Varel segera mengangguk dengan cepat dan dia langsung saja menurunkan kaca mobilnya sambil memanggil Barsha dengan wajahnya yang terus tersenyum lebar setiap kali berhadapan dengan Barsha, bahkan profesor dan supirnya saja merasa kagum dan heran karena Varel sama sekali tidak canggung atau takut pada gadis yang terlihat menakutkan tersebut.
"Barsha....syutt...Barsha...kemarilah" ucap Varel memanggilnya.
Barsha yang mendengar itu dan melihat wajah Varel keluar dari mobil dia segera menghampirinya dengan wajah sedikit kebingungan sedangkan profesor yang ada di dalam terus saja memperingati Varel untuk berjaga-jaga karena dia merasa cemas.
"Varel berhati-hati, jangan sampai dia melukaimu, aaahh kau adalah berlian di laboratorium aku" ucap sang profesor memperingatinya.
"Tenang saja profesor, sebenarnya dia adalah gadis yang baik, iya kan Barsha" ujar Varel kepadanya.
Barsha tersenyum lebar dan menyapa profesor tersebut dengan ramah hingga sang profesor segera membalas sapaannya dan Varel langsung mengajak Barsha untuk masuk ikut ke dalam mobilnya saat itu juga.
"Varel ada apa kau memanggilku, apa ada hal penting yang ingin kau beritahukan padaku?" Tanya Barsha menatap dengan menaikkan kedua alisnya dengan heran,
Karena tidak biasanya Varel memanggil dia di tepi jalan seperti ini secara tiba-tiba, sebab mereka jarang bertemu juga sebelumnya, sehingga Barsha merasa sedikit heran ketika mendapati Varel menyapanya dan menghentikan dia saat itu.
"Ayo masuklah Barsha kita pulang bersama, kau akan lelah jika pulang berjalan kaki, bukankah tadi pagi kau mengeluh lelah terus pergi dengan berjalan kaki?" Ucap Varel mengajaknya untuk segera masuk.
Barsha terus saja merasa sangat senang, karena keinginannya untuk tidak pulang dengan berjalan kaki terwujud sangat cepat, dia merasa sangat beruntung karena bisa bertemu dengan Varel di jalan seperti ini, dia langsung tersenyum sangat lebar dan tentu saja Barsha menyetujui ajakan dari Varel dengan cepat.
Dia merasa sangat senang sekali dan langsung saja hendak masuk ke dalam mobil tersebut, namun sayangnya saat Barsha hendak membuka pintu mobil itu, dia merasa sedikit aneh dan kebingungan mencari bagaimana cara membuka pintu mobil tersebut, sampai akhirnya dia terpaksa meminta bantuan kepada Varel secara langsung karena dia sudah sangat pusing sekali mencari cara untuk membuka pintu mobil itu, tetapi dia tetap tidak berhasil menemukannya juga.
"Aishh ... bagaimana cara membukanya? Varel cepat bukakan pintunya untukku, aku tidak tahu bagaimana cara membukanya" ucap Barsha dengan wajahnya yang terlihat sangat kebingungan sekali.
Varel yang melihat itu dia terus saja tersenyum lebar menatapnya dan dia segera membantu Barsha untuk membukakan pintunya dari dalam dengan segera, hingga pintu itu akhirnya terbuka dan Barsha langsung masuk ke dalam dengan secepatnya, dia merasa cukup senang dan terus menatap ke sekeliling ruangan di dalam mobil itu yang terlihat sangat bagus dan mewah.
"Waahhh ..Varel apa ini mobil pasilitas dari kampusmu yang di berikan untuk mengantarmu kemana-mana?" Tanya Barsha kepadanya dengan wajah yang takjub.
"Benar ini adalah mobil milik profesor, kamu bisa menyapanya" ucap Varel sambil menunjuk ke arah seorang pria dengan kepala yang botak tanpa ada rambut sedikit yang tersisa di atas kepalanya itu.
Saat pertama kali melihatnya aku benar-benar tidak bisa menahan tawa dan terus berusaha untuk menahannya dengan sekuat tenaga hingga mengubah rasa ingin tertawa itu menjadi sebuah senyuman lebar kepadanya, karena aku tidak ingin membuat profesor itu menjadi tersinggung karena aku.
"Fffttt ...aahahh..hai profesor aku Barsha temannya Varel senang bertemu denganmu" ucapku sambil memperkenalkan diri kepadanya.
Untung saja profesor itu tidak terlalu masalah saat aku masuk ke dalam mobilnya dan duduk di belakang tepat di samping Varel saat itu, jika tidak aku akan merasa malu dan tidak enak kepadanya karena sudah ikut masuk di dalam mobilnya.
"Aahaha...iya..senang juga bertemu denganmu, Varel pernah menceritakan tentang ketiga teman masa kecilnya, dan dia juga membicarakan tentang namamu" balas sang profesor kepadaku saat itu.
Aku tidak menduga orang pendiam seperti Barsha bisa menceritakan tentang pertemanan kami di masa kecil kepada profesornya, sehingga aku refleks menatap ke arah Varel dan dia terus saja tersenyum lebar padaku, seakan wajahnya itu tidak pernah menunjukkan ekspresi lain selain sedikit cemberut, menyedihkan juga senyum yang lebar.
Dia terlalu kaku dan selalu menghabiskan banyak waktu di dalam laboratorium bersama sang profesor, aku bahkan jarang sekali bertemu dengannya.
Dan sekalinya bertemu malah di acara sekolah seperti tadi, itu cukup memalukan untukku bahkan sampai sekarang aku masih saja merasa tidak enak pada Varel juga profesornya. Tapi untungnya saat kejadian itu terjadi aku tidak melihat keberadaan profesor tersebut, sehingga aku pikir dia tidak akan mengetahui tentang kejadia di sekolahnya padaku, jadi aku tidak terlalu menahan malu dan canggung di tengah-tengah mereka saat itu.
Hingga tidak lama ketika sampai aku langsung saja kembali berterimakasih kepada sang profesor karena sudah mengantarkan aku dan memberikan izin untuk aku ikut masuk ke dalam mobil mewah miliknya tersebut.
"Ahaha... terimakasih profesor kau sangat baik sekali, lain kali jika kau membutuhkan bantuan apapun kau bisa mengabari aku lewat Varel aku bisa membantumu dalam segala hal" ucapku kepadanya,
"Aaahhhh...tidak masalah, tolong jaga Varel saja, dia anak yang hebat dan spesial semoga denganmu dia bisa lebih ceria dan terlihat terus tersenyum seperti ini" ucap sang profesor kepadaku saat itu,
"Professor kau tidak perlu cemas soal itu, sejak kecil aku sudah mengurusinya bahkan orang yang selalu membacakan dongeng padanya saat dia tidur itu juga aku, jadi aku sangat mengenal anak kecil ini, dia akan terus tersenyum cerah selama aku menyuruhnya, iya kan Varel" ucapku sambil menepuk kepala Varel yang cukup tinggi dan aku agak kesulitan untuk meraihnya.
Namun dengan cepat Varel menunduk sehingga aku bisa menyentuh kepalanya saat itu, dan langsung saja menepuknya dengan pelan dan menunjukkan hal tersebut kepada profesor pembimbing Varel di laboratorium.
"Lihat dia sangat penurut bukan, jadi kau bisa mempercayakan dia padaku" balasku sambil tersenyum senang pada profesor tersebut.
Sedangkan profesor sendiri terus membelalakkan matanya dengan sangat lebar, dia sama sekali tidak menduga orang pendiam dan sangat misterius seperti Varel bisa menurut dengan seorang gadis bar bar dan begitu tomboi seperti itu, bahkan dia mau merunduk dan membiarkan kepalanya di teluk tepuk seperti itu oleh gadis aneh dengan rambut pendek dan pakaian berantakan seperti itu.
"AA..AA..ahh..iya kau memang orang yang tepat, kalau begitu aku harus segera kembali, Varel jaga kesehatanmu kau hanya punya libur satu Minggu saja, gunakan itu untuk beristirahat" ujar sang profesor sambil menepuk sebelah pundak Varel.
Varel hanya mengangguk sambil tersenyum kecil menanggapinya dan dia segera pergi dari sana dengan cepat sedangkan aku terus melambaikan tangan kepadanya dan mengucapkan kalimat perpisahan pada profesor tersebut.
"Terimakasih banyak profesor, sampai jumpa kembali" teriakku sambil terus melambaikan tangan cukup tinggi padanya hingga mobil profesor tersebut hilang tidak terpandang oleh mata lagi.
Setelah itu barulah aku kembali membalikkan badan hendak pulang ke rumahku namun aku melihat Varel yang masih berdiri di sampingku dan menatap aku dengan lekat tanpa mengatakan apapun kepadaku saat itu.
"Ehhh... Apa lagi yang mau kau lakukan, kenapa masih disini? Ayo cepat pulang sana, bukankah kau harus beristirahat ya?" Ucapku kepadanya dengan sedikit heran.
Lagi-lagi dia hanya mengangguk sambil tersenyum kepadaku, lalu dia pergi menuruti ucapanku begitu mudahnya, berjalan dengan perlahan dan masuk ke dalam rumahnya yang tepat saling berhadapan dengan rumahku saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments