebih itu adalah salah satu sekolah favorit yang ada di kotaku jadi tentu aku tidak bisa mengabaikan semua kenikmatan yang disediakan oleh sekolah.

Kesi juga terlihat sangat senang ketika melihat aku yang mendukung dirinya dia sangat bersemangat dan langsung saja berlari bersama untuk memotong antrian para siswa sama seperti yang sering aku dan Kesi lakukan, meski anak-anak terlihat kesal dan terus saja merutuki kami berdua tetap kami sama sekali tidak perduli dengan hal itu, tetap saja aku dan Kesi terus menerobos antrian dan terus saja mengambil masing-masing dua potong paha ayam juga satu telur mata sapi setengah matang kesukaan kami berdua, dan cara terbaik adalah untuk mengambil buah-buahan pencuci mulut yang lebih banyak di bandingkan siswa lainnya.

Aku sudah mengambil satu buah apel merah dan memasukkannya ke dalam saku rokku saat itu, lalu aku segera mengambil lagi dan memasukkannya ke dalam saku celanaku yang lainnya barulah yang ke tiga aku pegang dan tidak mengambilnya lagi, begitu juga dengan Kesi dia melakukan hal yang sama denganku, kami menjadi mendapatkan tiga apel merah untuk masing-masing dan langsung saja saling tos menggunakan b*kong kami ketika sudah keluar dari antrian dan berhasil mengambil banyak makanan hari ini sambil terus tertawa senang.

"Ahahaha....kita berhasil seperti biasanya bukan?" Ucapku kepada Kesi saat itu,

"Haha...tentu saja Kita kan sudah sangat ahli bukan? Ayo kita cari mejanya" balasku kepadanya segera.

"Let's go!" Balas Kesi terlihat sangat bersemangat sekali saat itu.

Kami berdua segera duduk di salah satu meja yang ada disana dan terus saja menikmati makanan yang sudah kami ambil dengan begitu lahap dan terus menikmati makanan itu dengan perasaan yang sangat senang dan begitu gembira.

"Eummm...makanannya sangat enak, ini benar-benar sangat luar biasa..huhu...aku tidak bisa mengabaikan makanan seenak ini ohh.. Barsha kau benar-benar akan sangat menyesal jika tadi tidak mendengarkan ucapanku untuk makan" ucap Kesi kepadaku sambil terus saja memasukkan banyak makanan ke dalam mulutnya itu.

Aku hanya mengangguk terus menerus karena seluruh mulutku sudah dipenuhi oleh makanan yang sangat banyak sampai aku sendiri tidak bisa berbicara lagi ataupun membuka mulutku walau hanya sedikit saja.

Karena aku tahu jika sampai aku membuka mulut bisa saja aku mengeluarkan kembali semua makanan yang ada di dalam mulutku saat ini.

"Eumm..." Balasku sambil mengangguk menanggapinya saat itu.

Setelah menikmati makanan yang ada disana aku benar-benar merasa sangat kenyang dan perutku juga perut Kesi rasanya sudah sangat penuh saat itu, sehingga kami memutuskan untuk merebahkan tubuh kami dahulu di kantin dengan saling bersandar membelakangi diri satu sama lain saat itu.

"Aahhh..Barsha aku sangat kenyang sekali, apa kau juga sama?" Ucap Kesi bertanya kepadaku,

"Tentu saja, ini sangat mengenyangkan huaa...enak sekali makanannya" balasku kepada Kesi.

Sampai tidak lama aku mulai melihat Ciko dan Niko baru saja mengambil makanan mereka dan duduk di meja yang ada di pojokan kantin saat itu, awalnya memang Kesi yang melihat keberadaan mereka dan dia langsung memberitahuku saat itu sehingga aku juga yang tetap harus pergi untuk menemuinya saat itu.

"Eh ..eh ...eh... Barsha lihatlah...cepat lihat kesana, itu ada dua temanmu, dua pria itu" ucap Kesi sambil menunjuk ke arah kedua pria itu.

Mendengar hal itu tentu saja aku langsung saja berbalik dengan cepat dan mulai melihat ke arah dimana Kesi menunjuknya saat itu.

"Wahh ...iya itu mereka, Kesi ayo cepat kita kesana" ucapku mengajak Kesi untuk pergi menghampiri Niko dan Ciko.

Namun sayangnya Kesi justru malah menolak untuk pergi menemui mereka berdua denganku dengan alasan dia tidak terlalu dekat dan mengenali dia pria tersebut.

"Aahhh... Barsha kau saja yang temui mereka yang teman mereka kan kau bukan aku, aku tidak berani apalagi ada Ciko yang dingin itu aahh....melihat dia dari kejauhan saja, aku sudah bisa merasakan hawa dingin menyeruak pada tubuhku, sudah sana kau saja yang pergi ayo cepat, ini demi tugas dan keselamatan kita berdua" ucap Kesi sambil mendorongku terus menerus.

Episodes
1 Menjengkelkan
2 Di Sekolah
3 Nilai Keajaiban
4 Pulang Dengan Varel
5 Dikunci Wili
6 Memasakkan Mie
7 Dengan Varel
8 Menonton Film Horor
9 Mengantarkan Niko
10 Kepulangan Lea
11 Di Abaikan Lagi
12 Mengantuk
13 Numpang Mandi
14 Satu Kelas Dengan Kesi
15 Menyesal
16 Makan Di Kantin
17 Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18 Mengeluh Bersama
19 Dikejar Niko
20 Bersembunyi
21 Melarikan diri
22 Pergi ke Asrama Lea
23 Preman dan Permen
24 Belajar dengan Varel
25 Air yang Mati
26 Tidak Mendapatkan Bekal
27 Ulang Sekolah
28 Jebakan Wili
29 Mengantarkan Pesanan
30 Diobati
31 Salah Paham
32 Menginap Di Rumah Ciko
33 Bertengkar
34 Menangis Diam-diam
35 Kabar Gembira
36 Mencari Hadiah
37 Keras Kepala
38 Membujuk Ciko
39 Meminta Saran
40 Menjemput Varel
41 Paksaan Niko
42 Ternyata Mereka Menyukainya
43 Merasa Tidak Dianggap
44 Salah Menduga
45 Keheranan Sendiri
46 Ujian Akhir
47 Jepri Mengungkapkan Perasaan
48 Amarah Niko
49 Ciko dengan Jepri
50 Dikejar Banyak Wanita
51 Pergi Dengan Varel
52 Tempat yang Indah
53 Merajuk
54 Mencari Varel
55 Mabuk Perjalanan
56 Tidak Sengaja
57 Draft
58 Ternyata Jepri?
59 Menegangkan
60 Disambut
61 Iri Padaku
62 Kabar Baik Dari Varel
63 Tidak Sadar
64 Mengantar Lea
65 Gebetan Lea
66 Berkemas
67 Berangkat
68 Ke Bandara
69 Varel kedinginan
70 Ditinggal Varel
71 Berjalan-jalan di taman
72 Kemenangan Varel
73 Berlibur Bersama
74 Menikah
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Menjengkelkan
2
Di Sekolah
3
Nilai Keajaiban
4
Pulang Dengan Varel
5
Dikunci Wili
6
Memasakkan Mie
7
Dengan Varel
8
Menonton Film Horor
9
Mengantarkan Niko
10
Kepulangan Lea
11
Di Abaikan Lagi
12
Mengantuk
13
Numpang Mandi
14
Satu Kelas Dengan Kesi
15
Menyesal
16
Makan Di Kantin
17
Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18
Mengeluh Bersama
19
Dikejar Niko
20
Bersembunyi
21
Melarikan diri
22
Pergi ke Asrama Lea
23
Preman dan Permen
24
Belajar dengan Varel
25
Air yang Mati
26
Tidak Mendapatkan Bekal
27
Ulang Sekolah
28
Jebakan Wili
29
Mengantarkan Pesanan
30
Diobati
31
Salah Paham
32
Menginap Di Rumah Ciko
33
Bertengkar
34
Menangis Diam-diam
35
Kabar Gembira
36
Mencari Hadiah
37
Keras Kepala
38
Membujuk Ciko
39
Meminta Saran
40
Menjemput Varel
41
Paksaan Niko
42
Ternyata Mereka Menyukainya
43
Merasa Tidak Dianggap
44
Salah Menduga
45
Keheranan Sendiri
46
Ujian Akhir
47
Jepri Mengungkapkan Perasaan
48
Amarah Niko
49
Ciko dengan Jepri
50
Dikejar Banyak Wanita
51
Pergi Dengan Varel
52
Tempat yang Indah
53
Merajuk
54
Mencari Varel
55
Mabuk Perjalanan
56
Tidak Sengaja
57
Draft
58
Ternyata Jepri?
59
Menegangkan
60
Disambut
61
Iri Padaku
62
Kabar Baik Dari Varel
63
Tidak Sadar
64
Mengantar Lea
65
Gebetan Lea
66
Berkemas
67
Berangkat
68
Ke Bandara
69
Varel kedinginan
70
Ditinggal Varel
71
Berjalan-jalan di taman
72
Kemenangan Varel
73
Berlibur Bersama
74
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!