Aku tidak akan pernah pergi darimu

Cinta pun mulai mengambil sendok dan garpu di tangannya. Setelah itu ia pun mulai mencicipi makanan yang sudah dipesan sang suami untuk dirinya.

"Hmm ... ini benar-benar luar biasa, enak sekali!" puji Cinta saat merasakan satu sendok makanan yang menurutnya itu adalah nasi goreng.

"Bagaimana, kamu suka?" tanya Arga yang juga ikut makan bersama istrinya. Cinta pun langsung mengangguk dan mengiyakan apa yang ditanyakan oleh sang suami.

Mereka berdua pun menikmati hidangan yang sudah tersedia, sungguh makan malam yang sangat romantis, apalagi sang Violis mulai memainkan biola dengan merdu. Mata seorang Arga tak pernah berhenti untuk memandang wajah sang istri, hingga tanpa disadari, ada sebulir nasi yang tertinggal di sudut bibir Cinta.

Dengan segera, Arga mendekati istrinya dan duduk di samping Cinta. Tentu saja Cinta merasa terkejut saat sang suami tiba-tiba berada di sampingnya sambil menghentikan tangannya yang sedang memegang sendok.

"Jangan bergerak!" titah Arga. Cinta pun spontan menoleh ke arah sang suami yang sedang menatap dirinya.

"Ada apa?" tanya Cinta penasaran, karena Arga terlihat begitu erat menatapnya.

Perlahan, Arga mendekati wajah istrinya, Cinta pun dibuat gugup, akhir-akhir ini Arga memang selalu menempel dengannya, tapi ini masih di luar dan ada orang yang sedang melihat mereka. Cinta takut Arga tidak bisa mengendalikan dirinya.

"Kamu mau apa? Jangan di sini please! Di rumah saja, kamu bisa bebas sesuka hatimu, banyak orang nanti ada yang lihat," ucap Cinta lirih saat wajah suaminya kian mendekat.

"Jangan banyak tanya, diam saja!" sahut Arga yang terus mendekati wajah Cinta. Gadis itu mulai memejamkan matanya dan pasrah, ia pikir pasti suaminya minta ciuman darinya.

"Ya ampun nih orang! Gila ciuman, ya! Nggak di rumah nggak di sini, selalu saja minta cium, tapi kok aku malah senang, ya! Ciumannya itu benar-benar nagih, astaga Cinta! Jangan-jangan kamu sudah ikut gila seperti Arga?" batin Cinta yang mulai merasakan betapa hangatnya nafas sang suami.

Perlahan, Arga mendekati bibir Cinta, dan Ia pun mengambil buliran nasi di sudut bibir isterinya dengan bibirnya. Setelah Arga berhasil mengambil sisa nasi itu. Ia pun segera mengusap lembut bibir isterinya dengan tisu.

Cinta melihat mulut sang suami yang terdapat sisa nasi dari ujung bibirnya. Seketika Cinta terkejut Arga tidak membuangnya, tapi pria itu memakannya.

"Arga! Apa yang kamu lakukan, Tuan! Itu nasi sisa dari mulutku, kenapa kamu makan? Kamu nggak jijik?" seru Cinta yang merasa tidak enak jika Arga melakukan hal itu.

"Jijik? Untuk apa aku jijik? Hanya kamu wanita yang tidak pernah jijik melihatku, seorang pria yang aneh yang tidak pernah membayangkan jika seorang wanita itu adalah sebuah keindahan. Tapi kamu adalah wanita yang sangat berbeda dari sekian banyak wanita yang kutemui. Usahamu untuk menyadarkan aku jika dirimu sangat berharga adalah sebuah keberanian hebat. Bagaimana bisa aku jijik dengan hal sekecil itu, karena bukan hanya sisa nasi yang menempel pada bibirmu, bahkan aku sudah merasakan manisnya seluruh tubuhmu dan itu membuatku sangat candu. Kamu sudah membangunkan jiwa liar seorang Arga. Kamu milikku, Cinta! Tidak akan ada pria yang mampu mengambil dirimu dari sisiku, aku rela mempertaruhkan nyawa untuk mendapatkanmu kembali dalam pelukanku, kalaupun aku kalah, aku lebih mati daripada harus melihatmu bersama pria lain!" ucapan Arga yang tulus seketika membuat Cinta segera menutup bibir sang suami dengan ujung jarinya.

"Sssttt! Jangan katakan itu, Tuan Arga! Aku tidak akan pernah pergi dari sisimu, aku janji padamu!" seru Cinta dengan matanya yang mulai berkaca-kaca.

"Are you really?" Arga bertanya dengan suaranya yang serak.

"Yeah! Of Course!"

Mendengar jawaban dari sang istri, seketika Arga berdiri dan mengajak istrinya untuk berdansa. Arga mengulurkan tangannya kepada Cinta, dengan senang hati Cinta pun ikut berdiri dan berdansa dengan sang suami.

Keduanya berdansa begitu mesra sekali, Cinta mengalungkan kedua tangannya pada leher sang suami, begitu juga dengan Arga yang melingkarkan kedua tangannya pada pinggang sang istri. Tatapan mata keduanya saling terpaut dan seolah saling berbicara.

"Ya Tuhan! Bagaimana bisa aku mengatakan untuk tidak meninggalkannya? Apa ini? Apa aku sudah jatuh cinta kepada pria pelangi ini? Bukan, dia bukan pria pelangi, dia pria yang sangat jantan, aku bisa merasakannya, dia pandai sekali membuatku bahagia di atas ranjang, dia tidak pernah mengecewakan aku, Tuan Arga pesonamu sudah membuatku tergila-gila, maafkan aku Ray! Kali ini aku berkhianat padamu! Aku tidak bisa kembali lagi padamu, aku butuh suamiku. Hanya suamiku!"

Kemesraan mereka berdua, rupanya dilihat oleh Ray yang saat itu sengaja mencari tahu tentang di mana mereka sedang makan malam. Ray terlihat begitu marah dan geram, karena Cinta diam saja saat Arga menciumnya berkali-kali sambil berdansa, bahkan mereka sesekali saling bercanda dalam dansa romantis itu.

"Brengsek! Cinta, apa-apaan kamu, kamu biarkan laki-laki itu menyentuh bibirmu, aku saja tidak pernah kamu izinkan untuk menciummu, tapi dengan pria homo itu dengan mudahnya kamu membiarkan dia melakukannya, menjijikkan!" batin Raymond sambil mengepalkan kedua tangannya.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

Rapa Rasha

Rapa Rasha

selamat hari raya idul Fitri kakak author mohon maaf lahir dan batin 🙏🏻 buat semuanya juga ya

2023-04-22

3

asih

asih

kenapa aku gak begitu suka dengan karakter ray,,q harap cinta secepatnya memberi penjelasan sama ray supaya dia bahagia sama bang arga yang sudah tercinta-cinta lope lope 😘😘😘

2023-04-21

2

Agus Purwanto

Agus Purwanto

cinta dan Arga Uda saling🥰🥰🥰🥰Ray Uda cari cewek lain aja cinta Uda milik arga

2023-04-21

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!