Melihat kak Anton yang berdiri dengan tegak sambil membawa sebuah sapu di tangannya yang dia tepukkan menggunakan tangan beberapa kali sambil menatap ke arah kami berdua, itu benar-benar sangat mengerikan dan Niko semakin memegangi tanganku dengan erat, aku sendiri juga menelan salivaku dengan susah payah karenanya.
"Astaga....Niko apa itu sungguh kakakmu, dia terlihat sangat menyeramkan malam ini, apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanyaku kepadanya,
"Ayolah Barsha kau yang selalu bisa menangkan kakakku, ayo berpikir jangan sampai dia berjalan mendekati kita, atau aku akan benar-benar mati karenanya" balas Niko yang tidak bisa berpikir saat itu.
"Dasar kau sialan, sudahlah ayo kita hampiri dia sebelum emosinya semakin besar" balasku sambil berjalan perlahan mendekati kak Anton yang berdiri di depan tangga rumahnya saat itu.
Niko sangat sulit sekali untuk berjalan mungkin karena kakinya yang bergetar ketakutan saat itu, tapi aku tidak menyerah terus saja menyerangnya dan membawanya untuk mendekati kak Anton secepatnya.
Aku terpaksa harus berpura-pura ramah dan mulai menyapa kak Anton agar dia tahu bahwa yang datang dengan adiknya adalah aku, hanya dengan begitu bisa menghentikan sedikit emosi pada kak Anton, meski aku tahu dia tidak pernah marah kepadaku namun tetap saja melihatnya seperti itu membuatku takut.
"Ekm.....hallo kak Anton, sedang apa kau berdiri disitu da membawa sapu, apa kau mau menyapu di malam hari ya? Astaga...kak Anton kau sudah bekerja keras saat matahari terbit kenapa kau meny*ksa dirimu seperti ini" ucapku langsung saja menyapanya dan berbicara asik dengannya sambil segera melepaskan pegangan Niko pada tanganku.
"Aaahhh ..Barsha aku pikir siapa, kenapa kau datang kemari selarut ini, apa kau tidak takut berjalan di jalanan sepi ini kan malam jum'at keliwon" ujar kak Anton mengingatkan aku tentang malam Jumat saat itu.
Sebab sebelumnya aku sama sekali tidak tahu jika malam itu adalah malam Jum'at keliwon yang aku tahu ini adalah malam Sabtu, aku benar-benar sudah keliru dalam menghitung hari sebelumnya.
Sehingga ketika mendengar bahwa saat ini adalah malam Jum'at kliwon dari kak Anton aku sangat kaget dan refleks langsung membelalakkan matanya dengan sangat lebar kali itu, aku langsung bertatapan dengan Niko karena dia tidak memberitahuku tentang hal itu.
"AA ..apa? Malam Jumat Kliwon... bukannya sekarang malam Sabtu ya kak?" Tanyaku memastikan padanya,
"Siapa yang bilang seperti itu, ini jelas malam Jumat kliwon kalau kamu tidak percaya lihatlah ini" balas kak Anton sambil memperlihatkan kalender di ponselnya.
Melihat itu aku benar-benar merasa sangat lemas dan tidak tahu harus berbuat apa sekarang, karena aku tidak akan berani melewati jalanan sepi itu lagi untuk sampai ke rumahku sekarang.
"Astaga...Nikoooo...kenapa kau tidak memberitahuku jika sekarang malam Jumat Kliwon, apa kau sengaja ya?" Ucapku kepadanya sambil membelalakkan mata dengan lebar,
"Ehehe.....maafkan aku Barsha tapi jika aku mengatakannya kau pasti tidak akan mengantarkan aku pulang bukan?" Balas dia yang benar-benar membuat aku kesal.
Langsung saja aku mengambil sapu di tangan kak Anton secepatnya lalu ku pakai untuk menimpuki Niko dengan sekuat tenaga dan terus mengejar dia yang berusaha menghindar dariku saat itu.
"Buk...buk...buk...sialan kau, bisa-bisanya kau membohongiku....kemari kau Nikooo" teriakku terus berlari mengajar dia hingga aku lelah dan kak Anton menghentikan pertengkaran kami berdua secepatnya saat itu.
"Heh...he...heh...sudah hentikan, apa kalian ini anak-anak, sudah SMA seperti ini masih saja bertengkar, Niko cepat kau ikut aku, ayo antarakan Barsha pulang dan bawa senter di dalam" perintah kak Anton kepada Niko yang langsung dia turuti.
Niko memang tidak bisa membantah apapun yang di perintahkan oleh kak Anton, karena dia sangat takut dengan sosok kakaknya tersebut, terlebih karena kak Anton yang membiayai semua kebutuhannya dan mengurusi dia seorang diri sejak kecil hingga kak Anton mengesampingkan kisah asmaranya sampai saat ini, itu alasan terbesar mengapa Niko selalu menurut padanya karena dia tidak memiliki anggota keluarga lain lagi selain dari kak Anton seorang.
Aku pun pulang diantar oleh kak Anton secepatnya saat itu, di perjalanan aku terus saja berjalan sambil memeluk tangan kanan kak Anton sedangkan Niko memeluk tangan kiri kak Anton saat itu, sehingga kak Anton yang merasa dia kesulitan berjalan sebab kami berdua yang terus saja memegangi tangannya dengan sangat erat membuat kak Anton terlihat kesal dan marah saat itu.
"Aishh....lepaskan tanganku, kenapa kalian berdua sangat penakut, jika kalian takut jangan main saat malam apa kalian mengerti hah?" Bentak kak Anton membuat aku dan Niko langsung mengangguk patuh padanya namun kami tetap memegangi kembali tangan kak Anton lagi dan lagi saat itu.
Hingga aku sampai di depan rumahku dan sangat berterima kasih kepada kak Anton saat itu yang sudah mau mengantarkan aku untuk pulang, namun saat aku hendak masuk ke dalam rupanya kakakku Lea juga baru saja sampai di rumah saat itu.
"Ahh... terimakasih banyak kak Anton kamu sudah mau membantuku untuk pulang" ucapku sambil membungkuk memberi hormat kepadanya,
"Tidak masalah, lain kali kau jangan mau jika anak nakal ini memintamu mengantarkannya pulang, kamu itu perempuan dan harus menjaga dirimu sendiri, jangan menjaga pria penakut ini, mengerti? Balas kak Anton yang langsung aku balas dengan anggukan.
Hingga tidak lama terdengar suara Lea dari samping kami yang secara tiba-tiba muncul disana membuat aku dan Niko sangat kaget dengan kemunculannya yang tiba-tiba seperti itu.
"Sedang apa kalian disini?" Ucap Lea dengan sorot mata tajam menatap ke arah aku dan Niko berulang, di tambah rambut yang dia uraikan dan sedikit tertiup angin hingga membuat setengah wajahnya tertutup saat itu.
"Aaakkkkkk.....Hantu!" Teriakku bersamaan dengan Niko sangat kencang.
Namun dengan cepat kak Anton langsung membekap mulut Niko dan kak Lea membekap mulutku dengan kuat hingga aku langsung terdiam dan hampir saja kehabisan nafas sendiri saat itu.
"Eummm...eummm....buk..buk" berontak ku sambil menepuk tangan Kenyang membekap mulutku dengan kencang saat itu.
Hingga akhirnya Lea mau melepaskan bekapannya dan aku bisa bernafas dengan sangat lega, meski terdengar nafas yang menderu saat itu.
"Hah....hah...hah.....Lea kenapa kau tiba-tiba muncul, apa kau baru pulang ya, aahhh...kau mengagetkan aku saja" ucapku kepadanya.
"Peletak....bodoh.... bisa-bisanya kau mengira aku hantu memangnya wajahku ini mirip seperti hantu apa!" Bentak Lea sambil mengetuk kepalaku cukup kencang saat itu.
Rasanya benar-benar sangat sakit, Lea selalu saja mengetuk kepalaku dengan seenaknya seperti itu, dia benar-benar kakak yang sangat menyebalkan dan tidak layak untuk di tiru karena selalu menindas adiknya sendiri tanpa ampun, bahkan tidak pernah melihat situasi saat hendak melakukannya.
"Adududuh.....Lea kenapa kau menepuk kepalaku sssttt....ahhh..ini sakit tahu" balasku dengan kesal dan terus mengusap kepalaku saat itu.
Kak Anton dan Niko terlihat menertawakan aku dan mereka memalingkan pandangan saat aku memergokinya, mereka sungguh menjengkelkan dan segera saja kak Anton berpamitan pergi dari sana secepatnya karena dia sudah tahu bagaimana kelakuan dari kakakku Lea saat itu.
"Kalau begitu kami permisi dulu, selamat malam Barsha...Lea" ucap kak Anton untuk pertama kalinya menyapa Lea.
Aku menatap dengan membuka mataku cukup lebar mendengar kak Anton terlihat sangat aneh ketika menyapa Lea saat itu, sedangkan Lea sendiri hanya mengangguk dan terus memasang wajah menyebalkan sambil terus menarik tanganku untuk masuk ke rumah secepatnya saat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments