Cantik

Setelah Arga sah mengucapkan ijab Kabul. Akhirnya resepsi pernikahan mereka pun digelar. Tentu saja Cinta yang mulai bertugas untuk hari pertamanya, saat itu tampak menggandeng mesra suaminya. Sementara Arga terlihat kaku dan dingin, pria itu tidak terbiasa dengan sentuhan tangan seorang wanita. Arga pun berusaha untuk melepaskan tangannya. Namun, Cinta selalu bisa untuk membuat Arga tetap diam.

"Aduuhh Tuan! Yang santai dong, jangan kaku gitu. Biasa aja kali, kita buktikan kepada semua orang bahwa pernikahan kita tuh sangat bahagia, cuss senyum!" bisik Cinta kepada suaminya. Spontan Arga pun menyahuti ucapan Cinta.

"Pergi menjauh dariku! Aku tidak sudi melihatmu apalagi menyentuhmu!" seru Arga dengan tatapan matanya yang tajam. Melotot kepada Cinta yang saat itu sedang memegangi tangannya.

"Saya tidak perduli, Tuan! Yang saya butuhkan hanya uang, saya harus membebaskan ayah saya dari penjara dan menyelamatkan aset-aset perusahaan keluarga kami, dan saya akan tetap menggoda Tuan sampai saya benar-benar hamil, setelah bayi itu lahir, saya pasti pergi sesuai perjanjian kontrak," ucap Cinta kepada Arga. Cinta tak perduli dan ia pun terus bergelayut mesra pada lengan sang suami.

Arga pun masih berekspresi dingin, seolah dirinya tidak perduli dengan kehadiran Cinta di sisinya. Sedangkan Cinta, sejak pernikahan mereka sah, ia pun mulai menggoda sang suami dengan menempelkan tubuhnya begitu dekat, sehingga membuat Arga sedikit risih.

"Ih ... agak jauhan dikit! Kamu ini membuatku risih aja, ukuran S aja pakai dekat-dekat!" ucap Arga sambil melihat PD Cinta yang ukurannya cenderung lebih kecil dari wanita biasanya.

"Ha! Apa Anda bilang? Saya memiliki ukuran S? Enak aja Anda berkata seperti itu, sok tahu banget! Entar ya saya tunjukin bakal senyum-senyum Anda, percaya deh!" sahut Cinta.

"Aku ngga perduli, mau kamu tunjukkan semuanya pun aku nggak bakalan tertarik, palingan juga bentuknya kayak kesemek," balas Arga. Cinta pun tersenyum smirk dan berkata, "Eh enak aja kayak kesemek, bener nih nggak tertarik? Aduhh Tuan apa Anda nggak kasihan sama saya? Saya harus segera mendapatkan uang itu, Tuan. Urgent banget nih."

Arga tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Lagipula sudah aku bilang aku nggak mau nikah. Itu urusan kamu, bukan urusanku!" sahut Arga yang susah sekali untuk dirayu.

"Ck! Nih orang keras kepala banget sih! Sumpah ya sebenarnya males banget lihat mukanya yang jutek itu," umpat Cinta sembari komat-kamit, seketika Arga mendengar suara komat-kamit Cinta yang mengumpat dirinya.

"Kalau males lihat, kita bercerai saja mudah, kan?" Arga berkata dengan ekspresi datar.

"Yah jangan dong, saya kan belum hamil, Tuan Arga! Tuh lihat Madam Desy, wajahnya bahagia sekali melihat putranya menikah. Masa iya sih Anda tega banget buat Mommy Anda sendiri sedih, dosa loh!" sahut Cinta yang membuat Arga kembali berpikir.

"Haaaa sudahlah! Aku mau istirahat, lama-lama pusing kepalaku!" Arga tiba-tiba beranjak pergi ke kamarnya, Cinta pun dengan cepat mengikuti kemana suaminya pergi. Sementara itu, para tamu undangan tampak memperhatikan pasangan pengantin baru itu terlihat beranjak pergi.

"Loh pergi kemana pengantin barunya?"

Madam Desy yang mendengar itu, ia pun menjawab, "Oh mungkin saja mereka sudah tidak sabar ingin pergi ke kamarnya, maklum pengantin baru kan seperti itu," ucapnya kepada para tamu-tamunya.

"Mudah-mudahan Tuan muda Arga bisa segera memberikan cucu kepada Madam, ya? Semoga saja tidak hoaks," ucap salah seorang tamu.

"Hmm ... tentu saja, Nyonya! Anak saya pasti akan memberikan cucu untuk saya, pegang kata-kata saya. Dan saya akan buktikan kepada semuanya jika putra saya itu adalah laki-laki normal, bukan seperti yang digosipkan orang-orang." Madam Desy berkata dengan sangat yakin.

"Pasti kita akan menunggu kabar gembira itu, Madam! Semoga saja tidak mengecewakan," balas seorang wanita yang menjadi tamu undangan.

*

*

*

*

Sementara itu, Arga sudah sampai di dalam kamar. Pria itu segera masuk dan membuka jas pengantinnya dan melemparkannya ke sembarang arah. Begitu juga dengan Cinta, Ia pun ikut masuk ke dalam kamar Arga. Spontan Arga terkejut karena Cinta tiba-tiba saja nyelonong masuk ke dalam kamar pribadinya.

"Eh eh ngapain kamu masuk ke dalam kamarku? Keluar sana?" ucap Arga menyuruh Cinta untuk keluar.

"Hari ini, kamar Tuan muda Arga Bimantara juga merupakan kamar saya, tadi saya sudah dibriefing gitu sama Madam. Jadi, saya nggak salah dong masuk ke sini, sudahlah! Lagipula kita itu kan suami istri, jadi wajib bagi kita bobo bersama," sahut Cinta sambil melepaskan aksesoris pengantinnya.

"Wajib bobo? Tidur sama kamu? Nggak bisa, aku tidak mau, lebih baik aku tidur di sofa saja daripada tidur bareng sama kamu," ucap Arga yang tetap keukeuh menolak kehadiran Cinta. Cinta yang saat itu sedang sibuk melepaskan aksesoris pengantinnya. Tiba-tiba ia sedikit berteriak.

"Aduh aduh aduh tolongin dong!" pekik Cinta ketika rambutnya nyangkut pada jepitan pengantin yang hendak ia lepas. Arga yang melihat itu seketika membantu Cinta untuk melepaskan jepitan pengantin itu.

"Apa lagi sih! Ngerepotin banget sih jadi cewek," meskipun sedang mengomel, Arga tetap berusaha membantu istrinya melepaskan rambut Cinta yang tersangkut pada aksesoris pengantinnya.

"Aw aw pelan-pelan dong! Rambutku bisa jebol nih!" sahut Cinta yang merasa rambutnya tertarik dengan kuat.

"Bisa diem nggak sih!" seru Arga. Dan setelah beberapa saat, akhirnya jepitan pengantin itu terlepas juga dari rambut Cinta, spontan rambut Cinta pun terurai semua. Rambut panjang nan indah itu tergerai begitu cantik menghiasi wajah manis Cinta.

Untuk sejenak, Arga melihat Cinta dengan rambutnya yang tergerai indah. Baru kali ini Arga kagum dengan wajah seorang wanita, dari berbagai wanita yang ia jumpai, barulah sekarang Arga melihat sosok yang berbeda dari seorang gadis yang baru saja ia nikahi.

"Cantik!!" sebuah kata yang terucap dari bibir Arga, pria itu tak sengaja memuji kecantikan Cinta.

Cinta yang tak sadar jika sedang diperhatikan oleh sang suami, ia pun terlihat cuek dan tetap sibuk mencari handuk untuk dirinya mandi.

"Em ... Tuan! Handuknya di mana? Saya mau mandi dulu," seru Cinta sembari menatap wajah sang suami yang saat itu masih terpaku melihat wajahnya.

Arga terkesiap dan ia pun memijit pelipisnya, "Di dalam lemari, ambil saja sendiri!" ucap Arga salah tingkah. Cinta yang tahu jika suaminya curi-curi pandang, ia pun meledek Arga. "Cie cie ... diam-diam ngeliatin saya, ya? Hayo ngaku deh!" seru Cinta sembari tersenyum meledek.

"Shiiit! Lama-lama aku berada di kamar ini bisa gila, lebih baik aku keluar saja!" Arga pun beranjak pergi keluar dari kamarnya.

"Eh Tuan mau kemana?" teriak Cinta saat melihat Arga pergi.

"Cari angin di sini panas!" sahut Arga yang pada akhirnya pria itu keluar dari kamarnya.

Cinta pun hanya bisa menghela nafasnya. Ia duduk di atas ranjang tidur, wajah sedihnya pun mulai memperlihatkan bagaimana beban yang ia bawa, dibalik sikapnya yang lincah dan ceplas-ceplos, ada sesuatu yang membuat Cinta bersedih.

"Ya Tuhan! Kenapa nasibku seperti ini? Aku harus segera mendapatkan uang itu, jika tidak nasib perusahaan Papi tidak akan bisa diselamatkan. Raymond! Aku minta maaf padamu, aku tidak bisa menjadi wanita yang sempurna untukmu, aku harap kamu bisa memaklumi keadaanku saat ini, aku harus berjuang untuk mendapatkan uang itu segera," ucapnya lirih sembari mengingat sang kekasih yang kini masih berada di luar negeri.

...BERSAMBUNG ...

Terpopuler

Comments

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

Sabar y cinta,si Arga nyawanya Lom kumpul 😇

2023-04-12

0

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

🌟æ⃝᷍𝖒ᵐᵉN^W^NH^Ti᭄💫

keliatannya S padahal mah dobel XL,coba deh tanya author 😅😅

2023-04-12

0

Rapa Rasha

Rapa Rasha

lanjut kakak

2023-04-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!