Mengeluh Bersama

"Itu...aku hanya ingin kau membantuku mengerjakan satu soal yang sangat sulit sekali untuk aku kerjakan, bukankah kalian berdua duduk di kelas B dan tentunya kelas B sudah mempelajari pelajaran ini, coba kau lihat dulu soalnya dan tolong bantu aku mengerjakannya. Satu lagi, jangan sampai membuatku mendapatkan nilai yang buruk, apa kalian mengerti?" Ucapku kepada mereka berdua sambil memperlihatkan lembar kertas soalnya tersebut kepada mereka berdua.

Ciko dan Niko langsung melihat dan memeriksa soal itu, mereka berdua terlihat menurunkan bibirnya seakan soal itu sangat mudah di mata mereka saat itu bahkan dengan cepat hanya sekilas membacanya saja Niko bisa langsung berlagak dia bisa mengerjakan semuanya saat itu juga kepadaku.

"Ahaha...soal begini saja kau tidak bisa mengisinya? Astaga... Barsha otakmu itu kau pakai dimana selama ini, bagaimana bisa soal rendah seperti ini kau tidak bisa mengerjakannya sedikitpun, ahahah" ujar Niko yang malah menertawakan aku saat itu.

Tentu saja aku sangat kesal di tertawakan oleh mereka meski sebenarnya aku sudah cukup terbiasa di tertawakan oleh orang sialan itu sejak aku TK tapi tetap saja rasa kesal dan jengkel di hatiku tetap tidak bisa hilang tentang semua hal yang dia lakukan kepadaku dan terkadang itu membuat aku membenci dia sampai mau menghajarnya dengan tanganku sendiri.

Aku langsung saja menghentikan Niko yang terus saja asik menertawakan aku dan menyepelekan soal yang sulit tersebut bagi diriku.

" Heh...heh...heh, jangan tertawa terus begitu kau Niko, memangnya kau sendiri bisa mengerjakannya hah?" Bentakku membalikan kepadanya.

"Hahaha...tentu saja tidak" balas dia dengan mengubah ekspresi di wajahnya kembali datar sambil langsung saja aku kesal dan berteriak memanggil namanya yang sangat menjengkelkan itu.

"Aishh...Niko! Dasar kau sialan, kenapa kau tertawa dan menyepelekan aku jika ternyata kau sendiri juga tidak memahaminya, dasar kau gila!" Bentakku semakin kencang dan berusaha untuk menjambak rambutnya saat itu namun sayangnya aku kalah cepat karena Niko berhasil menghindar dariku saat itu.

"Huh...kau sangat menjengkelkan, sudahlah kalian berdua ini sama-sama bodohnya jangan sok...Sokan pintar begitu, hanya masuk kelas B saja tidak menjamin kalian beneran pintar atau tidak...aaahh... sia-sia saja aku bersikap baik pada otak udang seperti kalian berdua, benar-benar sia-sia gerutuku sambil segera merampas kertas soalnya dari tangan Ciko saat itu.

Aku pun segera pergi dari sana kembali ke meja tempat dimana Kesi duduk saat itu.

Wajahku terus saja cemberut dan aku tekuk sangat kuat ketika kembali duduk di hadapan Kesi saat itu.

Sedangkan masih saja bisa aku dengar bagaimana si Niko sialan itu terus menertawakan aku karena aku sudah tertipu dengan mereka berdua, dan parahnya yang membuat aku semakin kesal dan jengkel karena aku sempat melihat sendiri bahwa Ciko yang biasanya berwajah datar juga ikut menertawakan ku.

Aku merasa kecewa padahal dia yang paling aku percaya untuk tidak menertawakan aku meski dia sedikit keras kepala dan gengsi yang dia milikku terlalu besar, selalu saja bersikap santai dan cool, dia tidak banyak bicara dan hanya tersenyum seperlunya saja.

Tapi kini malah menertawakan aku sampai mulutnya terbuka begitu lebar, menandakan dia begitu puas dengan kesulitanku sendiri dan aku yang bodoh karena mempercayai dia manusia menjengkelkan itu.

"Aaahhh ..bodoh sekali aku, kenapa aku harus mempercayai dua orang sengklek itu, sudah pasti mereka tidak akan mengetahui jawaban soal yang rumit ini, aahh... mereka tidak ada bedanya denganku" gerutuku sambil menepuk meja dengan kesal.

Saat melihat aku menggerutu kesal seorang diri bukannya menghibur aku atau pun memberikan aku solusi lain Kesi justru malah bertanya dan ikut mengeluh kepadaku saat itu, membuat kepalaku semakin pusing saja karena dia yang cukup merepotkan sekali.

"Bagaimana Barsha apa kau berhasil untuk meminta bantuan kepada mereka? Barsha ayo cepat jawab kenapa kau malah murung seperti itu sih?" Ucap Kesi sambil menggoyangkan tanganku dengan kuat.

"Huaa...Kesi kau sudah melihat aku seperti ini, apalagi yang bisa kau harapkan dari dua manusia konyol dan sialan itu, mereka sama sekali tidak bisa mengerjakannya, kita akan habis dan aku akan di kembalikan lagi ke kelas C pada semester tengah nanti, aahh... bagaimana ini Kesi" balasku kepadanya dengan frustasi dan tidak bisa berpikir lagi.

"Huhu... bagaimana dong, aku tidak ingin kembali lagi ke kelas paling akhir itu, aku tidak ingin menerima penghinaan lagi dari keluargaku, padahal mereka sudah sangat senang karena aku sudah memberitahunya" balas Kesi ikutan mengeluh dengan pasrah di hadapanku saat itu.

"Aku tidak tahu Kesi....kita memang tidak beruntung baru masuk sudah mendapatkan soal yang sesulit ini, benar-benar sangat menyedihkan huaa...." Balasku sambil kembali mengeluh tanpa henti.

Memang tidak ada yang bisa kami berdua lakukan lagi saat ini, selain dari pasrah menerima semuanya dan aku memutuskan untuk segera kembali ke kelas menanyakan caranya mengerjakan soal itu kepada teman-teman yang lainnya.

Begitu juga dengan Kesi yang ikutan pergi denganku untuk berburu jawaban dari soal yang sulit tersebut, saat kami sampai di kelas rupanya teman-teman juga tengah mengerjakan tugas itu, orang paling pandai di kelas kami saja terlihat kesal dan kesulitan mengerjakan soal itu, aku dan Kesi yang mihatnya begitu kesal serta terlihat stres mengerjakannya, membuat kami mengurungkan diri untuk bertanya kepada orang tersebut sebab wajahnya cukup mengerikan ketika dia kesulitan mengerjakan soal tersebut saat itu.

"Waahh...Kesi apa kau berani untuk bertanya pada orang itu, aku sih tidak kau kalau mau bertanya kepadanya silahkan saja aku lebih memilih duduk ke mejaku" ucapku sambil mendorong Kesi saat itu.

Sialnya Kesi juga sama sekali tidak berani sehingga dia malah langsung saja mengikuti aku kembali duduk di mejanya dengan wajah yang tegang, kami berdua menatap ngeri melihat marahnya siswa pandai dan pendiam itu kepada beberapa anak yang bertanya kepadanya mengenai soal yang membuat semua orang kesusahan tersebut.

"APA HAH? kau mau bertanya lagi tentang soal itu padaku? Kau pikir saja sendiri jangan bertanya terus menerus, kau punya otak kan pakai otakmu untuk berpikir, enak saja kau tinggal minta jawaban, kepalaku hampir pecah memikirkan semua jawabannya yang teramat sulit!" Bentak murid paling cerdas di kelas C saat itu.

Aku dan Kesi menatap ngeri melihat anak pendiam itu marah dengan cara yang sangat menakutkan dan suaranya yang terlalu keras memekikkan telinga.

Siswa pintar yang tidak banyak bicara pada kesehariannya, ternyata ketika dia marah dan tidak bisa menyelesaikan soal yang di berikan oleh guru, marahnya lebih menakutkan di banding para brandal di kelas itu sendiri.

Episodes
1 Menjengkelkan
2 Di Sekolah
3 Nilai Keajaiban
4 Pulang Dengan Varel
5 Dikunci Wili
6 Memasakkan Mie
7 Dengan Varel
8 Menonton Film Horor
9 Mengantarkan Niko
10 Kepulangan Lea
11 Di Abaikan Lagi
12 Mengantuk
13 Numpang Mandi
14 Satu Kelas Dengan Kesi
15 Menyesal
16 Makan Di Kantin
17 Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18 Mengeluh Bersama
19 Dikejar Niko
20 Bersembunyi
21 Melarikan diri
22 Pergi ke Asrama Lea
23 Preman dan Permen
24 Belajar dengan Varel
25 Air yang Mati
26 Tidak Mendapatkan Bekal
27 Ulang Sekolah
28 Jebakan Wili
29 Mengantarkan Pesanan
30 Diobati
31 Salah Paham
32 Menginap Di Rumah Ciko
33 Bertengkar
34 Menangis Diam-diam
35 Kabar Gembira
36 Mencari Hadiah
37 Keras Kepala
38 Membujuk Ciko
39 Meminta Saran
40 Menjemput Varel
41 Paksaan Niko
42 Ternyata Mereka Menyukainya
43 Merasa Tidak Dianggap
44 Salah Menduga
45 Keheranan Sendiri
46 Ujian Akhir
47 Jepri Mengungkapkan Perasaan
48 Amarah Niko
49 Ciko dengan Jepri
50 Dikejar Banyak Wanita
51 Pergi Dengan Varel
52 Tempat yang Indah
53 Merajuk
54 Mencari Varel
55 Mabuk Perjalanan
56 Tidak Sengaja
57 Draft
58 Ternyata Jepri?
59 Menegangkan
60 Disambut
61 Iri Padaku
62 Kabar Baik Dari Varel
63 Tidak Sadar
64 Mengantar Lea
65 Gebetan Lea
66 Berkemas
67 Berangkat
68 Ke Bandara
69 Varel kedinginan
70 Ditinggal Varel
71 Berjalan-jalan di taman
72 Kemenangan Varel
73 Berlibur Bersama
74 Menikah
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Menjengkelkan
2
Di Sekolah
3
Nilai Keajaiban
4
Pulang Dengan Varel
5
Dikunci Wili
6
Memasakkan Mie
7
Dengan Varel
8
Menonton Film Horor
9
Mengantarkan Niko
10
Kepulangan Lea
11
Di Abaikan Lagi
12
Mengantuk
13
Numpang Mandi
14
Satu Kelas Dengan Kesi
15
Menyesal
16
Makan Di Kantin
17
Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18
Mengeluh Bersama
19
Dikejar Niko
20
Bersembunyi
21
Melarikan diri
22
Pergi ke Asrama Lea
23
Preman dan Permen
24
Belajar dengan Varel
25
Air yang Mati
26
Tidak Mendapatkan Bekal
27
Ulang Sekolah
28
Jebakan Wili
29
Mengantarkan Pesanan
30
Diobati
31
Salah Paham
32
Menginap Di Rumah Ciko
33
Bertengkar
34
Menangis Diam-diam
35
Kabar Gembira
36
Mencari Hadiah
37
Keras Kepala
38
Membujuk Ciko
39
Meminta Saran
40
Menjemput Varel
41
Paksaan Niko
42
Ternyata Mereka Menyukainya
43
Merasa Tidak Dianggap
44
Salah Menduga
45
Keheranan Sendiri
46
Ujian Akhir
47
Jepri Mengungkapkan Perasaan
48
Amarah Niko
49
Ciko dengan Jepri
50
Dikejar Banyak Wanita
51
Pergi Dengan Varel
52
Tempat yang Indah
53
Merajuk
54
Mencari Varel
55
Mabuk Perjalanan
56
Tidak Sengaja
57
Draft
58
Ternyata Jepri?
59
Menegangkan
60
Disambut
61
Iri Padaku
62
Kabar Baik Dari Varel
63
Tidak Sadar
64
Mengantar Lea
65
Gebetan Lea
66
Berkemas
67
Berangkat
68
Ke Bandara
69
Varel kedinginan
70
Ditinggal Varel
71
Berjalan-jalan di taman
72
Kemenangan Varel
73
Berlibur Bersama
74
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!