Bab 18. KETEMU

Kai Yue berpura-pura tidak peduli dan memejamkan mata, lalu menjentikan jari ke arah ke-enam anggota Organisasi Sisik Naga.

...ZRASH! ZRASH!...

Tubuh mereka berenam hancur menjadi kabut darah, karena sentilan energi dari Kai Yue yang terlalu kuat. Shen Zhou berlutut lemas sambil memegangi dada tepat bagian jantung dengan melebarkan mata.

Dia terkejut setengah mati dan merasakan aura membunuh yang sangat kuat. Walaupun hanya sekilas dan tidak tahu darimana arah datangnya.

“Oh, Dewa Iblis, Oh Dewa Nirwana! Terima kasih telah menyelamatkan hamba yang super tampan ini. Hamba janji akan memberikan persembahan.”

Shen Zhou justru berlutut dan bersujud berkali-kali ke arah barat. Sebagai rasa syukur telah menyelamatkan hidupnya.

“Tahu terima kasih juga Si Biang Kerok ini. Baiklah, aku akan memanfaatkan ketampanannya untuk mencuci mataku, xixixi ….”

Kai Yue terkekeh sambil mengintip dari celah robekan dimensi.

Kai Yue berkata dengan suara menggelegar serta hanya bisa didengar oleh Shen Zhou. “Wahai anak muda! Aku ingin meminta persembahan darimu. Hanya satu persembahan darimu, ingat! —”

“Ingat-ingat, ting!” potong Shen Zhou sambil mengerlingkan mata.

“Jangan bercanda anak muda!” gertak Kai Yue menggelegar.

Kai Yue marah karena ucapannya dipotong dan dijadikan candaan oleh Shen Zhou. Seketika Shen Zhou meminta maaf atas kelancangannya.

“Ampun Dewa! Aku tidak akan mengulanginya lagi.” Shen Zhou kembali bersujud.

Kai Yue mengeluarkan sebuah pusaka bernama Naga Putih. Berbentuk baju yang bisa melindungi Shen Zhou dari kultivator sepuluh tingkat diatasnya. Jadi, setelah Shen Zhou memakai pusaka tersebut, dia bisa melawan kultivator ditingkat Dewa Perang Bintang Satu. 

Saat ini, Shen Zhou memang berada di tingkat Guru Perang Bintang Satu. Akan tetapi berkat tulang langit dia bisa melawan kultivator tingkat guru Perang Bintang Sembilan. Maka ditambah dengan pusaka baju Naga Putih dia bisa melawan kultivator Dewa Perang bintang satu yang berada sepuluh tingkat di atasnya.

"Kenapa lama sekali?" batin Shen Zhou.

Sesaat kemudian Kai Yue kembali mengucapkan sebuah syarat untuk Shen Zhou.

“Aku minta persembahan. Ehem … setiap malam-malam, i-itu anu, a-anu itu ….”

Kai Yue terlihat gugup dan grogi ketika harus menyatakan syarat persembahan yang harus dilakukan oleh Shen Zhou. Apalagi syarat yang akan ia ajukan terlalu cabul.

“Aku ingin kau memberikan persembahan tubuhmu setiap malam, agar tidak memakai pakaian.”

Sambil berlutut, Shen ZHou menggaruk kepalanya yang tidak gatal, karena bingung dan persembahan yang diminta Dewa-nya terlalu cabul. Baru kali ini dia mendengar persembahan dewa harus mempersembahkan tubuhnya dalam keadaan tanpa sehelai benang.

“Ah, ya sudahlah! Lagipula dewa ini telah menyelamatkanku,” gumamnya.

Setelah berpikir sejenak, kemudian dia melanjutkan dengan kembali bersujud, “Baiklah, aku menyanggupinya.”

Betapa bahagianya hati Kai Yue. Dari robekan celah dimensi yang berada di atas langit, Kai Yue melemparkan pusaka baju Naga Putih yang berbentuk bola cahaya berwarna putih. 

Setelah dilemparkan oleh gadis berambut coklat lurus tersebut, bola cahaya itu berubah menjadi siluet naga berwarna putih. Lengkap dengan kedua manik mata berwarna merah melesat ke arah Shen Zhou yang masih dalam keadaan bersujud.

“Groaar …!” Siluet Naga Putih tersebut meraung keras setelah dekat dengan tubuh Shen Zhou, serta membuka mulut selebar-lebarnya. Tentu saja untuk menelan bulat-bulat tubuh pria berkulit putih yang seperti giok kaca tersebut. 

Tubuh Shen Zhou yang masih dalam keadaan sujud pasrah, kini sudah berada di dalam mulut Naga Putih. Tubuhnya bersinar terang dan membentuk pakaian pendekar berwarna putih yang menyelimuti seluruh tubuhnya.

Pakaian itu sangat cantik dengan goresan motif Naga Emas yang meliuk-liuk di bagian punggungnya. Aura ketampanan Shen Zhou bertambah kemilau setelah memakai pakaian Pusaka Naga Putih.

Shen Zhou merasakan fluktuasi energi chi yang sangat kuat dari Pusaka Naga Putih ini dan mengulas senyum lebar. “Terimakasih dewa, karena telah memberiku sebuah berkah. Aku akan menjaganya seperti aku menjaga cinta dan kesetiaanku pada seorang wanita.”

Shen Zhou yang masih melayang menggenggam kepalan tangannya lalu menunduk hormat ke arah barat. Dia pun segera melesat terbang ke arah desa Api Jindan untuk mencari keberadaan anggota lain.

Berkat pusaka Naga Putih, tubuhnya bisa terbang dan bergerak seringan kapas. Bahkan kiniShen Zhou sudah tidak takut lagi pada siapapun yang mengancamnya. 

......................

...Keesokan harinya....

Setelah kembali ke Desa Api Jindan, Shen Zhou yang sedang terbang, melihat gerombolan prajurit Kerajaan Api Timur yang sedang menarik pajak dari warga Desa Api Jindan dengan paksa.

Kerajaan Api Timur mengklaim jika wilayah Desa Api Jindan merupakan wilayahnya dan bukan merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Api Utara.

Apalagi dulu sering terjadi perang saudara hanya gara-gara memperebutkan wilayah Desa Api Jindan. Namun, setelah perang antara Kekaisaran Han dan kekaisaran Wei, Kerajaan Api Utara menyerah dan memberikan wilayah Desa Api Jindan ke Kerajaan Api Utara.

Alasannya, karena mereka takut dengan Organisasi Sisik Naga yang membantu Kerajaan Api Timur. Organisasi tersebut merupakan hal yang menakutkan di seluruh Kekaisaran Alam Bawah Daratan Xia.

“Kepala Desa Ru Xou kini waktunya menarik pajak dan pajaknya tiga kali lipat!” teriak Jendral Yang Kung dengan jenggot putih keritingnya.

“Ba-baik, Tuan.”

Ru Xou diikuti warga desa yang lain menunduk hormat. Berjalan sambil mengangkat setiap kotak berisikan koin emas yang telah dihasilkan warga Desa Api Jindan selama satu tahun untuk diserahkan pada mereka.

Akan tetapi, Kerajaan Api Timur memiliki raja yang serakah dan setiap satu bulan sekali warga Desa Api Jindan kini harus menyerahkan pajak mereka pada pihak Kerajaan Api Timur.

“Sungguh, mereka terlalu kejam dengan menaikan pajak bulanan tiga kali lipat. Ini sama saja perampokan,” batin Ru Xou menahan amarahnya sudah hampir memuncak.

Jendral Yang Kung memeriksa setiap kotak yang harus berisi 10000 koin emas setiap kotak dan harus membayarkan 100 kotak pada mereka.

"Apa ini?" hardik Jendral yang Kung setelah menghitung setiap kotak hanya berisikan 9900 koin emas dan itu pun merupakan koin emas terakhir milik semua warga Desa Api Jindan.

"Pukul mereka!"

Semua prajurit yang berjumlah 100 orang dengan badan kekar segera memukuli semua warga Desa Api Jindan yang sedang berlutut hormat pada mereka dengan menggunakan tombak mereka.

...BAM! BAM!...

Semua warga desa tertelungkup dengan meringis kesakitan. Walaupun jumlah warga Desa Api Jindan lima kali lipat lebih banyak dari jumlah prajurit Kerajaan Api timur. Namun, tetap saja mereka bukan lawan dari prajurit Kerajaan Api Timur. Apalagi mereka memiliki kultivasi rata-rata ditingkat Master Perang Bintang Dua.

“Ampuni kami, Tuan!”

“Kami mengaku salah, Tuan!”

“Kami akan membayar sisanya di bulan depan!”

“Tolong Tuan, ampuni kami!”

“... ….”

Semua warga menjerit kesakitan sambil meminta ampun, dengan meringis kesakitan dan tubuh penuh dengan lebam ungu. Akan tetapi, prajurit Kerajaan Api Timur terus memukuli mereka walaupun sudah jera.

Mereka seperti bukan manusia, tetapi seperti mesin pembunuh massal yang diciptakan oleh pihak Kerajaan Api Timur yang dikendalikan oleh Organisasi Sisik Naga.

Shen Zhou yang masih melayang di udara melihat Jendral Yang Kung memiliki tato Naga Hitam di lengan kanan dalamnya dan langsung mengeraskan rahang, “Bangsat!” geramnya.

"Hentikan!" teriak Jendral Yang Kung dengan mengacungkan tangan kanan dalam keadaan masih menaiki kudanya.

Semua prajurit itu pun berhenti dan kembali berbaris di belakang kuda Jendral Yang Kung. Mereka memiliki pandangan mata hampa seperti manusia tanpa perasaan yang sangat dingin.

Shen Zhou kali ini tidak gegabah. Matanya berkeliling memindai situasi dan keadaan saat ini. Dia harus benar-banar jeli. Agar bisa membaca tingkat kultivasi setiap prajurit dan juga Jendral Yang Kung agar tidak melakukan kesalahan yang kedua kalinya.

“Tampaknya mereka hanya ditingkat Master Perang bintang satu dan Jendral jenggot keriting itu hanya ditingkat Master Perang Bintang Lima."

"Aku akan menghabisi mereka semua lalu menginterogasi Jendral Jenggot laknat itu,” gumam Shen Zhou sambil mengelus dagunya dan masih dalam keadaan melayang di ketinggian 200 meter.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!