25 hari kemudian.
Shen Zhou yang menjadi kusir kereta kuda, tiba bersama Diao Cha di pusat kota Kekaisaran Han. Dia tidak tega dengan Diao Cha dan takut terjadi fitnah dirinya dengan Diao Cha. Makanya pria bermanik mata biru tersebut langsung menghantarkan Diao Cha pulang ke Istana Han.
“Tuan Putri, kita sudah sampai!”
Shen Zhou turun dari kursi kusir dan membukakan pintu gondola kereta kuda.
“Tuan, tolong bantu Putri Mahkota untuk turun!”
Prajurit tidak ada yang berani dan salah satu prajurit langsung masuk ke dalam Istana untuk melaporkan pada Kasar Lu Shao dan Pangeran Mahkota Lu Bu. Tiga nafas kemudian, Pangeran Lu Bu datang dengan raut muka panik dan langsung menggendong tubuh Diao Cha ala bridal style.
“Tunggu suamiku! Turunkan aku!” pinta Diao Cha manja dan membuat Shen Zhou terbayang masa lalunya dengan Yun Zishan yang begitu bahagia sebelum perempuan ular itu mengkhianatinya.
“Kenapa, Sayang?” tanya Lu Bu dengan tatapan penuh n****, sebab sudah hampir dua bulan tidak menemui sang istri.
Lu Bu ingat jika Diao Cha sedang melatih kitab Bulan Suci yang mengharuskannya untuk terus perawan, walaupun sudah bersuami. Seketika n**** mantap-mantap Lu Bu langsung turun.
Jika dipaksakan akan beresiko. Misal tidak bisa menahan lonjakan energi dari energi Bulan Suci diantara mereka berdua akan mati ketika melakukan mantap-mantap.
“Ini Tuan yang telah menolongku. Mohon sayang berikan hadiah yang pantas untuknya. Dia telah membantai semua prajurit Kerajaan Api Timur seorang diri,” jawab Diao Cha sambil menunjuk Shen Zhou dengan jempolnya.
“Hamba Shen ZHou yang Mulia Pangeran Mahkota Lu Bu.”
Shen Zhou langsung berlutut satu kaki dengan menunduk hormat dan meninju telapak tangannya.
“Terima kasih, saudara Shen ZHou. Mulai sekarang kau saudaraku. Apakah saudara Shen Zhou mau menjadi prajurit di K33ekaisaran Han?” tawar Lu Bu dengan tersenyum ramah.
“Terima kasih yang mulia Pangeran Mahkota, hamba menerimanya!” tegas Shen Zhou dalam keadaan masih berlutut satu kaki.
“Ikut denganku!”
Lu Bu menggendong tubuh Diao Cha ala bridal style dan Shen Zhou mengekor di belakangnya. Menuju ke akademi Bulan Suci, yakni sebuah akademi kultivator di Kekaisaran Han yang membawahi semua Sekte di wilayah Kekaisaran Han.
Banyak petarung handal yang dihasilkan dari akademi Bulan Suci termasuk Lu Bu dan Diao Cha. Banyak pula pejabat tinggi di keempat kerajaan di Kekaisaran Han merupakan lulusan terbaik di Akademi Bulan Suci.
Letak akademi Bulan Suci masuk dalam komplek Istana Han dan diawasi langsung oleh Kaisar Lu Shao. Baginya, kekuatan militer yang kuat bisa menjaga stabilitas keamanan Negara. Maka dari itu, Kekaisaran Han merupakan wilayah kekaisaran nomor satu di alam bawah daratan Xia.
Setelah menyerahkan Diao Cha ke pelayannya, Lu Bu mengantar Shen Zhou mendaftar menjadi murid akademi Bulan Suci.
“Hormat pada yang mulia pangeran.”
Tetua akademi Bulan Suci yang bernama Hua Tuo menunduk hormat dengan meninju telapak tangannya.
“Mohon bimbingan yang mulia pangeran!”
“Jangan terlalu sungkan, Tetua Guru. Aku hanya ingin mendaftarkan saudara menjadi murid di akademi ini. Mohon bantuannya,” balas Lu Bu dengan meninju telapak tangannya dan badan agak membungkuk.
Bagaimanapun, Hua Tuo adalah gurunya di masa lalu. Shen Zhou yang sudah kenal dengan Hua Tuo, hanya bisa terkekeh dengan menutup mulutnya.
“Hahaha … hahaha ….” Shen Zhou tertawa terbahak-bahak mengingat masa lalunya bersama Hua Tuo yang pernah disengat oleh lebah setan dan membuat muka Hua tuo bengkak seperti kepala B***.
“Pak tua, aku tidak menyangka jika engkau menjadi tetua di akademi Bulan Suci, hahaha ….”
“Saudara Shen, mohon jangan seperti itu.” Pangeran Lu Bu mengingatkan.
“Maaf- maaf, yang mulia pangeran. Aku hanya ingat masa lalu saja, pfftt ….”
Shen Zhou masih tertawa namun mencoba menahan tawanya dengan membekap mulutnya sendiri.
“Dasar bocah tengik! Rupanya kau masih hidup!”
Hua Tuo yang sangat familiar dengan sebutan itu langsung memeluk tengkuk Shen Zhou dan memukul kepalanya berkali-kali.
“Mati sana! Mati sana!”
Shen Zhou menjerit kesakitan dipukuli kepalanya oleh Hua Tuo, “Ampun pak tua, ampun! Aku akan terus memanggilmu pak tua!”
Hua Tuo memeluk Shen Zhou dengan meneteskan cairan bening dan berkata, “Syukurlah kamu masih hidup. Aku mendengar kabar jika kamu dan istrimu mencari obat untuk menyembuhkan dantianmu yang hancur serta tubuhmu yang lumpuh.”
“Tapi kamu ditelan oleh formas lubang hitam dari iblis. Nyatanya, kamu masih sehat. Aku sungguh sangat lega.”
“Panjang ceritanya, Tetua Hua Tuo.”
Shen Zhou melepaskan pelukan Hua Tuo dengan wajah menunduk menahan genangan cairan bening di kedua kelopak matanya dengan menundukan wajah.
“Sudahlah, ngomong-ngomong, apakah aku langsung diterima atau harus mengikuti ujian masuk?”
“Baiklah, karena tahun ini belum waktunya menerima murid baru. Aku hanya bisa memberikanmu ujian khusus. Jika berhasil, kamu akan langsung menjadi murid pribadiku. Masuklah ke dalam pagoda Jari Emas dan tembus minimal sampai lantai lima,” tantang tetua Huo dengan mengelus-elus jenggotnya yang berwarna putih lurus.
“Baiklah, Tetua HuaTuo. Aku Shen Zhou menerimanya,” balas Shen Zhou dengan lantang dan berapi-api.
“Mengerikan Tetua Hua Tuo ini. Mana ada yang mampu melewati lantai lima dengan tingkat kultivasi di tingkat pelajar seperti itu,” batin Lu Bu menatap sinis Shen Zhou.
Pangeran Lu Bu pun undur diri dan Shen Zhou diantar oleh Hua Tuo ke Pagoda Jari Emas yang berada di belakang akademi Bulan Suci.
Banyak murid-murid akademi yang sedang berlatih puisi, menulis, menari dan bela diri di lapangan akademi menatap heran Shen Zhou dengan raut muka penuh tanda tanya. Pasalnya, belum pernah Tetua Hua Tuo membawa seorang pemuda atau menerima murid pribadi secara langsung.
Sebelum masuk ke dalam Pagoda Jari Emas, memberikan tanaman obat kesukaannya. Bagaimanapun juga, Tetua Hua Tuo merupakan seorang alkemis atau peracik pil nomor satu di alam bawah daratan Xia. Dia tidak bisa menahan diri jika sudah melihat tanaman obat yang dipetik oleh Shen Zhou.
"Ini, Tetua Hua Tuo!"
Shen Zhuo mengeluarkan semua tanaman obat berusia 100 tahun yang dipetik sebelumnya di hutan Hantu Malam dari cincin ruang dan memberikannya pada tetua Hua Tuo.
"Tapi aku ada satu permintaan. Bolehkah aku meminta 10 butir pil anggrek salju?"
"Terima kasih."
Tetua Hua Tuo menerima semua tanaman obat itu dengan raut muka sumringah dan menyimpannya ke dalam cincin ruang. Kemudian dia melanjutkan dengan bertanya,
"Tapi untuk apa? Bukankah hanya pil biasa?"
"Pak tua kamu itu banyak bertanya, cepat berikan saja! Nanti setelah aku menjadi muridmu, aku akan memberikan banyak tanaman obat, aku janji!" goda Shen Zhou dengan menaik-turunkan alisnya berkali-kali ke arah tetua Hua Tuo.
"Ya," balas singkat Hua Tuo dengan mengerucutkan bibir.
Dia selalu kesal jika dipanggil pak tua oleh 'Bocah Tengik' itu. Kemudian dia mengeluarkan satu botol kecil berisi 10 butir pil anggrek salju. "Ini!"
Setelah menerima pil anggrek salju, Shen Zhou masuk berjalan perlahan menuju pintu besar lantai satu Pagoda Jari Emas. Tekanan gravitasi dan kepadatan energi chi di dalamnya sudah terasa sangat kuat, membuat dantian Shen Zhou bergejolak.
"Buka formasi!" teriak Tetua Huo dan pintu itu memunculkan siluet lingkaran emas di pintu besar dan terbuka dengan perlahan dengan suara gesekan pintu serta lantai sangat keras hingga memekakan telinga.
Shen Zhou pun masuk dan langsung bersila untuk menyerap pil anggrek salju sebelum naik ke lantai dua yang memiliki ujian yang cukup membuat Shen Zhou agak terdesak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments