Aku terus saja mengejar Niko yang berlari sangat kencang melewati lorong kelas saat itu, tapi sayangnya sialan Niko berlari terlalu kencang sehingga aku tidak bisa mengejar dia hingga menghentikannya, aku hanya bisa terus saja berjongkok dengan memegangi lututku dan mengatur nafasku yang terus saja terengah-engah sendiri sambil merutuki Niko yang berlari meninggalkan aku saat itu.
"Aishh..dasar kau sialan Niko, awas saja kau...hey...jika sampai aku melihatmu lagi awas saja kau, aku benar-benar akan menghajarmu Niko!" Teriakku sangat kencang dan di penuhi dengan emosi.
Tapi Niko hanya menatapku sekilas saja dan dia terus berlari meninggalkan aku cukup jauh hingga masuk ke kelas B kelas tempat dimana dia tinggal bersama dengan Ciko, sedangkan aku masih tetap berada di kelas D, kelas paling bawah dan tingkatkan paling akhir di sekolah menengah ini, aku sebenarnya tidak bodoh, aku hanya malas belajar saja, karena aku tidak suka duduk di depan buku atau mendengarkan guru yang terus berbicara di depan kelas dalam waktu yang lama, itu terlalu membosankan untuk orang seperti aku ini.
Karena dia sudah berhasil melarikan diri dariku, aku juga tidak bisa melakukan apapun lagi, bel masuk kelas juga sudah berbunyi sehingga aku memutuskan untuk membiarkan Niko lolos untuk kali ini saja, aku un segera pergi menuju kelasku yang berada di paling ujung lalu mulai mencari kursi paling belakang yang selalu aku duduki dari tahun ke tahun.
"Aaahhh ... Ini adalah kursi yang paling nyaman" ucapku sambil segera duduk disana.
Aku sudah memilih kursi yang paling belakang dan berada di pojokan samping jendela kelas, dimana dengan duduk disana aku bisa melihat pemandangan sekeliling sekolah dengan sejauh mata memandang, dan disana juga bisa merasakan angin sepoi-sepoi dari luar secara asri itu cukup menyegarkan ketika menerpa wajahku, dan tempat tidur terbaik agar tidak ketahuan oleh guru, bahkan saat ujian juga masih bisa menyontek ketika aku duduk di tempat pojokan seperti itu.
Memang tempat itu adalah tempat para pemalas sepertiku, ehh...tidak aku tidak pemalas aku hanya tidak ingin menjadi pintar saja.
Pembelajaran pun segera di mulai dan seperti biasa aku hanya mencatat hal-hal pentingnya saja dan sudah selesai mengerjakan semua soal yang di berikan oleh guru padaku, lalu segera mengumpulkan hasilnya ke depan.
Sebuah keajaiban yang tidak pernah aku rasakan, aku mendapatkan nilai seratus, alias sempurna pada mata pelajaran fisika yang sangat tidak aku sukai, bahkan itu adalah salah satu mata pelajaran yang paling aku benci setelah matematika.
Aku benci pelajaran hitungan dan tidak pernah ingin menghitung apapun atau harus menghafal rumus yang sangat sulit di mengerti itu.
Tapi kali ini benar-benar sebuah keajaiban dari semesta dimana aku mendapatkan nilai seratus dan saat aku mendengar pengumuman dari guru aku langsung saja membelalakkan mataku sangat kaget ketika mendengarnya.
"Wahhhh....Bu...apa aku sungguh mendapatkan nilai seratus? Apa kau tidak salah dalam memeriksa soalku?" Tanyaku kepadanya dengan mata yang terbuka sangat lebar.
Ibu guru itu juga terlihat membelalakkan matanya kepadaku dan dia juga tidak menyangka akan ada murid dengan nilai sempurna di kelas D, sehingga dia merekomendasikan aku untuk naik level ke kelas C tahun ini, dan itu adalah sebuah kabar yang sangat gembira yang bisa aku dengar di hari pertama masuk sekolah setelah semua penderitaan dan kesialan yang aku alami tadi pagi.
"Ini benar, ibu sudah memeriksanya berulang kali tetapi semua jawabanmu memang benar dan tepat, kamu akan ibu pindahkan ke kelas C untuk taun ini, karena membuat sebuah peningkatkan yang pesat, dan ibu harap kamu bisa menjadi lebih baik lagi di kelas C nantinya" ucap ibu guru kepadaku.
"Wahh....ibu aku benar-benar sangat senang dan tidak menyangka bisa mendapatkan sebuah keajaiban seperti ini, huaa... terimakasih banyak Bu guru kau adalah malaikat penyelamatku" ucapku benar-benar sangat terharu kepadanya saat itu.
Aku tidak tahu lagi harus berkata-kata apa kepada teman-teman sekelas ku untuk mengucapkan salam perpisahan kepada mereka dan mulai besok aku benar-benar akan berada satu kelas dengan sahabat dan teman sebangku ku yang sangat baik dan selalu ada di sampingku yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kesi.
"Hahaha....Kesi....aku akan mendatangimu, haha..akan aku buat dia kaget dengan kehadiranku besok, lihat saja nanti" gerutuku sangat senang.
Aku sudah pulang sekolah saat ini dan tengah berjalan seorang diri sambil tersenyum lebar dan terus saja merasa sangat gembira sambil bersenandung ria di jalanan seorang diri karena merasa sangat senang.
"La..la...la..la..la..hahahaha...lalalala...hahahah....huahahah....ini adalah kabar yang sangat mengejutkan, haha...ayah akan bangga padaku, dan ibu akan memberikan aku paha ayam saat makan, haha...ini sangat menyenangkan hehe...aku tidak sabar untuk membagikan kabar bahagia ini, kenapa semua orang yang selalu meremehkan aku itu, awas saja kalian haha" ucapku terus saja merasa sangat senang.
Hingga tidak lama sebuah mobil berwarna putih berhenti di sampingku dan menyalakan klakson mobilnya beberapa kali membuat aku sangat kesal karena mobil tersebut seperti mengikuti langkahku saat itu.
"Tid....tid..." Suara klakson mobil itu pertama kalinya.
"Aishhh...apaan sih mobil ini, aku kan sudah berjalan di samping, kenapa terus menyalakan klaksonnya, apa orang di dalam itu orang gila ya?" Gerutuku merasa sangat kesal,
Aku terus melanjutkan jalanku tanpa memperdulikan hal itu, tetapi baru saja aku melangkahkan kaki beberapa saat, mobil putih tersebut sudah menyalakan klaksonnya lagi dan lagi, membuat Barsha merasa sangat emosi di buatnya dan dia langsung saja berhenti sambil segera menghampiri kaca mobil itu berniat untuk memarahi orang di dalam sana.
"Aishhh...sialan, terus saja membuatku jengkel...siapa sih orang di dalamnya" gerutu Barsha yang hampir kehabisan kesabaran saat itu.
Dia mendekati kaca mobil tersebut dan langsung mengetuk kaca mobilnya beberapa kali sambil berkacak pinggang dengan wajahnya yang cukup menyeramkan.
"Tok....tok....tok....hey..keluar kau kenapa terus menyalakan klakson mu, hey...keluar!" Ucap Brasha yang begitu menakutkan dengan nada bicaranya yang tomboi.
Sedangkan di dalam sana sebenarnya itu adalah Varel dia sengaja menyuruh supir tersebut dan profesornya untuk menghentikan mobil tepat di samping Barsha sebab dia ingin mengajak Barsha untuk pulang bersama sekaligus memberikan tumpangan kepadanya karena kebetulan rumah mereka berdekatan dan tentu saja searah.
Melihat Barsha yang cukup ganas tentu sang profesor cukup ketakutan oleh karena itu dia tidak berani untuk menurunkan kaca mobilnya sehingga dia terus menyuruh Varel saja yang menyapa Barsha saat itu.
"Astaga...Varel apakah dia ini sungguh temanmu? Kenapa dia terlihat sangat kuat seperti itu, dia sama sekali tidak seperti seorang teman perempuan untukmu" ucap sang profesor saat itu dengan wajahnya yang menatap ngeri melihat Barsha yang mendekatkan wajahnya pada kaca mobil di sampingnya.
Terlebih Barsha terus berusaha untuk mengintip dengan mengerutkan kedua alisnya dan dia menyipitkan matanya membuat wajahnya terlihat cukup menyeramkan.
Tapi berbeda dengan sang supir juga profesor pembimbingnya, Varel sendiri justru malah terlihat tersenyum kecil melihat wajah Barsha yang seperti itu, tidak ada rasa takut sedikitpun di dalam dirinya.
"Varel cepat kau sapa dia dan turunkan kaca mobilmu itu, agar dia berhenti terus mengintip dari luar seperti ini" ucap sang profesor kepadanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments