Dikunci Wili

Aku hanya bisa mengerutkan kedua alisku merasa sangat heran dengan apa yang sebenarnya ada dalam kepala Varel saat itu, dia jenius dan fisikawan yang sangat berhasil bahkan di usianya yang masih sangat muda, tetapi dia justru memiliki otak yang cukup mengkhawatirkan bagiku.

"Aish ....ada apa dengan anak itu, apa dia idiot ya?" Gerutuku merasa heran.

Segera aku masuk dan membuka pagar rumahku lalu mulai kembali merasa senang dan terus berjoged gembira seorang diri sambil membawa kertas hasil ujian fisikaku yang mendapatkan nilai seratus padahal aku hanya mengisinya dengan sembarangan, hari ini memang cukup beruntung dan tidak terlalu sial juga untukku.

Aku langsung masuk dan dengan sengaja aku menempelkan kertas hasil ujianku itu di dinding yang paling tinggi tepat di atas televisi saat itu, agar bisa di lihat oleh semua orang penghuni rumah ini bahwa aku bisa mendapatkan nilai sempurna di ujian harian pelajaran fisika, itu sangat membuatku senang dan bangga.

"AHA....di teruh disini memang tempat yang sangat cocok, haha..aku tidak akan di ledek oleh Leo yang pandai itu ataupun oleh si Wili adik yang kurang ajar tersebut, haha...bagus sekali bukan" ucapku bicara sendiri sambil terus saja melihat lembar kertas hasil ujianku yang sangat membuat aku senang mihatnya.

Aku pun segera pergi ke kamar mandi dan mulai membersihkan diri, karena rumah kami sangat sederhana jadi kami hanya memiliki satu kamar mandi saja di dalamnya, berbeda dengan rumah Varel yang menjadi rumah paling besar di blok kami juga rumah Ciko yang lumayan lebih besar di bandingkan rumahku, termasuk rumah Niko yang juga sudah memiliki kamar mandi di dalam kamar mereka masing-masing, hanya rumahku saja yang masih ketinggalan jaman seperti ini.

Bahkan terkadang aku sering mengeluh juga merasa sangat kesal sebab, sering kali berebut kamar mandi dengan adik sialanku yang begitu kurang ajar terhadapku, sebab dia selalu menerobos masuk disaat aku tengah mencuci rambut atau menggosok gigi di dalam sana, terlebih dia selalu saja mengunciku di dalam kamar mandi jika aku berada cukup lama di dalam sana.

Seperti yang terjadi kali ini disaat aku tengah mandi dengan senangnya sambil terus bersenandung ria, tiba-tiba saja mulai terdengar suara adikku Wili yang masuk ke dalam rumah dengan cara berjalannya yang sangat berisik seperti biasanya.

"Bu.... Aku pulang....eehh...kenapa tidak ada siapapun, apa ibu belum pulang ya?" Gerutu Wili saat itu.

Dia segera melepas sepatunya dan menaruh sepatu itu diatas tak, hingga ketika dia melihat terdapat sepatu Barsha diatas tak maka dia mulai mengetahui bahwa kakak keduanya itu sudah kembali dari sekolah lebih dulu daripada dirinya, dia pun hanya menghembuskan nafas kasar sebelumnya namun dengan cepat dia segera masuk ke dalam rumah sambil berteriak memanggil nama Barsha saat itu.

"Sha....Sha...dimana kau, aku tahu kau sudah kembali dari sekolah, aku lapar Sha...tolong buatkan aku mie ya" teriak Wili sangat kencang.

Saat itu sebenarnya aku bisa mendengar teriakkan adikku tersebut dan aku sengaja mengabaikannya lagi pula sekarang ini dia bukan lagi anak-anak, dia sudah kelas sembilan dan duduk di bangku sekolah menengah, seharusnya dia sudah bisa melakukan hal-hal mudah seperti itu tidak perlu terus memerintah aku, karena saat itu aku baru saja tengah mandi dan membasahi tubuhku.

"Cih....dia memerintah aku lagi, biarkan saja dia menunggu sangat lama aku tidak perduli" gerutuku sama sekali tidak memperdulikannya.

Wili yang merasa kakaknya Barsha itu sangat lama sekali, dia pun segera keluar dari kamar dan mulai merasa sangat heran sebab tidak mendapatkan sahutan dari kakaknya tersebut.

"Eehh ..kemana sih dia, kenapa sangat lama sekali, apa dia sudah menyeduh mienya atau belum sih?" Gerutu Wili sambil keluar dari kamarnya dan mulai mencari keberadaan Barsha, namun dia tetap tidak berhasil menemukan kakaknya tersebut.

"Sha....dimana kau, aishh...kemana sih anak itu, sepatunya ada tapi orangnya tidak kelihatan apa dia sudah menjadi hantu?" Gerutu Wili yang cukup kesal karena di rumah yang kecil seperti itu dia bahkan tidak berhasil menemukan kakaknya.

Hingga suara guyuran air dari kamar mandi terdengar cukup nyaring oleh ya dan Wili langsung mengetahui bahwa orang yang tengah dia cari sedari tadi rupanya berada di dalam kamar mandi.

"Aishh..pantas saja dia tidak mendengarkan ku, aahh....rasakan ini aku kunci saja kau sekalian di dalam sana, karena sudah mengabaikan ku dan membuat aku terus harus mencarimu, dasar kau!" Gerutu Wili sambil langsung mengunci pintu kamar mandinya dari luar.

Aku terus saja mandi dengan segar hingga setelah selesai mandi dan aku hendak membuka pintu keluar, aku mulai merasakan ada yang aneh, karena pintu itu sulit sekali aku buka, tidak bisa aku dorong ataupun aku tarik ke dalam, aku sangat kesal dan sudah bisa menduga bahwa itu sudah pasti perbuatan dari adikku Wili, dia benar-benar sangat menjengkelkan dan selalu membuatku naik pitam setiap saat.

"Wili......buka pintunya Wili!" Teriakku sekencang yang aku bisa saat itu.

Aku sudah berusaha dengan keras untuk mendorong pintu kamar mandi tersebut sebisaku, namun sialnya adikku Wili benar-benar sudah mengunci pintunya dari luar dengan cukup kuat sehingga meski aku sudah berusaha untuk membukanya tetap saja tidak bisa, aku berusaha untuk mengambil sikap gigi miliki satu-satunya itu karena memang tidak ada cara lain yang bisa aku lakukan untuk bisa membuka pintu tersebut, sebab aku tahu bahwa adikku Wili si sialan itu tidak akan mungkin akan membukakan pintunya bagiku.

Aku terus saja menggerutu dengan kesal, dan di penuhi dengan emosi yang sudah menguap di dalam jiwaku saat itu, berusaha untuk menenangkan diri agar tidak sampai mendobrak pintu kamar mandi yang hanya ada satu-satunya di dunia tersebut.

"Hua .....sabar ..sabar... Ya tuhan aku sangat emosi kepadanya, Wili awas saja kau, jika sampai aku melihatmu setelah keluar dari sini, aku akan menghajarmu dengan kepalan tanganku sekuat tenaga!" Gerutuku dengan penuh emosi dan nafas yang terus menderu naik turun sangat kencang dan sulit aku kendalikan saat itu.

Meski aku sangat kuat untuk menahan emosi dan berusaha sabar namun tetap saja semua itu gagal untuk aku lakukan.

Gara-gara dia aku kesulitan untuk membuka pintu kamar mandi yang sudah goyak ini, benar-benar sangat menjengkelkan aku harus mengorbankan sikat gigi ku yang hanya ada satu-satunya tersebut.

"Hua...sikat gigi kesayanganku, maafkan aku tapi jika aku tidak melakukan semua ini maka aku tidak akan bisa keluar dari dalam kamar mandi sialan ini, huhu aku sungguh tidak bisa melakukannya, maafkan aku" ucapku sambil terus saja memegangi sikat gigi kesayanganku saat itu.

Segera saja aku mengambil sikat gigi tersebut dengan tangan yang gemetar perlahan dan mulai membukanya dengan hati yang tidak menentu saat itu, ku tarik nafas dengan panjang dan mulai membuangnya perlahan untuk menguatkan diriku dan meyakinkan diriku sendiri agar bisa merelakan rasa sayangku pada sikap gigi kesayanganku satu-satunya ini.

"Huuuft....aku mohon semoga sikap gigiku akan selamat dan akan baik-baik saja setelah aku bisa membuka pintu ini, huaaa...semoga saja aku bisa menyelamatkan sikat gigi ini, sekaligus bisa membuka pintunya dan menyelamatkan aku dari kesulitan yang sangat menyedihkan ini" gerutuku penuh harapan saat itu.

Aku segera memasukkan sikat gigi pada sela-sela pintu kamar mandiku dan aku berusaha untuk meraih slot yang ada di luar sana dan berusaha dengan keras untuk memutarnya saat itu juga agar kamar mandi bisa segera dibuka.

Membuka slot tersebut sungguh membutuhkan keahlian dan kesabaran yang sangat ekstra agar bisa benar-benar membukanya dan bisa membukakan pintunya agar aku bisa secepatnya keluar dari dalam kamar mandi yang sempit dan sangat menyebalkan ini.

"Eugh....aishh... Bagaimana ini, kenapa sulit sekali untuk membukanya, aaahh...sikat gigiku yang malang, maafkan aku" gerutuku lagi merasa sangat tidak terima karena melihat sikap gigiku ini yang sudah hampir rusak dan akan patah jika aku terus memaksanya untuk berusaha membuka slot di pintu tersebut.

Episodes
1 Menjengkelkan
2 Di Sekolah
3 Nilai Keajaiban
4 Pulang Dengan Varel
5 Dikunci Wili
6 Memasakkan Mie
7 Dengan Varel
8 Menonton Film Horor
9 Mengantarkan Niko
10 Kepulangan Lea
11 Di Abaikan Lagi
12 Mengantuk
13 Numpang Mandi
14 Satu Kelas Dengan Kesi
15 Menyesal
16 Makan Di Kantin
17 Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18 Mengeluh Bersama
19 Dikejar Niko
20 Bersembunyi
21 Melarikan diri
22 Pergi ke Asrama Lea
23 Preman dan Permen
24 Belajar dengan Varel
25 Air yang Mati
26 Tidak Mendapatkan Bekal
27 Ulang Sekolah
28 Jebakan Wili
29 Mengantarkan Pesanan
30 Diobati
31 Salah Paham
32 Menginap Di Rumah Ciko
33 Bertengkar
34 Menangis Diam-diam
35 Kabar Gembira
36 Mencari Hadiah
37 Keras Kepala
38 Membujuk Ciko
39 Meminta Saran
40 Menjemput Varel
41 Paksaan Niko
42 Ternyata Mereka Menyukainya
43 Merasa Tidak Dianggap
44 Salah Menduga
45 Keheranan Sendiri
46 Ujian Akhir
47 Jepri Mengungkapkan Perasaan
48 Amarah Niko
49 Ciko dengan Jepri
50 Dikejar Banyak Wanita
51 Pergi Dengan Varel
52 Tempat yang Indah
53 Merajuk
54 Mencari Varel
55 Mabuk Perjalanan
56 Tidak Sengaja
57 Draft
58 Ternyata Jepri?
59 Menegangkan
60 Disambut
61 Iri Padaku
62 Kabar Baik Dari Varel
63 Tidak Sadar
64 Mengantar Lea
65 Gebetan Lea
66 Berkemas
67 Berangkat
68 Ke Bandara
69 Varel kedinginan
70 Ditinggal Varel
71 Berjalan-jalan di taman
72 Kemenangan Varel
73 Berlibur Bersama
74 Menikah
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Menjengkelkan
2
Di Sekolah
3
Nilai Keajaiban
4
Pulang Dengan Varel
5
Dikunci Wili
6
Memasakkan Mie
7
Dengan Varel
8
Menonton Film Horor
9
Mengantarkan Niko
10
Kepulangan Lea
11
Di Abaikan Lagi
12
Mengantuk
13
Numpang Mandi
14
Satu Kelas Dengan Kesi
15
Menyesal
16
Makan Di Kantin
17
Meminta Bantuan Niko dan Ciko
18
Mengeluh Bersama
19
Dikejar Niko
20
Bersembunyi
21
Melarikan diri
22
Pergi ke Asrama Lea
23
Preman dan Permen
24
Belajar dengan Varel
25
Air yang Mati
26
Tidak Mendapatkan Bekal
27
Ulang Sekolah
28
Jebakan Wili
29
Mengantarkan Pesanan
30
Diobati
31
Salah Paham
32
Menginap Di Rumah Ciko
33
Bertengkar
34
Menangis Diam-diam
35
Kabar Gembira
36
Mencari Hadiah
37
Keras Kepala
38
Membujuk Ciko
39
Meminta Saran
40
Menjemput Varel
41
Paksaan Niko
42
Ternyata Mereka Menyukainya
43
Merasa Tidak Dianggap
44
Salah Menduga
45
Keheranan Sendiri
46
Ujian Akhir
47
Jepri Mengungkapkan Perasaan
48
Amarah Niko
49
Ciko dengan Jepri
50
Dikejar Banyak Wanita
51
Pergi Dengan Varel
52
Tempat yang Indah
53
Merajuk
54
Mencari Varel
55
Mabuk Perjalanan
56
Tidak Sengaja
57
Draft
58
Ternyata Jepri?
59
Menegangkan
60
Disambut
61
Iri Padaku
62
Kabar Baik Dari Varel
63
Tidak Sadar
64
Mengantar Lea
65
Gebetan Lea
66
Berkemas
67
Berangkat
68
Ke Bandara
69
Varel kedinginan
70
Ditinggal Varel
71
Berjalan-jalan di taman
72
Kemenangan Varel
73
Berlibur Bersama
74
Menikah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!